Kecelakaan Kecil

Waktu berlalu begitu cepat. Tidak terasa sudah 2 bulan setelah aksi pertolongan Reza pada saat itu. Hubungan mereka pun menjadi lebih dekat meski masih ada batasan. Dara sudah menganggap Reza sebagai kakak laki-laki sekaligus teman, sedangkan Reza menganggap Dara sudah seperti adiknya sendiri walau tidak dipungkiri hubungan antara laki-laki dan perempuan akan melibatkan yang namanya perasaan, tapi sejauh ini mereka masih terlihat biasa.

Setiap akhir pekan Reza selalu mengajak Dara untuk menghabiskan waktu bersama. Dia ingin mengekspresikan diri agar tidak terlalu jenuh dengan pekerjaan. Setiap melihat wajah Dara yang murung membuat hatinya bergerak untuk menerbitkan senyum tulus dan tawa dari bibir Dara.

Di bawah panas yang terik. Dara berjalan kembali ke restoran. Ia baru saja mengantar pesanan pelanggan, karena letak rumah si pemesan melewati gang kecil sehingga Dara harus berjalan kaki menuju jalan raya untuk menghentikan kendaraan umum.

Dara melihat angkot menepi karena ada penumpang pun segera berlari karena takut tertinggal. Namun, keberadaan angkot tersebut di sebrang jalan sehingga Dara harus menyebrang, ia sedikit kesulitan karena kendaraan yang ramai berlalu lalang.

Suara decitan ban mobil dan aspal jalan, terdengar begitu memekik telinga. Dara hampir saja tertabrak karena menyebrang tidak melihat kanan dan kiri ia memang tidak tergores sedikitpun tapi terik matahari yang begitu menyengat dan shock hampir tertabrak membuat sistem peredaran darah Dara seakan terhenti, jantungnya berpacu dengan cepat, keringat dingin mulai menyerangnya sampai tubuhnya limbung dan pingsan.

Orang sekitar terkejut dan mendekati Dara. Salah satu dari mereka mengetuk kaca mobil yang mereka kira menabrak Dara. Seorang wanita keluar dan menghampiri Dara yang tergeletak tak berdaya.

"Tolong bawa masuk ke mobil. Saya akan bertanggungjawab untuk mengantarkannya ke rumah sakit," ucap Khanza, pemilik mobil yang tidak sengaja hampir menabrak Dara.

Beberapa lelaki menggendong Dara dimasukkan ke jok belakang mobil. Khanza berterimakasih, kemudian melakukan mobilnya ke rumah sakit terdekat. Tiba di sana Khanza meminta perawat melakukan pertolongan pertama pada Dara. Khanza kalut ia khawatir sekaligus takut terjadi hal buruk. Begitu Dara dibawa ke UGD. Khanza tetap menunggu sesekali ia berdoa agar korban yang ia tabrak tidak mengalami hal serius.

Khanza menelpon seseorang. Dalam keadaan seperti ini ia butuh sandaran dan penyemangat.

"Halo, Sayang bisakah kau ke rumah sakit segera. Citra Medika. Ya, segeralah ke sini. Aku menunggumu." Menutup telpon. Sudah di pastikan Raffa yang Khanza telpon.

Beberapa saat kemudian dokter keluar. Khanza segera menanyakan keadaan Dara.

"Dokter bagaimana keadaan dia."

"Apakah Anda keluarga pasien." Khanza menggeleng sebagai jawaban.

"Silakan temui pasien dia sudah sadar. Saya akan melakukan tes darah pasien dan segera kembali."

"Dokter apakah ada hal serius?"

Dokter tersenyum, kemudian menggeleng. "Tidak ada yang perlu di khawatirkan nona. Kita akan tau hasilnya setelah hasil tes darah keluar, sebaiknya Anda segera mengurus administrasi."

Khanza menghampiri bagian administrasi dan menyelesaikan administrasi.

"Khanza," panggil Raffa. Khanza membalik badan, tersenyum lega melihat Raffa datang.

