Disinilah langit sekarang menemani gadis yang tertidur di brankar UKS dengan wajah pucat. Ia begitu terkejut ketika dokter jaga di UKS itu bilang bahwa Biru perlu melakukan tes laboratorium Hemotologi menyeluruh sebab kemungkinan dia menderita penyakit serius yang harus di tindak lanjut oleh tim medis.
"Gue pikir Lo bener-bener cewe kuat tapi baru 5 putaran aja udah teler" ucapnya kepada gadis yang tidur itu.
Langit meneliti tiap bagian wajah gadis itu. Sebenarnya gadis itu cantik dengan wajah sedikit blasteran tidak mirip gadis Asia pada umumnya yang berhidung pesek mungkin cuma rambut yang berwarna hitam dan kulit sawo matang lah yang membuat gadis itu mirip gadis Asia. Yang membedakannya dengan gadis Asia lainnya yaitu pada bentuk mata gadis itu, alisnya yang tebal, bibinya yang tipis dan hidungnya yang mancung kecil. Jika kita melihat secara dekat dia begitu cantik namun kecantikannya tertutupi oleh tingkahnya yang bar-bar.
"Arghhh" gadis itu membuka kelopak matanya hal pertama yang lihat adalah ruangan serba putih. Ia memegang kepalanya yang berdenyut sakit meneliti setiao ruangan itu. Ia melihat Langit duduk disebelah brankarnya.
"Ngapain Lo disini?" Tanya Biru berusaha duduk namun tangannya di tahan oleh Langit.
"Berbaring aja Lo masih sakit" ucapnya.
"Gue nggak butuh belas kasian dari Lo mending Lo keluar dari sini" ucapnya dingin kemudian membalikan badannya membelakangi Langit.
Langit tertegun dengan ucapan gadis itu yang benar saja dia mengusir dirinya yang sudah membawanya ke UKS dan menunggu gadis itu hingga sadar.
"Dasar nggak tahu diri" desisnya tajam kemudian berjalan meninggalkan gadis itu di UKS.
Biru menghela nafasnya kasar "Sampai kapan gue penyakitan kayak gini. Gue aja belum ketemu sama dia apa gue bisa ketemu sama dia sama sebelum gue benar-benar pergi?" Lirihnya dengan air mata bercucuran di pipinya.
Langit menyingit binggung dengan penurutan lirih gadis itu. "Dia mau ketemu siapa?" Batinnya bertanya-tanya.
****
"Permisi pak" ucap Biru ketika masuk kedalam kelasnya.
"Kamu telat?" Tanya pak Anwar guru Biologi kepada Biru.
Biru menganguk menjawab pertanyaan pak Anwar, sebab ia tak memiliki tenaga untuk berbicara banyak. "Wajah kamu pucat ke UKS sana" perintahnya. Semua anak kelas melihat ke arah Biru gadis berkuncir kuda itu memang agak berbeda hari ini. Wajahnya yang agak kuning Langsat berubah menjadi putih pucat dan bibirnya kebiru-biruan.
"Tadi baru dari UKS pak" ucapnya.
"Yasudah duduk ke tempat kamu" lanjutnya.
"Kamu nggak papakan Bir?" Tanya Ana yang khawatir akan gadis itu. Biru menggaruk kemudian duduk di sebelah Ana dan mengeluarkan buku paket biologi ikut memulai pembelajaran.
****
Kring
Bel istirahat berbunyi seperti biasanya semua murid SMA Garuda berhamburan keluar kelas ada yang menuju kantin dan ada juga yang pergi keluar entah kemana dan sisanya berada didalam kelas.
"Bir ke kantin yuk?" Ucap Ana menggoyangkan tubuh gadis yang dari tadi tertidur itu.
"Arghh, gue kayaknya nggak deh kepala gue pusing Na" ucapnya.
"Kalau gitu aku anter ke UKS gimana, ntar kamu kenapa-napa lagi" ucapnya khawatir.
"Nggak usah tadi udah di UKS kok, gue minjam minyak angin Lo aja, sama nitip air mineral satu" ucapnya memberikan uang 5 ribuan ke Ana.
"Ini minyaknya, bentar minum kamu aku ke kantin dulu" ucapnya kemudian pergi meninggalkan Biru sendirian.
