'Aku tau ini hal konyol, namun aku tidak ingin menikahi wanita ular seperti Lifia' gumamnya dalam Hati.
"Naya... Naya lah calon istri ku!" Seru Arjuna sembari menunjuk kearah Naya praaaaaaaangg Naya menjatuhkan nampan tersebut saat Arjuna menunjuk Naya sebagai calon istrinya.
Pecahan gelas itu membuat Naya tersadar dan langsung membungkuk meminta maaf,
'tidak? Pasti aku salah dengar, mungkin yang di maksud tuan Arjuna adalah Naya yang lain' ucapnya dalam hati.
Ia pun segera membereskan pecahan gelas yang ada disana.
Lifia yang lantas tertawa lepas merasa tidak percaya.
"Arjuna? Lucu sekali sih kau? Kau pikir dengan berkata seperti itu aku akan percaya pada mu? Kau itu tipe kolot, sangat susah mencintai seorang gadis, kau tidak mungkin menolak permata seperti ku untuk batu kali seperti dia" Ucap Lifia,
"Hey! Jaga mulut mu, aku tidak berbohong" Arjuna pun menarik lengan Naya dan membangunkannya serta mendaratkan kecupan di pipi Naya membuat mata Naya melebar.
"ARJUNA!!" bentak Lifia yang sangat tidak menyukai pemandangan yang ia liat tadi.
"Apa? Kau masih tidak percaya? Apa kau masih ingin melihat kemesraan ku dengannya lagi" Seru Arjuna yang kini merangkul Naya, sedangkan Naya masih merasakan kaku di tubuhnya akibat kecupan yang mendarat di pipinya tadi.
"Om, lihat kelakuan Arjuna? Masa iya dia memilih OG rendahan dari pada aku?" Seru Lifia.
"Lifia? Jika Arjuna memilih wanita itu? Om mau apa? Itu hak dia" Ucap omnya membuat Arjuna tersenyum menang, sedangkan Lifia semakin naik pitam.
"Apa om bilang?? Om? Om jangan mengkhianati ku ya? Om itu saksi atas perjanjian ayah ku dan mendiang ayahnya aku dan Arjuna harus menikah om!!!"
"Lifia stop! jika kau ingin terus berbuat keributan di sini? Lebih baik keluar, kau tau pintu keluarnya kan?" ucap Arjuna santai dengan tangan masih merangkul Naya, mata Naya terus melirik ke tangan Arjuna membuatnya semakin merasa canggung.
"Kalian! Aaarrrrrhhhhh" Lifia keluar ruangan Arjuna dengan kesal sembari membanting pintu kantor tersebut.
Paman Arjuna pun geleng-geleng.
"Tabiatnya buruk sekali" Gumam paman Arjuna.
"Itu makannya aku lebih memilih orang lain dari pada harus menikah dengannya" Ucap Arjuna yang masih belum sadar kalau dia masih merangkul Naya. Paman Arjuna mendekati Naya dengan senyum tersungging di bibirnya.
"Siapa nama mu tadi?" Tanyanya.
"Na? Nayaka Tuan" ucapnya. Pamannya itu lantas menepuk bahu Arjuna.
"Arjuna? Om merestui kalian" Ucap pamannya itu.
"Hehe meres? APA?!" Seru Arjuna tak percaya.
"Iya? Kau bilang dia calon istri mu kan? Nikahi dia secepatnya ya karena om punya feeling baik jika kau benar-benar menikahinya, sepertinya dia gadis yang baik" Ucap omnya itu membuat Naya seketika Terbatuk-batuk.
"iya sih, tapi kita tidak ingin buru-buru om" Ucap Arjuna
"Hey, mau menunggu apa? Usia mu sudah sangat matang kau ingin om benar-benar melamar Lifia untuk mu?" Seru pamannya yang lantas di balas dengan gelengan kepalanya cepat.
"Ya sudah, Naya? kau kabari keluarga mu ya, kalau minggu depan kami akan melamar mu untuk Arjuna"
"Me...melamar" Naya menoleh ke arah Arjuna yang terlihat pucat itu.
"Om? Jangan minggu depan, Arjuna masih memikirkannya dulu" Ucap Arjuna berusaha mengejar omnya yang tengah melenggang keluar itu.
"Om! Aaaaarrrrhhh sial!" Arjuna meremas kepalanya, dan menatap ke arah Naya yang tengah menunduk dengan wajah yang pucat pasi itu.