"Kenapa kamu ada di sini. Apa terjadi sesuatu. Kau tidak terluka, bukan," cemas Raffa memutar tubuh Khanza mencari luka yang kemungkinan didapat Khanza.

Khanza tertawa dengan sikap Raffa yang menurutnya lucu. Raffa terlalu mengkhawatirkan Khanza yang keadaan baik-baik saja.

"Sayang aku baik, tidak ada luka hanya saja aku menabrak seseorang," cicit Dara memelankan suaranya. Matanya menyipit melihat raut wajah Raffa.

"Siapa yang kamu tabrak."

"Entahlah ini aku mau ke sana menemuinya. Kamu mau ikut denganku?"

"Aku ikut dan menjelaskan pada dia."

"Kamu mau menjelaskan apa, kamu saja tidak ada di tempat kejadian."

"Akan aku jelaskan jika cintaku ini tidak sengaja menabrak dia karena terlalu fokus memikirkan diriku yang tampan ini," sombong Raffa merangkul Khanza menuju ruang rawat Dara.

Membuka pintu Khanza melihat Dara yang terbaring lemas dengan menatap kosong langit kamar. Suara pintu terbuka tidak mengalihkan pandangan Dara. Wanita itu seakan melihat sesuatu yang begitu menarik di penglihatannya sehingga acuh dengan keadaan sekitar.

"Halo," sapa Khanza melambaikan tangan.

Dara menengok ke arah dua manusia yang menghampirinya. Khanza dan Raffa yang sudah berdiri bersisihan di dekat Dara membuat Dara terkejut melihat kehadiran Khanza dan Raffa. Sepasang kekasih yang sangat dihindari oleh Dara. Ia bahkan sudah hampir melupakan ingatan buruknya. Namun, semua sia-sia dengan kehadiran Raffa yang mengingatkan Dara akan kejadian terdahulu.

Raffa pun sama terkejutnya dengan Dara. Ia terlihat marah melihat Dara yang ternyata korban tabrak oleh sang kekasih. Mengumpat dalam hati menghina Dara sepertinya sengaja menabrakkan diri agar bisa memeras Khanza dengan alasan kecelakaan. Raffa berdecih melontar kalimat benci dalam hatinya. Matanya menatap tajam ke arah Dara yang memilih tidak menanggapi keberadaan Raffa.

"Perkenalkan nama saya Khanza. Saya yang telah menabrak kamu hingga berakhir di sini. Saya minta maaf karena lalai dalam menyetir."

"Tidak ... tidak. Saya yang tidak berhati-hati saat menyebrang. Saya yang salah di sini dan saya minta maaf."

"Sudah aku bilang bukan. Kau tidak salah, Sayang." Raffa tiba-tiba menyela pembicaraan kedua wanita itu.

Khanza menghiraukan ucapan Raffa.

"Meskipun begitu, saya tetap salah emm ...," bingung Khanza ingin memanggil Dara apa karena ia belum tahu siapa nama Dara.

"Aku Andara, panggil saja Dara," ucap Dara mengerti kebingungan Khanza.

"Ya, Dara. Aku minta maaf karena kamu berakhir di sini." Khanza mengubah gaya bahasanya menjadi lebih santai. Berusaha mengakrabkan diri dengan Dara

"Jangan terus merasa bersalah. Mobilmu tidak mengenai diriku hanya saja tubuhku yang kurang fit hari ini jadi aku pingsan."

Raffa masih diam mendengarkan percakapan dua wanita yang tidak menarik sama sekali. Tinggal minta maaf dan memaafkan saja kenapa harus berdrama. Raffa geram karena di acuhkan oleh Khanza yang lebih memilih bercengkrama dengan Dara.

Wanita yang baru disadari Khanza jika dia wanita yang sama ketika di restoran saat Raffa menimbulkan masalah. Khanza terus saja berceloteh sana sini menanyakan beberapa hal yang menurut Dara tidak terlalu penting. Dara hanya menanggapi seadanya. Tubuhnya yang masih lemah tidak bisa di ajak mengobrol terlalu lama, padahal ia tidak terluka sama sekali. Dara benar hanya pingsan, tapi tubuhnya seakan lemas tak bertenaga.

