"kenapa Lo harus jemputin gue tiap hari Lang?" Tanya Biru ketika mereka telah turun dari motor sport Langit dan berada di parkiran SMA Garuda.
"Aku mau Nebus kesalahan aku waktu itu yang udah ninggalin kamu" ucapnya sambil tersenyum kearah Biru.
Biru tercengang apa yang langit bicarakan kenapa ia mengganti panggilan Lo gue menjadi aku kamu.
"Lo nggak sakit Lang?" Tanya Biru memegang dahi Langit.
"Nggak panas tapi" ucapnya bergumam.
"Aku nggak sakit Biru, khawatir banget sih sama aku" ucapnya.
"Lagian kenapa Lo udah ngerubah panggilan jadi aku kamu alay banget tau" ucapnya ketus.
"Padahal kecil dari kecil udah biasa, lagian enak kok manggil kayak gitu jadi berasa punya sopan santun".
"Iya sih" ucapnya kemudian berjalan mendahului Langit.
"Tapi Lang, balik ke Lo gue aja deh. Gue nggak nyaman sumpah pakek panggilan kayak gitu ntar banyak yang ngomongin gue ada hubungan lebih dari teman sama lo".
"Yaudah kalo gitu aku nurutin apa yang kamu mau deh" ucapnya mengalah.
"Serius Lang?" Ucap Biru lagi.
"Serius" lanjutnya mencubit pipi Biru.
"Arghhh sakit tau, coba Lo ulang kalimat yang gue suruh nggak usah di rubah itu".
"Iya Lo gue nggak usah pakek aku kamu alay kan" lanjutnya lagi.
"Gitu dong" katanya kemudian merangkul lengan Langit.
"Bessss pleen bet dah" ucapnya mereka tertawa bersama, di sepanjang koridor bercerita dan berbagai kebahagiaan yang pernah hilang.
Tanpa mereka sadari sedari tadi ada yang memperhatikan keakraban mereka berdua dengan tatapan tatapan yang sulit di artikan.
********
Langit mendudukkan bokongnya di kursi belakang kursi kebesaran miliknya. Tak berselang lama kedua temannya masuk kedalam kelas.
"Tumben Lo pergi pagi" ucap Aden melihat Langit duduk di kursi sambil menghisap sebatang rokok yang ia beli di warung Tejus.
"Makin rajin aja Lo semenjak Bina koma" lanjut Leonardo sambil terkekeh.
"Bacot Lo ******" umpatnya kemudian menjatuhkan rokoknya ke lantai dan memijaknya menggunakan sepatunya.
"Lagian Kesambet apaan sih sampe pergi pagi kayak gini" tanya Aden mengambil posisi duduk di atas meja depan Langit.
"Lo tau nggak dulu gue pernah cerita gue, punya sahabat kecil yang gue panggil Didi" ucap Langit mulai memposisikan duduknya menghadap ke arah kedua sahabatnya.
"Sahabat kecil Lo si Didi tikus" celetuk Leon.
"Anjay" ucap Aden.
"Semerdeka Lo deh, inget kan kalian" lanjut Langit.
"Ingat" ucap mereka serempak.
"Nah, si Didi kecil itu ternyata Al Biru" ucapnya lagi.
"What the ****, jadi Biru si cewek bar-bar itu sahabat kecil Lo yang sering Lo bilang lembut, penyayang, ramah dan sopan" ucap Leon histeris.
"Nggak nyangka Tuhan punya banyak kejutan" lanjutnya lagi.
"Maksud Lo?" Tanya Langit.
"Ya aneh. Aja sih Lang Lo pertama kali ke kelas tu cewek buat gangguin Ana, selanjutnya Lo di pasangin pak Dimas sama dia buat jadi partner Popda, dan Lo mabuk gara-gara si Bina Lo di tolong dia, terakhir Lo tau kalo dia adalah sahabat kecil Lo dari ayahnya si Biru, asli rencana Tuhan buat mempertemukan kalian bener-bener dah" ucapnya tak menyangka.
"Dan yang herannya selama 10 tahun Lo akhirnya ketemu dengan dia yang selalu bareng Lo selama 10 hari ini" ucapnya lagi.
"Pasti ini namanya jodoh" ucap Aden menimpali jawaban Leon.
"Betul tu" lanjut Leon.
Langit terdiam beberapa saat mendengar berbagai asumsi temannya tentang sebab-sebab pertemuannya dengan sahabat kecilnya itu.
******
Biru memasukan kakinya kedalam air kolam renang yang biru itu. Membiarkan dinginnya air kolam meresap kedalam pori-pori kulit kakinya.
"Bir" panggil seseorang menepuk bahunya.
Merasa terpanggil gadis itu pun menoleh ke belakang "Eh Ana, ada apa?" Tanya Biru pada Ana yang menghampirinya.
"Kamu belum ganti baju? Ganti gih bentar lagi pak Dimas datang" ucap Ana memperingatkan.
"Oke bentar" ucapnya kemudian mengeluarkan kakinya dari dalam air kolam berjalan menuju ruang ganti.
