Pagi ini ia mendengar bahwa ibunya dan suami barunya itu, akan berangkat ke Singapura. Dengan cepat Naya berlari menuju pangkalan tempat berkumpulnya ojek di sana dan memanggil salah satu dari mereka.
"Pak? Tolong antarkan saya ke bandara ya, cepat pak." ucap Naya memberi perintah, tukang ojek itu pun nyalakan mesin motornya dan segera menggerakkan laju motornya menuju bandara.
Sesampai di sana Naya berlari mencari pintu keberangkatan pesawat menuju Singapura, ia terus berusaha membidik kesemua orang yang berada di sana,
"Ibu...? Semoga kau belum pergi, ku mohon ibu." gumam Naya yang terus berharap, matanya seketika menangkap seorang wanita yang tengah duduk dengan seorang pria. Dengan kacamata hitam dan rambut yang tergerai indah membuat Naya yakin bahwa itu adalah ibunya. Ia pun segera mendekati sosok wanita tersebut.
"Ibu!" Seru Naya dengan nafas yang tersengal-sengal, sehingga membuat ibunya menoleh cepat dan terkejut.
"Ibu, ayo pulang ibu, ku mohon ayolah kita pulang, aku tidak bisa hidup tanpa ibu." ucap Naya sembari memeluknya, membuat ibunya itu berusaha keras melepaskan pelukan Naya dan mendorong tubuhnya.
"Apa yang kau lakukan disini?" tanya ibunda Naya kelabakan.
"Almira, Gadis ini siapa?" tanya pria itu.
"Dia?? Dia hanya anak angkat ku." Jawab ibunda Naya yang lantas membuat mata Naya melebar.
"A... Anak angkat?" tutur Naya tidak percaya dengan apa yang ia dengar.
"Hey... Aku mengangkat mu karena aku iba saja, jadi berhenti menemui ku, kau bisa hidup dengan nenek mu sekarang!" ucap ibunya itu membuat Air mata Naya menetes.
"Ibu! Ibu sudah mengkhianati ayah , dan saat ayah meninggal ibu malah justru tetap pergi tanpa belas asih disaat jasad ayah bahkan masih di rumah duka, dan sekarang? IBU BILANG AKU ANAK ANGKAT MU? AKU INI ANAK KANDUNG MU IBU!" Plaaaaaaaaakkkk sebuah tamparan mendarat di pipi Naya.
"Berhenti berkata seperti itu, aku itu belum pernah menikah!!" pekik Almira.
"Almira, katakan yang sejujurnya, benarkah dia itu putrimu?" tanya Jonathan.
"tidak Jonathan, dia bukan putri ku, mana mungkin aku yang seorang model ini, sudah memiliki putri yang sudah seusianya, aku belum pernah menikah Jo, percayalah padaku." ucapan Almira membuat Naya tak habis pikir. Ambisinya sebagai model benar-benar membuatnya lupa daratan akan kenyataan bahwa dirinya adalah seorang ibu yang sudah melahirkan Naya, saat dirinya dulu masih berusia belasan tahun. semua terjadi karena kesalahan ibu dan ayahnya itu.
"Dia itu hanya anak kakak ku dan kini kakak pria ku sudah meninggal, jadi dia memang ku anggap seperti anak ku sendiri Jo." ucapnya membuat Naya menggeleng pelan.
"Kalau dia bukan anak mu? Bagaimana dia bisa berbicara kalau kau itu meninggalkan suaminya dan berselingkuh, mungkinkah dia berbohong sampai sedetail itu?" bidik Jonathan.
"Aku tidak berbohong Tuan, aku memang putrinya, putri kandungnya! bukan anak angkat seperti yang ia bilang pada anda!" ucap Naya sembari menatapnya bengis.
"Dasar kau anak tidak tau diri!" ibunya pun menarik tangan Naya dan membawanya menjauh dari Jonathan.
"Pergi kau Naya, jangan hancurkan cita-cita ibu." ulcap Ibunya itu.
