Raut Wajahmu Di Angan.

Luna meraba sofa tempat ia berbaring. Matanya belum sepenuhnya terbuka. Ia terlihat mencari, merasakan Gio tak lagi di sisi. Luna beranjak, yang ia temukan hanyalah Dirinya yang berbalut selimut. Dengan kemeja putih kebesaran milik Gio yang masih melekat di tubuh.

"Mas Gio?" Luna mencari ke seluruh ruangan. Tak ditemukannya lelaki itu.

"Lun ..." Suara itu terdengar dari balik pintu kamar mandi. Gio ternyata sedang mandi.

"Iya, Mas. Aku tungguin Mas Gio di rumah ya. Aku ada syuting jam sepuluh." sahut Luna gugup. Peristiwa semalam terbayang dalam ingatannya. Membuat hati berdesir.

Pintu kamar mandi terbuka, Gio keluar dengan handuk terlilit di pinggangnya. Luna memalingkan wajah, ada perasaan menggebu saat melihat Gio yang setengah basah.

"Iya, Mas juga mau ganti baju dulu. "

Luna mengangguk lalu secepat mungkin keluar dari rumah itu menuju rumah utama.

"Non, mau makan apa? bibi bikinin sarapan ya." Bik Nani menyapanya. Tampak berkerut kening melihat Luna yang hanya memakai kemeja kebesaran.

"Apa aja deh Bi, aku mandi dulu ya."

Bik Nani melepas nona ke kamarnya dengan pandangan masih bertanya-tanya. Namun, setelah itu ia langsung bergegas menuju dapur, berbaur dengan para pelayan lain, segera membuat sarapan untuk Nona muda.

Luna merasakan guyuran air di sekujur tubuhnya. Ia meraba setiap inci tubuhnya yang berada di dalam pelukan Gio semalam. Juga meraba bibirnya yang sempat berciuman mesra dengan lelaki itu.

Kenapa Mas Gio selalu membayangi aku sekarang? Desah Luna.

Luna menepis semua pikiran liar itu. Ia segera menyudahi acara mandi. Sebab waktunya tak banyak lagi, ia harus segera pergi syuting.

...****************...

Selama berada di perjalanan, baik Gio atau Luna tak ada yang bersuara. Keduanya terdiam, kaku terasa. Entah mengapa, mereka jadi sulit untuk saling menyapa saat ini.

Namun, Gio sering melirik, melihat sekilas anak Tuan Rafli ini dengan pandangan yang tidak bisa ditebak. Rasanya sulit percaya pada apa yang telah terjadi pada mereka semalam.

"Mas Gio." Suara Luna memecah keheningan seketika.

"Iya Lun" sahut Gio pelan.

"Pulang syuting, aku pengen makan eskrim. Temenin ke kedai ya." ujar Luna sambil menatap Gio penuh harap.

Gio tidak menjawab tapi ia mengangguk dan Luna tidak melihat itu.

"Mas Gio jawab dong." kesal Luna sambil menatap Gio lagi.

"Iya Lun. Kan aku ngangguk tadi." sahut Gio berusaha tenang.

"Aku mana bisa tau." ujar Luna masih dengan mode ketus.

"Marah mulu Lun. Kamu jelek kalo lagi ngambek." kata Gio sambil tertawa. Luna melotot kesal mendengarnya.

"Aku benci sama mas Gio!"tukas Luna lagi, dengan tangan yang sudah bersidekap di depan dada.

"Kamu benci tapi minta aku peluk semalem." timpal Gio kalem. Luna memalingkan wajah yang sudah bersemu merah.

"Hmmmmm... Mas Gio." panggil Luna pelan, Gio menoleh.

"Apa Lun?" tanya Gio sambil menaikkan satu alisnya.

"Aku suka mas Gio peluk." ujar Luna malu-malu.

