"Jadi kalian disini di suruh buk Andin?" Tanya ketua OSIS yang bername tag Alaska Mahendra.
"Iya kak" ucap Biru tersenyum manis ke depan pria tampan itu.
"Disuruh bantuin anak OSIS?" Tanya lagi.
"Bener kak" katanya disertai cengiran yang di buat semanis mungkin, dan kelakuan itu membuat Langit yang berada di sebelah nya sengaja membuat ekspresi mual ingin muntah.
"Nggak usah panggil kakak saya masih kelas 11" lanjut Alaska.
Mata Biru membulat besar Ketua OSIS mereka masih kelas 11. "Jadi kakak eh kamu jadi ketua OSIS waktu duduk di kelas 10?" Tanyanya tak percaya.
"Ya gitu deh, yaudah siapa nama kamu?" Tanyanya pada Biru.
"Eh Namaku Al Biru Verandita Rahman, panggil aja Biru tapi jangan blue ganteng soalnya blue itu sebutan film porno" ucapnya frontal.
Semua orang yang berada di ruangan itu ternganga dengan penuturan gadis itu bisa sekali dia berbicara bahasan tabu dengan entengnya.
Alaska yang mendengar ucapan gadis itu hanya tersenyum "Saya Alaska Mahendra panggil saja Alaska anak kelas 11 MIPA 1" lanjutnya.
"Dan kamu Langit bisa menolong anak demokrasi panggung" katanya.
Langit berjalan meninggalkan dua orang yang menjengkelkan itu membatu anak OSIS yang berada di atas panggung.
"Kalo aku ganteng tugasnya apa?" Ucapnya sambil mengedipkan mata menggoda.
"Kamu bisa bantuin Bina, disitu!" Tunjuknya ke arah gadis berkuncir satu yang menyusun pernak pernik dekorasi untuk panggung. Biru menganguk kemudian berjalan ke arah Bina.
*****
"Lo Bina mau gue bantuin apaan?" Tanya Biru kearah gadis yang sibuk dengan pernak pernik di dalam kardus.
Gadis itu menoleh ia tersenyum ke arah Biru "Kak Biru" ucapnya kemudian memeluk Biru dengan bahagia.
"Kakak ngapain kesini anak OSIS juga ya?, Tapi kok aku nggak pernah liat kakak kumpulan?".
"Eh nggak siapa juga yang anak OSIS, gue disini jadi relawan buat bantuin kalian biasa di suruh guru" ucapnya berbohong tidak mungkin kan dirinya bilang bahwa dia mendapatkan hukuman dari buk Andin bisa-bisa jatuh reputasinya sebagai calon most wanted girl di SMA Garuda.
"Oh gitu trus Kakak mau bantuin Bina?" Tanyanya.
"Tadinya sih iya heheh tapi gue lagi mager Lo aja yang kerjain ya" lanjut Biru seenaknya.
"Ya udah kalo gitu kakak duduk aja di kursi itu, ini biar Bina yang ngerjain semuanya itung-itung balas Budi yang kakak tolongin Bina kemarin" lanjutnya.
"Eh nggak ada Lo kerja yang bener dong Cewe bar-bar, masa Lo biarin adek kelas yang kerjain tugas Lo dasar nggak ada otak" desis tajam Langit dari tadi mengamati tingkah Biru yang seperti bos.
"Kak Langit" ucap Bina yang kaget melihat kedatangan langit di hadapannya.
"Lo apa-apaan sih ikut campur urusan orang, kerjaan Lo itu di panggung gue di sini. Sengaja banget Lo ngikutin gue biar bisa adu bacot sama gue" ucapnya sewot.
"Gue adu bacot sama Lo, ogah gue cuman bilang fakta kalo misalnya Lo yang di suruh si alas kaki itu untuk beresin ini semua, dan ingat Lo bukan relawan sukarela disini tapi di hukum" ucapnya lagi.
"Terserah Lo" ucap Biru kesal kemudian mengambil kardus itu berjalan menjauhi kedua orang yang membuat moodnya hancur.
Biru berjalan ke arah panggung ia memilih duduk disana yang letaknya lumayan jauh dari pandangan Langit.
"Kak sini biar Bina aja yang ngerjain Kaka duduk aja deh" perintah gadis itu kepada Biru ya gadis itu setelah berbicara dengan Langit langsung melangkah kan kakinya ke sini.
"Nggak usah mending Lo bantuin si banci kaleng aja, biar gue yang selesaikan" ucapnya menolak bukannya apa nanti Langit datang dan menyindir nya lagi.
"Biar adil kita kerjain bareng-bareng aja" lanjutnya.
Biru menimang-nimang sebentar, ya lebih baik kita berkerja bersama-sama saja toh biar perkerjaannya cepat selesai bukan.
Saat mereka asik menggunting pernak pernik untuk dekorasi panggung, tangga yang di gunakan untuk memasang poster penyambutan akan jatuh ke arah mereka tanpa mereka berdua sadari.
Langit yang dari tadi melihat mereka berdua berteriak "Bina awassss" ketika sebuah tangga besar hendak jatuh ke arah mereka berdua.
Biru mendongakkan kepalanya ke atas setelah mendengar seruan dari Langit. "Bin awassss" ucapnya mendorong tubuh Bina, dan bukk tangga itu menimpa dirinya.
