To Much Love Will Kill You!

Keesokan harinya, Luna benar-benar memantapkan hati untuk tidak banyak berbicara pada Gio. Juga tidak pula mau menatap Gio terlalu lama. Kalau biasanya, Luna akan duduk di depan, kini gadis itu memilih duduk di belakang.

Luna berusaha tenang, tetap memberi senyum pada Gio yang memandangnya nelangsa. Namun, ia sangat membentengi dirinya. Bahkan saat Gio ingin menemaninya masuk ke dalam ruang pemeriksaan, Luna tidak mengizinkan.

"Mas Gio tunggu di luar saja ya." Luna tersenyum sesaat membuat langkah Gio terhenti.

Gio, kalau boleh memilih, ia ingin Luna memakinya saja, atau menunjukkan raut benci setiap kali mereka bertemu. Namun, Luna malah tidak begitu. Ia tenang sekali, bahkan tetap memberi senyum terindahnya, membuat Gio semakin terkungkung dalam rasa bersalah.

Gio ingat saat Luna pulang waktu itu, ia menghampiri Dewi.

"Wi, maafkan Mas, Mas sangat mencintai Luna. Mas gak meneruskan hubungan ini lagi." Kata-kata itu meluncur begitu saja dari bibirnya.

Dewi menutup mulut, ia memohon pada Gio untuk tidak memutuskan hubungan mereka.

"Mas Gio, jangan tinggalin aku. Aku gak bisa hidup tanpa kamu." Gadis ayu itu meraung.

"Tapi Mas benar mencintai Luna, Wi." Gumam Gio putus asa.

"Aku bakal bunuh diri, kalo Mas memutuskan hubungan kita!" Ancam Dewi saat itu, membuat Gio tak bisa apa-apa lagi.

Ada dua wanita yang telah terluka karenanya. Yang satu memilih mengalah, sedang yang satu tak akan mundur walau selangkah.

Tatapan Gio beralih pada Luna yang telah keluar dari dalam ruangan pemeriksaan.

"Sakit apa Lun?" Tanya Gio khawatir.

"Cuma Maag aku aja yang sering kambuh Mas." Sahut Luna masih dengan senyum terbaiknya.

"Lun, Mas gak mau kamu sakit. Cukup hati kamu yang udah Mas obrak abrik, jangan fisik juga ikut menderita. Mas mohon, jangan telat makan lagi ya, sebab sekarang Mas gak bisa lagi mengusap perutmu kalau sakit itu datang." Ujar Gio lirih. Luna mengangguk, menahan airmata yang siap jatuh. Ia tidak boleh terlihat lemah, Ia akan menunjukkan pada Gio bahwa ia baik-baik saja.

"Iya Mas, aku gak akan telat makan lagi." Sahut Luna ringan. Ia kemudian kembali ke mobil, disusul Gio juga.

Saat sedang dalam perjalanan pulang, teleponnya berbunyi.

"Iya Dit, Oh itu, iya aku udah sehat kok." Suara Luna riang, Gio tahu Adit sedang meneleponnya. Lelaki itu menghembuskan nafas kasar. Ia cemburu.

"Makasih ya Dit, iya aku gak bakal telat makan kok. Iya, bye Dit." Luna mengakhiri sambungan telepon itu.

Gio menahan cemburu yang seketika membakar di hatinya. Ia menatap Luna yang sedang menatap samping jalan.

"Kita mau kemana sekarang?" Tanya Gio dingin.

"Pulang aja Mas, aku juga lagi gak ada jadwal syuting kok." Sahut Luna tanpa melihat Gio.

Gio ingin sekali merengkuh Luna. Gadis kesayangannya yang telah ia buat kecewa itu. Gio selalu memperlakukan Luna dengan lembut, bahkan saat mereka sedang bermesraan, lelaki itu memperlakukan Luna dengan sangat lembut, takut Luna terluka, seakan gadis itu benda berharga yang bisa pecah kapan saja.

Gio mencintai Luna, namun semuanya terlambat. Ia terlalu lama mengulur waktu. Sampai pada akhirnya, Luna tahu semuanya sebelum ia sempat memutuskan Dewi. Katakanlah ia egois, tapi sejujurnya kalau diminta memilih, Gio akan memilih Luna.

"Lun, Mas gak ke Bandung bulan depan." Ujar Gio memecah keheningan. Luna mengangkat kepalanya, awalnya ia sedikit terkejut, namun setelah itu ia bersikap biasa lagi.

"Gak papa kok Mas mau pulang kampung nanti, aku bisa nyetir sendiri selama Mas gak ada." Sahut Luna menepis senyum yang tadi sudah terbit di wajah Gio, ia berharap sekali Luna menyambut antusias berita tadi. Tapi kenyataannya tidak demikian.

