Siang itu Naya baru saja membersihkan lobby kantor di tempatnya bekerja. kakinya yang terasa pegal membuatnya beristirahat sejenak sembari memijat-pijat.
Sesaat matanya beralih pandang pada telfon yang tergantung di dinding pantry, ia pun berjalan cepat menerima panggilan telfon tersebut.
"Hallo, dengan Naya di pantry, ada yang bisa saya bantu?" tanya Naya sopan.
"Mbak, bisa tolong antar kan secangkir kopi ke ruangan manager Joan, sekarang juga?" ucap pria dari sebrang.
"Oh iya Pak, di tunggu ya." ucap Naya yang lantas menutup telfon tersebut dan segera meraih cangkir di lemari gantung di atasnya, dan segera membuatkan kopi pesanan seorang manager itu. Ia sudah biasa membuat kopi untuk mendiang ayahnya yang menurut ayahnya itu sangat lezat.
Namun tetap saja ia gugup karena ini kali pertamanya membuatkan kopi di kantor tempatnya bekerja terlebih untuk seorang manager. Setelah siap, Naya pun mengambil nampan dan segera meletakan kopi itu di atas nampannya lalu membawanya ke ruangan manager itu.
Naya yang saat itu tengah membawa secangkir kopi tiba-tiba terkejut dan menabrak pria yang baru saja keluar dari dalam lift, sehingga membuat kopi itu tumpah dan menyiram kemeja pria itu dengan gelas yang langsung terjatuh ke lantai. Praaaaaannnggg gelas itu pun pecah.
Mata Naya melebar, saat ia menyadari noda kopi di kemeja seorang pria yang tak lain adalah pemimpin perusahaan itu. Dengan dada yang merasakan panas karena tersiram kopi tadi membuat Arjuna sedikit mengerang dan mengibas-kibaskan bajunya. lalu menoleh ke arah Naya yang sudah pucat pasi karena merasa ketakutan.
"OG BODOH!! APA YANG KAU LAKUKAN?" Bentak Arjuna dengan wajah penuh dengan kemarahan. Membuat Naya tersentak dan gemetaran. Ibu Sulis pun mendekati mereka dengan cepat.
"Maafkan bawahan saya Tuan Arjuna, dia OG baru disini." ucap ibu Sulis sembari membungkuk.
"Kau menerima pekerja tidak becus seperti dia!!" Arjuna menunjuk ke arah Naya.
"Ma...maafkan saya Tuan, saya akan membersihkan pakai Anda." ucap Naya, membuat Arjuna menoleh ke arahnya.
"Benar! Kau harus membersihkannya OG bodoh!" ucap Arjuna yang langsung meraih lengan baju Naya dan menariknya guna membawa Naya pergi menuju ruangannya. Naya sedikit berlari mengimbangi langkah kaki Arjuna yang jenjang itu. sesaat Raihan yang melihat itu pun mendekati Arjuna.
"Tuan Arjuna, maaf? Apa yang terjadi pada Naya?" ucap Raihan yang menghentikan laju Arjuna, sehingga membuat Juna menghentikan langkahnya lalu menatap tajam pada Raihan.
"Apa dia kekasih mu?" tanya Arjuna.
"Bu...bukan, tapi?"
"Kalau begitu jangan ikut campur, dan kembali lah bekerja." titah Arjuna yang lantas kembali membawa Naya pergi dan masuk kedalam ruangannya.
"Raihan, apa yang terjadi pada Naya?" tanya Dodit yang sudah berdiri di belakang Raihan.
"Entah lah, sepertinya Naya melakukan kesalahan." ucap Raihan yang merasa Khawatir.
Di ruang kerja Arjuna, Naya yang masih terus merasa gemetaran dan takut pada bosnya itu.
bagaimana tidak? di sana ia hanya bisa menunduk saat Arjuna melepas jasnya lalu melemparkannya kasar ke arah Naya, ia pun kembali membuka kemeja yang masih melekat di tubuhnya itu dan melemparkannya kembali, Naya masih terus memalingkan wajahnya dari tubuh bosnya itu yang kini hanya mengenakan celana di hadapannya, ia tidak bisa berbuat apa-apa. Perasaannya mulai ketar ketir terlebih saat bosnya itu mendekat padanya. Dengan jari telunjuk yang menghunus di kening Naya ia pun mulai membuka suara.
"Coba ku lihat dengan otak bodoh mu ini! Bagaimana caramu bisa membersihkan noda kopi di kemeja putih ku sampai benar-benar hilang?" ucap Juna membuat Naya menelan ludah, dengan mata yang terpejam karena ia tidak berani melihat tubuh bosnya itu.
"Aku... Aku akan mengusahakannya Tuan, walaupun harus mencucinya selama sepuluh kali."
"Lakukan itu!" Potong Arjuna.
"Cuci pakaian itu? pakai tangan mu sebanyak sepuluh Kali, jika perlu ratusan kali sampai noda itu benar-benar hilang, dan kau harus melakukannya hari ini juga, jangan harap kau bisa pulang sebelum noda ini benar-benar hilang dan bajunya kering." ucap Arjuna.
"Me... Menunggu sampai kering? Itu mustahil Tuan, sekarang sudah jam tiga sore pakaian itu tidak mungkin kering secepat itu terlebih jas ini" ucap Naya dengan mata yang masih terpejam.
"Aku tidak mau tau, apa kau ingin aku memecat mu?" ucap Arjuna yang lantas membuat Naya menggeleng cepat.
"Ku mohon, jangan pecat aku Tuan." ucap Naya.
