Makasih ya Kamu udah nolongin aku tadi" ucap gadis itu berterima kasih kepada Biru.
"Nggak usah makasih, sesama cewek kan harus saling bantu" lanjutnya.
"Tapi tetap aja kalo nggak ada kamu mungkin aku udah di apa-apain sama dua orang pria itu" lanjutnya.
"Lain kali Lo jangan pulang sore kayak gini, ingat bahaya" peringatnya.
"Aku tadi baru selesai bersihin ruang OSIS makanya pulangnya bisa sore kayak gini" ucap gadis itu.
"Lo dapat jadwal piket?" Tanyanya.
"Nggak aku di hukum oleh kakak OSIS disuruh bersihin ruang OSIS" lanjutnya dengan nada lirih.
"Kok bisa, gila masih aja main senioritas" ucap Biru kesal. Bayangkan 2019 masih zaman namanya senioritas mirip seperti cerita bundanya dulu semasa SMA belasan tahun lalu.
"Aku nggak tau salahnya di mana, tapi mereka bilang itu hukuman untuk aku kerena udah kencentilan" ucap gadis itu menunduk.
"Pasti mereka bukan mengatasnamakan OSIS mereka punya dendam pribadi ke Lo" lanjutnya dengan menggebu-gebu.
"Mungkin aku juga nggak tau soalnya aku masih adik kelas" .
"Oh ya dari tadi aku cerita ke kamu kitanya belum kenalan, kenalin nama aku Sabrina Alindra Mahatama" ucap gadis itu mengulurkan tangannya.
"Panggil aja Bina" ucap gadis lagi. Biru menatap lekat gadis itu wajahnya cantik, kulitnya putih bersih, hidung mancung kecil, bibir ranum merah, tubuh kecil mungil mirip seperti artis Korea yang sering ia tonton setiap malam. Bina seperti bidadari wajahnya yang cantik dan berkarisma membuat dia pasti terkenal di SMA Garuda. Siapa sih yang tidak mau dekat dengan wanita cantik mirip seperti Dewi Fortuna? Pasti kepinginkan!.
"Gue--" belum sempat ia melanjutkan kalimatnya sebuah mobil SUV hitam membuat ia terhenti mengucapkan kalimat.
"Papa ku udah jemput aku duluan ya, makasih banyak" ucap gadis itu lagi. Ia berjalan masuk ke dalam mobil namun saat Biru hendak berbalik berjalan pulang gadis itu memanggilnya lagi.
"Nama kamu siapa?" Teriak gadis itu.
"Panggil aja Biru" ucapnya. Gadis itu menganguk "senang berkenalan dengan mu Biru" ucapnya sambil tersenyum kemudian menutup kaca mobilnya dan mobil itu melaju hilang dari pandangan.
Biru melangkahkan kakinya dengan lunglai menembus hujan di sore hari itu tanpa peduli baju basah dan tubuh yang kedinginan saat ini tujuannya cuma satu yaitu pulang ke rumah tepat waktu karena mungkin bundanya sudah mondar mandir di depan pintu menunggu kepulangannya.
Tinn
Suara klakson mobil mengehentikan langkahnya. Ia lelah saat ini jika ingin bertarung dengan preman mana lagi punggung tangannya sudah lebam karena memiliki preman tadi begitu keras.
"Apa lagi sih" ucap gadis itu kesal menoleh ke arah jendela mobil Mercedez hitam yang terbuka di depannya.
"Mau pulang bareng?" Tawar pria itu pada Biru. Ia menggeleng kepala menolak ajakan pria itu.
"Gue nggak mau ikut om-om pedofil kayak Lo" desis Biru tajam. Kemudian melanjutkan jalan kakinya, ada apa dengan pria itu kenal tidak, saudara bukan main seenaknya aja nawarin pulang bareng. Bukannya Biru menolak rezeki namun zaman sekarang banyak orang asing dengan modus menawarkan bantuan malah mencari korban untuk kepuasan mereka.
