Mily berjalan keluar kamar dengan sedikit berjinjit, pelan-pelan. “Kamu mau kemana?” suara Mike tiba-tiba.
“Astaga kamu benar-benar membuat ku kaget. Aku mau mandi,” timpal Mily.
“Kamu lagi kurang enak badan, lebih baik gak usah mandi. Toh kamu juga seharian ini akan diam dirumah.” Mike menasihati.
“Kamu tahu kan aku lagi datang bulan? Jadi aku harus mandi. Pokoknya harus.” Mily bersikeras. Saat mendengar jawaban gadis itu barusan, Mike tampak sedikit tersipu. “Eh iya, Mike tolong belikan aku pembalut dong. Please.” Gadis itu langsung memasang raut wajah memelas.
“Oke-oke, tapi apa kamu gak apa-apa ditinggal sendirian?” Mike sedikit ragu.
“Ya gak apa-apa. Toh supermarketnya juga gak jauh dari sini kan.”
“Ya sudah, kalau kamu ada apa-apa telepon aku,” pinta Mike.
“Ehmm,,, aku tahu...cepat sana pergi," usir Mily.
**
“Selamat datang,” sapa seorang wanita dengan kaos berkerah berwarna merah. Mike hanya tersenyum kecil ke arah wanita itu. Laki-laki itu berbelok ke arah kiri, karena rak yang ditujunya ada disana.
Bola matanya bergerak kekanan kekiri keatas kebawah mencari yang dicarinya. Tangannya meraih sebungkus pembalut yang berada di rak paling atas. Matanya mengamati setiap tulisan yang tertera disana. “Mba,” panggilnya saat melihat wanita yang menyapanya tadi sedang berada disekitarnya, merapihkan barang di rak.
“Iya apa ada yang perlu dibantu kak?” tanya wanita itu ramah.
“InI.” Mike menyodorkan bungkusan pembalut yang di ambilnya.
“Apa ada ukuran yang lebih besar dari ini?” tanya Mike tanpa basa-basi.
“Oh, ukuran yang lebih besar dari ini yang tiga puluh lima senti kak, tapi sekarang barangnya kosong,” jawab wanita itu.
“Ya sudah aku ambil yang ini mbak.”
Ponsel Mike bergetar. Laki-laki itu langsung menjawab, “Halo Tante.”
“Mike, Mily gimana?” tanya mama Mily.
“Tadi sudah sarapan bubur, langsung habis Tante. Sudah minum obat juga.”
“Oh baguslah. Tante pikir dia akan rewel. Oh iya kamu lagi dimana? Kenapa ramai suara kendaraan?”
“Aku lagi dijalan pulang dari supermarket tante.”
“Supermarket? Apa Mily minta tolong dibelikan sesuatu?”
“Emmm..Dia minta dibelikan pembalut.”
“Astaga anak itu. Dia ini sudah kelas tiga SMA masih juga minta tolong kamu belikan barang-barang keperluan perempuan. Tante minta maaf Mike kalau kamu jadi kurang nyaman. Nanti Tante tegur Mily.”
“A-ah.. Gak masalah Tante. Gak apa-apa..”
“Kalau begitu, Tante juga mau minta tolong sama kamu Mike.”
“Minta tolong apa Tante?”
“Mmmm... Malam ini Tante mau minta tolong kamu tidur dikamar Mily.”
“A-ah?” Mike kaget sekaligus bingung. Dia takut salah dengar.
“Habis Tante khawatir. Kalau kamu selalu di samping Mily, Tante baru tenang. Kamu tidak keberatan kan?”
**
Mike membuka lemari berwarna putih dikamar Mily. Laki-laki itu mengeluarkan selimut tebal berwarna merah muda. Selimut itu di gelarnya di lantai tepat disamping tempat tidur Mily. Gadis itu sedang asyik bermain handphone. “Sini, pinjam satu bantalmu,” seru Mike yang membuat gadis itu sadar kalau ternyata malam itu Mike akan menginap dikamarnya.
“Mike kamu mau tidur disini? Kan kamu juga punya kamar sendiri,” tanya Mily bernada protes.
“Emm...Tante yang minta aku tidur disini.”
“Kalau gitu aku telepon Mama.” Gadis itu langsung menelepon mamanya dan “Halo Ma, kenapa Mike tidur dikamarku?”protesnya.
“Sayang, kamu ini lagi sakit. Mama Papa juga gak ada dirumah. Jadi Mama minta tolong Mike untuk tidur di kamar kamu, takut kamu ada apa-apa. Dan juga hanya untuk malam ini.”
“Aduh Ma, aku udah baikan. Terus juga aku sama Mike udah umur tujuh belas tahun. Gimana ceritanya kita berdua tidur satu kamar. Ngaco Mama nih.”
“Bagus kalau kamu sadar umur kamu tujuh belas tahun. Terus kenapa juga kamu masih minta tolong Mike membelikan pembalut.”
“Tapi Ma itu beda persoalan.” Mily tetap bersikeras kurang setuju.
