Story' Of Blue Sky
you know why the sky is blue?
-Langit Biru
Biru menatap pantulan bayangan tubuhnya di depan cermin ia meneliti pakaian yang melekat di tubuhnya saat ini. 'Masih sama'. Tidak ada yang berbeda dari pakaian yang ia kenakan dulu hanya saja mungkin tempatnya yang berbeda. Ia menatap wajahnya dengan intens di kaca full itu meneliti setiap inci bagian wajahnya takut ada sesuatu yang akan menjadi bahan gunjingan dari orang-orang kepada dirinya nanti. Dan jawabannya sama tidak ada yang berubah. Lamunannya berubah ketika sebuah suara membuat aksinya mematung depan cermin terhenti.
"Biru turun sarapan berhenti liatin kaca trus" teriak suara dari lantai bawah rumah.
"Iya Bun bentar" ucap gadis itu kemudian mengambil tas ransel berwarna biru miliknya bergegas keluar kamar dan menuruni anak tangga.
"Udah kak masih sama kok! nggak usahlah liatin kaca mulu narsis amat sih" ucap seorang anak yang baru beranjak remaja kini duduk di kelas 9 sekolah menengah pertama.
"Apaan si Ga kakak nggak narsis tau, takutnya nanti kakak jadi pusat perhatian orang-orang kayak cerita yang kakak baca di novel kemarin malam cerita gadis murid baru yang jadi bahan pembicaraan ketika dia baru masuk sekolah" ucap gadis itu sambil mengoles selai ke roti tawarnya.
Sontak gelak tawa menggema di dalam ruang makan minimalis yang sederhana itu.
"Kakak, kakak lagian mengahayal melulu sih kerjaannya. Lagian siapa yang malu liat kamu, kita juga bukan berasal dari keluarga berada dan kita pindah kesini bukan karena ayah kamu bangun perusahaan disini tapi karena dia di mutasi" ucap Nanda tertawa melihat tingkah putrinya yang selalu membayangkan menjadi seorang gadis terkenal di sekolahnya.
"Bener yang di bilang bunda kamu Bir, ayahkan di mutasi bukan naik jabatan. Lagian di sekolah baru kamu juga nggak ada kenalan ayah jadi nggak bakal ada yang memperhatikan kamu. Lebih baik kamu makan yang banyak terus di sekolah belajar yang rajin, biar jadi----" ucapnya menjeda kalimat terakhir.
"Anak pintar" sahut jingga tak kalah keras.
"Ish kalian mah aturan dukung Biru bukan malah di ledekin katanya keluarga" rutuk nya kesal kemudian mengigit roti itu dengan sekali suapan.
"Justru itu kak, keluarga saling mengingatkan jika ada keluarganya yang kehaluan tingkat tinggi" lanjut jingga meledek Biru.
"Udah Ga nggak usah ganggu kakak mu, cepat abisin makanannya biar papa bisa ngantar kalian tepat waktu" usil Nanda.
****
Disinilah sekarang Biru berada mendongakkan kepalanya melihat gapura besar di atas gerbang. "SMA Garuda". Biru meneguk salivanya dalam-dalam SMA baru di sekolah barunya di daerah Bandung. Ya mereka pindah karena ayahnya di mutasi ke kota Bandung. Dan alasan kepindahan tidak di ceritakan oleh kedua orang tua mereka.
"Jakarta Bandung apakah mereka sama?" ucap Biru membatin ia kemudian menggenggam tali tasnya kuat-kuat berjalan mengikuti murid yang berseragam putih abu sama dengan nya.
"Jadi kamu Al Biru Verandita Rahman, pindahan dari SMA Nasional Jakarta?" Tanya kepala sekolah bertubuh bongsor itu pada Biru.
"Iya pak" ucap Biru dengan sopan.
"Baiklah kamu masuk di kelas 11 MIPA 1, dan silahkan ke ruangan guru cari namanya buk Anisa dia wali kelas kamu. Ruangannya di sebelah ruangan saya ada tulisannya" ucap bapak kepala sekolah yang bername tag Budianto Rahardjo.
"Apa ada yang ingin di tanyakan lagi Albiru?" Tanya pak Budi kepada biru.
"Nggak pak terimakasih" ucap biru kemudian pamit menuju
"Iya baiklah" ucap bapak itu.
