Raffa sudah berada di perusahaan miliknya. Membolak balik dokumen yang baru saja ia terima dari salah satu anak buahnya yang ia tugaskan mencari Khanza. Tak ada informasi mendetail mengenai keberadaan Khanza. Sungguh semua akses menuju keberadaan Khanza terblokir tanpa jejak.
Nomor telpon Khanza bahkan telah diganti hingga Raffa tidak bisa menghubungi Khanza. Raffa muak berada diposisi seperti sekarang.
Tok tok tok
Masuk
Pria berpenampilan rapi dengan tangan membawa iPad itu menghampiri Raffa. Dia adalah Arya Pradana. Sekretaris sekaligus orang kepercayaan Raffa.
"Selamat pagi, tuan. Sesuai permintaan Anda, saya sudah mencari bukti mengenai bagaimana Anda bisa berada di club pada malam itu." Arya dengan berdiri tegak membuka ipad dan menscrol layar yang menampilkan beberapa kata.
Setelah peristiwa buruk menimpa Raffa. Ia meminta Arya untuk menyelidiki dibalik keberadaan di sana. Yang Raffa ingat dia menerima tawaran minum bersama dengan Danu, rekan bisnisnya. Entah bagaimana dia bisa berada di tempat tidur bersama Dara dalam keadaan kacau. Ia bahkan tidak mengingat apapun.
"Tuan Danu telah menjebak Anda. Dia memasukkan sesuatu pada minuman hingga Anda tidak sadarkan diri, kemudian membawa Anda ke lantai atas. Dia menelpon seseorang untuk menemani Anda waktu itu. Dan berusaha membuat berita simpang siur mengenai Anda, tetapi dengan pergerakan gesit dari Anda. Saya berhasil menghentikan berita tersebut menyebar." Menjelaskan secara garis besar.
Raffa mengepalkan tangannya. Bermain-main dengan seorang Raffa jangan harap bisa hidup tenang.
"Batalkan semua kerjasama kita dengan dia. Tarik semua saham yang kita tanam di sana. Masukan dia ke sel tahanan atas tuduhan pencemaran nama baik." Begitu lugas Raffa mengucapkan setiap kata, tak memandang siapa yang ia lawan, baginya tidak ada yang bisa menandingi dirinya dalam segala hal.
"Baik, saya akan melakukannya." Arya menutup iPad yang ia bawa.
"Lalu bagaimana dengan wanita yang tidur denganku."
"Sesuai rekaman CCTV wanita yang seharusnya menemani Anda. Dia tidak datang dan sebagai gantinya, anak buah Danu menjebak pelayan di sana karena takut terkena amarah Danu," ucap Arya. Hilang sudah sopan santunnya terhadap Danu. Ia tidak lagi menggunakan embel-embel tuan saat menyebut nama Danu.
Secara tidak langsung Danu dibodohi anak buahnya, yang Danu tahu rencananya berhasil, tapi ternyata gagal total dan beralih menjadi kasus penjebakan dan pencemaran nama baik.
Secara tidak langsung pula. Dara yang tidak mengetahui apapun menjadi korban ketamakan Danu hingga berakhir bersama Raffa. Dan kini terjerat dalam tali pernikahan.
Raffa mengerang marah. Bagaimana pun jua Dara turut andil meski tanpa sengaja terseret masuk. Khanza mengorbankan cintanya demi Dara wanita yang tidak tahu latar belakangnya seperti apa.
"Saya sudah mencari informasi mengenai wanita yang Anda tiduri." Arya akan melanjutkan ucapannya, tapi terhenti karena Raffa memberi isyarat tidak ingin mendengarkan hal apapun tentang Dara.
"Aku sudah tahu tentang dia. Wanita gila harta, tahta, dan kekuasaan. Tak akan aku biarkan dia hidup tenang." Ucapan Raffa membuat Arya melebarkan mata mendengar tuduhan sang atasan pada wanita yang ia ketahui bernama Dara. Tidak sesuai dengan informasi yang ia dapat.
"Tapi, tuan ...."
"Sudah cukup kau tidak perlu repot-repot mengurus wanita itu. Dia sudah berada digenggaman tanganku." Membuat gerakan tangan yang mengepal dan tersenyum smirk memikirkan rencana yang bersarang di kepalanya.
Anda salah paham, tuan. Nona Dara tidak seperti apa yang Anda pikirkan. Batin Arya.
"Aku ada tugas baru untukmu," ucap Raffa.
"Apa itu, tuan."
