Sore hari dirumah Mily.
Mama Mily tampak sedang sibuk memasak di dapur sementara suaminya baru saja menyalakan TV diruang keluarga. Terdengar suara ketukan di pintu. “Pa, sepertinya kita kedatangan tamu. Coba lihat,” seru mama Mily.
Papa Mily bergegas membuka pintu rumahnya dan tampaklah Mike sedang berdiri disana. “Om,” sapa Mike ramah. Laki-laki itu tersenyum sambil memberikan barang bawaannya pada papa Mily.
“Kamu.. ayo masuk-masuk.. ini kenapa bawa oleh-oleh begini..” Papa Mily tampak sumringah melihat kedatangan Mike.
“Ma, coba lihat siapa yang datang..” seru pria itu pada istrinya.
Mama Mily sedikit tak percaya melihat Mike ada dirumahnya. Semenjak kepergiannya sepuluh tahun lalu, Mike sama sekali belum pernah menginjakkan kaki disana.
“Mike.. Astaga.. Tante pikir ini mimpi..”
“Hahaha bukan Tante.. Ini benar-benar aku..” Mike memastikan kalau yang berdiri di hadapan wanita benar-benar dirinya.
“Kamu duduk disini sebentar, temani Om dulu ya. Tante masih sibuk didapur. Kamu makan malam disini ya..” pinta mama Mily.
“Baiklah Tante..” Mike setuju untuk makan malam di sana.
Matanya melihat ke arah pintu kamar Mily. Kamar gadis itu terlihat gelap. “Mily masih belum pulang mungkin sebentar lagi..” seru papa Mily menerangkan. “Dia sudah bekerja di swalayan selama hampir seminggu ini..” lanjut papa Mily lagi.
Mike terlihat menggigit bibir bawahnya. Laki-laki itu terlihat ragu untuk mengatakan sesuatu pada pria yang duduk di sampingnya. “Om..” seru Mike pada akhirnya.
“Aku mau meminta maaf atas ucapan dan sikapku sewaktu direstoran. Aku tidak bermaksud menyakiti Mily, Om dan Tante.. Maaf.” Mike mengucapkan kalimat itu dengan bersungguh-sungguh
“Kamu ini kenapa meminta maaf segala.. Kamu jangan khawatir masalah kamu dan Mily, Om dan Tante tidak akan ikut campur.. Kalian berdua sudah sama-sama dewasa.. Sudah bisa mengambil keputusan yang terbaik untuk masing-masing..” jawab papa Mily.
“Hanya.. Om minta tolong sama kamu.. jangan sampai menyakiti Mily berlebihan.. Om dan Tante benar-benar kerepotan saat kalian bertengkar sepuluh tahun lalu..”
Mike tersenyum sembari mengangguk.
**
Sepuluh tahun lalu setelah kepergian Mike..
Mily mengunci diri dikamar, tak mengijinkan siapapun masuk. Ana, Priska, Alvin bahkan kedua orang tuanya tidak bisa membujuknya. Hari ketiga gadis itu mengunci diri, orang tuanya merasa khawatir dan kebetulan Ana, Priska dan Alvin sedang datang berkunjung. Kelima orang itu sepakat menjebol paksa pintu kamar Mily.
Sekuat tenaga Alvin menendang pintu kamar gadis itu berkali-kali sampai pada akhirnya pintu itu terbuka dengan sendirinya dan tampaklah Mily yang terlihat kusut dengan rambut yang acak-acakan keluar dari sana.
Tatapan mata gadis itu kosong, hendak berjalan keluar rumah namun dihalangi oleh Priska. “Mily aku mohon jangan begini..” seru Priska menggoyang-goyangkan tubuh sahabat baiknya itu.
Alvin dan Ana mendekat, sedang mama Mily menangis melihat tingkah putrinya yang seperti itu. Mily yang tampak melamun akhirnya menangis. Ana datang mendekat dan memeluknya. Priska dan Alvin juga merasa sedih melihat Mily yang biasanya periang kini berubah menjadi seperti mayat hidup yang kosong.
Sudah hampir satu bulan berlalu sejak kepergian Mike. Ana, Priska dan Alvin belum pernah absen seharipun menemani Mily. Bahkan Ana dan Priska bergantian menginap dirumah Mily hanya untuk mengajak gadis itu mengobrol.
Sedikit demi sedikit rasa kosong dalam hati Mily bisa terobati dengan kehadiran ketiga sahabat baiknya. Meski terkadang saat malam hari, gadis itu masih menangis sembari bersembunyi dibalik selimut.
Saat tahu Mike menjabat menjadi presiden direktur menggantikan kakeknya, Mily hampir setiap hari datang ke perusahaan itu pagi-pagi sekali. Berdiri di sudut gedung dekat taman, menunggu kedatangan Mike. Semua hal konyol itu dilakukannya hanya agar bisa melihat Mike, sekalipun dari jarak jauh.
Sampai pada suatu hari Alvin pulang kerumahnya yang tengah ramai karena kehadiran Mily dan Ana. Alvin menyodorkan tiga lembar kertas bertuliskan ‘Formulir Pendaftaran’.