"Untuk kejadian di restoran aku mewakili Raffa meminta maaf kepadamu. Hampir saja kamu kehilangan pekerjaan.

"Tidak apa aku sudah biasa menghadapi pembeli yang seperti itu." Melirik sekilas pada Raffa yang berwajah masam mungkin karena tak dianggap keberadaannya oleh Khanza yang sedari tadi mengobrol dengan Dara.

"Dokter bilang apa tentang keadaanku," tanya Dara penasaran.

"Dokter tidak mengatakan apapun. Katanya setelah hasil cek darahmu keluar dia akan segera memberitahu. Kita tunggu saja."

"Sayang kau ada janji bertemu klien hari ini." Raffa mengingatkan jadwal Khanza.

Khanza melirik jam tangannya, kemudian menepuk jidat merutuki kebodohannya melupakan klien penting.

"Ya ampun aku lupa, terimakasih Sayang sudah mengingatkan. Aku. Harus pergi dan tolong jaga Dara. Dokter sebentar lagi akan datang."

"Tidak perlu, Za. Aku bisa menjaga diri," tolak Dara.

"Bye, aku tinggal." Tidak menghiraukan penolakan Dara. Ia meninggalkan Dara dan Raffa.

Suasana kamar menjadi hening setelah kepergian Khanza. Mereka berdua tenggelam dalam lamunan masing-masing.

***

Happy reading.

Kasih bocoran sedikit ya hehe. Di part selanjutnya ada kejutan untuk kalian. Ada Fera yang kecewa sama Dara. Uhh gimana? udah penasaran belum. Yuk klik love biar tahu up terbaru Repeatedly Hurt.

Salam sayang dari aku.

Terpopuler

Comments

YK

YK

raffa ini sangat buruk tabiatnya. apa harus disandingkan sama dara? terlalu maksa kayaknya..

2023-11-23

0

Alanna Th

Alanna Th

kalo gk hamil, critanya end d sini donk. sabar, smoga aza jln critanya tdk spt yg lain y, thor 👍😘🙏

2022-05-06

0

Doretea Wartini

Doretea Wartini

aq sangat kecewa kalo dara hamil

2021-06-03

1

lihat semua
Episodes
1 Kehilangan
2 Tuduhan
3 Cambukan
4 Susu Putih
5 Hampir Dipecat
6 Kalah Taruhan
7 Sikap Reza
8 Sang Pahlawan
9 Kecelakaan Kecil
10 Hamil
11 Terbongkar
12 Pertunangan
13 Khanza dan Dara
14 Status Baru
15 Siapa yang Hamil?
16 Makan Malam
17 Kedatangan Oma
18 Pamali
19 Sebuah Pengakuan
20 Alergi
21 Merahasiakan
22 Mulut Pedas
23 Patah Hati
24 Tawar Menawar
25 Taoge dan Mangga
26 Nasihat Oma
27 Sikap Mama
28 Parenting
29 Karena Andin
30 Ancaman Oma
31 Pikiran Andin
32 Lamaran Ditolak
33 Dara Mau Berubah
34 Melindungi Dara
35 Bertengkar Hebat
36 Salah Paham
37 Pernikahan Khanza
38 Mempublikasikan
39 Bertemu Kembali
40 Adik Ipar
41 Harta Warisan
42 Kebenaran
43 Mencari Dara
44 Kecurigaan
45 Masa Lalu
46 Mencurigai Andin
47 Buku Diary
48 Couvade Syndrome
49 Sidang Pertama
50 Panti Asuhan
51 Bertemu
52 Penjelasan Dara
53 Perasaan Raffa dan Dara
54 Berteman
55 Dara Pulang
56 Gara-gara Jamu
57 Dafa
58 Hadiah
59 Reza dan Fera
60 Mengidam
61 Berbuat Mesum
62 Bertemu Ayah Mertua
63 Si Kembar
64 Demam
65 Masih Demam
66 Menginap
67 Bertamu
68 Saudara Tiri
69 Kejadian Sebenarnya
70 Raffa Day
71 Seperti Lidi
72 Penuh Cinta
73 Acara Makan Malam
74 Minimal Feminim
75 Bela Diri
76 Kesakitan
77 Takdir yang Lucu
78 Firasat Buruk
79 Marah
80 Perbincangan Perempuan
81 Dunia Terbalik
82 Hendak Liburan
83 Risiko
84 Penasaran
85 Pengumuman Author
86 Pantai
87 Penyelamatan
88 Sunset
89 Tindakan Operasi
90 Duka
91 Pergi Selamanya
92 Kepercayaan Ibu
93 Pengungkapan Reza
94 Butuh Kamu
95 Kejujuran
96 Tidak Menangis
97 Kematian
98 Dara Siuman
99 Ikut Merasakan
100 Kepulangan Dafa
101 Terapi
102 Raffa Sakit
103 Kebahagiaan
104 Akhir Kisah (End)
105 Extra Part 1
106 Extra Part-2
107 Extra Part-3
108 Extra Part-4
109 Extra Part-5
110 Extra Part-6
111 Baby W
112 [Pemberitahuan]
Episodes

