Di dalam rumah yang bak istana itu banyak sekali tamu penting yang sedang menikmati acara tersebut disana, Naya melihat ke seluruh arah para wanita di sana menggunakan pakaian yang sangat gelamor dengan berlian yang terpasang di leher dan jari-jari mereka, sungguh tempat untuk kaum elit, hal itu pula yang membuat Naya merasa ciut nyali.
(visual om Rudy)
"Calon keponakan ku, selamat datang" Seru om Rudy sembari merentangkan kedua tangannya dan memeluk Naya, rasanya sangat aneh budaya seperti itu sangat asing baginya.
"Kau sangat cantik beda sekali dengan Naya yang om lihat di kantor waktu itu, kau memang pintar menemukan berlian yang tertutup baru kali Juna" Ucap Omnya itu membuat keduanya terkekeh,
"Maaf Tuan Dirgantara? Mungkinkah ini calon istri anda?" Tanya seseorang yang tengah menyalami Arjuna dan Naya,
"Iya benar, Tuan Felix" Arjuna tersenyum.
"Pantas saja kau tiba-tiba ingin menikah, wanita secantik ini pasti tidak bisa terlalu lama di pacari" Ucapnya yang lantas membuat semuanya tertawa.
"Tuan Dirgantara?" Seru seseorang lagi yang lantas membuat Arjuna tersenyum.
"Tunggu sebentar ya sayang aku menemui teman bisnisku dulu" Ucap Arjuna pada Naya, sedangkan Naya hanya mengangguk, ia juga meminta izin sebentar pada dua pria paruh baya yang ada di depannya itu.
"Naya, silahkan berkeliling dulu nikmati semua yang ada ya? Om tinggal dulu" Ucap Om Rudy ramah.
Rasanya sangat mudah, semua orang tak terlihat merendahkannya bahkan sambutannya pun sangat hangat, buuuuuckk seseorang menabrak bahu Naya dari belakang membuatnya terkejut.
(visual Lifia Caroline)
"Maaf ya, kau itu terlalu menghalangi jalan jika berdiri di situ" Ucap wanita itu yang lantas membuat Naya sedikit menunduk saat melihat dia adalah Lifia.
"Maafkan saya Nona" Ucap Naya yang merasa sedikit takut.
"Kenapa minta maaf, sepatutnya kau tidak di sini Naya, tapi di dapur bersih-bersih di sana itu kan tempat mu" Tuturnya dengan pandangan menghina.
Lifia pun berdiri di sebelah Naya sembari menikmati segelas sampanye di tangannya.
"Hebat ya? Setelah berucap kalau kau tidak tau apa-apa dan bilang kalau Arjuna itu berbohong, kini kalian malah benar-benar ingin menikah" Ucap Lifia sembari menatap kedepan. Sedangkan Naya masih menunduk tak berani menjawab apapun.
"Benar! Alasanmu pasti tidak lain adalah hartanya Arjuna kan? Bagaimana,Rasanya menjadi calon Nyonya Dirgantara? Dan menghadiri acara penting seperti ini, pasti saat ini kau tengah bersenang-senang ya? Dan besok kau akan memamerkan semua ini pada teman-teman babu mu itu" Kata-kata Lifia itu benar-benar menyakitkan bagi Naya, ia tidak tau kalau Naya benar-benar tersiksa menjadi calon istri seorang pria Arogan seperti Arjuna itu.
Mata Lifia tertuju pada anggur yang dibawa seorang pelayan ia lantas menoleh kearah Naya.
'Kalau Naya sampai mabuk? Ia pasti akan mempermalukan Arjuna' tuturnya dalam Hati bibirnya pun tersenyum licik, ia menoleh ke arah Arjuna sesaat pria itu masih sibuk mengobrol dengan beberapa koleganya, ia lantas mengangkat Tangannya memanggil pelayan tersebut, sesaat pelayan itu mendekat ia pun meletakan gelasnya dan meraih dua gelas anggur itu.
Setelah pelayan itu pergi Lifia pun menyerahkan gelas anggurnya kepada Naya.
"Minum ini" Ucap Lifia.
"Emmm aku? Aku tidak haus Nona" Ucap Naya yang merasa khawatir dengan minuman itu.
"Naya? Semua tamu yang ada di sini wajib minum ini" Ucap Lifia.
"Tapi Nona?"
"Kau mau? Mempermalukan Juna hanya karena kau satu-satunya tamu yang tak meminum ini?" Ucap Lifia yang masih menyodorkan minuman itu.
"Apa ini? Tidak memabukan Nona? Aku tidak bisa minum alkohol" Ucap Naya
"Aku bilang minum ini Naya? Kau mau mengecewakan om Rudy? Dia kan sudah baik pada mu" Ucap Lifia masih terus berusaha untuk membujuk Naya, akhirnya dengan berat hati ia meraih gelas itu dan meminumnya sedikit.
Rasanya keras sekali ia tidak bisa menelannya.
"Telan dan habiskan Naya, minuman itu mahal gaji mu sebulan saja tidak cukup untuk membayar minuman ini" Ucap Lifia, Naya benar-benar ragu namun ia akhirnya bisa menghabiskan minuman di gelasnya, Lifia pun tersenyum.
"Ini satu lagi" Lifia menyodorkan satu gelas lagi.