Gio memandang Luna sekilas. Bukan hanya Luna, ia pun menyukai kedekatan mereka semalam. Namun, Gio sadar ada jurang pemisah yang sangat besar di antara mereka berdua. Gio tidak ingin mengecewakan Dewi. Gio juga tidak mau mengecewakan Tuan Rafli. Sebab ia tahu Tuan Rafli hanya menganggapnya seorang pengawal bagi anak gadisnya itu. Tidak lebih.

"Lun ... Mas gak mau kita terlalu sering berdekatan seperti semalam." sahut Gio setenang mungkin.

Luna menatap Gio pias. Mungkin terlalu cepat mengartikan perasaannya pada lelaki itu. Tapi Luna memang mulai menyayangi Gio. Ia tidak bisa menampik itu.

"Mas Gio jahat!" Luna memalingkan wajah. Gio menatapnya gusar.

Saat tiba di lokasi syuting. Mbak Vinta langsung menyambut Luna. Gio hanya bersandar di samping mobil. Memperhatikan Luna yang sibuk dirias. Saat itulah seorang lelaki yang juga aktor dalam film itu mendekati Luna.

Mereka nampak akrab, Luna bahkan sudah terlihat ceria kembali. Ada rasa panas seketika menjalar di hati Gio melihat itu. Ia mencoba mengalihkan pandangan, berusaha tidak melihat Luna yang sedang bersenda gurau dengan lelaki itu.

Bahkan setelah syuting selesai dan mereka telah berada di dalam kedai eskrim, Gio sama sekali tidak mau memandang Luna.

Ia hanya fokus pada Eskrim nya.

"Ih, Mas Gio makannya belepotan deh." Luna meraih tissue lalu membersihkan eskrim yang berada di bawah bibir lelaki itu.

Gio diam saja mendapat perlakuan itu. Dadanya bergetar hebat. Luna membuat ia tak karuan.

"Papa kapan pulang ya Mas?" tanya Luna sambil memasukkan satu sendok suapan eskrim ke mulutnya.

"Kenapa Lun? Mau kabur lagi, dugem lagi?" tanya Gio sinis. Luna memandang Gio kesal.

"Apaan sih Mas, aku cuma mau tau aja kok." sahut Luna sambil meletakkan sendok eskrimnya.

"Papa kamu pulang satu minggu lagi." timpal Gio akhirnya. Luna tak lagi membalas.

"Mas Gio kapan ke Bandung lagi?"

"Nanti, bulan depan."

"Hmmmmmm, rumah Mas Gio dekat gak sama bukit?" tanya Luna antusias.

"Dekat banget malah. Ada air terjunnya juga."

"Hmmm aku mau ikut Mas Gio nanti." celetuk Luna.

Gio mengangkat kepalanya, menatap gadis itu lekat.

"Ngapain Lun, kamu disini aja. Mas pulang bukan buat liburan kok." sergah Gio cepat.

"Gak peduli! Pokoknya aku mau ikut. Kalo aku gak boleh ikut, aku bakal ke club malam lagi." ancam Luna sambil mengacungkan sendok eskrimnya.

"Lun ..."

"Gak ada bantahan. Mas Gio bisa ikut aku kemana aja. Kenapa aku gak boleh?!" protes Luna pada Gio yang sudah menggaruk kepalanya itu.

"Terserah kamu la Lun." jawab Gio akhirnya.

"Nah, gitu dong. Kan sama-sama enak." celetuk Luna puas.

Gio menatap gadis itu gusar namun ia tidak bisa menolak juga.

"Ayo pulang Mas, aku ngantuk."

Gio dan Luna menyudahi acara makan eskrim mereka. Terlihat, Luna nampak mengantuk. Jadwal Luna padat, ia jadi kurang tidur. Gio ingin segera sampai, tidak tega melihat gadis yang sudah terkantuk itu.

...****************...

Jarum jam menunjukkan pukul sebelas malam saat Gio menerima satu panggilan telepon. Dari Luna. Ia mengernyitkan dahi, mengapa gadis itu harus sampai meneleponnya segala.

