Repeatedly Hurt

Repeatedly Hurt

Kehilangan

Suara musik yang berdentum begitu memekikkan telinga. Lampu kerlap-kerlip yang menghiasi tempat, serta bau khas minuman beralkohol menusuk penciuman. Jangan lupakan seorang gadis yang berbalut pakaian pelayanan sedang menyajikan minuman. Dia Andara Agustin, seorang gadis mungil berwajah cantik dengan bola mata berwarna coklat. Rambutnya yang hitam panjang diikat tidak terlalu tinggi.

Dara, panggilannya. Ia bekerja di sebuah club malam karena ajakan temannya. Ia butuh uang untuk memenuhi kebutuhan hidup, meskipun ia masih memiliki orang tua yang lengkap. Namun, sikap orang tuanya sangat bertolak belakang dari kebanyakan orang tua lainnya. Dara memiliki adik perempuan bernama Andin Oktafiani yang terpaut usia hanya 2 tahun darinya.

Andin lebih di spesialkan di dalam keluarganya, tidak dengan dirinya yang selalu menerima perlakuan tidak adil. Alasannya hanya karena, Dara seorang perempuan, lantas kenapa kalau Dara perempuan, Andin juga perempuan, tapi kenapa mereka pilih kasih. Apakah pernah Dara membangkang perkataan orang tuanya? Tidak sama sekali, ia selalu menuruti perkataan orang tuanya, meski bertolak belakang dengan keinginan Dara.

Keluarganya memang berkecukupan, tapi untuk Dara? Tidak! Sedari kecil Dara sudah hidup mandiri, ia menabung sisa uang jajannya untuk membeli peralatan sekolah. Lulus SMP, Dara menjadi pekerja part time di salah satu restoran kecil yang gajinya tidak seberapa. Tetap Dara lakukan demi bisa lanjut bersekolah. Lain halnya dengan Andin. Dia hidup dengan mewah, menggunakan uang sesuka yang ia mau, tidak seperti Dara yang harus bekerja mencari uang demi bisa mengejar pendidikannya.

Dara sebenarnya ingin kuliah sama seperti Andin, tapi orang tuanya melarang. Mereka berkata jika biaya kuliah untuk dua orang lebih mahal dan mereka segan mengeluarkan uang untuk Dara. Di sinilah Dara berada di sebuah club malam. Dara bekerja untuk bisa masuk kuliah, pagi hari Dara akan bekerja sebagai pelayan di sebuah restoran dan malam hari, Dara akan berada di club.

"Dar, lo tau gak? ada Presdir Raffaza Alfarezo di club ini," heboh Fera sahabat Dara. Mereka berdua bersiap untuk pulang karena shift mereka sudah selesai.

"Siapa?" Dara sibuk membenahi bajunya setelah mengganti seragamnya dengan pakaian biasa.

"Raffa, Dar. Astaga ... Presdir Perusahaan Gredion. Masa lo gak tau, makanya sering baca berita biar tahu. Jangan kerja terus, uang lo udah kumpul banyak kok," canda Fera.

"Kamu, 'kan tahu sendiri, Fe, gimana orang tua aku, kalau bukan karna hal itu. Aku pasti udah sibuk sama laporan skripsi, bukan di sini sama kamu," ucap Dara dengan wajah masam.

"Iya. Sorry Dar, gue gak bermaksud bikin lo sedih," sesal Fera.

Dara menampilkan senyumnya dihadapan Fera. Fera adalah satu-satunya yang menyayangi Dara, sahabat yang selalu ada, saat Dara membutuhkan dirinya. Fera adalah anak perantauan jauh dari kedua orang tua, tapi Fera bukan anak manja, ia juga memiliki beberapa kemampuan bela diri, jadi tidak heran jika Fera berpenampilan selayaknya gadis tomboy.

"Lo mau balik bareng gue gak? Tapi gue sama Tomi," ajak Fera.

"Gak ah takut ganggu kalian berdua, aku bisa pulang sendiri."

"Udah malam, Dar. Nanti kalau ada apa-apa sama lo gimana?"

"Ucapan adalah do'a, kamu jangan ngomong sembarang, kalau terkabul gimana? Kamu mau sahabat kamu yang baik ini dalam masalah?" Fera menggeleng.

"Ya, udah deh gue duluan, ya. Tomi udah nunggu nih." Fera pergi. Dara pun segera menyusul sahabatnya keluar dari ruangan karyawan wanita.