"Ibu apa sepenting itu ambisi ibu untuk menjadi orang model sampai menelantarkan kewajiban mu?"
"KEWAJIBAN APA?? Selama ini aku sudah mengandung bayi yang tidak pernah ku inginkan sebelumnya, merawat mu hingga besar, sampai kau bisa berdiri di depan ibu, lalu kau berkata aku melalaikan kewajiban ku?!" ucap ibunda Naya itu.
"Ibu aku mohon pulang lah dengan ku, ibu aku akan bekerja keras untuk mu, sudah cukup aku kehilangan ayah,aku tidak ingin kehilangan mu juga." Naya memeluk tubuh ibunya itu membuat Ibunya kembali mendorong tubuh Naya cepat.
"Pergi aku bilang pergi!!" Bentak ibunya Naya.
"Aku tidak mau pergi tanpa membawa ibu pulang." Naya terus menarik tangan ibunya itu.
"Lepas... Lepaskan aku!" Seru ibunya itu sehingga mengundang seorang security yang saat itu juga menghampiri mereka.
"Selamat pagi? Apa yang sedang terjadi disini?" tanya security tersebut.
"Pak, wanita gila ini kenapa berkeliaran di Bandara sih, usir dia pak, dia sudah mengganggu ketenangan saya sebagai calon penumpang." ucapnya yang lantas membuat Naya merasakan sesak teramat di dadanya.
'tega sekali ibu menyebutku dengan sebutan wanita gila?' batin Naya.
"Wanita tidak waras?" Kata Naya dengan suara serak bahkan hampir tak terdengar "setelah tidak mengakui ku? Sekarang ibu sebut aku WANITA TIDAK WARAS!!" Bentak Naya yang lantas menarik lagi tangan wanita itu.
"Ayo pulang ibu, aku ingin kau tetap bersama ku!"
"Tidak lepaskan aku!" Plasaaaaakkkk wanita itu kembali menampar pipi Naya,
"Nona cepat keluar dari sini kau sudah membuat keributan disini." titah seorang security yang lantas menyeretnya paksa untuk keluar dengan Naya yang terus memberontak.
"Ibu... Aku menyayangimu ibu, IBU! KU MOHON, PULANGLAH BERSAMA KU... IBUUUUUUU" Seru Naya terus saat dirinya tengah di seret paksa oleh pihak keamanan menjauh dari ibunya itu.
Almira memalingkan wajahnya ia tidak bisa menahan tangisnya melihat putrinya itu di seret keluar dengan sangat kasar oleh security tersebut.
"Almira? Kau tidak sedang berbohong pada ku kan?" Seru Jonathan membuat Almira terperanjat dan langsung mengusap air matanya.
"Jo, aku bukan seorang ibu aku belum pernah menikah percayalah pada ku Jo" ucap Almira.
"Baiklah aku percaya padamu, namun jika pada kenyataannya kau benar-benar seorang ibu? Kau akan tau apa yang akan aku lakukan pada mu Almira." ucap Jonathan yang saat itu juga melenggang pergi menuju bangkunya. tubuh Almira gemetaran ia pun berusaha menyembunyikan itu semua dan kembali mendekati Jonathan dengan wajahnya yang terlihat marah padanya.
****
Setelah menceritakan semua pada Raihan dan menumpahkan kesedihannya Naya pun merasa sedikit lebih lega, ia kini sudah memutuskan untuk melupakan ibunya dan tinggal berdua saja, dengan kekuatannya sendiri ia berusaha membahagiakan neneknya, yang bisa di bilang keluarga satu-satunya yang ia miliki, yang masih menyayanginya.
Melihat keyakinan Naya yang kini sudah mulai tersenyum, Raihan pun turut tersenyum dan beranjak dari ayunan tersebut.
"Okay, kau sudah lebih baik kan? Saatnya kita pulang." ucap Raihan yang lantas jalan lebih dulu, Naya tersenyum melihat punggung itu, hatinya merasa senang karena adanya Raihan yang masih peduli padanya.
