Suara tangisan bayi terdengar diseluruh ruangan rumah yang didatangi Mily. Saat itu Alvin dan Priska baru saja akan menyantap sarapan pagi mereka. Priska yang nampak sibuk mengurus anaknya yang saat itu sedang rewel semakin tak bisa membendung emosinya tatkala mendengar cerita Mily. Apalagi melihat teman baiknya itu menangis.
“Aku mohon kalian berdua berhentilah menangis. Telinga ku sudah berdengung sejak bangun tidur tadi..” seru Alvin dengan nada memprotes.
“Apa kamu bilang? Javier ini kan anak kamu dan Mily itu teman kita. Bisa-bisanya kamu berkata begitu.” Suara Priska meninggi.
“Baiklah-baiklah aku minta maaf,” timpal Alvin. Hati laki-laki itu menciut melihat mata istrinya yang dengan sinis menatap ke arahnya.
Alvin baru saja akan menyuapkan sendok penuh lauk ke mulut saat Priska menegurnya. “Kamu lagi apa?” tanya Priska pada suaminya.
“Aku? Lagi sarapan lah..”
Priska datang menghampiri Alvin dan memukul bahu kanan suaminya itu pelan. “Kamu disaat begini masih bisa-bisanya sarapan..”
“Terus aku harus bagaimana? Bukannya ini sudah kesekian kalinya mereka berdebat, jadi biarkan saja,” timpal Alvin.
“Cepat pergi temui Mike..”
“Iya nanti setelah selesai sarapan..”
“Sana pergi.. Kalau sampai nanti malam Mily masih menangis, nanti malam kamu gak usah makan..” Ancam Priska.
“Baiklah..baiklah aku pergi..” Alvin menenggak segelas air putih dan berjalan mengambil kunci mobilnya. “Sepertinya kamu dan Mike sama sekali tidak bisa membuat hidup ku tenang..” Priska memelototi suaminya lagi.
“Sudah-sudah jangan menangis. Nanti mata kamu bengkak. Kamu kan masih harus masuk kerja siang ini..” Priska mengelus-elus pelan punggung Mily.
**
Di tempat lain pagi itu, Reihan nampak sibuk membantu kakek tua membuka toko kelontong kecil miliknya. Laki-laki itu mengambil lap kecil dan membasahinya dengan air kran lalu memerasnya. Mengelap jendela kaca yang sudah sangat buram sampai mengkilap. Setelah selesai laki-laki itu pergi menaiki tangga besi dan mengambil pel lantai yang dia senderkan di sudut depan kamarnya, kemudian kembali ke toko.
Dengan penuh semangat Reihan bolak-balik mengepel lantai toko kecil itu sampai bersih, sementara sang pemilik masih disibukkan mengurus istrinya yang sakit. Tiba-tiba Reihan ingat dengan Mily dan berpikir untuk menghubunginya. “Halo,” seru Mily yang langsung mengangkat panggilan telepon Reihan.
“Kamu nangis?” tanya Reihan. Laki-laki itu berpikir mungkin ini ada hubungannya dengan kejadian semalam.
“Kamu ada apa telepon aku pagi-pagi?” tanya Mily tanpa menghiraukan pertanyaan Reihan barusan.
“Eh gini.. Daripada kamu nangis begitu, lebih baik datang ketempatku. Bantu aku bersih-bersih..”
“Ahh?”
“Aku tunggu ya..” Reihan langsung memutus pembicaraan mereka dan melanjutkan kembali pekerjaannya.
**
Mily masih terbengong setelah menyelesaikan panggilan teleponnya barusan. “Kamu kenapa? Barusan siapa yang telepon?” tanya Priska penasaran.
“Teman ku di tempat kerja..”
“Laki atau perempuan?” selidik Priska.
“Laki-laki..”
“Terus dia bilang apa?”
“Dia minta aku ke tempatnya buat bantu bersih-bersih,” jawab Mily polos.
“Kenapa dia minta kamu bersih-bersih? Kamu kan bukan pembantunya?”
“Entahlah.. Ya sudah aku pergi dulu, nanti dia nunggu aku lagi..” Baru saja Mily berdiri dari sofa Priska sudah menghadangnya. “Tunggu.. Kamu kenal dia sudah berapa lama? Kenapa kamu gak pernah cerita?”
“Hmmm kurang lebih dua minggu yang lalu.. Tadi malam juga dia datang kerumah ku makan malam bareng..”
“Bukannya kamu bilang semalam Mike makan malam dirumah kamu.. berarti...” Priska tak melanjutkan kalimatnya. Dia sudah paham alasan Mike melontarkan kata-kata pedas pada Mily. “Wah parah..parah,” gumam Priska.
“Apa yang parah?” tanya Mily dengan polosnya.
“Kamu sama sekali benar-benar gak tahu kenapa Mike tiba-tiba marah sama kamu?” tanya Priska dan gadis itu mengangguk.