Updated 112 Episodes

1
Kehilangan
2
Tuduhan
3
Cambukan
4
Susu Putih
5
Hampir Dipecat
6
Kalah Taruhan
7
Sikap Reza
8
Sang Pahlawan
9
Kecelakaan Kecil
10
Hamil
11
Terbongkar
12
Pertunangan
13
Khanza dan Dara
14
Status Baru
15
Siapa yang Hamil?
16
Makan Malam
17
Kedatangan Oma
18
Pamali
19
Sebuah Pengakuan
20
Alergi
21
Merahasiakan
22
Mulut Pedas
23
Patah Hati
24
Tawar Menawar
25
Taoge dan Mangga
26
Nasihat Oma
27
Sikap Mama
28
Parenting
29
Karena Andin
30
Ancaman Oma
31
Pikiran Andin
32
Lamaran Ditolak
33
Dara Mau Berubah
34
Melindungi Dara
35
Bertengkar Hebat
36
Salah Paham
37
Pernikahan Khanza
38
Mempublikasikan
39
Bertemu Kembali
40
Adik Ipar
41
Harta Warisan
42
Kebenaran
43
Mencari Dara
44
Kecurigaan
45
Masa Lalu
46
Mencurigai Andin
47
Buku Diary
48
Couvade Syndrome
49
Sidang Pertama
50
Panti Asuhan
51
Bertemu
52
Penjelasan Dara
53
Perasaan Raffa dan Dara
54
Berteman
55
Dara Pulang
56
Gara-gara Jamu
57
Dafa
58
Hadiah
59
Reza dan Fera
60
Mengidam
61
Berbuat Mesum
62
Bertemu Ayah Mertua
63
Si Kembar
64
Demam
65
Masih Demam
66
Menginap
67
Bertamu
68
Saudara Tiri
69
Kejadian Sebenarnya
70
Raffa Day
71
Seperti Lidi
72
Penuh Cinta
73
Acara Makan Malam
74
Minimal Feminim
75
Bela Diri
76
Kesakitan
77
Takdir yang Lucu
78
Firasat Buruk
79
Marah
80
Perbincangan Perempuan
81
Dunia Terbalik
82
Hendak Liburan
83
Risiko
84
Penasaran
85
Pengumuman Author
86
Pantai
87
Penyelamatan
88
Sunset
89
Tindakan Operasi
90
Duka
91
Pergi Selamanya
92
Kepercayaan Ibu
93
Pengungkapan Reza
94
Butuh Kamu
95
Kejujuran
96
Tidak Menangis
97
Kematian
98
Dara Siuman
99
Ikut Merasakan
100
Kepulangan Dafa
101
Terapi
102
Raffa Sakit
103
Kebahagiaan
104
Akhir Kisah (End)
105
Extra Part 1
106
Extra Part-2
107
Extra Part-3
108
Extra Part-4
109
Extra Part-5
110
Extra Part-6
111
Baby W
112
[Pemberitahuan]

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!