Biru membalurkan minyak angin itu ke lehernya dan juga menghirup aroma minyak itu ke hidungnya memijat pelipisnya berharap rasa sakit itu berkurang saat ia hendak memejamkan matanya lagi sebuah tangan menepuk bahunya.
"Al Biru ya?" Tanya gadis berhijab itu padanya. Biru hanya mengangguk tanpa berniat menjawab.
"Di panggil pak Dimas di suruh ke ruangan Seni bela diri" ucap gadis itu kemudian pergi dari hadapannya.
Biru mengehela nafasnya kasar kepalanya saat ini sedang pusing dia malah disuruh ke ruangan Seni. Dengan berat hati dia melangkah kakinya menuju ruang yang di maksud itu.
"Selamat datang di ekskul seni Bela diri" ucapnya membaca sebuah papan kayu di depan pintu ruangan itu.
Tok
Tok
"Masuk" ucap suara dari dalam sana. Biru melangkahkan kakinya dengan lunglai malas masuk keruangan ini.
"Silahkan duduk Biru" Ucap pak Dimas mempersilahkan Biru duduk saat dia hendak duduk ada seseorang yang membelakangi dirinya juga.
"Langit?" Ucap Biru ketika mendapati langit sudah duduk di sebelahnya.
"Kamu kenal Langit bir?" Tanya pak Dimas padanya.
"Tidak pak cuma tau aja" ucapnya kikuk bagaimana dia bilang bahwa Langit adalah kenalannya sedangkan remaja pria itu nampak acuh tak acuh kepadanya yang ada nantinya dia yang dipermalukan.
"Jadi kenapa bapak suruh kalian kumpul disini, karena kamu biru akan menjadi partner Langit untuk mewakili sekolah kita dalam cabang bela diri.
"Dia"
"Hah saya pak" ucap mereka bersamaan terkejut mendengar penuturan pak Dimas.
"Iya kamu Al biru Verandita Rahman, apa perlu saya ulangi lagi?" Tanyanya.
"Kenapa harus cewek ini pak" ucap Langit tak terima dengan apa yang disampaikan pak Dimas.
"Benar pak kenapa harus saya setim sama banci kaleng kayak dia, lagian saya juga nggak bisa beladiri pak kalo membela diri sendiri bisa pak" ucapnya ngasal.
"Kamu tu udah pilihan tepat untuk jadi partner Langit dalam Popda nanti, lagian bapak ngelihat kamu kemarin ngabisin 2 preman jalanan" ucapnya.
"Eh" ucapnya refleks.
"Saya nggak mau pak berpartner dengan cewe bar-bar itu, lagian kan ada si Nita biasanya dia yang jadi partner saya" ucapnya tak terima dengan keputusan pak Dimas yang sepihak.
"Kamu ingat pembicaraan kita kemarin jika besok kamu tidak menemukan partner kamu, saya yang pilihkan kamu tidak lupakan".
"Lagian Nita sudah kelas 12 dia harus prepare untuk UN" ucapnya lagi.
"Tapi pak" ucap Biru gugup.
"Ada apa Biru ada yang ingin kamu bicarakan".
"Saya tidak bisa bergabung dengan tim bapak untuk Popda karena kedua orang tua saya tidak mengizinkan saya ikut" lanjutnya.
"Kenapa kamu punya bakat, kenapa tidak bisa gabung" tanya penasaran.
"Dia penyakitan pak jadi nggak bisa gabung" ucap Langit seenaknya.
Tangan Biru mengepal rasanya mudah sekali Langit berbicara seenaknya.
"Lo nggak tau apa-apa tentang gue, jadi nggak usah asal ngomong" desisnya kasar.
"Ok gue join" ucapnya final.
Langit menganga membuka mulutnya mendengar ucapan frontal dari mulut Biru.
"Semoga kita bisa jadi partner yang baik ya teman" lanjut Biru kemudian pergi meninggalkan Langit yang kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Nur Anisah Anto
awan mana
2021-04-04
0
Naoki Miki
haiii mampir yuk ke krya q 'Rasa yang tak lagi sama'
cuss bacaa jan lupa tinggalkan jejaakk🤗
tkan prfil q aja yaaa😍
vielen danke😘
2020-10-15
1
Ni'mat Santoso
apa sakitnya biru....
2020-09-24
1