“Ini apa?” tanya Mily setelah menerima lembaran kertas yang diberikan Alvin padanya.
“Coba kamu lihat nama perusahaan di bagian kiri atas,” seru Alvin.
“Aaaaaaaaa-aaaaa” Mily berteriak senang.
“Kenapa-kenapa?” tanya Ana dan Priska berbarengan.
“Ini formulir pendaftaran di perusaahannya Mike..” Mily memamerkan formulir itu pada Ana dan Priska dengan senyum lebar.
“Kamu mau coba daftar disana?” tanya Priska sembari menimang-nimang Javie, putranya dengan Alvin. Mily mengangguk dengan bersemangat.
“Kamu yakin?” tanya Ana.
“Yakin,” jawab Mily mantap.
**
“Kamu kenapa ada disini?” tanya Mily ketus saat melihat Mike sedang mengatur meja makan dirumahnya. Laki-laki itu mengenakan kemeja putih dengan dua kancing bagian atas terbuka, sedang kedua lengan kemeja putih itu di gulungnya.
“Sayang kamu sudah pulang,” seru mama Mily sembari membawa dua piring berisi lauk pauk. “Ayo sini makan bersama, selagi Mike ada disini,” ajak mamanya sembari mencairkan suasana. Mily tak berkata apa-apa lagi. Gadis itu terus saja berjalan menuju kamarnya.
Mily duduk diatas tempat tidur dan merogoh tottebag miliknya. “Kemana HP ku?” serunya pelan.
Dia baru sadar kalau ternyata HP tertinggal di kontrakan Reihan, karena sebelum pulang Mily sempat main kesana bersama Tiara.
“Ma aku pergi..”
“Kamu mau kemana sayang? Sudah malam..”
“HP ku ketinggalan di tempat teman..”
“Biar aku temani..” seru Mike lembut. Papa Mama Mily saling melempar pandang. Suasana diruangan itu mendadak berubah kaku.
“Gak perlu. Aku bukan anak kecil,” jawab Mily ketus.
Tak disangka saat Mily baru akan membuka pintu rumahnya, Reihan sedang berdiri disana. “Aku baru mau mengetuk pintu rumah kamu,” seru Reihan sumringah melihat Mily.
“Ini HP mu terselip di bawah selimut,” seru Reihan lagi. Mendengar ucapan Reihan barusan, otomatis membuat Mike terkejut. ‘Selimut?’batin Mike.
Mama Mily datang menghampiri dan bertanya, “Sayang ini siapa?”
“Oh kenalin Ma, ini Reihan. Teman kerja. Jaket yang waktu itu aku pakai punya dia..”
Mily sudah mengenal Reihan sekitar satu minggu belakangan dan terkadang memang perkataan Reihan bisa mengundang kesalahpahaman, seperti barusan. Tapi gadis itu memanfaatkan ucapan Reihan tadi untuk membuat Mike kesal.
“Aku tadi main ke kontrakannya Ma,” seru Mily mengompori.
“Mike apa kamu kenal laki-laki yang namanya Reihan itu,” bisik papa Mily pada Mike.
“Aku tidak kenal Om,” jawab Mike singkat. Laki-laki itu tampak mengamati Reihan dengan tatapan dingin.
“Apa sudah makan malam? Kalau belum ayo makan bersama,” tanya mama Mily pada Reihan.
“Oh boleh Tante..” jawab Reihan sopan.
“Kamu ini numpang makan gratisan ya...” goda Mily sembari memukul pelan punggung Reihan.
“Kalau ada yang gratisan kenapa enggak..” balas Reihan manis.
Mike benar-benar menguatkan diri untuk berada disana. Mike bisa merasakan kalau Mily seperti sedang sengaja membuatnya kesal. Reihan merasa terusik dengan tatapan Mike padanya yang tampak sedikit tak bersahabat. “Dia siapa?” bisik Reihan pada Mily.
“Oh dia saudara sepupu ku,” jawab Mily dengan sengaja mengeraskan suaranya.
“Bukan pacar kamu?” bisik Reihan lagi.
“Bukan, aku masih jomblo. Kamu mau daftar?” goda Mily sambil tersenyum. Orang tua Mily sudah merasa ada yang aneh dengan tingkah putrinya itu. Biasanya Mily selalu menjaga jarak dengan laki-laki lain kecuali Alvin dan Mike.
Mike tiba-tiba berdiri, kepalanya mendongak ke arah Mily. “Kita berdua perlu bicara.” Mike sudah berada disamping Mily tapi gadis itu tak menghiraukannya sama sekali. Mike memegang pergelangan tangan Mily dan menariknya pelan. Mau tak mau Mily mengikuti Mike yang masuk kekamarnya. Laki-laki itu menutup pintu kamar Mily dan menguncinya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
zsarul_
hai thorr aku mampir nihh 🤗
semangatt
yuk baca lagi cerita aku yang judulnya CONVERGE!!
ada part baru lohh 😍
mari saling support thorr ❤️
thanks
2021-01-31
1
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Kakak..😊
cinta pak bos datang lagi nih
like dan komen ya
mampir juga yuk😉
2021-01-23
1
Mei Shin Manalu
Masih di sini
2021-01-22
1