"Saya guru di SMA Garuda, Nama saya Dimas Aditya" ucap pria itu berjalan mendekati Biru.
"Truss urusannya sama gue apa om?" Tanya Biru kepada orang didepannya. Pria yang tak tahu malu sudah di tolak tawarannya masih bersikukuh mendekat.
"Om?" Tanya balik Dimas ke pada gadis itu.
"Jadi gue harus panggil apa dong kalo bukan om? Ini kan bukan di lingkungan sekolah, lagian gue juga nggak kenal dengan anda" ucapnya sambil bersedekap dada.
"Terserah kamu, saya disini mau nawarin kami pulang bareng dengan saya" lanjutnya lagi.
"Tadi kan udah gue bilang gue nggak mau pulang bareng Lo, kita nggak kenal gue curiga Lo punya motif tersembunyi dengan gue" desisnya tajam.
"Saya tidak akan punya maksud seperti itu ke kamu, kamu anak didik saya wajar saya menawarkan bantuan ke kamu. Lagian ini sudah mau magrib apa kamu yakin akan pulang sendiri dengan jalan kaki?" Tanyanya.
"Nggak usah sok akrab deh om kita aja baru ketemu disini mana mungkin gue percaya kalo om itu guru disekolah gue" lanjutnya.
"Ini buktinya kalo kamu nggak percaya" ucap pria itu mengeluarkan kartu tanda pengajar di SMA Garuda kepada Biru.
Biru mengambil kartu tersebut dan membaca namanya. "Dimas Aditya, jurusan FKIP olah raga. Universitas Gajahmada, guru penjas orkes" ucap gadis itu membaca keterangan di dalam kartu itu.
"Jadi bapak benar ngajar di SMA Garuda?" Tanyanya tak percaya pasalnya wajah guru ini sangat tampan dan umurnya bisa di bilang masih muda ketika biru melihat tanggal lahirnya 28 September 1998.
"Masih muda udah jadi pegawai negeri aja" ucapnya tanpa sadar.
"Kenapa dengan pegawai negeri?" Tanyanya ketika mendengar ucapan yang keluar dari mulut Biru.
"Eh e-nggak kok pak, gue kagum aja liatnya bapak masih muda udah jadi PNS" ucapnya sambil tersenyum.
"Baiklah kalo begitu mari saya antar"
Disepanjang jalan mereka bercerita panjang lebar mengenai apapun tanpa merasa canggung. Ya Biru merupakan tipe gadis yang mudah mengakrabkan diri dengan orang lain. Dia tidak malu menunjukan sisi buruknya kepada orang lain karena baginya lebih baik buruk di depan dan belakang dari pada bagus di depan busuk di belakang namanya menipu.
"Jadi kamu pindahan dari Jakarta dan baru sekolah hari ini?" Tanya Dimas kepada biru dengan tatapan masih menatap lurus ke arah jalanan yang barusan di guyur hujan ia menyupir mobil dengan hati-hati karena jalanan licin akibat basah.
"Iya pak, saya baru pindah kemarin dan hari ini udah masuk sekolah" dia mengganti gaya bahasanya yang tadinya memakai kata Lo gue menjadi saya. Karena orang itu benar-benar gurunya disekolah.
"Sebelumnya kamu pernah ke Bandung, kayaknya kamu hapal banget jalanan. Sore-sore gini pulang jalan kaki?" Tanyanya lagi.
"Eh nggak kok pak ini baru pertama kali saya ke Bandung. Sebenarnya saya nggak hapal jalanan Bandung tapi dari saya di antar ayah tadi pagi saya selalu liatin jalan Bandung bukannya apa cuman prepare aja kalo misalnya saya pulang dan nggak ada kendaraan kayak tadi saya bisa pulang sendri" ucapnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Zimy Evans
Semangat untuk author 💪🏻
2020-01-31
4