"Ti.. Tidak Nona, kepala ku mulai pusing"
"Naya? Yang lain itu minum sampai tiga gelas bahkan lebih, jika kau hanya meminumnya satu gelas saja? Itu sama saja kau menghina keluarga Dirgantara loh, jadi minumlah dua gelas ya" Lifia kembali menyodorkannya.
"Tidak Nona sungguh kepala ku mulai pusing" Naya terus mendorong gelas di tangan Lifia.
"Naya? Kalau Arjuna sampai marah bagaimana?"
"Ar... Arjuna? Aku tidak mau dimarahi olehnya" Ucap Naya menggeleng.
"Kalau begitu minum ini ya?" Ucap Lifia yang kembali menyodorkan minuman itu, tangan Naya pun meraihnya.
Arjuna yang menyadari itu mulai panik ia pun berpamitan pada yang lain dan mendekati Naya dan Lifia lalu merebut minuman yang tengah di minum Naya, dan menciumnya.
"Lifia! Apa-apa kau ini? Memberikan Naya alkohol?" Seru Arjuna sehingga menarik perhatian beberapa orang yang disana.
"Naya kita pulang" Ucap Arjuna yang menggandeng lengan Naya.
"Aku tidak mau Tuan, kau bilang aku harus disini dan bersikap baik kan?" Naya mulai mabuk.
"Aku sedang melakukan perintah mu tuan Arogan" Lanjut Naya tanpa sadar, Arjuna pun mulai panik ia lantas membopong tubuh Naya dan membawanya pergi walau Naya terus meronta minta di turunkan, melihat itu Lifia pun tersenyum puas dengan itu Arjuna pasti malu dengan tingkah mabuk Naya itu.
Di gendingan Arjuna Naya yang terus meronta dengan kakinya yang terus berayun mulai membuat telinga Arjuna sakit.
"Lepaskan aku Tuan Arjuna, aku tidak mau pulang, aku tidak mau di marahi oleh mu Tuan!" Naya terus bergejolan mengayunkan kedua kakinya, namun Arjuna tetap membawa Naya dan memasukan tubuh Naya ke dalam mobilnya itu.
"Begini! Kalau orang kampung mabuk, hah merepotkan sekali" Arjuna terus berusaha memasang sabuk pengaman di tubuh Naya, kedua tangan Naya mencengkram kerah Arjuna dan mendekatkan ke wajahnya membuat Arjuna terkejut.
"Tuan? Aku memang bodoh, aku memang jelek, dan aku memang gadis kampung! Iya itu benar tapi kenapa kau masih memaksa ku untuk menjalani pernikahan konyol ini tuan?" Ucap Naya dengan suara berat khas orang yang tengah mabuk,
"Kalau di pikir-pikir kau juga tidak tampan tuh, lihat mata mu itu?" Arjuna masih menatapnya tajam tanpa berkutik sedikit pun. Dengan kedua tangan menyangga ke jok mobilnya ia terus mendengarkan celotehan Naya.
"Kau pikir mata yang selalu memandang rendah orang lain itu bagus? TIDAK! Mata mu itu seperti mata seekor hyena, rubah atau macan yang sangat mengerikan!"
"Kalau aku mengerikan kenapa kau masih mau menatap mata ku?" Tanya Arjuna datar.
"Itu karena? Karena matamu sedikit indah jika di lihat dari dekat Tuan" Ucap Naya membuat bibir Arjuna sedikit tersungging, menurut Arjuna celotehan Naya itu sedikit menghiburnya.
"Aku saja sampai iri, mata ku tidak sebagus punyamu, tapi? Sungguh di sayangkan jika si pemilik mata indah ini adalah pria arogan seperti diri mu" Ucap Naya yang lantas melepaskan pegangan tangannya dengan sedikit mendorong tubuh Arjuna.
Arjuna pun beranjak dan menggeleng merasa konyol, baru saja ia hendak menutup pintu mobilnya Naya sudah menutup mulutnya dan memuntahkan isi perutnya di dalam mobil sport jenis Ferrari kesayangan Arjuna itu.
Disaat yang bersamaan mata Arjuna pun melebar.
"Aaarrrrrrgggg mobil ku?"
"Naya! Kau muntah di mobil ku!!" Seru Arjuna sedangkan Naya kini sudah menyandar dengan mata yang terpejam.
"Aaarrggggghhh gadis bodoh ini muntah di mobil ku?" Arjuna mencengkram kepalanya kesal, ia sangat ingin menangis saat tau mobil kesayangannya itu ternodai oleh OG bodoh yang tengah tertidur itu.
Arjuna pun menutup pintu mobilnya dengan kasar ia terus menendang-nendangi ban mobilnya.
"Haaaahhh dasar gadis bodoh... Berani-beraninya dia menodai mobil ku, Harga mobil ini bahkan lebih mahal dari harga dirinya itu!!" Ia masih terkulai lemas meratapi nasib mobilnya itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Kiss me💋
👍
2022-12-27
0
Yusni Ali
Kamu akan menyesal dengan kata-kata yg selalu kamu ucapkan Juna.
2022-09-22
0
Titin Msi
jangan terlalu bodohlah si naya biarpun kampungan tapi sedikit cerdiklah
2022-07-24
0