"Iya Lun?" Gio membuka percakapan.

"Mas Gio, dimana?" tanya Luna lirih, suaranya terdengar meringis. Gio seketika merasakan cemas luar biasa.

"Kenapa Lun? kamu sakit?" Gio segera beranjak dari posisi rebahan nya.

"Mas, perut sakit lagi." Luna semakin meringis.

Gio bergegas memakai kaus tidurnya. Sementara bawahannya ia hanya memakai celana pendek. Tergesa ia setengah berlari menuju rumah utama. Menaiki tangga dengan cepat. Ia mengetuk pintu, melihat Luna sudah meringkuk dengan keringat dingin.

Gio segera mendekati gadis itu. Dipeluknya Luna ke dalam tubuhnya sendiri, lalu satu tangannya mengusap lembut perut gadis itu.

Tampak Luna mulai tenang, nafasnya kembali normal.

"Udah enakkan?" tanya Gio lembut. Luna mengangguk. "Mas kembali ke belakang ya." katanya lagi sambil melepaskan rengkuhan.

Namun, Luna kembali menahannya. Ia menatap Gio lama.

"Kiss me Mas." pinta Luna lirih. Gio memalingkan wajah. Sumpah, ia juga sangat menginginkan Luna. Bibir itu. Namun, Gio tidak bisa seperti ini terus.

"Lun ... jangan seperti ini." sahut Gio sama lirihnya, berusaha menekan semua perasaan yang ada.

"Mas Gio ..."

Gio memalingkan wajahnya lagi. Ia tidak bisa menahan pesona Luna. Dan sekali lagi, Gio tidak berhasil menguasai dirinya sendiri. Ia mulai memagut bibir merah itu, lembut lalu semakin cepat.

Tanpa sadar keduanya sama-sama sudah terbaring di atas ranjang. Gio bahkan telah mengecup salah satu gundukan besar milik gadis itu. Luna melenguh, merasakan miliknya yang masih perawan itu basah.

"Mas Gio ... aku sayang mas Gio." ujar Luna terbata-bata.

"Iya sayang, Mas juga." Gio kembali meneruskan kegiatannya.

melewati malam panjang dengan saling memberi kehangatan. Namun, saat Luna menuntun Gio untuk memasukinya, Gio menolak. Ia menggeleng.

"Sisakan ini untuk orang yang akan mencintaimu nanti, Lun."

Enntah mengapa, pedih hati Luna mendengarnya. Namun, ia tidak menjawab, membiarkan Gio merengkuhnya lagi sepanjang malam tanpa hal yang lebih berani lagi dari ini.

Terpopuler

Comments

lovely

lovely

dasar cewek agresif mntang berduit kucing di kasih ikan pasti mau tuh, keenakna s gio😜

2022-12-19

0

Frida Erfara

Frida Erfara

dmna nyari cowok kalo diajak makeout masih bisa tahan gak makelove?
ya cuman dinovel🤣🤣