Biru menutup loker ruang baju ganti wanita. Berjalan menuju kearah kamar mandi untuk berganti pakaian. Ia menghentikan aktivitasnya sesaat ingatan itu kembali muncul ke permukaan. Ingatan dimana memori kebersamaannya dengan Langit muncul lagi. Janji yang yang selalu ia jaga sewaktu kecil akan kah harus ia tepati sekarang di masa ini?.
"Elang cinta itu apa sih?"
"Cinta itu dimana setiap orang yang sudah besar memiliki rasa sayang dan bertekad untuk saling melindungi dan menikah kayak mama sama papa, bunda sama ayah! Emangnya kenapa kamu tanyain itu ke aku?" Tanya Elang kecil padanya.
"Berarti Didi cinta dong sama Elang" ucap gadis itu sambil memakan cokelat batang yang di belikan oleh Elang kecil di minimarket depan.
"Kenapa harus aku?" Tanya Elang kecil yang kebingungan.
"Didi nggak tau Lang, tapi yang Didi tau. Didi pingin nikah sama Elang besar nanti karena Didi cinta Elang" ucap gadis itu dengan ekspresi kesal.
'Cinta' sebuah kata yang selalu menghantui pikirannya. Apakah ia harus wujudkan janji kecilnya dulu? Mencintai cinta pertamanya Erlangga Langit Rajanendra? Entahlah dia sendiri saja binggung untuk menjawabnya.
"Baiklah kita pemanasan terlebih dahulu, lakukan pemanasan agar kalian terhindar dari cedera saat berada di dalam air" perintah pak Dimas pada murid MIPA 2.
"Oke setelah selesai melakukan pemanasan kali ini kita langsung ambil nilai renang gaya bebas. Kalian pasti udah belajar sama pak Anton kelas 10 dulu jadi bapak tidak perlu menjelaskan tekniknya lagi kan" tanya pak Dimas pada muridnya.
"Iya pak" ucap mereka serempak.
"Kalo gitu bapak absen kalian dan nama yang bapak panggil siap-siap di posisi. Kita ambil renang jarak 50 meter cewek cowok sama" lanjutnya lagi.
Semua anak berada di posisi yang di perintahkan pak Dimas. Bagi yang namanya di panggil mereka langsung mendekat ke arah kolam sedangkan Biru duduk di pinggiran kolam melihat teman-temannya mengambil nilai renang. Jujur perasaan takut menyelimuti dirinya sebab ia sama sekali tidak bisa berenang, meskipun ia jago bela diri namun jika berada di air ia bisa langsung menjadi pecundang.
"Anastasya Melinda, Ariel Naomi, Abimana Aryasatya, Al Biru Verandita. Kalian ke posisi sekarang" teriak Fando si ketua kelas yang memegang absensi.
Biru berusaha menahan ketakutannya bukannya ia takut dengan air namun ia pernah mengalami kejadian yang tidak mengenakan di dalam air sehingga hal itulah yang membuatnya merasakan rasa takut berlebih.
"Baiklah dalam setelah bapak selesai menghitung kalian langsung nyebur ke kolam" ucap Pak Dimas kepada mereka berempat.
"1 2 3 mulai" teriaknya setelah meniup peluit.
Byurrr
Semua murid yang mengambil nilai meloncat dari tempat duduk itu, meluruskan tangan tanpa mengambil nafas mereka mengerakkan kaki mereka seperti duyung.
"Biru kenapa itu?" Tanya Fando kepada teman-temannya melihat Biru yang berusaha menaikkan tubuh ke permukaan air.
"Pak Dimas mana?" Ucap Fando namun tak digubris oleh murid mereka malah mereka memandangi Biru tanpa niat membantu.
"Panggil pak Dimas" teriak Fando.
"Brengsek kalian" teriak seseorang kemudian menyeburkan diri kedalam air kolam. Dia Langit pria itu berenang secepat kilat mengahampiri Biru yang mulai kehilangan kesadaran.
Bukk
Ia meletakkan Biru di lantai atas kolam, menekan-nekan rongga dada gadis itu melakukan teknik penyelamatan CPR berusaha mengeluarkan air kolam yang tertelan gadis itu.
"Bertahan Di" ucapnya memompa rongga dada gadis itu berharap gadis itu terbangun.
Ia berusaha sekuat tenaga menekan rongga dada gadis itu namun hasilnya nihil gadis itu tak bangun dari pingsannya. Tanpa pikir panjang ia melakukan penyelamatan dengan menyalurkan udara lewat bibir gadis itu berusaha mengeluarkan air itu melalui pernafasan buatan.
Cup
Semua orang yang melihat itu tercengang bagaimana bisa Langit yang notabenenya pria dingin tak tersentuh yang bisa mencium gadis bar-bar yang baru ia kenal.
"Bangun Di please" ucapnya lagi memohon agar gadis itu segera bangun.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Dora Dora
suka banget sama ceritanya,penuh kejutan
2020-10-25
1
Belove
salfok sama Abimana aryastya..kaya nama artis🤭🤭
2020-09-24
1
Devi Septya
up dong thorr
2020-06-04
1