Pikiran Langit berkecamuk dan bercabang apakah ia masih harus mencintai orang yang jelas-jelas sudah mengkhianati dirinya. Apakah dia bisa hidup tanpa Sabrina gadis yang sudah 3 tahun mengisi hati nya? Sabrina gadis yang selalu ia lindungi, ia sayangi dan cintanya kepada Sabrina selalu bertambah setiap harinya. Semua yang Sabrina inginkan sesulit apapun pasti ia selalu turuti, namun ia tak menyangka pada akhirnya kisah cinta yang selalu membuat mereka bahagia harus berakhir dengan cara yang menyakitkan untuk dirinya ia tak menyangka ini balasan yang ia dapat setelah menunggu Sabrina selama 2 tahun saat mereka menjalankan hubungan jarak jauh. Ia yang selalu menunggu Sabrina dengan sabar merawat gadis itu dan kini balasan gadis itu adalah menikam dia dengan belati yang tak kasat mata namun sangat menyakitkan.
Langit menggegas stang motornya dengan keras seolah-olah amarahnya yang belum tersalurkan tadi di club' kini ia salurkan lewat stang motor.
Hujan membasahi kota Bandung bersamaan dengan angin hujan malam yang terus berhembus bersahut-sahutan diiringi dengan gemuruh. Langit malam itu sudah memberikan pentunjuk bahwa dengan rintik hujan yang berubah menjadi bulir-bulir air yang sangat deras membasahi aspal hitam jalanan kota Jakarta itu.
Tubuh langit basah di jatuhi air hujan dari atas langit namun ia tak menepi seolah-olah air hujan malam itu adalah penyembunyi rasa sakit yang ia rasa. Agar tak ada yang mendengar Isak tangisnya sebab tertutupi oleh derasnya air hujan dengan bunyian gemuruhnya.
........
Biru menggosok-gosokkan kedua tangannya agar menyalurkan rasa hangat akibat suhu yang berubah dingin karena hujan ini adalah kesalahannya yang lupa memakai jaket. Padahal adiknya Jingga sudah memberitahu bahwa cuaca kota Bandung malam ini akan turun hujan deras sesuai dengan perkiraan BMKG yang dia tonton di berita. Pada dasarnya Biru yang keras kepala itu tak mengindahkan ucapan adiknya karena ia berpikir itu hanyalah bualan Jingga semata agar tidak ia tinggal pergi ke minimarket didepan komplek perumahan mereka. Dan sekarang ia menyesal bahwa apa yang Jingga ucapkan memang benar adanya.
"Kapan hujan berhenti keburu habis ntar drakor di tv" ucapnya kesal dengan hujan yang turun tidak tepat. Padahal bukan salah hujan, kita tidak boleh menyalahkan hujan, bukannya hujan merupakan salah satu Rahmat yang di turunkan oleh tuhan kepada hambanya dan seharusnya kita sebagai hambanya bersyukur akan Rahmat yang di turunkan tuhan. Namun bagi Biru hujan adalah penghambat dirinya untuk segera pulang ke rumah dan menonton drama Korea terbaru di televisi.
"Gue benci Lo jalang" umpat seseorang yang berada di sudut ruko dengan wajah di tengelamkan kedalam lipatan lutut.
Biru yang mendengar jelas umpatan orang itu menyingit binggung ada apa dengan orang itu, ia tak menghampiri pria itu takut bahwa pria itu modus dengan berpura-pura meracau dan mungkin ingin melecehkan.
"Gue cinta banget sama Lo, tapi perbuatan Lo yang buat gue benci arghhh" lanjutnya diiringi isakan suara tangis.
"Dia kenapa?" Batin Biru, ia berusaha tidak peduli namun di satu sisi ia merasa hatinya prihatin dengan pria yang memeluk lututnya.
"Gue benciii" racaunya lagi.
Biru melangkah dengan pelan mendekati pria itu, "mas kenapa?" Ucap Biru pelan menepuk bahu pria itu.
Langit mendongakkan kepalanya manik mata mereka bertemu Biru melihat betapa kacaunya Langit malam ini, matanya merah sayu dan wajahnya tampak kusam basah dan penampilannya jauh dari kata baik.
"Langit Lo kenapa?" Tanya Biru setelah kesadarannya berbalik akibat terkejut.
Langit tak berbicara tangannya menarik pergelangan tangan Biru memeluk dirinya dengan erat menenggelamkan kepalanya ke dalam ceruk leher Biru.
"Lo ada masalah Lang?" Ucapnya berusaha menetralkan degup jantungnya akibat tindakan yang saat ini di lakukan Langit padanya.
"Bir, gue benci dia" ucapnya dengan suara serak.
"Siapa?" Tanya Biru lembut sambil tangannya tanpa sadar mengusap punggung belakang Langit memberikan kekuatan untuk langit.
"Gue udah berusaha jadi apa yang dia minta tapi gini balasan dia ke gue bir, salah gue apa ke dia?" Ucapnya meracau tidak jelas.
Biru tidak menjawab ia hanya diam, membiarkan Langit mengeluarkan rasa sakit yang ia pendam. "Gue benci dia bir".
