I Just Wanna Scream!

Mungkin kalau Tuhan berkenan,

Aku hanya ingin mengulang waktu

Dimana cinta tidak perlu tumbuh

Dimana tak ada aku juga kamu

Taukah, tersenyum saat hati dikecewakan?

Rasanya seperti sedang menikam diri sendiri.

...****************...

Mengalah pada Takdir? atau lebih tepatnya pasrah pada keadaan. Mungkin, di antara banyaknya teguran, teguran kali ini adalah yang paling sakit yang pernah Luna rasakan.

Laluna Bachtiar, dari sekian banyak pria yang menggilainya, membayangkan Laluna di setiap tidur malam mereka, mengharapkan cinta mereka disambut oleh Luna, nyatanya tak mampu mengalahkan pesona seorang lelaki bernama Giovanni Halim.

Sang supir sekaligus ajudan pribadi kepercayaan ayahnya. Gio, telah membuat Luna jatuh cinta teramat dalam dan juga kecewa yang sama dalamnya. Luna yang pernah hampir kehilangan kesuciannya jika Gio tak mampu melawan hasrat. Ia bersyukur, masih memiliki itu sampai hari ini.

Di ujung jalan sepi, masih di Bandung Luna berhenti. Ia berdiri bersandar di pinggir mobil. Matanya menengadah ke langit. Hatinya bergemuruh, jiwanya bergejolak. Mencoba bertanya pada langit atas ketidakadilan yang ia terima hari ini.

"Aaaaaaarrrrrrgghhhhhhh." teriak Luna sekeras mungkin di pinggir jalan sepi itu.

"Kenapa Tuhan? kenapa aku harus mencintai Mas Gio? kenapa juga aku harus kehilangan dia? Kenapa ini harus terjadi padaku?" raung Luna dengan air mata yang sudah merebak.

"Adilkah ini Tuhan? Aku sudah jadi anak baik. Aku ... aku cuma minta Mas Gio. Tapi, kenyataannya berlawanan. Aku harus merelakannya bersama wanita yang memang sudah lebih dulu mendapatkan cintanya. Tuhan, buatlah aku membencinya! Agar hilang rasa ini. Agar tenang hati ini. Dan Tuhan... meski aku kecewa, tolong berilah Mas Gio kebahagiaan meski tak lagi bersamaku."

Pada akhirnya, sekeras apa pun Luna mencoba untuk melawan, memaki, namun hatinya tetap saja mendoakan yang terbaik bagi lelaki yang ia cintai itu.

Luna berjalan meraih sesuatu dari dalam dompetnya. Sebuah fotonya dan Gio yang sedang tersenyum. Airmata Luna kembali menetes mengenai permukaan foto.

"Selamat tinggal Mas Gio, selamat berbahagia dengannya. Semoga hatiku bisa cepat sembuh, bersiap menyambut cinta yang baru." Luna mencium wajah Gio dalam foto itu kemudian dengan perlahan tapi pasti ia merobek foto itu hingga menjadi serpihan kecil. Melayang di udara, kemudian terhempas jatuh ke tanah.

Luna berjalan gontai menuju mobilnya lagi. Dilajukan kembali deru mesin mobil menuju Jakarta. Tempat yang Luna pastikan tak akan lama lagi ia diami. Sebab Luna tak mau terus-terusan dihantui cinta yang semakin tumbuh dari hari ke hari. Sebab Luna ingin memberi kesempatan pada dirinya sendiri untuk menata hati.

Tidak di Jakarta. Dimana setiap sudutnya selalu ada kenangan antara mereka berdua.

...****************...

Papa menyambut Luna hangat saat ia tiba di rumah. Anak gadisnya nampak cantik seperti biasa. Make up mampu menyembunyikan matanya yang sembab.

"Cepat banget pulangnya?" tanya papa setelah lelaki itu melepaskan pelukannya.

"Iya Pa, Luna ada syuting besok, jadi gak mau nanti buru-buru." sahut Luna beralasan.

"Mas mu belum balik?"

"Ehmmm besok pa." jawab Luna singkat.

"Ya sudah, istirahat sana. Nanti papa minta Bibi antarkan makanan ke kamar ya."

"Gak usah pa, Luna tar malem ada janji mau dinner bareng teman." sergah Luna.

"Tapi Mas mu gak ada Lun, siapa nanti yang jagain kamu." ujar Papa sedikit tidak rela.

"Teman Luna anak baik kok Pa. Lawan main Luna di film."

Papa menghela nafas berat.

"Ya sudah, tapi hati-hati ya, Papa khawatir kamu keluar selain sama Mas mu."

"Makasih ya Pa, percaya Luna ya." Gadis itu mencium pipi papa sekilas.