2021-09-30

0

H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@

H!@t>🌟😉 Rekà J♡R@

ehemm.. Gio tahan ya guyss.. tp abis itu ttp mandi besar 🤣🤣

2021-07-23

0

lihat semua
Episodes
1 You Bitch!
2 Papa Dan Ajudan Pribadinya
3 Nona Muda Keras Kepala!
4 Mas Ku
5 Tanda Skenario
6 Raut Wajahmu Di Angan.
7 Dosa Terindah
8 Hakuna Matata
9 Berpasrah Pada Waktu
10 Jangan Lagi Rindu.
11 Kecewa
12 Waktu Yang Salah
13 Di Antara Kalian
14 I Just Wanna Scream!
15 Love Make Me Hurt.
16 To Much Love Will Kill You!
17 Fakir Asmara
18 Bukan Pengemis Cinta.
19 Please Listen To Me, Papa
20 Dongeng Sebelum Tidur
21 Mencintamu Dari Jauh
22 Dia Dia Dia
23 Kau Sampai Hati
24 Cinta Adalah Sebuah Ilusi
25 Sekeping Hati
26 Naluri
27 Gaun Putih Atau Merah?
28 Kau Yang Tercantik
29 Wedding Tears
30 Autum In London
31 Kerinduan
32 I Won't Forget The Way You Kissed
33 You're Still The One.
34 Crazy In Love !
35 Kak Zeva, Asistenku Yang Penuh Kejutan!
36 Seperti Yang Dulu
37 Satu Minggu Terakhir Di London
38 Buah Keikhlasan
39 Indonesia, Aku Kembali!
40 Bandung Dan Memori
41 Akhirnya Kita Bertemu
42 Ahad Syahdu
43 The First Night
44 Perfect Honeymoon
45 Patuh
46 Waktu Yang Berharga
47 Maag Kronis
48 Home Sweet Home
49 Sexy Wife
50 Bolehkah egois?
51 Mas Gio Merajuk!
52 Gak Mau Kamu Marah Lagi.
53 Kopi Asin
54 Numpang Promo ya
55 Aku Artis? Aku Orang Biasa.
56 Sebuah Keinginan
57 Sang Penggoda
58 Level Bucin Yang Diidamkan
59 Dua Garis Biru
60 Kado Terindah
61 Waktu Yang Dinanti
62 Morning Sickness
63 Basmi Kutu Gatal
64 Ngidam
65 Jalan Pagi
66 Tujuh Bulanan Di Bandung.
67 Dirgantara.
68 Pengumuman
69 Numpang Promo
Episodes

Updated 69 Episodes

1
You Bitch!
2
Papa Dan Ajudan Pribadinya
3
Nona Muda Keras Kepala!
4
Mas Ku
5
Tanda Skenario
6
Raut Wajahmu Di Angan.
7
Dosa Terindah
8
Hakuna Matata
9
Berpasrah Pada Waktu
10
Jangan Lagi Rindu.
11
Kecewa
12
Waktu Yang Salah
13
Di Antara Kalian
14
I Just Wanna Scream!
15
Love Make Me Hurt.
16
To Much Love Will Kill You!
17
Fakir Asmara
18
Bukan Pengemis Cinta.
19
Please Listen To Me, Papa
20
Dongeng Sebelum Tidur
21
Mencintamu Dari Jauh
22
Dia Dia Dia
23
Kau Sampai Hati
24
Cinta Adalah Sebuah Ilusi
25
Sekeping Hati
26
Naluri
27
Gaun Putih Atau Merah?
28
Kau Yang Tercantik
29
Wedding Tears
30
Autum In London
31
Kerinduan
32
I Won't Forget The Way You Kissed
33
You're Still The One.
34
Crazy In Love !
35
Kak Zeva, Asistenku Yang Penuh Kejutan!
36
Seperti Yang Dulu
37
Satu Minggu Terakhir Di London
38
Buah Keikhlasan
39
Indonesia, Aku Kembali!
40
Bandung Dan Memori
41
Akhirnya Kita Bertemu
42
Ahad Syahdu
43
The First Night
44
Perfect Honeymoon
45
Patuh
46
Waktu Yang Berharga
47
Maag Kronis
48
Home Sweet Home
49
Sexy Wife
50
Bolehkah egois?
51
Mas Gio Merajuk!
52
Gak Mau Kamu Marah Lagi.
53
Kopi Asin
54
Numpang Promo ya
55
Aku Artis? Aku Orang Biasa.
56
Sebuah Keinginan
57
Sang Penggoda
58
Level Bucin Yang Diidamkan
59
Dua Garis Biru
60
Kado Terindah
61
Waktu Yang Dinanti
62
Morning Sickness
63
Basmi Kutu Gatal
64
Ngidam
65
Jalan Pagi
66
Tujuh Bulanan Di Bandung.
67
Dirgantara.
68
Pengumuman
69
Numpang Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!