Marah dan perhatian beda tipis

Sesampai diruang kantornya, Mike terduduk di kursi presiden direktur dengan gelisah. “Adit, tolong panggilkan kepala HRD kemari sekalian bawa semua CV karyawan baru,” perintah Mike pada sekertarisnya. Tangan Mike tampak bergetar. Pria itu tampak berkali-kali menangkup wajahnya dengan telapak tangan. Dirinya jelas tak bisa menyembunyikan segala emosi perasaan yang selama ini dipendamnya.

“Pagi pak,” seru Kepala HRD diikuti oleh Adit yang berdiri dibelakangnya. “Ini CV pegawai baru yang anda minta.”

Mike membuka setiap lembaran dan didapatlah CV atas nama Mily Angelina. Mata pria itu menelusuri setiap huruf yang tertuang disana. Tak terlewat sedikit pun.

“Coret nama ini dari penerimaan karyawan baru,” seru Mike tiba-tiba. Membuat kepala HRD dan sekertarisnya sama-sama terkejut.

“Ta-tapi pak... mbak Mily Agelina sudah datang di perusahaan, malah tadi sudah bertemu saya.. Dan skor yang didapatnya juga lumayan tinggi.”

“Kalau begitu panggil dia lagi dan bilang perusahaan tidak jadi menerimanya.”

“Ta-tapi.” Kepala HRD tampak ragu. “Baiklah,” serunya lagi sembari memberi hormat dan berlalu keluar dari ruangan.

“Tuan, kenapa anda mendadak mengeliminasi karyawan yang baru saja masuk?” tanya sekertarisnya penasaran.

“Karena aku tahu betul kualifikasinya.”

“Apa anda mengenalnya?” tanya sekertaris itu lagi.

“Hmm..”

“Kalau begitu bukankah lebih baik kalau kenalan anda bekerja disini?”

Mike tak menjawab pertanyaan sekertarisnya dan hanya memelototinya. “Jangan banyak bicara,” ucap Mike sembari memijit-mijit dahinya.

“Tuan, apa anda sakit?” tanya sekertarisnya khawatir.

“Cuma pusing sedikit.”

“Ka-kalau begitu saya pergi membeli obat dulu sebentar.”

“Gak perlu, nanti juga hilang.”

“Tuan besar sudah berpesan. Saya harus merawat anda sebaik mungkin. Jadi anda harus benar-benar minum obat. Bagaimana kalau sakitnya berkelanjutan? Belum lagi sudah berhari-hari ini anda sibuk.”

“Sana-sana kalau mau pergi. Dengar ocehan kamu bikin kepala ku makin pusing.”

“Baiklah saya pergi sebentar. Benar-benar hanya sebentar.” Sekertaris itu langsung melesat pergi meninggalkan Mike yang masih memijit-mijit kepalanya. Matanya melihat banyak berkas diatas mejanya yang sudah harus diurus. Tangan pria itu sudah tampak membuka laptop apple dan kemudian meraih salah satu berkas yang berada disebelah kiri. Sesekali pria itu menghembuskan nafasnya berat. “Kenapa dia bisa disini?” gumamnya pelan.

**

“Apa??? Bukannya saya sudah diterima kerja di perusahaan ini?” seru Mily setengah berteriak. Gadis itu tak bisa menutupi amarahnya. Sudah berhari-hari gadis itu menunggu adanya hari ini. Dan seketika harapannya harus pupus begitu saja dengan tiba-tiba tanpa alasan yang jelas.

“Tenang sebentar mbak,” ucap kepala HRD mencoba menenangkan amarah Mily.

“Gimana saya bisa tenang. Saya sudah melewati setiap proses rekruitmen sesuai dengan apa yang diarahkan perusahaan. Dan hasil akhir saya diterima tapi hari ini saya tiba-tiba di eliminasi. Apa maksudnya?” Nada bicara Mily semakin meninggi.

“Sebenarnya saya juga kurang paham dengan maksud pak Presdir.. tapi saya juga bawahan diperusahaan ini. Saya hanya mengikuti perintah atasan. Tolong mbaknya jangan membuat saya berada diposisi yang serba salah.”

“Kalau begitu dimana kantor Presdir. Biar saya sendiri yang bertemu minta penjelasan.”

“Mbak..tolong jangan begitu," seru kepala HRD panik.