"Ehh ... Dara mau pulang, ya," ucap Kak Syifa menghentikan langkah Dara. Syifa adalah senior Dara dan Fera.

"Iya, kak ini mau pulang. Shift aku sudah selesai."

"Kakak mau minta tolong boleh," pinta Syifa.

"Owh ... boleh, Apa?"

"Bisa tolong anterin minuman itu ke kamar VVIP, Dar. Perut kakak mules banget."

Dara ragu, ia tidak pernah menapakkan kakinya ke salah satu kamar di club ini. Dara cuma pelayan biasa yang bertugas mengantar pesanan. Ingin menolak, tapi ia tidak tega, apalagi melihat raut wajah Kak Syifa yang sangat berharap padanya. Akhirnya Dara mengangguk, menggantikan Kak Syifa mengantar minuman.

Dara mengambil nampan berisi minuman, kemudian melangkah menuju lantai atas di mana para kamar berjajar dengan rapi. Setiap melewati kamar, Dara berusaha menulikan pendengarannya karena suara-suara aneh yang masuk gendang telinganya.

Sampai di depan pintu bertuliskan VVIP Room. Dara mengetuk pintu,tapi tidak ada sahutan dari dalam. Benarkan apa yang Kak Syifa katakana. Ia tidak sedang dikerjai, bukan. Sekali lagi Dara mengetuk pintu, tetapi sama tidak ada sahutan. Ketukan ketiga Dara, ia mengetuk lebih keras, barulah ada suara yang mengintrupsikan agar Dara masuk.

Mendorong pintu Dara dapat melihat seorang lelaki menelungkupkan tubuhnya di atas kasur. Dara meletakkan minuman tersebut di atas nakas dekat ranjang. Setelahnya ia mundur hendak meninggalkan kamar.

"Mau kemana," suara berat pria tersebut sejenak menghipnotis kesadaran Dara. Tangannya dicekal oleh pria itu.

"Maaf, tuan, saya hanya mengantarkan minuman. Saya pamit pergi," ucap Dara bergetar, ia merasa takut terhadap pria dihadapannya ini.

"Kau harus melaksanakan tugasmu terlebih dahulu," ujar pria tersebut mengangkat kepalanya melihat Dara.

Dara terkesima melihat wajah tampan pria yang mencekal pergelengan tangannya. Pria di hadapannya laksana pangeran dari negeri dongeng. Tatapan pria itu seakan mengunci Dara dalam sebuah ruang tanpa jalan keluar. Masuk pada jerat tatapan sang makhluk tampan ini. Dara tidak menyadari jika ia sudah berada di atas kasur yang sama dengan pria tersebut.

Saat tangan pria itu menelusuri wajah Dara hingga berhenti pada bibir chery milik Dara. Ia mendekatkan wajahnya sampai hembusan nafas pria itu menerpa wajah Dara, membuat Dara tersadar dengan apa yang ia lakukan. Dara menarik diri, lalu berdiri di sisi ranjang, ia mendengar pria itu menggeram marah karena ulahnya. Tidak ingin sesuatu yang buruk menimpanya. Dara buru-buru menggapai pintu keluar dari kamar.

Klik

Suara kunci terputar terdengar. Dara berusaha membuka pintu, tapi yang ia dapatkan nihil. Kamar ini memang dilengkapi dengan alat otomatis, sehingga pengguna hanya perlu menekan tombol sesuai keinginan mereka.

"Tuan, saya mohon biarkan saya pergi ... saya mohon," pinta Dara.

Pria tersebut menyeringai, "Tidak!"

Dia mendekati Dara dan mencium bibir Dara secara brutal. Dara meneteskan air mata mendapat perlakuan bak *******. Dara memukul dada pria tersebut, tangannya mengepal memberikan pukulan, tapi yang ada pria tersebut semakin menyusup masuk, Dara dapat merasakan rasa asin dari gigitan pria tersebut pada bibirnya dan tanpa aba-aba pria itu menarik Dara dan menghempaskan tubuh mungil itu di atas kasur. Pria itu tersenyum sinis melepaskan satu persatu kancing kemejanya.

Dara menggeleng dengan tangis semakin menjadi. Dara berusaha bangkit, tapi pria itu kembali mendorong Dara hingga terlentang.

"Puaskan aku, jal*ng." Dara semakin menangis mendengar perkataan pria di atasnya.

