“Ayo cepat sedikit Pa jalannya. Mama khawatir sama anak kita. Mike tidak mengangkat telepon Mama, padahal biasanya dia jam segini udah bangun.” Mama Mily berjalan dengan tergesa sementara suaminya mengikuti dibelakang dengan menjinjing satu tas berwarna hitam.
“Mike..Mily,” seru perempuan itu memanggil-manggil. Matanya menyapu bersih seluruh ruangan yang dilihatnya. “Kenapa sepi sekali?” gumam perempuan itu lagi.
“Coba liat kekamar Mily, barangkali mereka masih tidur,” ucap papa Mily. Keduanya kemudian berjalan perlahan nyaris tanpa suara. Pintu kamar dibuka dan tampaklah pemandangan yang membuat pasangan itu tersenyum.
Perempuan itu mengeluarkan ponsel miliknya dari saku celana. “Kenapa kamu foto mereka berdua lagi tidur?”tanya papa Mily.
“Jangan salah. Ini untuk kenang-kenangan. Bisa melihat mereka berdua seperti ini, aku benar-benar senang melihatnya.”
“Ya sudah, biarkan mereka tidur. Kita beres-beres dulu diluar.” Suami perempuan itu menariknya keluar dan menutup pintu kamar dengan sangat pelan, nyaris tak bersuara.
“Pa, apa sebaiknya mereka berdua kita jodohkan saja,” usul istrinya tiba-tiba.
“Masalah itu biar mereka berdua saja yang memutuskan. Kita sebagai orang tua tidak boleh ikut campur.”
“Tapi Pa, sepertinya Mike punya perasaan khusus untuk anak kita. Papa perhatikan tidak?”
“Hmm.. Papa tahu. Tapi tetap saja itu urusan pribadi mereka. Kalau Mike suka dengan anak kita, Papa setuju. Kalaupun anak kita sudah punya pilihannya sendiri ya kita juga harus merestui selama laki-laki itu baik dan bertanggung jawab,” jawab papa Mily bijak.
Baru saja papa Mily mengutarakan pendapatnya, suara Mike membuat sepasang suami istri itu salah tingkah. “Om dan Tante sudah pulang?” seru Mike. Laki-laki itu terlihat sangat kusut dan lelah.
“E-eh iya.. Kamu baru bangun?” tanya mama Mily dengan senyum lebar diwajahnya.
Mike menganggukkan kepalanya tanda mengiyakan. “Sini-sini.. Tante mau tanya. Mily bagaimana kondisinya? Apa masih demam?” tanya mama Mily penasaran sembari menarik lengan Mike dan menyuruh anak asuhnya itu duduk di sofa.
“Semalam sudah minum obat. Jam dua pagi juga demamnya sudah hilang. Sudah banyak keluar keringat. Barusan sudah aku cek Tante, suhu badannya sudah normal.” Mike menjelaskan.
“Kamu pasti lelah karena harus merawat Mily semalaman. Tante minta maaf.” Mama Mily mengelus punggung Mike pelan.
“Gak apa-apa Tante. Oh iya, aku mau siap-siap dulu.”
“Kamu mau sekolah? Kalau capek mending hari ini bolos aja dulu, nanti Tante telepon kepala sekolah”
“Gak perlu Tante, aku tadi sudah menyempatkan tidur kok,” jawab Mike menolak sopan.
**
“Hey bro hari ini kok lesu gitu? Emang kamu habis apa? Begadang?” tanya Alvin, teman dekat Mike sedari SMP. Mike mengangguk sembari menatap temannya itu. “Ahh? Seriusan begadang?” Alvin bertanya lagi.
“Mily sakit. Tadi malam badannya panas jadi aku menjaga dia sampe subuh. Cuma tidur sekitaran dua jam setengah.” Mike menjelaskan.
“Memang ya kamu benar-benar tanggap kalau tentang Mily. Jadi iri,” canda Alvin sambil tertawa. “Pantas aja banyak cewek yang ingin jadi Mily. Aku aja yang laki ingin diperhatikan begitu. Pasti bahagia,” lanjut Alvin lagi sembari merangkul pundak Mike.
“Berisik,” protes Mike.
“Eh iya siang ini jadi garap tugas kelompok gak? Di rumah kamu ya.” Alvin tampak bersemangat.
“Harus hari ini banget ya?”
“Ehmm.. Memang harus hari ini. Lusa itu tugas harus sudah diserahkan, terus juga internet di rumah kamu kencang banget.”
“Oke-oke, pulang sekolah tunggu di gerbang depan ya.”