Mily tak peduli. Gadis itu langsung bergegas pergi meninggalkan ruangan itu dan menuju ke arah lift. Pintu lift terbuka dan tampak Adit didalam sana menenteng kantong keresek bertuliskan ‘Apotek Abadi’. Mily langsung masuk kedalam lift dan bertanya pada lelaki disebelahnya. “Ruang kerja Presdir dimana?” tanya Mily ketus. Gadis itu mengenali bahwa pria yang sedang bersamanya sekarang didalam lift adalah pria yang berdiri tepat disamping Mike saat dilobi kecil tadi.

“Oh kebetulan saya akan kesana,” ucap Adit ramah. Entah mengapa pria itu bisa merasakan aura membunuh yang sangat kuat di sekitar perempuan cantik itu. Pria itu bergidik ngeri.

“Ini ruang kerja...” Belum selesai perkataan Adit, Mily sudah membuka pintu ruang kerja dihadapannya dengan kasar tanpa mengetuk terlebih dahulu.

“Apa maksud kamu eliminasi aku?” Mily langsung pada pokok tujuannya.

“Sepertinya kebiasaan kamu yang lama masih sama. Selalu masuk keruangan orang lain tanpa mengetuk pintu dan permisi.” Mike berkata dengan nada sinis.

“Jawab pertanyaanku!” Mily membentak. Adit yang masih berdiri di dekat pintu langsung menutup pintu karena takut suara genderang perang terdengar keluar.

“Bukannya jawabannya sudah jelas. Perusahaan memerlukan karyawan dengan high quality. Kamu tidak termasuk didalamnya.”

Mily berjalan menghampiri meja kerja Mike dan menggebraknya. “Apa maksud kamu?” Adit tampak merinding. Untuk pertama kalinya Adit melihat seseorang berlaku kasar pada presdirnya.

“Nilai kamu tidak masuk kualifikasi perusahaan. Jadi maaf, penerimaan kamu dibatalkan. Dan ini, anggap saja sebagai uang ganti rugi waktu kamu yang sudah dihabiskan selama masa seleksi.” Mike menyodorkan amplop berwarna coklat pada gadis itu. Pria itu nampak sedikit menahan rasa sakit diperutnya.

"Aku gak perlu uang dari kamu." Mily sama sekali tak mau menerima uang kompensasi yang sudah disiapkan Mike untuknya. Gadis itu tahu diri. Seberapa lama dirinya berdebat dengan Mike tentu takkan menang. Apalagi Mike adalah presiden direktur di perusahaan itu. “Aku harap kamu cepat mati,” umpatnya sembari berbalik pergi dengan raut wajah marah.

“Brukk.” Beberapa berkas berjatuhan ke lantai menyebabkan bunyi yang cukup keras. Adit nampak berlari mendekat ke arah atasannya. “Tuan anda kenapa?” Mike terlihat sedikit oleng. Pria itu memegang sudut meja kerjanya.

Suara Adit membuat langkah kaki Mily terhenti. Gadis itu diam mematung mempertimbangkan apakah harus menoleh atau tetap berjalan keluar dari ruangan itu.

“Tuan lebih baik kita pergi kerumah sakit,” ucap Adit lagi. Sekertarisnya semakin khawatir karena wajah Mike semakin pucat dan berkeringat.

“Tidak perlu. Kamu minta dokter Herman untuk datang kesini saja."

“Baiklah saya akan telepon dokter Herman..” Adit nampak membantu Mike berdiri

Mily sudah membuat keputusan. Gadis itu membalikan tubuhnya dan berjalan mendekat ke arah Mike. Menatap pria itu dalam-dalam.

“Kamu lebih baik telepon dokternya. Dia biar aku yang urus.”

“Baik-baik.” Adit memberi lengan kanan Mike pada Mily dan gadis itu membantu Mike berjalan ke arah sofa coklat yang berada di sebelah kanan Mily. Mike tak berkata apa-apa.

“Apa kamu udah sarapan?” tanya Mily sembari duduk disebelah Mike yang menyandar pada sofa sambil memejamkan matanya. Mike tak menjawab.

Mily mengambil selembar tisu di atas meja dan mengelap keringat di wajah Mike. Mata bulatnya memperhatikan betapa tampannya Mike sekarang. Pria itu kini sudah tak lagi memakai kacamata. Bibirnya masih tampak merah, sama seperti dulu. Garis dagu dan pipinya semakin terlihat jelas.

“Pergilah,” seru Mike mengusir Mily. Meski mata Mike terpejam, tapi pria itu tahu betul Mily terus menerus menatapnya dan perlakuan Mily membuatnya tak nyaman.

“Ehmm.” Mily mengiyakan. Gadis itu berlalu pergi meninggalkan Mike yang terlihat lemas duduk disofa.

