Hampir Dipecat

Ketukan sepatu high heels pada lantai berwarna putih terdengar oleh semua orang yang berada di loby Perusahaan Gerdion. Dia Khanza Abir, kekasihRaffa. Khanza adalah anak dari konglomerat, ia berprofesi sebagai designer. Tubuh proporsional dengan mata berwarna biru menjadi daya tarik setiap pria. Hidupnya yang sedari kecil sudah bergelimang harta tidak membuatnya tumbuh menjadi gadis manja. Khanza bisa dibilang sebagai gadis mandiri dan tidak memanfaatkan kekuasaan orang tuanya. Memiliki hati yang lembut dan kepedulian yang tinggi menjadikan Khanza di sayang oleh banyak orang. Kepribadiannya yang hangat dan mudah bergaul sangat disenangi oleh keluarga, teman, maupun karyawannya.

Khanza menebar senyum ramah pada karyawan yang ia lewati saat menuju ruangan Raffa. Tak heran jika para karyawan begitu mengharapkan hubungan sang atasan segera dibawa kejenjang yang lebih serius. Akan sangat beruntung jika Raffa bisa menikahi Khanza.

Siang ini Khanza sengaja mengunjungi Raffa, jadwalnya yang tidak terlalu padat dimanfaatkan Khanza untuk bertemu sang kekasih. Beberapa hari belakangan ini mereka sangat sibuk sehingga tidak bisa menghabiskan waktu berdua, tetapi mereka selalu mengabari satu sama lain. Dan ketika tadi malam Raffa tidak memberi kabar apapun membuat Khanza sangat khawatir hingga menelpon Mama untuk menanyakan keberadaan Raffa.

"Serius sekali cintaku ini," ucap Khanza memasuki ruangan Raffa. Pria itu mengalihkan pandangannya dari dokumen yang sedang ia baca. Raffa tersenyum melihat sang kekasih, ia beranjak dari duduknya, kemudian memeluk Khanza erat menyalurkan rasa rindu yang tertanam dalam hati.

"Oh, baby kau datang aku sangat merindukanmu," ucap Raffa.

Khanza membalas pelukan Raffa tak kalah erat. Perilaku seperti ini yang ia rindukan dari Raffa. Prianya bisa mengerti akan kesibukannya sebagai designer.

Raffa melepas pelukannya dan membawa Khanza duduk di sofa yang tersedia di sana.

"Ada apa kemari? Apa jadwalnya kosong hingga bisa ke sini?" tanya Raffa heran, pasalnya Khanza jarang menemuinya, kalau bukan keinginan gadis itu sendiri. Ya, Raffa mengerti akan kesibukan Khanza sehingga selalu ia yang datang menemui Khanza.

"Kau semalam dari mana? Aku khawatir, aku sampai telpon tante loh nanyain kamu," ucap Khanza dengan matanya yang membulat sempurna. Sungguh imut.

"Maaf ya bikin kamu khawatir, aku gak ada niat lakuin itu, kemarin aku pergi ke rumah temen handphone aku lowbat jadi gak bisa kasih kabar," papar Raffa menyesali tindakannya. Menyesal karena harus membohongi Khanza. Raffa tidak mungkin mengatakan yang sebenarnya dan mengecewakan Khanza, ia anti membuat Khanza menangis. Ia akan selalu menjadi sumber kebahagiaan Khanza apapun yang terjadi.

"Baiklah aku maafkan, tapi jangan di ulangi lagi ya."

"Yes, baby," ucap Raffa menyunggingkan senyum.

"Bagaimana kalau kita makan siang. Aku mau menghabiskan waktu bersamamu," ajak Khanza menarik lengan Raffa agar bangkit dan segera keluar dari ruangan.

"Ya, kita seharusnya banyak menghabiskan waktu bersama. Sekarang kamu yang tentukan mau makan di mana."

"Resto Dream Love. Aku diberitahu ada menu spesial di sana." Khanza terlihat sangat antusias mengatakan kepada Raffa.

"Hanya itu," tanya Raffa.

"Emm ... mungkin kita bisa pergi menonton itupun kalau kau tidak sibuk," ujar Khanza menempelkan jarinya didekat bibir.

Raffa tersenyum merangkul pinggang Khanza keluar ruangannya. Gadisnya memang sangat sederhana dan tidak terlalu menunjukkan kekayaannya. Benar-benar istri idaman. Mandiri dan tidak bergantung pada orang lain. Keinginan yang sangat sederhana dan begitu terkesan di hidupnya.