Semua orang kaget melihat kejadian beberapa detik itu, dimana Biru mendorong Bina hingga dirinya lah yang tertimpa tangga. Bina yang melihat kejadian yang di lakukan Biru jatuh pingsan karena shock.
"Binaa" teriak Langit kemudian bergegas menggendong Bina ala bridal style membawanya keluar dari ruangan itu tanpa memperdulikan orang lain. Seharusnya yang butuh pertolongan itu Biru yang sedang tertimpa tangga bukannya Bina yang tiba-tiba pingsan bukan?.
Alaska yang baru datang masuk ke aula langsung berlari menuju tangga jatuh itu, memerintahkan semua anak OSIS yang laki-laki membatu mengangkat tangga. Setelah mereka mengangkat tangga Alaska mengendong Biru membawa gadis itu ke UKS untuk mendapatkan pertolongan.
Mereka berdua saling diam, Alaska mengobati kaki Biru yang lebam serta tangganya yang tergores akibat menahan berat tangga agar tidak menimpa kepalanya.
"Kamu nggak papa kan sayang?" Tanya Langit kepada Bina yang baru siuman di sebelah brankar Biru sambil menggenggam tangannya.
"Aku nggak papa kak" ucapnya sambil tersenyum simpul.
"Cewek Lo nggak papa, seharusnya yang duluan Lo bawa ke UKS itu Biru bukannya Bina, Lo liat sendiri kan Biru yang nyelamatin Bina biar nggak ketimpa tangga" ucap Alaska menyindir Langit. Langit menoleh ke arah samping brankar ia menatap sinis kedua pasang orang itu.
"Seharusnya Lo biarin dia tetap ketimpa tangga orang dia yang salah, sok-sokan ke sana sampe Bina juga ngikut. Dan itu memang tanggung jawab dia"lanjut Langit terang-terangan berbicara.
"Kak Langit nggak boleh kayak gitu" ucap Bina memperingati.
"Memang benar Bin dia yang buat kamu jadi kayak gini seharusnya dia dong yang bertanggung jawab" sindir keras Langit.
Alaska mengepalkan tangannya bisa-bisanya Langit berbicara dengan mudah seolah-olah Biru lah yang bersalah padahal disini tidak ada yang perlu di permasalahkan memang Langitnya saja yang terlalu melebihkan.
"Yang Lo bilang benar, gue yang salah seharusnya gue nggak pergi ke sana biar Bina nggak kenapa-napa, dan benar kata Lo seharunya gue bertanggung jawab jadi gue minta maaf" ucap Biru kemudian melangkahkan kakinya turun dari brankar dengan tertatih-tatih.
"Bagus kalo Lo sadar diri" kata Langit dengan nada menyinggung.
"Ngada otak lo" umpat Alaska yang tak habis pikir dengan jalan pikiran Langit, seharusnya dia berterima kasih kepada Biru yang telah menyelamatkan Bina tetapi malah dia yang marah akan keteledoran Biru sehingga membawa Bina menjadi korban.
"Kak seharusnya nggak boleh gitu sama kak Biru dia yang udah selamatin aku, kalo nggak ada kak Biru mungkin aku yang ketimpa tangga. Seharusnya kakak berterima kasih" ucap Bina kesal dengan sikap Langit barusan.
"Biarin aja sih Bin dianya yang salah" kata Langit berusaha mencari pembenaran.
"Minta maaf gih sana".
"Aku nggak mau minta maaf ke dia Bina toh aku nggak salah kok".
"Minta maaf kalo nggak Bina nggak mau bicara sama kakak lagi" lanjutnya kemudian berbalik memunggungi langit.
"Tapi Bin" langit menghela nafas dengan kasar dengan berat hati ia menuruti perintah gadisnya dari pada dia tidak bisa berbicara dalam waktu yang lama.
"Kenapa Lo harus minta maaf sih Bir?" Tanya Alaska ketika melihat Biru yang keluar dengan langkah yang tertatih-tatih.
"Seharusnya dia yang minta maaf ke Lo, akibat nolongin si Bina kali Lo sampe berdarah gitu" ucapnya menunjuk pergelangan kaki Biru yang berdarah karena darah segar itu merembes kain kasanya.
"Gue yang salah Ska, kalo gue nggak pindah kita nggak mungkin ketimpa" lanjutnya.
"Tapi tetap aja Bir, nggak seharusnya dia ngomong kayak gitu ke Lo" ucap Alaska mempertegas.
"Udah ah nggak usah di bahas lagi, gue mau pulang dulu thanks buat ngobatin kaki gue tadi" lanjutnya kemudian berjalan meninggalkan Alaska di koridor.
"Lo pulang naik apa Bir? Biar gue anterin aja" teriak Alaska melihat Biru berjalan ke arah lapangan utama.
"Naik ojol udah di depan" ucapnya.
Tanpa mereka sadari dari tadi ada yang menguping pembicaraan mereka, dengan menahan perasaan bersalah.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Lilik Santi
kayaknya langit itu elang..
2021-02-08
0
Ni'mat Santoso
dasar langit😠
2020-09-24
1
Belove
langit ...ngeselin
2020-09-24
1