Papa hanya mengangguk dan tertawa menanggapi tingkah putrinya yang manja itu.

Luna menghempaskan tubuhnya ke ranjang. Ia mengelus tato Hakuna Matata di atas dadanya. Dulu, Gio suka sekali mengecupnya.

"Jangan khawatir, semua masalah akan ada jalan keluarnya." gumamnya lirih berusaha mengartikan makna simbol itu.

Dering ponselnya berbunyi, Luna segera melihat siapa yang meneleponnya. Adit. Luna memaksa seulas senyum sebelum menerima panggilan itu.

"Malem juga Dit." balas Luna saat ia telah menerima panggilan telepon itu.

"Jadi kan jalan bareng aku malam ini?" Tanya Adit penuh harap.

"Jadi kok, Luna udah di rumah nih." Sahut Lun sumringah.

"Nanti aku jemput ya. Gak sabar mau ketemu kamu." Kata Adit bahagia.

"Iya, aku juga." Sahut Luna pelan.

"Bye Lun."

Luna melempar lagi ponselnya ke sembarang. Ia masih betah telentang di atas ranjangnya. Luna menatap sekeliling, kamar ini sering menjadi saksi bisu saat Gio dan ia menghabiskan waktu saling menghangatkan.

Teringat itu, jantung Luna kembali berdetak lebih cepat. Darahnya berdesir. Betapa ia membutuhkan Gio lebih dari apapun. Namun, kini semuanya telah berbeda. Luna harus bisa menerima semua itu.

"Mas Gio..."

Ingatan Luna melayang. Saat malam dingin, ketika Jakarta disapa hujan. Gio menemani Luna di dalam kamarnya. Lelaki itu telah mencumbu dirinya sejak entah sudah berapa lama.

Saat itu juga Luna rasanya sudah tidak tahan. Meminta Gio segera memasukinya, Luna ingin menyerahkan hal yang paling berharga itu untuk Gio. Namun, lagi-lagi Gio menolak.

"Jangan Lun, Mas sayang sama kamu, tapi mas gak mau ngambil yang bukan hak mas. Hanya suami kamu yang berhak atas ini." ujar Gio sambil menenangkan Luna yang sudah terbakar gairah dewasanya.

"Make love, Mas. Please ..." pinta Luna lirih. Matanya sendu, kilatan gairahnya memancar membuat Gio juga harus mati-matian menahan hasrat yang menjalar dari area bawah tubuhnya.

"Tidak Lun, tahanlah Sayang." Gio memeluk Luna erat, mengusap punggung gadis yang terpancing gairah itu lembut.

Perlahan Luna mulai bisa menguasai diri. Ia meletakkan telapak tangannya di pipi Gio, mengusap wajah lelaki itu penuh kasih.

"Makasih Mas." Luna menunduk malu. Entah sudah keberapa kali ia meminta Gio untuk bercinta dengannya. Namun lelaki itu selalu berhasil mengendalikan diri, padahal Luna tahu, Gio juga harus berjuang keras melawan nafsunya sendiri.

Terkenang itu membuat Luna jadi bertanya-tanya apa Gio juga tidak melakukannya bersama Dewi? Luna memejamkan mata, berusaha menghilangkan segala prasangka.

Lebih baik ia mandi, bersiap mempercantik diri untuk menyambut Adit beberapa jam lagi.

...****************...

Luna dan Adit telah berada di sebuah restoran. Malam ini, suasana romantis nampak melingkupi keduanya. Luna tetap saja cantik dengan rambut yang kini ia kuncir kuda, dress selutut nya berwarna cerah.

Ada beberapa media yang tak sengaja mengambil foto mereka. Luna tak peduli, ia membiarkan para paparazi membidikkan kamera.

"Suka gak Lun?" tanya Adit yang sangat tampan dengan kemeja santai yang membentuk tubuh atletisnya.

"Suka, makasih ya." Luna menyunggingkan senyum.

"Ehmmmmm, Lun, ada yang mau aku omongin sama kamu." ujar Adit gugup.

"Mau ngomong apa Dit?" tanya Luna sembari menghisap minumannya.

"Lun, aku suka sama kamu. "

Deg.

Luna terdiam, tidak mampu menjawab. Ia baru saja patah hati. Belum siap menerima lelaki baru secepat ini. Luna menatap Adit pias kala wajah yang penuh harap itu berganti menjadi wajah Gio dalam bayangannya yang mulai kabur. Luna limbung ditempatnya duduk.

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

sembuhkan hati dulu lah jangan cinta2an dulu..

