Sudah lebih dari dua minggu sejak pertengkaran terakhir mereka malam itu. Diam-diam Mike selalu mengawasi Mily dari kejauhan. Memperhatikan setiap gerak-gerik gadis yang sudah lama disukainya itu. Mike selalu mencari alasan tentang proyek mereka pada Matthew agar bisa setiap hari datang berkunjung ke swalayan itu.
Mily yang tak menyadari Mike selalu berada didekatnya tampak asyik mengecek persediaan barang yang berada di rak besi. Sesekali gadis itu berjinjit untuk melihat label yang tertera di dinding kardus dan mencatatnya.
Seorang perempuan nampak berlari kecil kearah Mily dan menyodorkan notes kecil berisikan alamat. “Bu Hana bilang kamu diminta mengirim barang ke alamat ini. Teman-teman yang lain sedang sibuk. Jadi tinggal kamu yang bisa diminta untuk mengirim pesanan,” ucap wanita itu menjelaskan.
Mike yang berdiri tak jauh dari sana bisa mendengar semuanya dengan jelas. Mily menerima notes itu dan mengambil kardus berukuran sedang yang dibawa perempuan dihadapannya. “Baiklah aku akan segera mengantar pesanannya..” seru Mily sembari tersenyum.
Tak butuh waktu lama, meski sore hari itu langit terlihat gelap karena mendung Mily tetap melangkahkan kakinya ke alamat yang dituju. Karena letak rumah tujuannya berada didalam gang kecil maka gadis itu memutuskan untuk berjalan kaki sambil menenteng kardus bawaannya.
Sebuah rumah yang tidak terlalu besar bercat biru sudah nampak di depan mata. “Permisiii.. permisii..” panggil Mily.
Tak lama seorang laki-laki bertubuh kekar dengan kepala pelontos keluar dari rumah itu. Kedua lengan laki-laki itu dipenuhi dengan tato berukuran besar. Telinga sebelah kiri laki-laki itu tampak diganduli oleh anting berwarna hitam.
“Ada apa mbak?” tanya laki-laki itu mendekat ke arah Mily sembari membuka pintu gerbang rumahnya.
“Ah ini saya mau mengantar pesanan.. tolong tanda tangan disini..” seru Mily sambil menunjuk kertas berwarna merah muda.
“Mbaknya masuk saja dulu bantu saya merapihkan pesanan saya ini. Nanti baru saya akan tandatangan..” pinta laki-laki itu dengan senyum menyeringai.
Mily dengan bodohnya masuk ke rumah laki-laki itu dan gadis itu melihat dua laki-laki lain berada disana sedang duduk sembari memegang botol minuman keras. Dua orang laki-laki itu bertelanjang dada sehingga tato yang terukir di tubuh mereka terlihat dengan jelas.
Perasaan gadis itu sudah tidak enak. “Ini saya taruh dimana?” seru Mily dengan suara bergetar. “Brukk..” Laki-laki berkepala pelontos dibelakangnya menutup pintu dan menguncinya, membuat Mily semakin takut. Masalahnya rumah itu letaknya jauh dari keramaian.
Salah satu laki-laki dengan tato bergambar ular di perut sebelah kiri berjalan mendekat ke arah Mily, membuat gadis itu mundur beberapa langkah. Namun sayang, laki-laki berkepala pelontos yang sedari tadi berdiri dibelakang Mily memegang tangan gadis itu sedang laki-laki yang tadi masih duduk kini sudah berada disamping Mily membekap mulut gadis itu.
Mily menggigit telapak tangan pria itu dan berteriak sekeras-kerasnya. Namun sungguh sial, diluar baru saja hujan turun dengan sangat deras. Mengaburkan suara teriakannya. Salah satu pria itu memukul pipi Mily agar gadis itu berhenti berteriak. Rasa sakit dan perih karena tamparan itu tak membuat Mily menyerah. Mily tak kalah akal, gadis itu menggeliat dan memukul-mukul tak jelas dan terakhir gadis itu menendang ************ si kepala pelontos dengan keras.
Gerak cepat, Mily membuka kunci pintu yang kebetulan masih menempel disana dan terbukalah pintu rumah itu. Mily berlari sekencangnya tak mempedulikan hujan deras yang turun saat itu.