“Lah memangnya kamu mau kemana?”
“Mau nanya Ana catatan hari ini.”
“Gila... Sampai segitunya. Kamu yakin gak ada perasaan apa-apa buat Mily?”
“Aku yang kurang tidur tapi kenapa kamu yang hari ini ngomongnya ngaco.”
“Eh kita berdua kan sudah berteman dari SMP, dan selama itu kamu gak pernah bersikap baik sama cewek selain Mily.”
“Aku sama dia itu saudara.”
“Saudara angkat. Tolong diperjelas.” Alvin tersenyum menggoda.
“Kalau mau diperjelas. Jelas gak akan mungkin terjadi sesuatu antara aku dan Mily”
“Untuk semua hal kamu selalu bisa berpikiran positif tapi kenapa masalah perasaan kamu gak yakin begitu? Eh Mike ingat, selama kamu mau berusaha pasti bisa. Kasih dia tanda-tanda kalau kamu naksir dia.”
“Contohnya?”
“Kasih dia perhatian lebih.”
“Setiap waktu juga aku selalu kasih dia perhatian.”
“Ya kamu harus lebih lebih lebih perhatian lagi. Jangan seperti biasanya.” Alvin menjelaskan dan Mike hanya mengangguk sembari berkata singkat. “Oke akan aku coba.”
"Dengan begini kamu berarti gak menyangkal ya." Alvin terkekeh sendiri. Sedang Mike tak menanggapi.
**
Tampak pintu kamar Mily terbuka perlahan, seorang wanita membawa nampan kayu penuh dengan kue-kue kesukaan si penghuni kamar. “Sayang ini Mama bawain muffin coklat kesukaan kamu,” seru wanita itu.
“Makasih Ma.” Tangan Mily meraih muffin diatas nampan. Menyuapnya sedikit demi sedikit ke dalam mulutnya. “Apa sekarang sudah jauh lebih baik?” tanya wanita itu lagi, tangannya ditaruh di kening putri kesayangannya.
Mily mengangguk, “Udah gak apa-apa.”
“Oh iya sayang, Mama mau tanya.” Wanita itu berkata dengan sedikit ragu. Sedangkan Mily sudah menatapnya, menunggu kalimat selanjutnya. “Apa Mike sudah punya pacar?” lanjut wanita itu. Matanya memperhatikan perubahan raut wajah putrinya.
“Hahahahahahhaahahaaaaaaa.” Mily tertawa keras.
“Kenapa kamu tertawa?” tanya mamanya.
“Habis pertanyaan Mama ini lucu. Gimana bisa dia punya pacar kalau setiap ada cewek yang naksir dia, dianya malah acuh cuek dingin gitu.”
“Oh jadi banyak yang naksir dia?” tanya wanita itu. Mily mengangguk.
“Kalau kamu termasuk ke dalam cewek-cewek yang naksir Mike juga?” Mily masih mengangguk-anggukan kepalanya. Gadis itu baru sadar kemudian. “E-eh gak Ma. Dia bukan tipe ku,” jawab Mily secepat kilat dengan sedikit salah tingkah karena mamanya terus tersenyum menatapnya. “Ih beneran gak Ma.” Mily meyakinkan mamanya lagi.
“Kalau beneran juga Mama setuju kok. Toh kalian sudah tumbuh bersama sejak kecil. Papa Mama tahu persis sifat Mike, dia anak yang baik, bertanggung jawab, sopan.. terus juga yang paling penting dia bisa bersabar sama sifat manja dan egois kamu,” goda mamanya.
“Apaan si Ma.. Pokoknya Mike bukan tipe ku.”
“Jadi tipe yang kamu suka itu seperti apa? Coba kasih tahu mama.”
“Tipe ku itu...”Mily tampak berpikir keras. “Pokoknya tipeku itu bukan Mike,” seru Mily lantang.
Wanita itu hanya tersenyum mendengar ucapan Mily barusan tanpa berkata apa-apa lagi. “Kenapa Mama senyum gitu? Seram lihatnya,” protes Mily.
“Mama cuma mau mengingatkan. Hati-hati jangan sampai kamu termakan omongan sendiri ya sayang.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
Neng Yuni (Ig @nona_ale04)
Eh Mily udah terlanjur ngangguk loh 😂
2021-01-21
1
👑卂尺丂ㄚ
mampir kedua kalinya 😍 sambungan dukungan boomlike
2021-01-18
1
Nanadela Pratiwi
Mampir baca + like Pernyataan yang Menyakitkan.
2021-01-09
1