"Cari keberadaan Khanza. Dia pergi keluar negeri. Cari di negara mana dia berada." Arya menyergit bingung mendapat perintah dari Raffa. Kenapa sang atasan tidak menanyakan langsung pada Khanza. Mengapa harus melalui dirinya. Tidak tahukah dia pekerjaannya terbengkalai hanya untuk mengurusi hal yang tidak penting menurutnya.
"Apa Anda sudah mencoba menghubungi Nona Khanza, tuan."
"Kalau pun bisa aku tidak akan meminta bantuanmu," ucapnya kesal.
Tidak perlu marah aku hanya menanyakan. Batin Arya.
"Apa hubungan kalian sedang tidak baik, tuan."
Raffa merasa Arya audah terlalu jauh menanyakan hal pribadi.
"Kau tidak berhak menanyakan hal seperti itu. Laksanakan saja perintahku."
Arya diam, ia sadar sudah melanggar privasi sang atasan, tapi rasa penasarannya sungguh besar dan dengan berani ia menanyakan hal tersebut. Arya menelan ludah pahit ketika tatapan tajam Raffa dilayangkan untuknya. Buru-buru ia mengganti topik pembicaraan.
"Tuan apa ada akan mengurus cuti dalam waktu dekat ini. Saya dengar Anda akan menikahi Nona Khanza." Kalimat tersebutlah yang meluncur. Arya dapat melihat wajah sendu yang ditunjukkan Raffa.
Baik Arya atau karyawan lain bahkan seluruh dunia tidak mengetahui jika Raffa sudah menikah dengan Dara. Yang mereka tahu Raffa masih berhubungan dengan Khanza. Tak jarang ada beberapa klien yang menanyakan kelanjutan hubungan Raffa dan Khanza.
"Aku mengundur pernikahan dalam beberapa bulan." Arya cukup kaget, tapi cepat ia mengganti ekspresi wajahnya.
"Cepat temukan Khanza dan pastikan Danu tidak membuat ulah yang merugikan diriku." Arya mengangguk, kemudian pergi.
Raffa menjatuhkan tubuhnya pada sandaran kursi. Ia memijat pelan keningnya yang berdenyut mengenai masalah yang dihadapi. Logikanya mengiyakan jika Dara hanya korban, tapi tidak dengan hatinya yang terluka karena perbuatan Dara. Sekaligus menyayangkan sikap terlalu peduli Khanza hingga rela mengorbankan cintanya. Ia sudah terlanjur dibuat kecewa oleh Dara yang membohongi Raffa dengan perkataan manis miliknya.
☘☘☘
Reza menutup panggilan dari Dara yang meminta cuti untuk beberapa hari ke depan. Dara tidak menjelaskan alasan mengambil cuti. Dia hanya bilang akan mengurus masalah pribadi, tapi Reza tidak bisa begitu saja percaya. Terlebih tempo lalu Raffa datang dan menyeret Dara pergi. Dalam benaknya ia bertanya-tanya masalah apa yang Dara dan Raffa miliki sehingga Raffa terlihat begitu marah pada saat itu, tapi kembali lagi ia tidak memiliki hak apapun mengenai masalah yang Dara hadapi.
"Sepertinya saya tidak bisa menganggap mu hanya sebatas atasan dan bawahan atau sebatas kakak adik," ucap Reza memandang layar ponsel miliknya yang menampilkan wajah ramah Dara saat melayani pembeli. Reza mengambilnya secara diam-diam.
"Senyum manis yang kau tunjukkan sebagai penutup luka sangat kentara, Dara. Ada rasa ingin melindungi dan membuatmu tersenyum." Mengusap bibir tersenyum Dara dalam ponsel.
"Sepertinya saya mulai menyukaimu," ucap Reza terkekeh geli. Merasa bodoh atas pengakuannya. Bagaimana bisa dalam waktu kurang lebih 2 bulan Reza menyimpulkan perasaannya.
"Suka? Astaga ... kau telah membuatku gila dengan mengatakan menyukaimu, walau aku belum tahu pasti apa yang sebenarnya aku rasakan. Dara cepatlah kembali aku akan sangat merindukan kehadiranmu," ucap Reza mematikan ponsel, kemudian beranjak pergi.
***
Happy reading.
Kita pending dulu ya bagian Dara. Aku mau kalian kenalan sama Arya hehe. Duhh si Reza meresahkan nih. Menurut kalian bagaimana?
Salam sayang dari aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 112 Episodes
Comments
Yulvita Darnel
jangan biarkan dara menderita, biarkan Reza membuat nya bahagia
2021-07-15
0
Noor Dech
lanjut
2021-05-21
0
Yasdi Oktama
pasti dara lebih tajir melintir dari pada suaminya,,,nyesel dh mertuanya mengacuhkan dara
2021-03-26
0