**
Sudah hampir dua puluh menit Mike berdiri di sudut bagian belakang rumah orang yang letaknya cukup jauh dari rumah berwarna biru yang dimasuki Mily tadi. Laki-laki itu memegang payungnya sambil terus menatap serius ke arah rumah tersebut. Hatinya sudah mulai khawatir.
Tak lama, dilihatnya Mily berlari ke arahnya dengan ketakutan. Baju gadis itu sudah basah kuyup karena air hujan. Mike menghadangnya karena dirinya tahu ada sesuatu yang tak beres telah terjadi. “A-aaaaa..” Mily menjerit sembari menutup matanya ketakutan.
“Ini aku..” seru Mike lembut. Akhirnya mata gadis itu terbuka. Mily mengenali wajah yang berdiri dihadapannya. Tanpa berpikir panjang lagi Mily langsung memeluk Mike dengan sangat erat.
"Jangan takut.. aku disini.." ucap Mike lembut mencoba menenangkan Mily.
“Sebenarnya ada apa?” tanya Mike lembut dengan masih membiarkan Mily memeluknya. Gadis itu tak menjawab. Mike bisa merasa sekujur tubuh gadis itu bergetar.
Mike menepuk-nepuk punggung Mily dengan lembut lalu mendorong gadis itu mundur sedikit ke arah belakang. Dan benar saja, Mike melihat pipi kanan Mily sedikit merah seperti habis di tampar. “Ada apa?” tanya Mike dengan nada khawatir. Tatapannya tertuju pada mata Mily yang penuh dengan air mata. Gadis itu tak berkata apa-apa hanya terus menerus menangis sembari memegang kemeja Mike dibagian pinggang.
Dengan kebisuan Mily, Mike sudah bisa menyimpulkan apa yang baru dialami gadis itu. Tanpa bertanya apa-apa lagi Mike memberikan payung yang sedari tadi dipegangnya pada Mily dan laki-laki itu melepas jas berwarna hitam yang dikenakannya. Memakaikannya pada tubuh Mily yang basah kuyup. “Hanya lima belas menit. Tolong tunggu disini sebentar dan jangan kemana-mana,” seru Mike tegas sembari membuka dua kancing bagian atas kemeja putih itu dan menggulung lengan kemejanya.
Mike berjalan tegap menembus hujan deras menghampiri rumah bercat biru yang membuat Mily ketakutan. Sedang Mily masih berdiri memandangi punggung Mike yang semakin menjauh.
Pintu rumah bercat biru itu berderak terbuka dengan suara yang sangat keras, mengagetkan tiga penghuni didalamnya yang masih tampak bersungut-sungut karena Mily berhasil melarikan diri. Tampaklah Mike berdiri disana dengan kemeja putihnya yang kini basah kuyup.
“Satu.. dua.. tiga.. tiga orang..” gumamnya pelan sembari menatap tajam ke arah tiga orang bertato dihadapannya.
“Siapa kamu gak sopan main tendang pintu rumah orang sembarangan..?!” seru si pria bertato ular dengan marah sambil berdiri mendekat ke arah Mike.
“Baik, saat ini juga aku akan mengajari kalian bertiga apa itu arti kesopanan..” Baru saja Mike menyelesaikan kalimatnya, tinjunya sudah mendarat di wajah laki-laki bertato ular yang tadi menghampirinya.
Kedua orang lain yang melihat temannya di hajar pria asing yang mendadak muncul dirumahnya, tampak tak terima. Mereka berdua maju ke arah Mike berbarengan. Mike tak gentar sedikitpun menghadapi tiga orang sekaligus.
Tak butuh waktu lama sampai ketiga orang itu sudah berjatuhan dilantai. Baru saat Mike akan berbalik, laki-laki berkepala pelontos memecahkan salah satu botol minuman keras dan dengan susah payah berlari ke arah Mike.
Beruntung Mike berhasil menghindar dan hanya sedikit tergores di bagian sebelah kanan belakang bahunya. Warna merah menodai kemeja putihnya. Rasa marah mengalahkan rasa sakit karena goresan beling. Mike menghajar laki-laki itu sampai pingsan dan pergi dari sana.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 60 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
asisten dadakan datang lagi kak
cemangatt...💪
mampir juga yuk😉
2021-02-04
1
Perjuangan cinta Tuan Muda
boomlike drku thor. yuk mampir lagi ke lapakku thor.
2021-01-23
1
🐝⃞⃟⃝𝕾𝕳Simple Hayati
👍👍👍👍
2021-01-17
1