*****
"Baiklah Nak silahkan perkenalkan diri kamu" ucap ibu Anis ketika mereka sudah berada di dalam kelas 11 MIPA 1 .
Semua murid yang berada di dalam kelas itu menatap biru dengan tatapan yang sulit di artikan.
"Apa gue udah kayak cewek di cerita novel itu kali, segitunya mereka memperhatikan gue" ucap Biru membatin tersenyum gembira.
"Silahkan nak" ucap ibu Anis lagi. Biru mengangguk menjawab perintah Bu Anis.
"Perkenalkan nama saya, Al Biru Verandita Rahman saya pindahan dari SMA Nasional Jakarta" ucapnya dalam satu tarikan napas.
'jadi namanya Al Biru'
'Biasa aja wajahnya, nggak cantik-cantik amat'
'masih cantik Sabrina adik kelas itu'
'iya gue juga bilang apa murid baru ini kalah saing dengan murid baru di sebelah'
'Sabrina juga pindahan dari Jakarta kan, beruntung banget dia baru kemarin masuk udah di ajak gabung di geng most wanted'
'kalau nggak salah Sabrina itu anak orang kaya juga, soalnya dia tadi diantar naik mobil yang beda kayak kemarin'
'beruntung ya dia' . Ucap mereka berbisik-bisik.
Bagikan terdejavu semua perkataan keluarganya tadi pagi jadi kenyataan. Siapa juga yang ingin memperhatikan gadis biasa seperti dia, sadar Biru kamu bukan gadis cantik dan kaya jadi tidak mungkin kau akan mudah terkenal apalagi jadi most wanted girl dalam sekejap! Ucapnya menampar dirinya sendiri.
"Baiklah Al biru silahkan kamu duduk di tempat Anastasya, Anastasya silahkan angkat tangan mu" ucap Buk Anis memberi perintah.
Al biru melihat ke arah garis yang mengangkat tangannya dengan gugup what the ****! Lagi-lagi kesialan menghampiri dirinya bagaimana tidak teman sebangkunya adalah gadis berkacamata tebal dengan rambut di kuncir dua dan jangan lupakan seragam kebesaran yang melekat di tubuh gadis itu mirip seperti baju sumbangan persis seperti cerita gadis Nerd yang sering ia baca di *******. Oh my God cobaan apa lagi yang menimpa Biru baru masuk sekolah baru sudah seburuk ini nasibnya??.
Biru melangkahkan kakinya berjalan menuju meja yang terletak di depan meja guru, dengan berat hati pantas saja tidak ada yang ingin sebangku dengan gadis ini karena penampilannya. Memang benar kita tidak boleh menilai seseorang dari luar namun yang perlu kita nilai itu dari dalam yaitu hatinya mungkin ini yang nantinya akan menjadi kesalahan bagi seorang Al Biru Verandita Rahman.
"Ak--u A-- Nastasya Melinda panggil A-N-A" ucap gadis itu gugup mengulurkan tangannya.
"Gue Al Biru Verandita Rahman panggil aja Biru, nggak usah gugup gitu gue bukan artis" ucap Biru ngasal sambil terkekeh.
"Senang bisa kenalan dengan kamu Biru semoga kita bisa jadi sahabat ya" ucapnya tersenyum tulus.
Biru tersenyum mendengar kalimat ucapan semoga bisa jadi sahabat oleh gadis itu. Selama ini belum pernah ada orang yang berbicara seperti itu dengan dirinya. Selama ia bersekolah di SMANAS juga dia hanya berteman dengan semua orang yang ingin berteman dengan dirinya saja. Ia tidak pernah menemukan sahabat yang goals dengan dirinya padahal kebanyakan dari orang-orang berasumsi bahwa masa paling indah adalah masa Sekolah menengah atas dimana kelak kita akan mendapatkan cinta, dan persahabatan yang indah namun bagi dirinya tidak ada masa indah dalam masa sekolah itu semuanya hanya kalimat bualan semata. Malah ia ingin agar cepat-cepat lulus sekolah agar bisa bekerja membantu ekonomi keluarganya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Quichie6
penasaran.....
semangat thor..💪
2020-10-26
1
Ferry Fernando
semngat sygg:)
2020-09-27
1
Reifan Zakir
tambah seru nih
2020-09-24
1