Jam berbentuk kotak yang berada diatas meja kerja Mike sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Seluruh karyawan dan sekertarisnya sudah pulang sejak jam lima sore tadi. Hanya tinggal Mike seorang diri yang masih sibuk menggerakkan jemarinya di atas keyboard laptop miliknya. Tak berselang lama suara ketukan di pintu membuatnya memalingkan wajah sejenak dan, “Paman?” serunya saat melihat sekertaris kakeknya sudah berdiri disana memperhatikan dirinya.
“Paman kenapa kesini,” tanya Mike penasaran.
“Tuan besar sudah memesan tempat di salah satu restaurant karena beliau ingin makan malam berdua, dan saya diminta untuk menjemput anda,” seru pria yang dipanggil ‘Paman’ itu dengan suara beratnya yang khas.
“Hanya berdua?” Mike bertanya meyakinkan kebenarannya. Pria itu mengangguk membenarkan.
“Ya sudah tunggu sebentar, aku bereskan ini dulu.” Mike dengan cekatan membereskan setiap berkas yang berserakan di atas meja kerjanya. Laptopnya dimasukan kedalam tas ransel hitam miliknya. “Ayo,” serunya sembari meninggalkan ruang kerja.
Mobil yang dikemudikan sekertaris kakeknya sudah melaju dengan kecepatan sedang di jalan raya saat perasaan Mike merasakan suatu keganjilan. “Paman, kenapa kakek tiba-tiba mengajak ku makan malam?” tanya Mike penasaran.
Dengan santai pria yang dipanggil Paman itu menyahut, “Sepertinya karena anda sudah hampir dua bulan tidak mengunjungi beliau.”
‘Jawabannya masih masuk akal,’ batin Mike. Tapi mau dipikir bagaimanapun seperti ada yang terasa janggal.
Feelingnya terbukti benar. Mata Mike menangkap seorang gadis cantik dengan rambut tergurai panjang mengenakan baju berwarna merah muda tengah asyik berbicara sementara laki-laki tua di hadapannya tertawa lebar. Sepasang suami istri yang juga berada disana sesekali ikut tertawa bersama kakek tua dan gadis itu.
‘Ini demi apa? Kenapa Mily ada disana?’ seru Mike dalam hati.
Mike membalikkan tubuhnya dan hendak pergi namun sekertaris kakeknya menghadangnya. “Maaf Tuan, lebih baik sekarang anda masuk, Kakek anda sudah menungggu lebih dari tiga puluh menit.”
Mau tidak mau, Mike dengan terpaksa berjalan mendekat ke meja dimana Mily sudah duduk manis disana.
**
“Sepertinya Mike tidak akan datang... Lebih baik kita makan duluan aja,” seru Mily tak sabar melihat berbagai hidangan sudah tertata rapih di atas meja tepat dihadapannya.
“Kali ini dia pasti akan datang,” jawab kakek tua itu dengan yakin.
“Kenapa kakek terlihat sangat yakin? Bukannya setiap kita mengadakan acara makan malam bersama setiap akhir tahun, dia selalu mencari alasan untuk tidak datang?”
“Kali ini dia pasti datang. Sejak kemarin kakek sudah memikirkan cara agar dia tidak menghindar lagi.”
“Cara? Cara seperti apa?” Mily terlihat antusias.
Namun belum sempat kakek memberitahu metodenya, Mike sudah menarik kursi yang berada disebelah kakeknya. “Aku datang,” ucapnya dingin. Matanya terus menerus menatap kearah Mily yang tampak tak percaya jika laki-laki itu akan benar-benar datang.
“Mike,” pekik gadis itu kegirangan.
“Om, Tante..” sapa Mike pada kedua orang tua Mily. Ini adalah kali pertama mereka bertemu sejak kepergian Mike dari rumah keluarga Mily. Meski Mike sudah menyelesaikan kuliahnya sejak lama, tapi dia sama sekali tak pernah mengunjungi orang tua asuhnya. Hanya menghubunginya lewat panggilan telepon.