Mereka tiba di restoran, segera mereka mencari tempat duduk yang kosong karena ini waktu makan siang sehingga banyak pengunjung yang datang untuk menikmati makan siang mereka.

Restoran yang dipilih Khanza memang tidak terlalu besar, tapi terkesan indah dengan berbagai furnitur unik serta dinding yang di gambar dengan berbagai bentuk cinta menjadi daya tarik setiap pelanggan apalagi kaum remaja yang sedang jatuh cinta, sangat cocok dengan restoran ini.

Khanza mengangkat tangan ke atas agar pelayan restoran dapat melihat dan menghampirinya.

"Silakan, tuan, nona mau pesan apa," ucap pelayan memberikan buku menu pada Raffa dan Khanza.

Raffa yang merasa pernah mendengar suara pelayan restoran tersebut, mengangkat kepalanya memandang pelayan yang tadi menyerahkan buku menu. Seketika ia membelalak akan seseorang yang ia lihat. Begitupun pelayan restoran tersebut ia juga kaget melihat Raffa, pria yang telah menghilangkan kesuciannya dan menuduhnya.

Darra, ya, pelayan restoran tersebut adalah Dara yang kini dengan penuh senyum ramah berdiri dengan tangan memegang kertas dan bolpoin untuk mencatat pesanan.

Dara ingin segera pergi dari hadapan pria yang ia ketahui bernama Raffa, tapi tuntutan pekerjaan membuatnya tidak bisa berkutik selain memberikan senyum ramah. Lagi pun apa Raffa mengingat dirinya.

"Sayang, kamu pesan apa," tanya Khanza memutuskan kontak mata antara Raffa dan Dara.

Sayang?

Dara tersenyum miris dengan pikirannya. Bagaimana mungkin ia bisa berpikir jika pria sesempurna Raffa masih single. Pikirannya begitu konyol.

Dara memandang wanita yang duduk berhadapan dengan Raffa. Sangat cantik dan sepertinya berasal dari keluarga yang berkelas dilihat dari pakaian yang dikenakan sang wanita.

Ada rasa tak suka dan tak rela jika Raffa memiliki kehidupan yang sangat bahagia, sedangkan dirinya telah dihancurkan olehnya. Sekali lagi Dara harus tertampar kenyataan. Dirinya hanya wanita biasa yang tidak memiliki apa-apa.

"Samakan saja dengan yang kau pilih," ucap Raffa menyadarkan Dara akan lamunanya.

"Ya udah omurice, chicken steak saus enoki, dan jus jeruk masing-masing 2 ya, Mba. Oh ya satu lagi, menu dessert yang spesial ya, Mba." Khanza menyebutkan pesananya, yang ditulis Dara pada kertas kecil yang ia bawa.

"Baik, tunggu sebentar pesanan Anda akan segera datang," ucap Dara ramah.

Dara menyerahkan kertas pesanan tersebut pada bagian dapur.

"Beruntung banget lo Dar bisa lihat langsung wajah Pak Raffa," heboh Fera menepuk bahu Dara pelan. Senyumnya merekah mengetahui keberadaan presdir itu.

Andai Fera tahu apa yang telah dilakukan pria yang sedang dibicarakan kepada Dara. Apa Fera akan segampang ini membicarakan rasa tertariknya pada Raffa. Atau malah sebaliknya, menghampiri dan mengeluarkan segala jenis bela diri miliknya untuk menghajar Raffa. Entahlah semua hanya andai.

"Lo tahu cewek yang bareng Pak Raffa? Dia Khanza Abir, Dar. Dia disainer itu loh yang menang nominasi, dan asal lo tahu dia kekasih Pak Raffa. Ahh potek nih hati gue," ucap Fera dengan lirih pada akhir kalimatnya.

"Khanza," gumam Dara.

"Jangan lebay, Fer."

"Astaga Dara lebay gimana. Dia itu ganteng banget siapa sih cewek yang gak kepincut sama dia, termasuk lo juga suka, 'kan sama dia," tebak Fera.

"Kita sambung nanti ya. Aku antar ini dulu," ucap Dara meninggalkan Fera yang mencebikkan bibir.