2022-06-02

0

Wullan Cahyo

Wullan Cahyo

sumpah Thor nangis beneran aku 😭😭😭 berasa kek aku yg di lukai

2021-12-25

0

Oerifah Rifah

Oerifah Rifah

novel pertama yg membuatku.bergetar

2021-05-25

0

lihat semua
Episodes
1 You Bitch!
2 Papa Dan Ajudan Pribadinya
3 Nona Muda Keras Kepala!
4 Mas Ku
5 Tanda Skenario
6 Raut Wajahmu Di Angan.
7 Dosa Terindah
8 Hakuna Matata
9 Berpasrah Pada Waktu
10 Jangan Lagi Rindu.
11 Kecewa
12 Waktu Yang Salah
13 Di Antara Kalian
14 I Just Wanna Scream!
15 Love Make Me Hurt.
16 To Much Love Will Kill You!
17 Fakir Asmara
18 Bukan Pengemis Cinta.
19 Please Listen To Me, Papa
20 Dongeng Sebelum Tidur
21 Mencintamu Dari Jauh
22 Dia Dia Dia
23 Kau Sampai Hati
24 Cinta Adalah Sebuah Ilusi
25 Sekeping Hati
26 Naluri
27 Gaun Putih Atau Merah?
28 Kau Yang Tercantik
29 Wedding Tears
30 Autum In London
31 Kerinduan
32 I Won't Forget The Way You Kissed
33 You're Still The One.
34 Crazy In Love !
35 Kak Zeva, Asistenku Yang Penuh Kejutan!
36 Seperti Yang Dulu
37 Satu Minggu Terakhir Di London
38 Buah Keikhlasan
39 Indonesia, Aku Kembali!
40 Bandung Dan Memori
41 Akhirnya Kita Bertemu
42 Ahad Syahdu
43 The First Night
44 Perfect Honeymoon
45 Patuh
46 Waktu Yang Berharga
47 Maag Kronis
48 Home Sweet Home
49 Sexy Wife
50 Bolehkah egois?
51 Mas Gio Merajuk!
52 Gak Mau Kamu Marah Lagi.
53 Kopi Asin
54 Numpang Promo ya
55 Aku Artis? Aku Orang Biasa.
56 Sebuah Keinginan
57 Sang Penggoda
58 Level Bucin Yang Diidamkan
59 Dua Garis Biru
60 Kado Terindah
61 Waktu Yang Dinanti
62 Morning Sickness
63 Basmi Kutu Gatal
64 Ngidam
65 Jalan Pagi
66 Tujuh Bulanan Di Bandung.
67 Dirgantara.
68 Pengumuman
69 Numpang Promo
Episodes

Updated 69 Episodes

1
You Bitch!
2
Papa Dan Ajudan Pribadinya
3
Nona Muda Keras Kepala!
4
Mas Ku
5
Tanda Skenario
6
Raut Wajahmu Di Angan.
7
Dosa Terindah
8
Hakuna Matata
9
Berpasrah Pada Waktu
10
Jangan Lagi Rindu.
11
Kecewa
12
Waktu Yang Salah
13
Di Antara Kalian
14
I Just Wanna Scream!
15
Love Make Me Hurt.
16
To Much Love Will Kill You!
17
Fakir Asmara
18
Bukan Pengemis Cinta.
19
Please Listen To Me, Papa
20
Dongeng Sebelum Tidur
21
Mencintamu Dari Jauh
22
Dia Dia Dia
23
Kau Sampai Hati
24
Cinta Adalah Sebuah Ilusi
25
Sekeping Hati
26
Naluri
27
Gaun Putih Atau Merah?
28
Kau Yang Tercantik
29
Wedding Tears
30
Autum In London
31
Kerinduan
32
I Won't Forget The Way You Kissed
33
You're Still The One.
34
Crazy In Love !
35
Kak Zeva, Asistenku Yang Penuh Kejutan!
36
Seperti Yang Dulu
37
Satu Minggu Terakhir Di London
38
Buah Keikhlasan
39
Indonesia, Aku Kembali!
40
Bandung Dan Memori
41
Akhirnya Kita Bertemu
42
Ahad Syahdu
43
The First Night
44
Perfect Honeymoon
45
Patuh
46
Waktu Yang Berharga
47
Maag Kronis
48
Home Sweet Home
49
Sexy Wife
50
Bolehkah egois?
51
Mas Gio Merajuk!
52
Gak Mau Kamu Marah Lagi.
53
Kopi Asin
54
Numpang Promo ya
55
Aku Artis? Aku Orang Biasa.
56
Sebuah Keinginan
57
Sang Penggoda
58
Level Bucin Yang Diidamkan
59
Dua Garis Biru
60
Kado Terindah
61
Waktu Yang Dinanti
62
Morning Sickness
63
Basmi Kutu Gatal
64
Ngidam
65
Jalan Pagi
66
Tujuh Bulanan Di Bandung.
67
Dirgantara.
68
Pengumuman
69
Numpang Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!