Setelah menyelesaikan sarapan pagi mereka, Naya mengantar Arjuna hingga di depan pintu mobilnya yang telah terbuka itu, seperti biasa Arjuna mengecup kening Naya,
"Aku berangkat dulu ya" Ucap Arjuna lirih.
"Anu, Tu?" Ucapan Naya terpotong saat Arjuna membulatkan bola mantanya,
"Maksud ku Juna? Hari ini aku ingin izin menemui teman ku di salah satu kafe" Ucap Naya.
"Siapa? Apa kau tidak bisa hanya dirumah saja sayang?" Ucap Arjuna sembari meremas bahu Naya sedikit keras, membuat Naya sedikit meringis.
"Ji... Jika kau menginginkan aku di rumah saja aku tidak apa-apa" Ucap Naya membuat Arjuna melonggarkan cengkraman nya itu.
"Jika dia seorang wanita tidak apa-apa kok, tapi kau harus di antar sopir ya" Ucap Arjuna, Naya pun sedikit tersenyum senang, Arjuna lantas memeluk Naya.
"Ingat hanya hari ini, dan itu saja ku beri waktu tak lebih dari tiga jam, jika kau melebihi batas waktu yang ku tentukan, kau akan tau apa yang akan aku lakukan pada mu" Ucap Arjuna datar, yang membuat Naya mematung tangannya mulai gemetaran. "Ingat! Aku menikahi mu bukan untuk membuat mu bisa senang-senang menghamburkan uang ku, kau mengerti kan?" Lanjutnya masih dalam posisi memeluk Naya.
"I... Iya Tuan" Jawab Naya lirih, Arjuna pun melepaskan pelukannya ia tersenyum dan melambai lalu masuk kedalam mobilnya.
Mobil Arjuna pun melaju keluar dari halaman yang sangat luas itu.
Naya menghembuskan nafasnya, ia kini bisa bernafas tenang tanpa ketegangan selama beberapa hari selagi Arjuna tidak ada di rumahnya. Ia pun tersenyum dan berjalan cepat menuju kamarnya untuk mengganti pakaian.
Setelah semua siap ia pun melangkah keluar disana seorang sopir sudah menantinya, Naya tersenyum dan mengucapkan terimakasih pada sopir tersebut yang sudah membukakan pintu untuknya.
Mobil pun melaju menuju salah satu kafe yang tidak begitu jauh, disana ia bertemu Wina teman SMAnya dulu, di dalam kafe Naya menoleh mencari sosok temannya itu, tak lama ia pun melihat seorang wanita melambai padanya, Naya pun tersenyum dan menemui nya mereka lantas saling berpelukan karena semenjak mereka lulus SMA Wina pindah ke Jogja baru sekarang mereka bertemu lagi.
"Rindunya, ya ampun Naya kau tambah cantik, dan penampilan mu sungguh berubah aku tidak menyangka kau di peristri oleh pengusaha sukses" Seru Wina heboh.
"Hey jangan bicara seperti itu, kau sangat berlebihan" Ucap Naya merasa tidak enak.
"Kau itu, seharusnya kau sombong saat ini" Ledek Wina "tapi aku kenal dirimu, kau tidak mungkin mengangkat dagu mu" Ucapnya yang lantas membuat Naya tersenyum.
"Kau mau pesan apa?" tanya Naya
"Wuiiiihh Nyonya besar akan mentraktir sepertinya"
"Hanya makanan kok jangan berlebihan, dulu kau yang sering mentraktir ku kan?" Ucap Naya.
"Kau masih ingat saja Naya"
"Tentu saja, dulu aku jarang di beri uang jajan oleh ibu ku, kalau bukan karena kau, setiap istirahat pasti aku akan kelaparan" Ucap Naya.
"Iya kau memang gadis malang, makannya sekarang derajat mu terangkat, ohhh ibu ikut senang mendengarnya nak hiks hiks hiks" Wina meledek membuat Naya memukul bahu Wina pelan dengan Wina yang langsung terkekeh.
'Andai kau tau, aku masih seperti Naya si gadis malang itu Wina' tutur Naya dalam hati.
Setelah memesan makanan mereka pun menyantapnya, dan mengobrol panjang lebar bercerita tentang masa lalu, sampai tanpa sadar waktu Naya sudah habis, ia merasakan HPnya tengah bergetar di tasnya dengan cepat ia pun meraihnya dan mendapati nama Arjuna di layar ponselnya.
"Wina, suami ku menelfon, sebentar ya" Ucap Naya yang di iyakan oleh temannya itu, Naya segera menerimanya.
"Hei kau sudah pulang?" tanya Juna.
"Be... Belum Juna"
"Kau masih di kafe? Kau bersenang-senang ya sampai lupa waktu?" Seru Juna dari sebrang.
"Emmm iya aku akan pulang sekarang" Ucap Naya, Juna pun memutus panggilan telfonnya.
Naya kembali memasukan ponselnya itu kedalam tas nya dan berpamitan pada Wina, walau Wina merasa belum puas dan masih ingin mengobrol namun ia memahami bagaimana pun juga Naya sudah bersuami dan ia harus menuruti apa kata suaminya itu.
Dengan itu Naya pun bergegas keluar dari kafe tersebut di saat yang bersamaan Raihan baru saja tiba ia berpapasan dengan Naya.
"Naya?" Ucap Raihan tidak percaya karena bisa bertemu Naya di tempat ini.
"Raihan, kau disini?" Tanya Naya
"Iya, ibuku minta di bawakan masakan seafood dari kafe ini" Ucapnya pandangan Raihan masih belum bisa lepas dari wajah wanita yang sangat ia rindukan itu, jujur saja ia sangat ingin memeluk Naya melepas kerinduannya namun itu tidak bisa ia lakukan, dengan status Naya yang kini telah menjadi istri orang lain...