“Kamu ini. Pokoknya malam ini Mike tetap akan tidur dikamar kamu. Toh cuma untuk satu malam juga.”
“Mama gak takut apa kalau Mike nerkam aku tiba-tiba gimana?” Mily melirik Mike yang sedang duduk bersender pada lemari kecil di samping tempat tidurnya. Ekspresi laki-laki itu tetap datar.
“Mama malah berharap Mike bisa seperti itu,” canda mamanya sembari sedikit tertawa kecil.
“Mama-aaaaaa,” teriak Mily.
“Sudah-sudah.. tidur sana.. besok kalau masih kurang enak badan jangan masuk sekolah. Mama sama papa juga akan usahakan pulang lebih cepat ya sayang.” Mily langsung menutup panggilan telepon.
“Nih.” Mily menyodorkan bantal pada Mike dan laki-laki itu pun langsung menerimanya. “Awas kalau kamu curi-curi kesempatan.” Ucapan gadis itu terdengar sedikit mengancam. Mike tak menanggapi sedikit pun ancaman Mily. Malah sebaliknya.
“Kalau kamu butuh sesuatu bangunkan aku,” serunya datar.
Mily hanya mengangguk dan langsung menempelkan kepalanya di bantal sedangkan selimut tebal hanya menutupi sebatas pinggangnya. Mike berdiri mendekat kearah Mily, badannya sedikit membungkuk. “Kamu mau apa?” seru Mily tiba-tiba sembari menyilangkan kedua tangannya didada.
“Membetulkan selimut kamu.” Mike menarik selimut Mily sampai menutupi seluruh tubuhnya dan hanya menyisakan leher dan kepala gadis itu saja.
“Wehh.. kamu gak sekalian menutupi kepala ku juga?” protes Mily.
“Tidur," jawab Mike. Laki-laki itu langsung merebahkan tubuhnya diatas selimut tebal yang sudah diaturnya tadi. Tubuh laki-laki itu miring membelakangi tempat tidur Mily. Sedang gadis itu diam-diam menatap punggung Mike.
**
“Mily bangun...Mil... hei bangun..” Lengan Mike tak henti-hentinya mengguncang kedua bahu gadis itu. Wajah Mily sedikit pucat dan berkeringat namun tubuhnya tampak sedikit bergetar menggigil kedinginan. Matanya perlahan terbuka. “Mike,” ucapnya sembari menangis.
“Sekarang apa yang kamu rasa? Apa ada yang sakit?” tanya Mike lembut. Laki-laki itu berusaha terlihat tenang. Dirinya tahu betul Mily takkan menangis jika itu masih baik-baik saja. Sekarang gadis dihadapannya menangis berarti dia sedang tidak dalam kondisi yang masih sanggup di tahannya.
“Aku merasa kedinginan. Badan ku rasanya sakit semua,” jawabnya sembari sesenggukan.
“Jangan menangis, oke? Badan kamu panas banget. Aku keluar sebentar ambil air untuk kompres.” Mike langsung berlalu pergi meninggalkan Mily. Tak butuh waktu lama, laki-laki itu sudah kembali dengan sebuah handuk dan baskom berwarna hijau berisi air hangat.
Setelah menaruh baskom diatas meja kecil di samping tempat tidur, Mike berjalan ke arah lemari. Diambilnya dua selimut tebal yang tersisa disana. Satu persatu selimut itu di lebarkan di atas tubuh lemah Mily. Setelah selesai, Mike sudah sibuk memeras handuk putih kecil yang tadi dibawanya. Handuk yang sudah basah dengan air hangat itu diperasnya dan ditaruhnya di atas dahi Mily. “Jangan menangis, nanti kamu tambah sakit,” bujuk Mike lembut. Mily mengangguk.
“Apa sekarang masih terasa dingin?” tanya Mike lagi. Mily menggelengkan kepala. Air mata masih menetes dari sudut matanya. Perlahan, Mike mengusap air mata di wajah pucat gadis itu. “Cobalah untuk tidur. Aku disini. Gak akan pergi kemana-mana.” Kalimat yang baru saja di ucapkan Mike membuat Mily merasa lebih baik.
Dua puluh menit berlalu Mike masih tampak sibuk mengurus kompresan air hangat. Mily sudah tertidur pulas. Sementara jam didinding sudah menunjukan pukul dua pagi. Mata Mike masih terus terjaga. Laki-laki itu mencoba merebahkan tubuhnya disamping Mily. Matanya menatap wajah Mily dengan seksama. Dan tanpa sadar tubuh Mike sudah memintanya untuk beristirahat.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Fira Ummu Arfi
mike baik banget yaaa thor.. 😐
salam hangat dari ASIYAH AKHIR ZAMAN, yuk mampir ninggalin jejak 💪
2021-03-06
1
Yurina Mian
Tante jgn aneh dech, Mike sm Milly udh sm2 gede lho...masak 1 kamar sich...
2021-02-18
1
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Mampir lagi kak, salam dari Jacob and Alesha: Mafia Acted, semangat 😊
2021-01-20
1