"Tuan, Anda salah orang. Saya bukan perempuan seperti itu, saya mohon ... biarkan saya pergi." Dara ketakutan ia menyilangkan kedua tangan pada tubuhnya. Pria tersebut tidak tinggal diam, dia mulai melucuti pakaian Dara. Perlawanan demi perlawanan Dara berikan, tapi tidak menghentikan perbuatan bejad pria tersebut.

Dara menendang tepat pada inti pria tersebut hingga dia mengaduh kesakitan. Kesempatan itu Dara gunakan untuk melarikan diri, tapi sepertinya, keberuntungan tidak berpihak padanya. Pria tersebut menarik dan menghempaskan Dara begitu kasar.

Plak

Dara menoleh ke samping karena tamparan pria tersebut dan dengan satu tarikan pria tersebut menarik pakaian atas Dara, hingga tidak ada satu kain pun yang menutup tubuh atas Dara. Tidak habis akal, Dara pun merapatkan kakinya. Mata pria itu berkilat marah. Dia menyingkirkan tangan Dara dan menarik celana yang Dara kenakan hingga terlepas, kemudian ia pun melepaskan celananya.

"Tidak! Tuan, jangan! Saya mohon ... hiks, tuan kasihanilah saya."

Seakan tidak mendengar permohonan Dara. Pria itu berusaha menerobos masuk, tanpa melakukan foreplay terlebih dahulu. Dara meringis menahan sakit, karena sesuatu di bawah sana mendobrak paksa dirinya, dengan sekali dorongan pria tersebut merobek paksa selaput darah Dara, membuat Dara memekik sakit. Air matanya tidak berhenti menetes, hancur sudah hidupnya malam ini.

Pria itu terdiam sebentar menyesuaikan Dara, agar menerima pria itu di dalam dirinya, kemudian bergerak perlahan. Dara tidak bisa meraskan apapun selain sakit dan perih. Pria di atasnya semakin bergerak kasar menyentak diri pada Dara yang hanya menggigit bibir. Pria itu bergerak cepat tidak lama kemudian ia mengerang, meyemburkan cairan kental miliknya ke dalam milik Dara. Pria tersebut mengulangi kegiatannya berkali-kali, dia bahkan tidak memperdulikan Dara yang sudah pingsan karena kegiatan panas mereka.

Sebelum Dara pingsan, ia mendengar pria itu mengucapkan, "Panggil aku Raffa, jal*ng ... shh kau sangat nikmat." 

***

Happy Reading

Hai semua, apa kabar. Semoga selalu sehat, ya. Ketemu lagi nih sama author di akhir tahun dengan cerita baru yang mungkin akan kalian suka. Jangan lupa klik ikon love untuk mendapatkan notif dari Repeatedly Hurt.

Salam sayang dari aku.

