Mily langsung berjalan pulang setelah wawancara kerjanya disebuah swalayan selesai. Gadis itu melewati sebuah jalan yang cukup kecil, namun tampak banyak anak-anak kecil berlari kesana-kemari. Mily menghembuskan nafasnya dengan berat berkali-kali. Banyak sekali yang dipikirkan gadis itu, salah satunya mengenai Mike yang masih saja bersikap dingin padanya.
Mily mampir sebentar disebuah toko kelontong kecil dan membeli satu buah eskrim rasa stroberi. Sejenak gadis itu duduk di kursi besi tua yang sudah mengelupas tepat disamping toko kelontong. Membuka bungkus eskrim dan memakannya.
Lagi, gadis itu menghembuskan nafasnya berat. “Sepertinya sekarang aku sudah benar-benar tidak mempunyai kesempatan untuk berada didekatnya,” gumam Mily pesimis.
Dengan masih menikmati eskrim, Mily mengingat hal-hal yang sudah dilaluinya belakangan ini. Dengan konyol dirinya datang kesebuah toko buku dan membeli setumpuk buku berukuran tebal. Semua buku yang dibelinya menyangkut tentang kehidupan dalam industri real estate, pertanyaan-pertanyaan yang biasa muncul dalam tes seleksi masuk perusahaan real estate. Semua dibacanya sepanjang hari. Bahkan dirinya sampai lupa untuk makan, minum dan tidur.
Tapi sekarang semua hal konyol yang dilakukannya tidak berarti apapun. Semua sia-sia. Pada akhirnya dirinya tetap tidak bisa bekerja di BLC group dan harapannya untuk berada disekitar Mike pupus sudah.
Saat Mily masih tampak asyik melamun, seseorang menyiram air bekas pel dari atas. “A-aaaa,” jerit Mily kaget.
Tampak laki-laki dari lantai atas toko kelontong menatapnya dan tak kuasa menahan tawa melihat Mily yang basah kuyup. “Maaf-maaf.” Laki-laki itu bergegas menuruni tangga besi dan datang menghampiri Mily. “Maaf.. maaf.. aku benar-benar gak tahu kalau ternyata ada orang duduk disini.” Laki-laki itu meminta maaf untuk kedua kalinya, tapi raut wajahnya masih tetap menyunggingkan senyum.
“Kenapa belakangan ini aku begitu sial,” gumam Mily melihat seluruh bajunya yang kini basah kuyup. “Kamu seharusnya lihat-lihat kalau mau buang air pel lantai. Lihat dulu dibawah ada orang atau tidak, jangan langsung buang begitu.” Mily memasang raut wajah kesal.
“Aku benar-benar minta maaf. Ehm bagaimana kalau kamu ganti baju dulu dengan baju punyaku, kalau gak nanti bisa masuk angin,” ucap laki-laki itu ramah.
“Ahhh???” Mily terkejut dengan ucapan yang baru didengarnya. Bagaimana bisa laki-laki itu berbicara begitu padanya padahal mereka baru sekali ini bertemu.
Reihan yang menyadari ucapannya barusan akan membuat gadis dihadapannya salah paham, mencoba meluruskan. “Ehm begini, di atas ini adalah kamar kontrakanku, aku baru menyewanya hari ini.” Reihan menunjuk bagian atas toko kelontong. “Aku gak punya maksud apa-apa. Atau kalau kamu keberatan aku bisa pinjamkan sepasang baju buat kamu, daripada kamu pulang dengan penampilan seperti ini. Anggap saja sebagai permintaan maaf,” ucapnya dengan nada serius. Tawa yang sedari tadi ditampilkannya, sudah dihapus dari wajahnya.
“Gak perlu.” Mily menjawab dengan nada kesal. “Kalau begitu tunggu disini sebentar,” pinta laki-laki itu padanya.
Laki-laki itu berlari menaiki tangga dan kembali mendatangi Mily sembari menyodorkan jaket berwarna hitam miliknya. “Ini, pakai ini dulu,” serunya.
Sekilas Mily melihat merk yang tertera pada jaket yang disodorkan pria dihadapannya. Itu jelas-jelas jaket bermerk. Bagaimana bisa pria itu begitu saja memberikan jaket mahal padanya? “Gak perlu,” jawab Mily tegas.
Namun seperti tak mengindahkan ucapan Mily, pria itu menyampaikan jaket miliknya di bahu Mily. “Setidaknya kamu harus memakai ini, karena kalau tidak akan banyak mata lelaki di luar sana yang memelototimu,” ucapnya sembari melemparkan senyum.
Mily baru sadar, hari itu dirinya menggunakan kemeja putih berlengan panjang. Dan karena basah kuyup maka pakaian dalamnya terlihat samar-samar. “Baiklah, nanti esok aku akan datang kesini mengembalikannya.” Mily langsung berbalik arah dan pergi meninggalkan laki-laki yang masih disana memandanginya.
“Nama ku Reihan,” teriak laki-laki itu, namun Mily tak menghiraukannya dan tetap terus berjalan.
**
Sore hari...
“Tuan, baru saja sekertaris bos besar SH group menelepon. Meminta anda untuk meninjau lokasi proyek,” seru Adit yang baru saja masuk keruang kerja Mike sambil menyerahkan tiga berkas pada atasannya itu. “ Ini berkas yang harus segera anda tandatangani,” serunya lagi.
“Baiklah, taruh disana.” Mike menyuruh sekertarisnya untuk menaruh berkas di sudut meja. “Nanti tolong kamu sampaikan ke Matthew besok jam sembilan pagi saya akan kesana.”
“Baik nanti saya sampaikan.” Adit tak lagi berkata apa-apa dan langsung undur diri. Sementara Mike tenggelam dengan pekerjaannya.
**
“Aku pulang..” seru Mily lemas.
Mamanya yang sedang asyik menonton TV terkejut melihat putri semata wayangnya datang dengan basah kuyup. “Kamu kenapa basah kuyup begini? Bukannya diluar sedang tidak hujan?”
“Argghhhh belakangan ini aku benar-benar sial. Kemarin-kemarin aku di eliminasi begitu saja, sedang hari ini lagi asyik duduk sambil makan eskrim eh malah kesiram air pel lantai,” gerutunya dengan masih tetap berdiri.
“Lalu itu jaket yang kamu pakai punya siapa? Kelihatannya seperti jaket laki-laki?”
“Ehmm yang nyiram aku pakai air pel lantai itu laki-laki, Ma. Dan ini jaket yang dia kasih pinjam ke aku itu bermerk, jadi mau aku cuci dulu, takut kenapa-kenapa jaketnya, besok mau aku kembalikan ke orangnya.”
“Ya sudah sana buruan mandi. Kamu bau banget. Sebentar lagi Papa datang mau jemput kita.”
“Memang mau kemana?”
“Malam ini kita makan malam di luar makanya Mama jam segini masih asyik duduk sambil nonton TV.”
“Wah... Aku mandi dulu sebentar.” Mily langsung bergegas masuk kekamar mandi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
BELVA
mampir di nove
#gadis imut diantara dua raja
mksh ya ka
2021-01-31
1
Mei Shin Manalu
Siap aku boom like
2021-01-22
1
Lenkzher Thea
👍 like terus
2021-01-17
1