Luna sangat biasa. Seolah dulu tak pernah terjadi sesuatu di antara mereka. Luna sadar, Gio sedang lekat menatapnya. Namun, Luna memilih mengacuhkan lelaki itu dengan menyibukkan diri dengan layar ponsel.

Aku tidak mau Mas, membalas tatapan mu itu. Sebab lebih dari sepuluh detik aku menatapmu, maka ku pastikan aku akan kembali menyerahkan diriku untukmu.

Luna membatin, tidak mau peduli pada Gio yang berharap sekali Luna mau berbicara banyak padanya.

"Aku masuk ya Mas." Luna melambai, hendak berlari menuju kamarnya saat mereka telah sampai.

Gio hanya menatap Luna dengan pandangan kosong. Apa ini namanya patah hati? Gio sendiri akhirnya berjalan gontai menuju rumahnya sendiri.

Ia terkenang saat pertama bertemu Luna yang angkuh di bandara. Lalu Luna yang seenaknya saja masuk ke kamarnya. Lalu suara desahan gadis itu setiap kali ia mencumbu Luna nya yang manja itu. Gio mengusap wajahnya perlahan.

"Aku benar-benar kehilanganmu, Luna." Ujar Gio penuh kegetiran saat ia telah merebahkan tubuhnya di atas ranjang.

Sementara di kamarnya sendiri, Luna mengeluarkan baju kaus Gio yang sengaja ia simpan di lemarinya. Luna membawanya menuju ranjang. Gadis itu memeluk kaus itu erat sekali.

"Mas Gio, bajumu ku curi satu boleh ya? Agar ketika aku rindu sekali padamu, aku bisa memeluk mu lewat baju ini. " Ujar Luna lirih sekali.

Di tempat yang sama kini Luna dan Gio bagai di belahan jurang yang berbeda. Mereka hanya bicara seperlunya saja, benar-benar terasa asing.

"Luna." Suara berat papa terdengar. Buru-buru Luna menyimpan kaus itu di balik selimut.

"Papa ngagetin aja!" Ujar Luna sambil duduk bersidekap.

"Gimana hasil pemeriksaan tadi Lun?"

"Baik aja kok Pa..Cuma kecapean suka telat makan." Sahut Lun ringan sementara papanya sudah melotot hebat .

"Lun, sehat-sehat, papa cuma punya kamu sekarang." Lirih papa sembari memeluk Luna.

Luna mengangguk, ia jadi teringat Mama lagi.

"Papa juga ya, kan masih pengen lihat Luna menikah dan punya banyak anak lucu. " Sahut Luna dengan suara bergetar.

"Kamu banyak berubah Lun, kamu baik, kamu gak lagi suka marah-marah. Mas mu yang telah banyak membantu kamu berubah."

Iya pa, Mas Gio itu paket komplit. Sampe aku juga akhirnya luluh pada nya. Sayang, semua berlawanan. Mas Gio sudah punya belahan jiwanya.

Luna melepaskan pelukan papa sesaat. Lalu menatap mata papanya dalam seolah membuatnya ingin menyelam di sana.

"Pa... izinkan Luna yang mengelola perusahaan kita di London." Ujar Luna mantap.

Tuan Rafli menatap anak gadisnya dengan pandangan menerka. Pasalnya selama ini, Luna memang terkenal tidak mau ambil pusing dengan perusahaan mereka.

Namun kini, permintaan meluncur begitu saja dari bibirnya.

"Papa gak bisa jawab sekarang, terlalu cepat dan buru-buru." Sahut Papa tenang.

Luna mengangguk paham, tapi ia tidak akan menyerah untuk membuat papa merelakan lagi kepergiannya keluar negeri. Ia ingin benar-benar menghindari Gio. Daripada ia harus bersikap acuh pada Gio, dan juga sebagai upaya untuk melupakan lelaki itu.

*Sebab melupakanmu bukan hal yang mudah,

Sementara luka ku masih saja kau jamah.

-Elegi Laluna*.

Terpopuler

Comments

Riska Wulandari

Riska Wulandari

aku suka Luna yg begini..Gio bakalan lebih tersiksa dgn melihat Luna move on..g sabar liat Gio ngemis cinta ke Luna..Gio harud jadi cowok gentle dulu baru pantes sama Luna bukan banci kek skr..