Terpopuler

Comments

Endang Winarsih

Endang Winarsih

lanjut

2022-07-24

0

vina argani

vina argani

haduuhh part awal dah tegang niihh

2022-07-14

0

Watilaras

Watilaras

aku mampir di mari

2021-08-25

2

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan
2 Tuduhan
3 Cambukan
4 Susu Putih
5 Hampir Dipecat
6 Kalah Taruhan
7 Sikap Reza
8 Sang Pahlawan
9 Kecelakaan Kecil
10 Hamil
11 Terbongkar
12 Pertunangan
13 Khanza dan Dara
14 Status Baru
15 Siapa yang Hamil?
16 Makan Malam
17 Kedatangan Oma
18 Pamali
19 Sebuah Pengakuan
20 Alergi
21 Merahasiakan
22 Mulut Pedas
23 Patah Hati
24 Tawar Menawar
25 Taoge dan Mangga
26 Nasihat Oma
27 Sikap Mama
28 Parenting
29 Karena Andin
30 Ancaman Oma
31 Pikiran Andin
32 Lamaran Ditolak
33 Dara Mau Berubah
34 Melindungi Dara
35 Bertengkar Hebat
36 Salah Paham
37 Pernikahan Khanza
38 Mempublikasikan
39 Bertemu Kembali
40 Adik Ipar
41 Harta Warisan
42 Kebenaran
43 Mencari Dara
44 Kecurigaan
45 Masa Lalu
46 Mencurigai Andin
47 Buku Diary
48 Couvade Syndrome
49 Sidang Pertama
50 Panti Asuhan
51 Bertemu
52 Penjelasan Dara
53 Perasaan Raffa dan Dara
54 Berteman
55 Dara Pulang
56 Gara-gara Jamu
57 Dafa
58 Hadiah
59 Reza dan Fera
60 Mengidam
61 Berbuat Mesum
62 Bertemu Ayah Mertua
63 Si Kembar
64 Demam
65 Masih Demam
66 Menginap
67 Bertamu
68 Saudara Tiri
69 Kejadian Sebenarnya
70 Raffa Day
71 Seperti Lidi
72 Penuh Cinta
73 Acara Makan Malam
74 Minimal Feminim
75 Bela Diri
76 Kesakitan
77 Takdir yang Lucu
78 Firasat Buruk
79 Marah
80 Perbincangan Perempuan
81 Dunia Terbalik
82 Hendak Liburan
83 Risiko
84 Penasaran
85 Pengumuman Author
86 Pantai
87 Penyelamatan
88 Sunset
89 Tindakan Operasi
90 Duka
91 Pergi Selamanya
92 Kepercayaan Ibu
93 Pengungkapan Reza
94 Butuh Kamu
95 Kejujuran
96 Tidak Menangis
97 Kematian
98 Dara Siuman
99 Ikut Merasakan
100 Kepulangan Dafa
101 Terapi
102 Raffa Sakit
103 Kebahagiaan
104 Akhir Kisah (End)
105 Extra Part 1
106 Extra Part-2
107 Extra Part-3
108 Extra Part-4
109 Extra Part-5
110 Extra Part-6
111 Baby W
112 [Pemberitahuan]
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Kehilangan
2
Tuduhan
3
Cambukan
4
Susu Putih
5
Hampir Dipecat
6
Kalah Taruhan
7
Sikap Reza
8
Sang Pahlawan
9
Kecelakaan Kecil
10
Hamil
11
Terbongkar
12
Pertunangan
13
Khanza dan Dara
14
Status Baru
15
Siapa yang Hamil?
16
Makan Malam
17
Kedatangan Oma
18
Pamali
19
Sebuah Pengakuan
20
Alergi
21
Merahasiakan
22
Mulut Pedas
23
Patah Hati
24
Tawar Menawar
25
Taoge dan Mangga
26
Nasihat Oma
27
Sikap Mama
28
Parenting
29
Karena Andin
30
Ancaman Oma
31
Pikiran Andin
32
Lamaran Ditolak
33
Dara Mau Berubah
34
Melindungi Dara
35
Bertengkar Hebat
36
Salah Paham
37
Pernikahan Khanza
38
Mempublikasikan
39
Bertemu Kembali
40
Adik Ipar
41
Harta Warisan
42
Kebenaran
43
Mencari Dara
44
Kecurigaan
45
Masa Lalu
46
Mencurigai Andin
47
Buku Diary
48
Couvade Syndrome
49
Sidang Pertama
50
Panti Asuhan
51
Bertemu
52
Penjelasan Dara
53
Perasaan Raffa dan Dara
54
Berteman
55
Dara Pulang
56
Gara-gara Jamu
57
Dafa
58
Hadiah
59
Reza dan Fera
60
Mengidam
61
Berbuat Mesum
62
Bertemu Ayah Mertua
63
Si Kembar
64
Demam
65
Masih Demam
66
Menginap
67
Bertamu
68
Saudara Tiri
69
Kejadian Sebenarnya
70
Raffa Day
71
Seperti Lidi
72
Penuh Cinta
73
Acara Makan Malam
74
Minimal Feminim
75
Bela Diri
76
Kesakitan
77
Takdir yang Lucu
78
Firasat Buruk
79
Marah
80
Perbincangan Perempuan
81
Dunia Terbalik
82
Hendak Liburan
83
Risiko
84
Penasaran
85
Pengumuman Author
86
Pantai
87
Penyelamatan
88
Sunset
89
Tindakan Operasi
90
Duka
91
Pergi Selamanya
92
Kepercayaan Ibu
93
Pengungkapan Reza
94
Butuh Kamu
95
Kejujuran
96
Tidak Menangis
97
Kematian
98
Dara Siuman
99
Ikut Merasakan
100
Kepulangan Dafa
101
Terapi
102
Raffa Sakit
103
Kebahagiaan
104
Akhir Kisah (End)
105
Extra Part 1
106
Extra Part-2
107
Extra Part-3
108
Extra Part-4
109
Extra Part-5
110
Extra Part-6
111
Baby W
112
[Pemberitahuan]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!