Raihan benar-benar pangeran penyejuk hatinya, ia sangat beruntung memiliki sahabat seperti Raihan, yang selalu bisa memberi ketenangan di saat kesedihan itu melanda hatinya.
Naya pun beranjak dan segera menyusul Raihan yang berjalan di depan,
dengan perasaan senang Naya membonceng di belakang. Tangan Raihan meraih kedua tangan Naya dan melingkar kan di perutnya, seketika membuat Naya berdebar.
"Aku sudah bilang kan, kalau membonceng itu harus pegangan, kau itu kecil kalau terbang terbawa angin bagaimana?" ucap Raihan sedikit meledek namun dengan nadanya yang datar, ucapannya itu membuat Naya tersenyum.
"Kau pikir aku sekurus itu? Aku itu tetap berat tahu." ucap Naya yang membuat Raihan tersenyum. Motor pun mulai melaju, menyusuri jalanan ibu kota.
Dan tak membutuhkan waktu lama, karena jarak dari taman tadi tidak terlalu jauh dari rumah mereka, sehingga kini mereka telah sampai di depan rumah Naya yang memang berhadapan dengan rumah Raihan, Naya pun turun dari motor Raihan dan memberikan helm itu padanya.
"Terimakasih Raihan." ucap Naya sembari tersenyum.
"Sama-sama." jawab Raihan singkat sembari menerima helm itu.
"Eheeeeem, mau sampai kapan jadi benalu si Raihan?" Seru seorang wanita dari depan rumah Raihan, sehingga membuat Naya menoleh lalu tertunduk.
"Ibu? Ibu bicara apa sih?" ucap Raihan yang lantas mendekati ibunya itu.
"Hey Naya? Jangan jadi wanita sok malang ya. kau itu dan ibumu sama saja, tidak tau dirinya!" Seru wanita itu membuat Naya terdiam.
"Ibu jangan bicara seperti itu." tutur Raihan.
"Itu kenyataan! Raihan, berhentilah berteman dengannya, wanita itu sudah pasti sama matre nya dengan ibunya, kau itu hanya di manfaatkan olehnya."
"Ibu!" bentak Raihan yang seketika membuat ibunya dan Naya tersentak, "ma...maaf Bu, Raihan tidak bermaksud membentak." ucap Raihan yang lantas membuatnya merasa menyesal dan akhirnya berjalan masuk ke dalam rumahnya melewati ibunya.
"Semua gara-gara kau Naya!! Dasar gadis haram!" Seru ibunya Raihan sembari berlalu membuat Naya menitikkan air matanya.
Ya, anak haram, gadis haram, anak pembawa masalah, semua sudah biasa ia dengar dari mulut ibunya Raihan yang sangat tidak menyukainya, dan tidak hanya ibunya Raihan saja, bahkan banyak orang yang menganggapnya demikian. Naya berusaha menghapus tangisnya dan berusaha tersenyum, saat neneknya keluar dari dalam rumahnya dengan kursi roda.
"Naya? Kau dari mana sayang?" ucap Neneknya itu. Naya pun mendekati neneknya dan mencium punggung tangan neneknya itu.
"Seperti biasa, Naya habis main sama Raihan." Naya terkekeh. Neneknya pun tersenyum.
"Kau sudah makan?" tanya Neneknya, yang di balas dengan anggukan cepat dari Naya.
"Ya sudah mandi dan istirahat lah," Ucap neneknya yang langsung di iyakan oleh Naya yang mendorong kursi roda neneknya itu masuk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Selita Awini
ngak masuk akal KL naya umur 25thun berarti dia lahir ibunya umur 15thn, dan sekrang umur ibunya 40 thn masa umur 40 thn jadi model masa melahirkan umur 15 thn walaupun novel harus masuk akal thor jgn asal aja bikin pembaca bingung
2023-03-18
0
Siti H
mampir juga kakak, dikarya pertamaku
1. pemikat sukma (kisah seorang gadis yang terkena pelet).
2. kuntilanak pemakan janin.
2022-07-22
0
Yunerty Blessa
sabar Naya
2022-07-12
0