"Begitu ya? Hmm Raihan maaf sekali aku harus buru-buru pulang ya" Ucap Naya, yang di balas dengan anggukan Raihan yang merasa sedikit kecewa.
"Iya Nay, Hati-hati ya" Ucap Raihan, Naya pun mengangguk dan berjalan meninggalkan Raihan yang masih terus menatapnya hingga Naya masuk kedalam mobilnya dan mobil itu pun mulai melaju, di dalam mobil Naya terus menatap kearah Raihan, sudut matanya mulai basah, ia benar-benar merindukan Raihan yang selalu ada untuknya.
Ia sangat ingin menceritakan semuanya pada Raihan, menumpahkan kesedihannya. Namun menceritakan itu semua pada Raihan sama saja bunuh diri dan akan membuat Arjuna semakin menyiksanya.
Ia masih terus berharap semua akan segera berlalu, dan bisa terbebas dari jerat Arjuna selamanya.
Beberapa hari kemudian...
Sore itu dia tengah menghampiri seorang pelayan yang tengah menyirami tanaman.
"Ibu, boleh berikan selang itu pada ku?" Ucap Naya sopan, pelayan itu pun menatapnya bingung, ia takut kalau Naya akan mengerjakan pekerjaannya seperti beberapa hari belakangan yang merebut kain pel pelayan lain agar ia bisa mengepel juga, dan beberapa alat bersih-bersih lain.
"Nyonya, kalau nyonya ingin mengerjakan pekerjaan ini, saya mohon jangan Nyonya kalau Tuan Arjuna tau saya bisa di berhentikan nyonya" Ucapnya.
"Tuan tidak akan tahu, Tuan kan sedang pergi sini bu serahkan pada ku, aku benar-benar ingin menyirami tanaman itu" Naya masih berusaha.
"Nyonya saya mohon jangan"
"Berikan saja bu" Selang itu pun sudah berpindah tangan, dengan wajah pelayan itu yang tengah pucat.
"Kau bisa mengerjakan yang lain, biar ini aku yang mengerjakan ya" Ucap Naya sembari mengusap bahu pelayan berusia empat puluh tahunan, wanita itu pun membungkuk dan meninggalkan Naya yang tengah asik menyirami semua tanaman yang ada di sana.
"Sepertinya sembari mendengarkan musik lebih nikmat" Gumam Naya yang lantas memasang earphone ke telinganya. Bibirnya mulai tersungging sembari melanjutkan pekerjaannya.
Mobil Juna mulai terparkir di luar, seorang pelayan langsung membukakan pintu mobilnya. Mata Arjuna menoleh kesemua penjuruh mencari Nayaka, matanya pun menyipit saat mendapati sosok Naya sedang menyirami tanaman.
"Apa-apaan itu? Istri ku menyirami tanaman?" tanya Arjuna pada seorang pelayan itu dengan tatapan tajam.
"Maaf Tuan, nyonya sendiri yang memaksa para pelayan untuk memberikan beberapa pekerjaan mereka untuk Nyonya Naya, kami mohon ampun Tuan kami tidak bisa menahan kemauan Nyonya Naya" Ucapnya sembari tertunduk.
'Gadis kampung itu!' runtuknya dalam hati. Ia pun melangkah cepat menghampiri Naya yang masih belum menyadari ada Arjuna di belakangnya, ia terus bersenandung mengikuti alur musik yang tengah ia putar itu, mendengar senandung Naya membuat Arjuna merasa terganggu dengan suaranya yang menurutnya tidak enak di dengar itu, ia menyilangkan kedua tangannya di dada.
"Naya?" panggilnya namu Naya masih asik menyirami tanaman di depannya itu.
Ia pun mulai berdeham dan menepuk bahu Naya, membuat Naya terkejut dan membalik badan, sehingga tanpa sadar selang itu mengarah kepada Arjuna dan menyiramnya membuat Arjuna berteriak.
"Naya! Matikan itu... Matikan airnya!" Seru Arjuna sembari menahan semburan air itu dengan lengannya.
"Aahh Arjuna maaf... Maafkan aku" Ia menjatuhkan selang nya, dengan kedua tangan terangkat sebatas dada sedangkan Arjuna hanya mendesah sembari mengusap wajahnya yang basah.
"Istri ku apa yang kau lakukan?" Ucap Juna lirih sembari menahan amarahnya.
"Ma... Maafkan aku Juna, sungguh maafkan aku"
"Ikut...! Aku...! Ke Kamar sekarang!" Ucapnya lirih namun dengan nada menekan di setiap katanya, ia lantas berjalan lebih dulu dengan setelan jas yang basah kuyup.
"Haaahhh Naya? Kau ini... Bagaimana ini, aku bisa di bunuhnya" Gumamnya lirih.
Arjuna yang masih menyadari Naya belum juga melangkah pun menghentikan laju kakinya ia menoleh kebelakang.
"Istri ku, kau masih mau disitu, ayo masuk ke kamar kita sayang" Ucap Arjuna berusaha menyunggingkan bibirnya itu.
Naya pun mulai melangkah mengikuti laju Arjuna, entah apa yang akan Arjuna lakukan padanya yang pasti ia tidak akan selamat kali ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Borahe 🍉🧡
ntar bucin kok
2022-06-27
0
Meili Mekel
waw kasar banget juna
2022-06-14
0
Juwita Vena
bener2 kasian naya, kenapa g dibikin buvin aja sih juna thor
2022-06-09
0