“Mike, sudah lama Tante tidak melihatmu. Kamu terlihat agak kurusan, berbeda dari foto yang kamu kirim terakhir kali.” Mama Mily tampak tak bisa menutupi rasa bahagianya. Matanya berbinar memandangi Mike yang tersenyum ramah padanya.
“Ia Tante, banyak pekerjaan yang harus di urus. Terkadang saya lupa makan,” jawab Mike sopan.
“Coba kalau kamu kembali tinggal di rumah, Tante akan masak banyak makanan kesukaan kamu setiap harinya.”
“Ma, apa Mama berniat membuat Mike terlihat seperti babi?” goda Mily riang.
“Sekarang kami melihat mu dalam keadaan baik-baik saja, itu sangat melegakan,” seru papa Mily kemudian.
“Maaf sudah membuat Om dan Tante khawatir.” Raut wajah laki-laki itu terlihat sedih.
“Tidak.. tidak.. cukup dengan melihatmu dalam keadaan baik-baik saja. Om dan Tante sudah senang,” seru papa Mily sembari mengelus pelan punggung Mike yang duduk tetap disebelah kirinya.
Makan malam telah usai dan kakek Mike langsung memberikan pengumuman yang mengejutkan. “Sekarang kakek sudah semakin tua, sedangkan yang kakek miliki hanya Mike seorang. Sudah sangat lama kakek memikirkan ini. Bagaimana kalau Mike dan Mily kita jodohkan?” Ucapan kakek yang tiba-tiba membuat Mike berdiri dari tempat duduknya, sedang Mily memasang raut wajah senang. Kedua orang tua Mily saling melempar pandang setelah mendapat pertanyaan dari kakek Mike barusan.
“Tidak bisa.” Mike berkata dengan nada tegas.
“Kenapa tidak bisa? Kamu dan Mily adalah teman masa kecil,” seru kakeknya.
“Aku punya dua alasan untuk menolak.”
“Alasan? Tidak ada yang namanya alasan-alasan. Kalian berdua hanya perlu menikah dan saling melengkapi satu sama lain.” Kakek tua itu tak mau mengalah.
Kedua orang tua Mily hanya bisa diam. Mereka berdua tampaknya akan sulit ikut berkomentar di suasana yang sudah mulai terlihat panas, sekalipun Mily adalah putri mereka. Tapi kedua orang itu, cucu dan kakek sama-sama keras kepala.
“Alasan pertama, aku tidak ingin menikahi perempuan yang belum bisa bersikap dewasa dan masih suka seenaknya. Alasan kedua, aku tidak ingin menikahi perempuan yang tidak aku sukai,” jelas Mike tegas.
Rasa bahagia di hati Mily langsung sirna seketika saat mendengar ucapan Mike. “Apa maksud kamu?” Nada bicara Mily sedikit meninggi. “Kamu anggap aku masih anak-anak?” lanjut gadis itu.
“Baguslah kalau kamu paham maksud ucapanku,” timpal Mike sinis.
“Bukannya sewaktu SMA kamu suka Mily?” tanya kakeknya bingung.
“Itu dulu. Sekarang sudah tidak. Lagi pula aku tidak termasuk dalam kriteria yang disukai Mily.” Mata Mike menatap sesaat ke arah Mily dengan dingin. “Jadi tolong Om dan Tante tidak perlu memikirkan apa yang dikatakan oleh kakek barusan.” Mike melihat sekilas jam tangannya. “Om, Tante, Mike pamit pulang lebih dulu. Ada beberapa pekerjaan yang masih harus diurus,” ucapnya sembari tersenyum dan berlalu pergi begitu saja meninggalkan keempat orang yang masih berada disana.
“Dasar anak itu kenapa sifatnya semakin lama semakin buruk.. Tidak ada sopan santun sama sekali..” Kakek tua itu terlihat sedikit emosi.
“Tidak apa-apa.. Mike memang sedang sibuk, kita tidak perlu mengganggu waktunya lagi dengan menahannya disini..” seru mama Mily sembari mencoba untuk tertawa kecil, mencairkan suasana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
BELVA
aku hadir lg thoor
2021-02-09
1
Mei Shin Manalu
Likee
2021-01-22
1
Lenkzher Thea
Trus 👍 like
2021-01-17
1