Dara menghidangkan satu persatu pesanan. Tanpa sengaja ia menumpahkan jus hingga mengenai blazer yang dikenakan Khanza hingga wanita itu menjerit kaget. Raffa yang melihatnya pun geram atas perlakuan  Dara.

"Pelayanan macam apa ini. Saya tidak terima. Mana manajer restoran ini, saya ingin menemuinya," ujar Raffa dengan rahang yang mengeras, ia bangkit mencari manajer restoran.

"Maaf tuan saya tidak sengaja." Dara berkata dengan raut bersalah yang sangat kentara.

"Sayang jangan membuat keributan ini hanya terkena sedikit saja, jangan berlebihan," ucap Khanza berusaha menghentikan keributan Raffa.

"Ada yang bisa saya bantu, tuan," ucap Pak Hadi selaku manajer restoran. Di samping beliau berdiri Reza Aditama, pemilik restoran yang kebetulan sedang melakukan kunjungan cabang restoran.

"Saya mengeluhkan perlakuan salah satu karyawan bapak. Dia sudah menumpahkan minuman kepada kekasih saya."

"Apa itu benar, Dara," tanya Pak Hadi

"Saya tidak sengaja, Pak." bela Dara.

"Yang pasti saya minta dia dipecat karena tidak becus dalam bekerja,"

"Anda tidak bisa memecat karyawan saya dengan seenaknya. Dia karyawan saya dan hanya saya yang berhak memutuskan. Anda tidak memiliki hak apapun di sini." ucap Reza sarkastis.

"Orang yang tidak profesional dalam bekerja sudah sepantasnya dipecat."

"Dia tidak sengaja melakukannya. Tidak perlu sampai dipecat. Dara minta maaf lah." Dara mengangguk.

"Nona maaf. Saya tidak sengaja," ucap Dara menunduk.

"Tidak apa. Saya juga minta maaf karena menimbulkan keributan ini," ucap Khanza meringis malu.

"Dara, kembalilah ke belakang," suruh Reza dengan datar. Dara melangkah meninggalkan tempat itu.

"Maaf atas ketidaknyamanannya. Silakan nikmati menu restoran ini. Saya pamit undur diri," ujar Reza meninggalkan Raffa dan Khanza.

Khanza menarik Raffa kembali duduk menikmati makan siang mereka. Raffa masih merasa geram terhadap perlakuan Dara, wanita yang baru saja ia ketahui namanya. Wanita yang telah ia renggut kesuciannya. Suatu saat ia akan membalas perlakuan Dara.

***

Happy Reading

Yuhu gimana nih tanggapan kalian untuk Khanza. Hemm menurut kalian karakter Khanza akan seperti apa ya. Nantikan partai selanjutnya ya.