Brukkkkk
Biru memegang bahu Langit jika tidak pria itu akan jatuh ke ubin ruko. "Langit Lo kenapa?" Ucapnya panik berusaha menahan tubuh Langit yang berat, ia mencium bau tubuh langit "bau alkohol, pantesan" ucapnya kesal.
******
"Jingga buka pintunya" teriak Biru di depan pintu rumah.
"Apaan sih.... Kak Biru Lo abis ngapain?" Ucapnya sambil menutup mulutnya dengan kedua tangan melihat Biru yang membopong tubuh pria yang sepertinya seumuran dengan kakaknya itu.
"Mulut Lo apaan sih? Bantuin bawa dia ke dalam berat" dumelnya.
"Lo apain dia sampe tepar kayak gini, setau gue Lo pamit ke minimarket depan komplek, jangan-jangan Lo bukan ke minimarket ya tapi----"
Plak
Belum sempat Jingga melanjutkan ucapannya tangan Biru sudah mendarat menampar bibirnya pelan.
"Mulut Lo mintak di cabein banget sih, bisa diem nggak" kesalnya.
"Gini aja mending Lo ambil motor dia di dekat minimarket depan, motor Sport hitam ini kuncinya, awas jangan sampe lecet itu motor orang" perintah Biru kepada jingga. Jingga melipat tangannya membentuk hormat ke atasannya.
"Laksanakan komandan, tau aja gue pingin naik motor sport seumur-umur belum pernah dah" ucapnya kemudian mengambil kunci itu dan berlari keluar rumah.
"JANGAN SAMPAI LECET JINGGA" teriaknya.
Biru melirik ke arah Langit yang sedang tidur di sofa ruang tamu. Pikirannya melintas pada kejadian tadi dimana Langit memeluknya dengan erat, dan menyebut namanya. Pada saat itu jantungnya berdegup lebih kencang dari pada biasanya apakah saat ini dia baik-baik saja?. Ia meneliti setiap sudut wajah Langit, pria itu memiliki wajah yang tampan mirip seperti wajah model Spanyol yaitu Manu Rios . Hidung mancung, rahang tegas, alis tebal bibir ranum merah seksi, lekuk wajah yang proposional. Biru tak menyangkal bahwa ia sungguh mengagumi ciptaan tuhan yang satu ini. Dia sangat sempurna secara fisik namun dalam sifat bagi Biru sifatnya sungguh menyebalkan, kasar, suka memerintah, arogan dan kejam itu yang dapat Biru simpulkan selama 3 hari ia bersalah di SMA Garuda dan selama itu ia selalu bertemu dengan pria yang bernama lengkap Erlangga Langit Rajanendra itu.
"Lo nyusahin banget tau nggak Lang" ucapnya kemudian berjalan menaiki anak tangga menuju ke lantai atas.
*****
Langit membuka matanya menyesuaikan cahaya yang masuk kedalam netranya. Cahaya silau sinar matahari pagi menganggu tidurnya pagi ini.
Setelah kesadarannya terkumpul melihat ke arah sekeliling nya. Kamar yang dominan berwarna Biru Langit. "Dimana gue?" Batinnya bertanya-tanya, karena ruangan ini tampak asing baginya. Ia coba mengingat-ingat kamar ini. Dan yang ia tahu ini bukan kamarnya sebab kamarnya dominan bercat abu dan kamar Bina berwarna pink.
"Jadi gue dimana?" Ucapnya mengacak rambutnya. Ia melirik jam di sebelah nakas pukul 08.00 wib. Jadi dia sekarang tidur di kamar siapa. Ia berjalan menuju meja belajar yang juga berwarna biru langit itu. Ada sebuah frame foto gadis berkacamata yang tersenyum memakai dress bergambar bunga. Gadis didalam foto itu tampak tak asing pernah ia lihat tapi dimana?.
Ia kemudian memilih duduk di pinggiran ranjang memijat kepalanya yang tiba-tiba berdenyut sakit karena ia kebanyakan minum kemarin. Sekelebat memori malam kemarin masuk kedalam ingatannya pagi ini dimana dirinya memukul dan mengatai Sabrina dengan kalimat kasar mengungkapkan rasa kekecewaan nya akibat perbuatan Sabrina di malam kemarin. Sehingga kata yang seharusnya tidak akan pernah terlontar dari mulut Langit yaitu kata putus.
Langit kembali mengingat kejadian dimana hujan deras membasahi kota Bandung di malam itu, karena merasa kepalanya yang pusing di memilih berteduh sebentar di depan ruko. Ya ia ingat ada seorang gadis yang bertanya kepadanya gadis yang ada di foto itu. Gadis itu adalah musuh baru sekaligus rival yang di perintahkan oleh Pak Dimas untuk menjadi partnernya dalam Pekan Olahraga Daerah.
"Al Biru Verandita Rahman" ucapnya tak percaya ia berada di kamar gadis itu sekarang.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 58 Episodes
Comments
Belove
langsung cari manu ranos🤣🤣🤣
2020-09-24
1
noname
lop thorrr
2020-05-30
2