Jam sudah menunjukan pukul sebelas malam. Terdengar langkah kaki berjalan pelan. “Mike kamu sudah tidur?” tanya papa Mily sembari mengetuk pelan pintu kamar anak yang selama ini diasuhnya.
Mike tidak menjawab. Laki-laki itu langsung membuka pintu dan tersenyum. “Om.. silahkan masuk,” serunya mempersilahkan.
“Kamu kenapa belum tidur?” tanya papa Mily dengan lembut.
“Ah aku masih belum bisa tidur Om, jadi baca buku dulu.”
“Hmm.. Mike gini, untuk masalah Mily hari ini Om mau mengucapkan banyak-banyak terima kasih. Sewaktu Om mendapat telepon dari Mamanya Mily, Om langsung panik. Hari ini kamu juga pasti sudah lelah karena banyak tugas dari sekolah terus kamu masih harus repot mencari Mily. Om minta maaf,” seru papa Mily sembari menepuk pelan pundak Mike.
“Om jangan minta maaf. Masalah Mily, Mike juga salah. Harusnya Mike lebih sering mengingatkan dia kalau pintu gudang sekolah rusak,” ucap Mike. Matanya menatap pria dihadapannya dengan binar kesungguhan.
“Mike, setelah kamu hadir di keluarga kecil Om. Setiap hari Om selalu merasa bersyukur. Mily adalah anak yang terbiasa di manja sejak lahir, apalagi mamanya sangat sayang sama dia dan selalu memperlakukannya seperti seorang putri. Sifatnya yang gak mau mengalah, keras kepala, pemarah, gak sabaran dan semua tingkah konyolnya selama ini. Om benar-benar merasa tenang karena kamu selalu ada disisi Mily. Selalu mengutamakan Mily. Selalu sabar menghadapi anak itu. Tapi Om harap kamu bisa lebih mempedulikan diri kamu sendiri. Bisa lebih bahagia untuk diri kamu sendiri.”
“Om. Apa yang Mike lakukan untuk Mily mungkin gak akan pernah setara dengan kebaikan Om dan Tante yang selama ini mengurus Mike. Sekalipun aku mempunyai kakek kandung, tapi aku selalu merasa kalianlah keluarga ku. Terkadang keluarga sendiri bisa menjadi orang asing.”
“Apa kamu bertengkar dengan kakekmu lagi?” tanya pria itu menyelidik. Pria itu tahu betul hubungan Mike dan kakeknya tidak terlalu baik. Mike terlalu banyak kecewa karena yang seharusnya mengurus dirinya adalah kakeknya tapi...
“Kami hanya berdebat kecil, masih sama seperti biasa, Om.” Mike menjawab dengan senyum kecil sembari membetulkan kacamatanya.
“Ya sudah. Kalau bisa dibicarakan baik-baik, ya coba dibicarakan dengan kepala dingin. Mencobalah untuk lebih mengalah. Karena terkadang orang semakin tua akan bertingkah seperti anak kecil. Sekarang mungkin hati kita sakit dengan apa yang terjadi di masa lalu. Tapi kamu harus ingat, kehilangan seseorang akan jauh lebih menyakitkan. Semarah-marah kamu dengannya, gak akan pernah bisa merubah ikatan darah di antara kalian.” Papa Mily menasihati. Mike tidak menjawab, hanya diam termenung.
"Terlebih lagi, kamu jangan pernah berpikir kalau kakek menelantarkan kamu disini. Sama sekali gak. Setiap bulan kakek kamu selalu mengirim uang ke rekening Om. Itu sebuah tanda bahwa kakek kamu masih peduli sama kamu," lanjutnya lagi.
“Hmmm.. Ini sudah hampir tengah malam. Kamu juga tidur lah lebih cepat,” seru pria paruh baya itu lagi sembari berlalu pergi, namun langkah kakinya terhenti. “Oh iya Mike, besok pagi Om dan Tante akan pergi ke luar kota. Saudara Om ada yang dirawat di rumah sakit. Kami baru akan pulang besok lusa. Om harap kamu bisa menemani Mily di rumah ya,” serunya sembari tersenyum. Mike menganggukan kepalanya.
