"Bagiamana Langit kamu masih belum bisa menemukan teman satu tim kamu yang akan kamu ajak Popda?" Tanya pak Dimas kepada Langit meminta pertanggung jawaban atas pernyataan Langit beberapa Minggu lalu.
"Saya belum menemukan yang orang yang cocok pak untuk jadi partner saya" ucapnya.
"Gimana ini Popda tinggal 3 bulan lagi, kamu harus cepat cari partner kamu, supaya bapak bisa ngelatih kalian" ucapnya dengan tegas.
"Gini aja kita ambil jalan tengah, kalo kamu nggak bisa nemuin Partner kamu sampe besok bapak yang akan memilihkan salah satu dari cewek ekskul bela diri ataupun bukan yang akan mendampingi kamu" ucapnya.
"Tapi pak" ucapnya menolak usulan pak Dimas.
"Nggak ada tapi-tapian Lang, udah 3 Minggu bapak nunggu kabar dari kamu. Data tim lusa udah harus bapak serahkan ke kantor Dinas pendidikan dan olahraga" lanjutnya.
"Sekarang kamu boleh keluar ingat besok" ucapnya kemudian duduk di kursi kebesarannya.
Dengan terpaksa Langit keluar dari ruangan ekskul bela diri itu. Tangganya di kepal kuat-kuat menahan amarah yang sudah memuncak.
Bukk
Ia meninju dinding tangga dengan keras membuat murid yang berada di sekitar koridor bawah dan lantai atas dekat tangga melihat ke arahnya otomatis kini ia menjadi pusat perhatian.
Ia tak peduli dengan tatapan terkejut dari orang-orang disekitarnya ia kemudian melangkahkan kakinya menuju ruang kelasnya saat ini moodnya benar-benar hancur.
******
"Makasih banyak ya Bir, tapi kali ini kamu harus menghindar dari Langit soalnya gara-gara aku kamu akan jadi target dia" ucap gadis itu menunduk sedih sebab karena Biru menolong dirinya lah sehingga ikut terlibat dalam masalah langit dan dirinya.
"Gue nggak takut orang kita sama-sama makan nasi kalo misalnya dia makan besi kagak film Hercules iya gue takut, tuhan kita juga satu jadi ngapain takut Sama dia. Lagian nih dia itu banci berani sama cewek kayak Lo!" ucapnya kesal mengingat potongan memori beberapa jam lalu.
"Maafin aku ya Bir" ucapnya menyesal.
"Santai nggak usah minta maaf kali Lo yang bilang kita kan sahabat, otomatis sesama sahabatkan harus saling bantu, lagian Lo punya masalah apa sama si banci kaleng itu?".
Ana terdiam mendengar pertanyaan terakhir yang keluar dari mulut Biru, ia binggung harus menjelaskan dari mana kisah rumitnya hingga bisa berurusan dengan pria bernama lengkap Erlangga Langit Rajanendra itu. Biru yang menatap perubahan ekspresi yang di tunjukan oleh Ana hanya bisa diam, ia merasa mungkin ini bukan saat yang tepat bagi Ana menceritakan masalahnya dengan Langit sehingga Langit dengan mudahnya selalu memperbudak dirinya.
"Maaf kalo pertanyaan gue memberatkan Lo, Lo nggak perlu harus jawab kok. Lagian gue penasaran aja! maafin gue ya" ucap Biru merasa tidak enak dengan pertanyaan dia tadi.
"Nggak papa kok Bir, nanti kalo aku udah siap aku pasti bakal cerita kok" ucapnya sambil tersenyum kearah Biru mengangguk menjawab pernyataan dari Ana, lagian itu juga bukan haknya memaksa Ana untuk bercerita masalahnya, biarlah itu menjadi urusan Ana yang penting sekarang Biru ada untuk menyelamatkan Ana dari pria bernama Langit itu.
Kringggg
Bel pulang berbunyi, hari ini hari pertama Biru mengikuti pelajaran pertama di sekolah baru pertama telah selesai, mulia sekarang dirinya harus membiasakan diri menuntut ilmu di sini mau tidak mau ia harus melakukannya sebab ia juga tak tahu kapan ayahnya selesai di mutasi dan dia bisa pulang ke Jakarta jadi ia harus memaksakan sebaik mungkin belajar di sekolah daerah Bandung ini.
******
"Mana sih angkotnya dari tadi nggak lewat-lewat mana mau ujan lagi" rutuk gadis itu saat dirinya sudah hampir 1 jam menunggu angkutan umum di halte depan sekolahnya.
Sebenarnya ia bisa saja pulang naik ojek online namun batre ponselnya habis daya dan juga ongkosnya pas-pasan karena setelah berkelahi dengan Langit perutnya mendadak lapar sehingga ia pergi ke kantin untuk mengisi makanan yang diminta cacing di perutnya.
Ia terus menerus melirik jam di pergelangan tangannya sekarang pukul 17.00 wib "mampus gue bentar lagi mau magrib, fix udah nggak ada angkot ini" ucapnya kesal.
"Pulang jalan kaki nggak ya gue? Mana ni rumah jauh bener lagi. Takutnya gue juga kesesatan di jalan gimana coba" batinnya menimang-nimang apakah ia harus pulang berjalan kaki.