Salam sayang dari aku

Terpopuler

Comments

Elmiah

Elmiah

jadi benci sama raffa egois dara nya takut

2022-06-08

0

novivia

novivia

jgn jahat2 lh thor

2021-06-21

2

Rojo Rojo

Rojo Rojo

lanjut

2021-06-11

1

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan
2 Tuduhan
3 Cambukan
4 Susu Putih
5 Hampir Dipecat
6 Kalah Taruhan
7 Sikap Reza
8 Sang Pahlawan
9 Kecelakaan Kecil
10 Hamil
11 Terbongkar
12 Pertunangan
13 Khanza dan Dara
14 Status Baru
15 Siapa yang Hamil?
16 Makan Malam
17 Kedatangan Oma
18 Pamali
19 Sebuah Pengakuan
20 Alergi
21 Merahasiakan
22 Mulut Pedas
23 Patah Hati
24 Tawar Menawar
25 Taoge dan Mangga
26 Nasihat Oma
27 Sikap Mama
28 Parenting
29 Karena Andin
30 Ancaman Oma
31 Pikiran Andin
32 Lamaran Ditolak
33 Dara Mau Berubah
34 Melindungi Dara
35 Bertengkar Hebat
36 Salah Paham
37 Pernikahan Khanza
38 Mempublikasikan
39 Bertemu Kembali
40 Adik Ipar
41 Harta Warisan
42 Kebenaran
43 Mencari Dara
44 Kecurigaan
45 Masa Lalu
46 Mencurigai Andin
47 Buku Diary
48 Couvade Syndrome
49 Sidang Pertama
50 Panti Asuhan
51 Bertemu
52 Penjelasan Dara
53 Perasaan Raffa dan Dara
54 Berteman
55 Dara Pulang
56 Gara-gara Jamu
57 Dafa
58 Hadiah
59 Reza dan Fera
60 Mengidam
61 Berbuat Mesum
62 Bertemu Ayah Mertua
63 Si Kembar
64 Demam
65 Masih Demam
66 Menginap
67 Bertamu
68 Saudara Tiri
69 Kejadian Sebenarnya
70 Raffa Day
71 Seperti Lidi
72 Penuh Cinta
73 Acara Makan Malam
74 Minimal Feminim
75 Bela Diri
76 Kesakitan
77 Takdir yang Lucu
78 Firasat Buruk
79 Marah
80 Perbincangan Perempuan
81 Dunia Terbalik
82 Hendak Liburan
83 Risiko
84 Penasaran
85 Pengumuman Author
86 Pantai
87 Penyelamatan
88 Sunset
89 Tindakan Operasi
90 Duka
91 Pergi Selamanya
92 Kepercayaan Ibu
93 Pengungkapan Reza
94 Butuh Kamu
95 Kejujuran
96 Tidak Menangis
97 Kematian
98 Dara Siuman
99 Ikut Merasakan
100 Kepulangan Dafa
101 Terapi
102 Raffa Sakit
103 Kebahagiaan
104 Akhir Kisah (End)
105 Extra Part 1
106 Extra Part-2
107 Extra Part-3
108 Extra Part-4
109 Extra Part-5
110 Extra Part-6
111 Baby W
112 [Pemberitahuan]
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Kehilangan
2
Tuduhan
3
Cambukan
4
Susu Putih
5
Hampir Dipecat
6
Kalah Taruhan
7
Sikap Reza
8
Sang Pahlawan
9
Kecelakaan Kecil
10
Hamil
11
Terbongkar
12
Pertunangan
13
Khanza dan Dara
14
Status Baru
15
Siapa yang Hamil?
16
Makan Malam
17
Kedatangan Oma
18
Pamali
19
Sebuah Pengakuan
20
Alergi
21
Merahasiakan
22
Mulut Pedas
23
Patah Hati
24
Tawar Menawar
25
Taoge dan Mangga
26
Nasihat Oma
27
Sikap Mama
28
Parenting
29
Karena Andin
30
Ancaman Oma
31
Pikiran Andin
32
Lamaran Ditolak
33
Dara Mau Berubah
34
Melindungi Dara
35
Bertengkar Hebat
36
Salah Paham
37
Pernikahan Khanza
38
Mempublikasikan
39
Bertemu Kembali
40
Adik Ipar
41
Harta Warisan
42
Kebenaran
43
Mencari Dara
44
Kecurigaan
45
Masa Lalu
46
Mencurigai Andin
47
Buku Diary
48
Couvade Syndrome
49
Sidang Pertama
50
Panti Asuhan
51
Bertemu
52
Penjelasan Dara
53
Perasaan Raffa dan Dara
54
Berteman
55
Dara Pulang
56
Gara-gara Jamu
57
Dafa
58
Hadiah
59
Reza dan Fera
60
Mengidam
61
Berbuat Mesum
62
Bertemu Ayah Mertua
63
Si Kembar
64
Demam
65
Masih Demam
66
Menginap
67
Bertamu
68
Saudara Tiri
69
Kejadian Sebenarnya
70
Raffa Day
71
Seperti Lidi
72
Penuh Cinta
73
Acara Makan Malam
74
Minimal Feminim
75
Bela Diri
76
Kesakitan
77
Takdir yang Lucu
78
Firasat Buruk
79
Marah
80
Perbincangan Perempuan
81
Dunia Terbalik
82
Hendak Liburan
83
Risiko
84
Penasaran
85
Pengumuman Author
86
Pantai
87
Penyelamatan
88
Sunset
89
Tindakan Operasi
90
Duka
91
Pergi Selamanya
92
Kepercayaan Ibu
93
Pengungkapan Reza
94
Butuh Kamu
95
Kejujuran
96
Tidak Menangis
97
Kematian
98
Dara Siuman
99
Ikut Merasakan
100
Kepulangan Dafa
101
Terapi
102
Raffa Sakit
103
Kebahagiaan
104
Akhir Kisah (End)
105
Extra Part 1
106
Extra Part-2
107
Extra Part-3
108
Extra Part-4
109
Extra Part-5
110
Extra Part-6
111
Baby W
112
[Pemberitahuan]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!