2022-06-02

0

Irmayanti Dara

Irmayanti Dara

Luna tegar banged sumpahhhh, dulu waktu gebetan gue deket bgd sama cwo aja gue udh mewek parahhhhhh sampe bengkak mata🤭🤭

2022-05-21

0

Purnama Dewi

Purnama Dewi

Sakit tak berdarah
Terluka tak nampak
kesepian tak ada habisnya

2022-01-13

0

lihat semua
Episodes
1 You Bitch!
2 Papa Dan Ajudan Pribadinya
3 Nona Muda Keras Kepala!
4 Mas Ku
5 Tanda Skenario
6 Raut Wajahmu Di Angan.
7 Dosa Terindah
8 Hakuna Matata
9 Berpasrah Pada Waktu
10 Jangan Lagi Rindu.
11 Kecewa
12 Waktu Yang Salah
13 Di Antara Kalian
14 I Just Wanna Scream!
15 Love Make Me Hurt.
16 To Much Love Will Kill You!
17 Fakir Asmara
18 Bukan Pengemis Cinta.
19 Please Listen To Me, Papa
20 Dongeng Sebelum Tidur
21 Mencintamu Dari Jauh
22 Dia Dia Dia
23 Kau Sampai Hati
24 Cinta Adalah Sebuah Ilusi
25 Sekeping Hati
26 Naluri
27 Gaun Putih Atau Merah?
28 Kau Yang Tercantik
29 Wedding Tears
30 Autum In London
31 Kerinduan
32 I Won't Forget The Way You Kissed
33 You're Still The One.
34 Crazy In Love !
35 Kak Zeva, Asistenku Yang Penuh Kejutan!
36 Seperti Yang Dulu
37 Satu Minggu Terakhir Di London
38 Buah Keikhlasan
39 Indonesia, Aku Kembali!
40 Bandung Dan Memori
41 Akhirnya Kita Bertemu
42 Ahad Syahdu
43 The First Night
44 Perfect Honeymoon
45 Patuh
46 Waktu Yang Berharga
47 Maag Kronis
48 Home Sweet Home
49 Sexy Wife
50 Bolehkah egois?
51 Mas Gio Merajuk!
52 Gak Mau Kamu Marah Lagi.
53 Kopi Asin
54 Numpang Promo ya
55 Aku Artis? Aku Orang Biasa.
56 Sebuah Keinginan
57 Sang Penggoda
58 Level Bucin Yang Diidamkan
59 Dua Garis Biru
60 Kado Terindah
61 Waktu Yang Dinanti
62 Morning Sickness
63 Basmi Kutu Gatal
64 Ngidam
65 Jalan Pagi
66 Tujuh Bulanan Di Bandung.
67 Dirgantara.
68 Pengumuman
69 Numpang Promo
Episodes

Updated 69 Episodes

1
You Bitch!
2
Papa Dan Ajudan Pribadinya
3
Nona Muda Keras Kepala!
4
Mas Ku
5
Tanda Skenario
6
Raut Wajahmu Di Angan.
7
Dosa Terindah
8
Hakuna Matata
9
Berpasrah Pada Waktu
10
Jangan Lagi Rindu.
11
Kecewa
12
Waktu Yang Salah
13
Di Antara Kalian
14
I Just Wanna Scream!
15
Love Make Me Hurt.
16
To Much Love Will Kill You!
17
Fakir Asmara
18
Bukan Pengemis Cinta.
19
Please Listen To Me, Papa
20
Dongeng Sebelum Tidur
21
Mencintamu Dari Jauh
22
Dia Dia Dia
23
Kau Sampai Hati
24
Cinta Adalah Sebuah Ilusi
25
Sekeping Hati
26
Naluri
27
Gaun Putih Atau Merah?
28
Kau Yang Tercantik
29
Wedding Tears
30
Autum In London
31
Kerinduan
32
I Won't Forget The Way You Kissed
33
You're Still The One.
34
Crazy In Love !
35
Kak Zeva, Asistenku Yang Penuh Kejutan!
36
Seperti Yang Dulu
37
Satu Minggu Terakhir Di London
38
Buah Keikhlasan
39
Indonesia, Aku Kembali!
40
Bandung Dan Memori
41
Akhirnya Kita Bertemu
42
Ahad Syahdu
43
The First Night
44
Perfect Honeymoon
45
Patuh
46
Waktu Yang Berharga
47
Maag Kronis
48
Home Sweet Home
49
Sexy Wife
50
Bolehkah egois?
51
Mas Gio Merajuk!
52
Gak Mau Kamu Marah Lagi.
53
Kopi Asin
54
Numpang Promo ya
55
Aku Artis? Aku Orang Biasa.
56
Sebuah Keinginan
57
Sang Penggoda
58
Level Bucin Yang Diidamkan
59
Dua Garis Biru
60
Kado Terindah
61
Waktu Yang Dinanti
62
Morning Sickness
63
Basmi Kutu Gatal
64
Ngidam
65
Jalan Pagi
66
Tujuh Bulanan Di Bandung.
67
Dirgantara.
68
Pengumuman
69
Numpang Promo

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!