**
“Mily bangun ini sudah siang.” Mike tampak mengetuk-ngetuk pintu kamar gadis cantik itu.
“Mike aku benar-benar tidak sanggup untuk turun dari tempat tidur," ucap Mily pelan dan terdengar samar di telinga laki-laki yang berdiri di luar kamarnya.
“Aku masuk ya.” Mike langsung membuka pintu kamar Mily dan didapatinya wajah gadis itu tampak pucat dan masih terbaring di atas tempat tidurnya. “Kamu kenapa?” suara Mike terdengar sedikit khawatir. Laki-laki itu selalu sulit menyembunyikan perasaannya jika hal itu bersangkutan dengan Mily. Telapak tangan Mike kini sudah bertengger di dahi Mily. “Kamu demam,” serunya. Mily hanya menganggukan kepalanya. “Kamu demam sejak kapan?” tanya Mike lagi.
“Sudah dari tadi malam,” jawab Mily singkat.
“Kenapa kamu gak memberitahuku? Kamu kan bisa kirim sms atau telepon,” tegur Mike.
Mily memonyongkan mulutnya dengan ekspresi sedikit kesal. “Aku ini orang sakit tapi kamu malah mengomel. Bisa-bisa aku makin sakit.”
“Aku pergi membuat bubur dulu, kamu harus sarapan,” seru Mike mengalah.
“Kenapa kamu yang membuatkan bubur? Apa Mama gak dirumah?” tanya Mily.
“Ehmm.”
“Mama ku pergi kemana memangnya?” tanya gadis itu lagi.
“Om dan Tante pergi keluar kota. Saudara Om ada yang dirawat di rumah sakit. Baru pulang nanti hari senin.” Mike menjelaskan sambil berlalu pergi dari kamar gadis itu.
“Sebenarnya aku ini putri mereka atau bukan? Kenapa aku malah yang gak tahu apa-apa.” Mily bersungut-sungut pelan.
Selang beberapa menit, ponsel gadis itu berbunyi. “Halo Ma,” serunya tak bertenaga.
“Sayang, Mike bilang kamu sakit. Apa tidak periksa kedokter saja?” ucap mamanya di telepon.
“Gak perlu Ma, nanti juga baikan. Terus juga kakiku kan masih agak sakit jadi kurang nyaman kalau harus pergi-pergi.” Mily langsung menolak. “Eh iya Ma, sebenarnya aku ini putri kandungmu atau bukan?” goda Mily.
“Jelas kamu anak kandung Nama. Kamu ini suka ngawur. Sudah sakit juga masih suka ngomong yang aneh-aneh.”
“Habis Mike tahu kalian pergi sedangkan aku malah gak tahu apa-apa.” Mily protes.
“Niatnya kemarin siang Mama sudah mau memberi tahu kamu. Tapi kan kemarin ada kasus kamu hilang, jadi Mama lupa. Terus semalam Papa ngobrol sama Mike sampai tengah malam jadi sekalian kasih tahu Mike. Kamu ini ada-ada saja.” Mamanya menjelaskan.
“Papa ngobrol sama Mike? Emang mereka ngobrolin apa Ma?” Mily penasaran.
“Mama saja kurang tahu persisnya, Papa gak cerita apa-apa. Kalau kamu penasaran coba tanya Mike saja,” seru mamanya.
“Nanti aku coba tanya dia.”
“Kamu ini sudah sakit gitu masih aja suka kepo. Oh iya nanti kalau kamu perlu apa-apa kasih tahu Mike.”
“Oke aku paham,” jawab Mily sembari menutup panggilan teleponnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Delisa Sitari
👍👍👍
2021-02-20
1
BELVA
mampir juga di karya ku
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya ka
2021-01-24
2
Noejan
Hadirr ☺
2021-01-18
1