**

Seporsi bubur ayam hangat sudah berada di dalam mangkuk sterofom. “Belum pernah melihat dia ambruk seperti tadi. Apa mungkin dia kecapekan?” gumam gadis itu pelan sembari melihat keresek berisi bubur yang dibelinya tadi.

Mily baru saja membuka pintu saat dokter selesai memeriksa. “Bagaimana dok?” tanya Adit.

“Keluhan biasa. Maag dan kecapekan. Kamu ini harusnya lebih menjaga diri. Harus tahu kalau kamu ini punya sakit maag,” seru dokter Herman. Matanya menangkap secangkir kopi diatas meja kerja Mike.

“Sudah berapa kali saya bilang, berhenti minum kopi untuk sementara waktu. Minum kopi terlalu banyak tidak baik untuk kesehatan dan lambung kamu. Terus lebih baik atur jam makan. Jangan sampai lupa terus.” Dokter Herman menasihati.

“Lalu apa ada obat yang harus saya beli dok?” tanya Adit lagi.

“Tidak ada. Kamu kasih dia minum obat maag yang biasa saya kasih saja.”

“Oh kalau itu tadi saya sudah beli.”

“Ya sudah kalau begitu. Kamu banyak-banyak istirahat. Saya tidak mau lihat nama sekertarismu muncul lagi di panggilan masuk kurang dari dua minggu ini.” Mike tersenyum kecil sembari mengangguk lemah mendengar perkataan dokter pribadinya barusan.

“Dia sering sakit?” gumam Mily pelan dan masih berdiri didekat pintu.

“Mari dok, saya antar,” seru Adit.

“Tolong jaga sebentar.” Adit meminta tolong Mily. Gadis itu mengangguk.

Mata Mike sudah mengawasi Mily saat gadis itu berjalan menghampirinya. “Ini.” Mily membuka mangkuk sterofom berisi bubur ayam yang masih mengepul.

“Aku gak suka makan bubur,” ucap laki-laki itu dingin.

“Aku tahu. Tapi tetap kamu harus makan.” Mily mengaduk bubur dan kuah hangat itu lalu menyendoknya. Meniupnya pelan. “Aaaa,” serunya lagi. Mily menyuruh Mike membuka mulutnya.

Mike hanya diam menatap kelakuan Mily padanya. “Cepat buka mulut kamu. Kamu harus makan,” perintah Mily.

“Aku sudah bilang aku gak suka makan bubur.”

“Kamu ini kenapa rewel sekali.” Mily protes. “Apa kamu gak dengar omongan dokter barusan? Dokter tadi bilang kamu ini punya sakit maag. Kalau orang maagnya lagi kambuh lebih baik makan bubur, karena bubur lebih mudah dicerna. Kamu kan pintar pasti tahu itu. Aku aja yang bodoh tahu.” Mily menjelaskan panjang lebar.

“Sejak kapan kamu jadi pintar?” Mike menyindir Mily. Tanpa disadari pria itu tersenyum kecil mendengar kalimat terakhir yang diucapkan Mily tadi.

“Kepintaran ku selalu datang terlambat. Makanya sekarang kamu harus makan. Kalau kamu gak mau makan, aku punya metode lain. Aku akan mencoba jadi mama burung,” ucap gadis itu sembari menyuapkan sesendok bubur pada mulutnya dan gadis itu sedikit membungkukkan tubuhnya ke arah Mike. Beruntung Mike sigap dan langsung mendorong pelan pundak Mily. “Apa yang kamu lakukan?” Mike kaget dengan perlakuan Mily padanya.

“Aku kan sudah bilang aku akan meniru cara mama burung menyuapi anak burung.”

“Kamu ini.” Mike sudah kehabisan kata-kata. Dirinya tidak berpikir Mily akan berani berlaku seperti itu.

“Kalau kamu gak mau makanya makan sendiri. Urus diri sendiri yang benar biar gak gampang sakit.”

“Sini biar aku makan sendiri.” Mike mengambil mangkuk sterofom yang berisi bubur dan menyantapnya perlahan. Beberapa kali pria itu menghela nafas. “Ini obatnya, jangan lupa diminum nanti selesai makan,” seru Mily sambil berdiri. Gadis itu sudah bersiap-siap akan pergi saat suara Mike menghentikan langkahnya.

“Kamu kenapa ingin kerja disini?” tanya Mike datar.

“Karena kamu ada disini,” jawab gadis itu sembari membalikkan tubuhnya. Wajahnya menampilkan senyum yang membuat jantung Mike berdegup kencang. Beruntung pria itu bisa menguasai perasaannya sendiri. “Aku pergi dulu. Sampai ketemu nanti,” seru Mily lagi dan berlalu pergi meninggalkan Mike yang tampak masih terdiam.