"Kalau begitu sekarang kau keluar, DAN KERJAKAN!!!" seru Arjuna yang lantas membuat Naya terperanjat dan segera memutar badannya, tangannya sudah menyentuh gagang pintu ruangan tersebut, dan berniat membuka pintu ruangan itu.
"Ingat ya!" Seru Arjuna membuat Naya menghentikan langkah kakinya, "Jangan menggunakan mesin cuci, tapi pakai tangan mu sendiri!" Lanjut Arjuna yang lantas membuat Naya mengangguk lalu membuka pintu ruangan tersebut, dan bergegas keluar.
Di depan pintu ruangan Arjuna ia menghela nafas panjang, rasanya sama-sama menakutkan berada satu ruangan dengan bosnya itu, dengan berada satu ruangan dengan seekor singa. Ia pun berjalan cepat menuju pantry dengan pakaian Arjuna di tangannya.
Disisi lain Arjuna meremas kepalanya merasa kesal, dadanya yang lengket karena terkena kopi itu membuatnya memutuskan untuk membasuh nya dan mengganti pakaiannya dengan yang baru.
***
pukul 20:00 ...
Raihan mencari Naya kesana-kemari karena semua karyawan sudah pulang, namun sepertinya hanya Naya yang belum pulang, di sana ia berpapasan dengan OB terakhir yang masih ada di pantry yang tengah mematikan lampu pantry.
"Mas...sebentar." tahan Raihan pada seseorang OB tersebut.
"Iya mas?" tanya OB tersebut.
"Kau melihat Naya tidak?"
"eeeem maksudnya OG baru itu? Nayaka?" tanyanya.
"Iya" jawab Raihan.
"Aku melihatnya tadi masih di ruang peralatan bersih-bersih." ucap Pria itu yang lantas membuat Raihan mengucapkan terimakasih dan langsung pergi menuju tempat penyimpanan alat cleaning tersebut.
Ia mendapati lampu yang masih menyala di sana dan segera masuk ke dalamnya, betapa terkejutnya Raihan, saat mendapati Naya tengah tertidur dengan kepala menyandar di meja, sedangkan di hadapannya ada pakaian yang basah tergantung di sana, Raihan pun mendekati Naya perlahan dan duduk di sebelahnya, ia mengamati wajah sendu yang tengah tertidur di hadapannya itu.
"Naya? Aku sudah melarang mu untuk bekerja, karena aku tidak ingin melihat mu di perlakukan seperti ini." ucap Raihan lirih. selama setengah jam Raihan bertahan memandangi wajah Naya. Jantungnya yang berdebar membuat pandangannya beralih tertuju pada bibir manis Naya. Raihan menyentuh dadanya yang semakin berdebar itu.
'Benar, aku menyukai mu Naya, namun? Kau sudah menganggap ku seperti kakak kandung mu sendiri, sampai detik ini aku tidak berani menyatakan perasaan ku karena takut kau akan menolak ku dan menjauh dari ku' gumamnya dalam hati, sesaat lamunan nya tersadar saat tubuh Naya mulai bergerak, mata Naya yang terbuka membuatnya terperanjat karena mendapati Raihan sudah ada di hadapannya.
"Raihan, Kau sudah berapa lama di sini?" tanya Naya yang lantas menutup mulutnya karena menguap.
"Baru saja, kenapa kau tidur disini Naya, ini sudah malam ayo kita pulang." ucap Raihan. Membuat mata Naya seketika melebar.
"Hah! Sudah malam?" Naya meraih lengan Raihan dan melihat jam di tangannya.
"Astaga, sudah jam segini? nenek pasti Khawatir." Naya pun beranjak dan menyentuh baju Arjuna yang tergantung itu.
"Ya ampun masih sangat basah, bagaimana ini?" ucap Naya.
"Naya pulang saja ya?"
"Tidak bisa Raihan, Tuan Arjuna tidak mengizinkan ku pulang sampai baju ini kering." ucap Naya.
"Sampai besok juga tidak akan kering Naya, apa lagi jas ini." Raihan menyentuh jas yang masih terdapat tetesan air di sana, "sudah lah, pulang saja ya, besok pagi kau bisa kembali duduk disini agar tidak ketahuan Tuan Arjuna, lagi pula ia tidak mungkin mengawasi mu, dia terlalu sibuk untuk melakukan itu kan?" ucapnya membuat Naya berfikir sejenak lalu mengiyakan. Naya pun meraih tasnya dan berdiri di hadapan Raihan.
"Yuk." Ajak Naya yang lantas membuat Raihan tersenyum, mereka pun berjalan bersama keluar ruang tersebut dan turun menggunakan lift ke lantai dasar, lalu melenggang keluar menuju parkiran motor.
Disisi lain...
Arjuna yang masih di ruangannya merasa sedikit penat, sehingga membuatnya memutuskan untuk beristirahat sejenak dan mengingat satu hal tentang OG tadi.
"Gadis itu menurut tidak ya?" ucap Arjuna, ia pun memutuskan untuk beranjak dan berjalan menuju ruangan bersih-bersih itu. Langkahnya terhenti saat mendapati ruangan itu telah tertutup ia pun membukanya cepat dan terkejut, saat mendapati gadis itu tidak ada di bangkunya. Ia mendekati pakaiannya dan menyentuhnya, tangannya terkepal.
"Dasar tikus kecil itu, dia tidak menjalani hukumannya." tutur Arjuna.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Yusni Ali
waduh....
2022-09-22
0
Kiss me💋
wah
2022-06-24
0
Kiss me💋
lanjut
2022-06-23
0