"Hey OG bodoh! Kau jangan salah faham ya? Aku tidak benar-benar memilih mu sebagai calon istri ku, ini hanya sebuah kesalahan, jadi kau jangan ke ge'eran" Seru Arjuna.
"Sudah bereskan gelas itu dan keluar dari ruangan ku cepat!!" Seru Arjuna yang lantas kembali ke mejanya dengan kedua tangan memijat kepalanya.
Naya pun membungkuk dan mulai membersihkan pecahan gelas di bawahnya.
'Naya, kau itu mimpi apa sih semalam? Hingga harus mengalami ini, dan lagi?' Ia menoleh ke arah Arjuna 'siapa yang ingin menikah dengan pria arogan sepertinya, jangan sampai aku menikah dengannya? Bisa-bisa aku tidak akan pernah merasakan bahagia, terlebih hati ku sudah terisi oleh Raihan' Naya terus bergumam dalam hati hingga pekerjaannya pun selesai ia pun segera bergegas keluar dari ruangan singa buas itu dan kembali ke pantry.
Dengan membawa pecahan gelas itu dan membuangnya kedalam tong sampah ia pun melanjutkan pekerjaannya yang lain, sesaat langkahnya terhenti saat berpapasan Lifia telah berdiri di hadapannya dan menarik lengan Naya membawanya ke suatu tempat. Plaaaaaaaaaaakkkkk
Lifia menampar pipi Naya keras di dekat Toilet.
"Hey OG murahan? Sekarang katakan padaku? Berapa Arjuna membayar mu untuk melakukan sandiwara ini?" Seru Lifia dengan tatapan bengis nya. Sedangkan Naya hanya menggeleng tidak mengerti maksud dari wanita di hadapannya itu.
"Aku benar-benar tidak mengerti maksud Anda? Sandiwara? Uang? Aku tidak melakukan sandiwara apapun Nona, apalagi menerima uang dari Tuan Arjuna"
"Bohong!" Bentak Lifia.
"Aku berani bersumpah Nona, aku juga tidak tau kenapa Tuan Arjuna bisa berkata seperti itu" ucap Naya sungguh-sungguh.
"Apa maksudmu? Apa itu Berarti kalian tidak menjalin hubungan?" tanya Lifia yang langsung di jawab dengan anggukan kepala Naya cepat.
"Kau mengatakannya dengan jujur kan?"
"Iya Nona, saya baru bekerja disini selama sebulan, bertemu Tuan Arjuna pun sangat jarang, mana mungkin saya menjalin hubungan dengannya, memangnya aku ini siapa? Aku hanya OG biasa" Ucap Naya jujur.
"Itu berarti Arjuna menipu ku?" Ucap Lifia yang lantas menyeringai.
"Haah benar, tidak mungkin pria hebat seperti Arjuna mau dengan pegawai rendahan seperti mu" ucap Lifia yang lantas melenggang pergi meninggalkan Naya yang masih memegangi pipinya yang terasa pedih.
"Dua orang itu benar-benar cocok ya? Sama-sama arogan dan brutalnya" Gerutunya kesal.
"Siapa yang cocok?" Ucap seseorang membuat Naya tersentak dan mengira ia adalah Arjuna, ia pun menoleh kebelakang dan mendapati Raihan tengah tersenyum, Naya pun bernafas lega jantungnya hampir copot karena mengira Raihan adalah Arjuna.
"Kau mengagetkan ku saja" Ucap Naya
"Iya maaf, aku sedari tadi mencari mu kemana-mana ternyata disini" Ucap Raihan.
"Mencari ku? Memangnya ada apa?"
"Tentu saja mengajak mu makan siang bersama di atap gedung ini" Ucap Raihan sembari mengangkat bungkusan plastik berwarna putih dan menunjukannya kepada Naya.
"Itu nasi bungkus?" tanya Naya.
"Iya nasi padang, ayo kita makan siang bersama" Ajak Raihan yang lantas menggandeng tangan Naya, membuat Naya merasa berdebar dan tatapannya yang terus mengarah ke tangan Raihan.
Naya benar-benar merasa senang di dekat Raihan, baginya Raihan adalah pria paling baik di dunia ini setelah ayahnya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Kiss me💋
ehm
2022-10-08
0
Yunerty Blessa
kasian Naya kena tampar oleh Lifia..
2022-07-13
0
BoneS 2628
gampang amat sih nampar anak orang. 🤬🤬🤬🤬🤬🤬
2022-06-27
0