Kondisi pria itu hari ini benar-benar kacau. “Sampai ketemu nanti? Apa maksudnya?” gumam Mike berbicara sendiri.

Terpopuler

Comments

istri ke-2 tuan Saga 🥰♥️♥️

istri ke-2 tuan Saga 🥰♥️♥️

aku ngakak terus lho, jalan ceritanya gak terduga🥰🥰suka bgt tau...

2021-04-13

2

Ch_mastya

Ch_mastya

mama burung hahahaha

2021-02-13

1

Lenkzher Thea

Lenkzher Thea

semangat ka 👍 like hadir lagi

2021-01-27

1

lihat semua
Episodes
1 Pertemuan pertama
2 Perhatian Mike
3 Mily menghilang
4 Obrolan tengah malam
5 Malam disaat Mily sakit
6 Pernyataan yang menyakitkan
7 Perubahan sikap Mike
8 Tekad yang sudah bulat
9 Pengakuan yang tiba-tiba
10 Marah dan perhatian beda tipis
11 Teman yang nyata
12 Tuan muda yang jatuh miskin
13 Perkenalan tak disengaja
14 Makan malam dua keluarga
15 Hari pertama masuk kerja
16 Mike, Mily dan Reihan
17 Cemburu
18 Semakin dekat
19 Rasa takut
20 Sebuah pelukan
21 Mimpi indah Mily
22 Reihan datang menyapa
23 Pertemuan Rahasia
24 Insiden tak menyenangkan
25 Pengorbanan Reihan
26 Hari pertama jadian
27 Terjebak bersama
28 Rasa percaya yang ternodai
29 Kebohongan yang manis
30 Pertengkaran
31 Air mata
32 Mengingat masa lalu
33 Taktik tersembunyi
34 Waktu yang pernah hilang
35 Kepastian untuk Reihan
36 Kerja sama
37 Terungkap
38 Sorot mata yang sama
39 Dua hati yang tersakiti
40 Sang bos
41 Tak selalu buruk
42 Keraguan
43 Seribu kali
44 Diantara dua pilihan
45 Trik kecil
46 Rasa khawatir
47 Seperti keajaiban
48 Gombalan manis
49 Bersamaku selamanya
50 Kita menjadi saudara
51 Masalah datang kembali
52 Penghuni dunia kecil
53 Kemarahan Mike
54 Masih ingin melihatnya
55 Keberanian untuk mengaku
56 Teman baik
57 Pertarungan sengit
58 Pengorbanan kedua
59 Penyesalan
60 Selamat berbahagia dan sampai jumpa
Episodes

Updated 60 Episodes

1
Pertemuan pertama
2
Perhatian Mike
3
Mily menghilang
4
Obrolan tengah malam
5
Malam disaat Mily sakit
6
Pernyataan yang menyakitkan
7
Perubahan sikap Mike
8
Tekad yang sudah bulat
9
Pengakuan yang tiba-tiba
10
Marah dan perhatian beda tipis
11
Teman yang nyata
12
Tuan muda yang jatuh miskin
13
Perkenalan tak disengaja
14
Makan malam dua keluarga
15
Hari pertama masuk kerja
16
Mike, Mily dan Reihan
17
Cemburu
18
Semakin dekat
19
Rasa takut
20
Sebuah pelukan
21
Mimpi indah Mily
22
Reihan datang menyapa
23
Pertemuan Rahasia
24
Insiden tak menyenangkan
25
Pengorbanan Reihan
26
Hari pertama jadian
27
Terjebak bersama
28
Rasa percaya yang ternodai
29
Kebohongan yang manis
30
Pertengkaran
31
Air mata
32
Mengingat masa lalu
33
Taktik tersembunyi
34
Waktu yang pernah hilang
35
Kepastian untuk Reihan
36
Kerja sama
37
Terungkap
38
Sorot mata yang sama
39
Dua hati yang tersakiti
40
Sang bos
41
Tak selalu buruk
42
Keraguan
43
Seribu kali
44
Diantara dua pilihan
45
Trik kecil
46
Rasa khawatir
47
Seperti keajaiban
48
Gombalan manis
49
Bersamaku selamanya
50
Kita menjadi saudara
51
Masalah datang kembali
52
Penghuni dunia kecil
53
Kemarahan Mike
54
Masih ingin melihatnya
55
Keberanian untuk mengaku
56
Teman baik
57
Pertarungan sengit
58
Pengorbanan kedua
59
Penyesalan
60
Selamat berbahagia dan sampai jumpa

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!