"Atau gue naik taksi aja kali ya? Tapi sayang duitnya buat bayar argo lagian gue nggak punya banyak duit" ucapnya lagi.
"Ah jalan kaki aja deh biar sehat" ucapnya memilih jawaban atas pertanyaan yang ia lontarkan sendiri.
Baru satu langkah ia keluar dari halte hujan deras turun membasahi kota Bandung dengan derasnya.
"Gila ujan lagi" ucapnya berlari sekencang mungkin ke arah tokoh yang berada di depannya.
Biru menadahkan tangganya di depan atap ruko yang dijatuhi oleh air hujan. Mengingat memori kecil dimana dirinya yang masih berusia 6 tahun menangis tidak ingin mandi jika tidak mandi hujan dengan teman-temannya dulu.
Dimana dirinya cuma salah satu anak perempuan dari 5 orang anak laki-laki yang merupakan tetangga dekat rumahnya. Ingatannya kembali mengingat seorang anak kecil berbaju tekwondo yang ikut bersama mereka mandi hujan 'Elang' anak laki-laki yang selalu melindungi dirinya ketika dulu dia di ganggu oleh anak-anak cewe di sekolah dasar. Elang anak laki-laki yang melindunginya dari kakak kelasnya yang ingin memalaknya. Elang yang bilang ke dirinya bahwa ia harus belajar ilmu bela diri sebab Elang tidak bisa selamanya menjaganya, semuanya terbukti sekarang beberapa hari setelah kejadian dimana ibu Elang meninggal ia pergi dari kota Surabaya dengan Ayahnya.
Beberapa tahun setelah kepergian Elang Biru juga pindah bersama kedua orang tuanya karena ayahnya mendapat tugas di kantor pusat namun sekarang ayahnya di mutasi ke kota Bandung dan selama ia berpindah kota sama sekali ia tidak bisa menemukan anak laki-laki yang mereka kecil dulu panggil Elang.
"10 tahun Lo sekarang apa kabar Lang? Lo masih hidup nggak. Gue mau bilang makasih ke Lo berkat Lo gue jadi diri gue sekarang gadis mandiri yang jago bela diri" ucapnya bermonolog.
"Gue nggak akan lupa wajah Lo dulu tapi sayangnya gue nggak pernah nanya nama panjang Lo dan itu menyulitkan gue buat nyari Lo" lirihnya lagi. Ia mendongak melihat rintik hujan yang kini berubah menjadi bulir-bulir besar air hujan dingiringi dengan gemercik suara gemuruh bersamaan dengan angin yang menambah tanda bahwa hujan tidak akan reda secepat itu.
'jangan om'
'jangan om'
'aku mau pulang'
'tolong' sebuah suara seseorang meminta tolong menggema di telinga nya. Biru meletakkan tangannya ke arah daun telinga mencoba mendengarkan ulang suara permintaan tolong itu.
'siapapun tolong akuuu' teriaknya sedikit lebih kencang.
Biru tak salah mendengar. Itu adalah sebuah suara seseorang meminta tolong. Ia berlari menerobos hujan. Ia melihat dua pria bertubuh besar berusaha menggangu remaja putri didepan halte SMA Garuda. Biru mengepalkan tangannya kuat-kuat dua orang orang ini hendak berbuat hal yang tidak senonoh ke gadis itu. Ia pun melangkahkan kakinya dengan cepat ke arah 3 orang di halte itu.
'teriak saja semau mu sayang tidak ada orang yang akan menolong mu disini' goda salah satu pria berompi levis robek dengan banyak tato di melekat di lengannya.
"Kalian salah kalo bilang nggak bakal ada yang bantu" ucap biru, membuat kedua orang pria besar itu menoleh ke belakang.
"Wah bos kita dapat dua ciwi-ciwi nih, beruntung banget kita" ucap preman bertubuh tidak terlalu besar dari pria satunya.
"Bagus lah dapat dua jadi kita nggak perlu bagi kalo kita bisa gilir mereka berdua" ucapnya lagi.
"Di gilir oleh kalian" ucap Biru kemudian berjalan ke arah pria bertubuh lebih besar itu.
"Nggak sudih" ucapnya dengan meludah tepat didepan wajah pria itu.
Pria itu murka berani sekali garis ingusan sekolah menengah atas itu meludahi dirinya.
"Dasar tua Bangka sok masih perjaka pengen daun muda" ucapnya remeh kepada dua orang itu.
"Anjing Lo" umpat pria bertubuh besar.
"LO YANG ANJING BANCI BRENGSEK" Umpat Biru murka.
Bughhh
Bughhh
Biru meninju wajah pria besar itu dengan brutal.
Bughhh
"Banci kayak kalian yang berani dengan kaum lemah harus mati sekarang" ucapnya lagi.
Bugh
bughhh
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
nadzirasyakilas
emng nama panjang langit siapa?🙃
2020-10-11
1
Belove
uwwhhh keren Biru👍👍👍👍
2020-09-24
1
Raini Sidarra aceh
lanjut kk
2020-07-27
2