“Mily, aku pikir kamu memang benar-benar bodoh..” seru Priska dengan memasang raut wajah prihatin. “Mike itu cemburu..” lanjut Priska.
“Mana mungkin.. toh dia jelas-jelas bilang kalau dia gak suka sama aku..” Mily tak percaya.
“Kamu harus tahu terkadang bibir dan hati itu tidak sejalan.. Contohnya saat kamu bilang kamu akan membenci Mike, tapi apakah hati kamu juga bertindak sama?”
Mily menggelengkan kepalanya. “Makanya aku bilang bibir dan hati terkadang tidak sejalan. Apa yang diucapkan Mike ke kamu bisa jadi hanya karena dia ingin menutupi perasaannya sendiri.. Sampai sini apa kamu sudah mengerti?”
“Sedikit..” jawab Mily singkat. Sedang Priska tampak memukul-mukul dahinya pelan.
**
Kejadian semalam..
Mike menarik lengan Mily dan mereka berdua masuk kekamar Mily. Setelah pintu kamar dikunci, Mike terus menerus menatap Mily yang duduk di tempat tidurnya. Gadis itu merasa sebenarnya sudah tidak ada yang perlu dibicarakan di antara mereka toh Mike dengan jelas sudah mengatakan kalau laki-laki itu tidak menyukainya. Dan Mily juga sudah ingin berhenti berjuang karena semakin lama perasaannya semakin lelah.
Ini sudah kali kedua Mike menghembuskan nafasnya dengan berat tanpa memulai pembicaraan. “Kamu bilang ada yang mau dibicarakan?” Mily memulai percakapan.
Lagi, Mike menghembuskan nafasnya dengan berat untuk ketiga kalinya sebelum akhirnya laki-laki itu memulai pembicaraan.
“Apa kalian berpacaran?” tanya Mike datar.
“Berpacaran atau tidak itu bukan urusan kamu..” jawab Mily ketus.
“Kenapa? Kamu malu sama harga diri kamu makanya kamu langsung cari laki-laki lain?” tanya Mike lagi dengan nada yang semakin dingin.
“Apa maksud kamu?”
“Bukannya kamu berusaha mati-matian untuk bisa masuk keperusahaan ku karena kamu ingin mencari kesempatan dekat denganku, tapi sayang aku langsung membatalkan penerimaan kamu. Lalu kamu mencari kesempatan lain dengan meminta bantuan kakek untuk bertemu dengan ku. Dan kebetulan kakek mengatakan ingin menjodohkan kita berdua tapi sayang untuk kali kedua usaha kamu gagal lagi karena aku langsung menolak permintaan kakek. Makanya sekarang kamu langsung mencari laki-laki lain untuk menyelamatkan harga diri kamu. Bukan begitu?” Mike menatap Mily dengan raut wajah marah.
Mily berdiri dan menghampiri Mike lalu menampar laki-laki itu dengan air mata yang sudah membasahi kedua pipinya. “Aku tidak perlu meminta ijin kamu untuk berteman dan berhubungan dengan siapa pun. Aku juga tidak pernah malu dengan hal yang aku lakukan sebelumnya. Aku hanya merasa benar-benar sangat bodoh karena menyukaimu. Tapi mulai sekarang kamu gak perlu khawatir. Aku gak akan pernah muncul lagi di depan kamu..”
Kalimat terakhir yang diucapkan Mily membuatnya tak bisa berkata-kata lagi. Tapi sepertinya ucapannya tadi sudah benar-benar melukai hati gadis itu. Bagaimana tidak? Maksud kalimat yang diucapkannya sama saja merendahkan status Mily sebagai perempuan.
Mily sudah berdiri membuka pintu kamarnya. “Silahkan pergi dari sini..” seru gadis itu dengan nada suara parau. Sementara Mike berjalan pelan menghampiri Mily dan menatapnya. Perasaannya mengatakan mungkin ini kali terakhir dirinya melihat gadis itu dari dekat. Sejak awal yang Mike inginkan hanyalah agar Mily lebih mengetahui tentang perasaannya sendiri. Benarkah Mike yang berada didalam hati gadis itu? Tapi kenyataan yang terjadi malah seperti ini. Hal-hal diantara mereka menjadi semakin runyam. Mike sudah jelas-jelas mematahkan hati Mily sebelum gadis itu sempat berusaha lebih keras.
Mily menutup pintu kamarnya dengan keras. Sedang orang tua Mily dan Reihan masih duduk di meja makan tanpa menyantap lauk pauknya. Sebagai orang tua, jelas mereka khawatir dengan putrinya dan juga Mike yang sudah mereka asuh bertahun-tahun. Ketiga orang itu menatap Mike berbarengan. Melihat betapa lusuhnya raut wajah Mike saat itu.
“Om, Tante... Mike pulang dulu..” serunya sembari melangkah pergi dari rumah tempatnya tinggal dulu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat..
semangat..
like ya😘
2021-01-23
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
like terus buat kamu thor
2021-01-17
1
Lenkzher Thea
👍 jempol lagi
2021-01-17
1