Pagi berselang, ia mulai membuka matanya, tubuhnya merenggang karena merasa kaku tidur dengan posisi meringkuk di sebuah kursi panjang, ia menoleh ke samping kanannya dan menyibak sedikit gordennya, di luar masih sedikit gelap, ia masih duduk dalam posisi sedikit mendekap tubuhnya sendiri, kamar Arjuna sangat dingin sehingga membuatnya sedikit menggigil, ia pun meraih ikat rambutnya dan memakainya menguncir rambutnya itu dengan menutup mulutnya sembari menguap Naya mulai beranjak, ia berjalan menuju kamar mandi yang sangat luas itu berniat mengambil air wudhu dan menjalankan ibadah solat subuhnya, sesaat matanya melirik kearah ranjang, disana Arjuna masih terlelap sembari memeluk bantal guling nya, selimutnya sudah tidak lagi menutupi tubuhnya itu, sehingga membuat Naya menghela nafas dan mencoba menarik selimut itu menutupi tubuh Arjuna hingga sebatas bahunya.
Naya tertegun sesaat pria di hadapannya itu sebenarnya tidak terlihat buruk saat tengah tidur, tubuhnya yang bagus itu sekilas memang membuatnya terlihat berwibawa, garis wajahnya juga tampan pantas jika banyak wanita di luar sana yang iri pada Naya karena bisa menikah dengannya.
Namun jika bisa memilih, Naya juga tidak ingin menikah dengan pria sepertinya.
Kalau pun di perbolehkan Naya sudi memberikan Arjuna pada mereka yang ingin menggantikan posisinya.
Ia pun melanjutkan tujuannya menuju kamar mandi, setelah semuanya selesai ia tidak tau harus melakukan apa lagi, ia pun memutuskan untuk keluar kamarnya.
Disana sudah banyak pelayan yang bekerja sembari sesekali memberi hormat pada Naya yang hanya bisa menyambutnya dengan senyuman ramah Naya.
Di sebuah dapur... Naya menghampiri dua koki wanita yang tengah memasak.
"Hai kau sedang memasak apa?" tanya Naya menyapa membuat koki itu membungkuk.
"Selamat pagi nyonya? Kami sedang memasak beberapa menu Amerikan breakfast kesukaan Tuan Arjuna" Ucapnya sopan, Naya pun manggut-manggut.
"Memangnya Tuan suka makanan seperti itu ya??"
"Iya nyonya, Tuan Arjuna tidak suka makanan berat jika di pagi hari" Jawab pelayan tersebut.
"Emmm maaf Nyonya? Pagi ini nyonya mau kami masakan apa? Masakan spanyol? Itali atau turki?" Ucap mereka membuat Naya tertawa aneh.
"Aaahhh aku? Aku tidak tau makanan itu semua, aku biasa bersarapan dengan mie instan, atau nasi Nasi goreng" Ucap Naya, dua pelayan itu sedikit merasa aneh namun mereka berusaha bersikap normal kala mengingat kalau Naya bukan wanita dari kalangan kelas atas.
"Kalau begitu, biar kami siapkan nasi goreng spesial buat Nyonya"
"Tidak usah mbak aku akan menyiapkan sarapan ku sendiri" Ucap Naya polos.
"Tidak apa-apa Nyonya ini sudah pekerjaan kami, dan sebaiknya Nyonya kembali ke kamar Nyonya karena disini pakaian Nyonya bisa kotor dan bau asap" Ucapnya sopan, Naya pun mengangguk dan kembali berjalan menuju kamar yang bisa di bilang ruang penyiksaannya.
Baru saja ia ingin membuka kamar Arjuna, pintu itu malah justru udah terbuka. Mata keduanya saling melebar karena terkejut, dengan cepat Arjuna menariknya masuk dan melepaskannya dengan kasar.
"Aawwhh Tuan, haruskah Anda menarik pergelangan tangan ku seperti ini? Kau bisa menyuruhku masuk secara baik-baik" Naya meringis.
"Sejak kapan seorang budak berani memerintah Tuannya?" Ucap Arjuna dengan tatapan yang menakutkan membuat Naya bungkam sembari tertunduk.
"Maaf Tuan" Jawab Naya.
"Siapkan air hangat untuk ku mandi, setelah itu pakaian ku dan perlengkapan kantor ku siapkan semua itu" Ucapnya membuat Naya mendongak.
"Kau akan bekerja hari ini Tuan?" Tanya Naya.
"Menurut mu?"
"Bukan kah ini masih dalam suasana pernikahan kita, biasanya pengantin baru ada cutinya kan?" Ucap Naya.
"Apa! Suasana pernikahan kita? Cuti Pengantin baru? Kau lupa ya ini hanya pernikahan sandiwara? Kau pikir aku akan mengajakmu honeymoon ke beberapa negara? Dasar gadis bodoh... Dari pada aku membuang waktu ku untuk melakukan itu lebih baik aku meeting dengan client dan menandatangani proyek di beberapa negara" Ucap Arjuna.
"Aku akan ke ruangan gym ku, lakukan tugas mu setelah selesai kau boleh panggil aku" Lanjut Arjuna yang lantas keluar dari kamarnya itu, sedangkan Naya menghela nafas panjang, ia pun mulai memasuki kamar mandi dan memutar kran bathtub nya memasang mode air dingin dan air panas dan mengisi bathtub itu hingga sedikit penuh, sembari menunggu airnya penuh ia pun menuju pintu yang menurut Naya adalah sebuah lemari yang sangat tinggi itu, namun saat ia membukanya matanya melebar, itu bukan seperti lemari namun lebih seperti ruangan yang bisa di sebut seperti toko pakaian pribadi, ada banyak pakaian tergantung di raknya saking banyaknya Naya saja sampai bingung ingin memilihkan baju yang mana untuk Arjuna, keputusannya tertuju pada stelan jas berwarna abu-abu dan kemeja putihnya, ia juga memilih beberapa dasi yang pas untuk Arjuna dengan menimbang dua buah dasi di kedua tangannya.
"Ini saja lah" Tutur Naya ia pun membawa keluar pakaian itu dan meletakan nya di atas ranjang, setelahnya ia kembali menuju kamar mandi itu dan mematikan kran airnya ia mencoba menyentuh air itu.
"Semoga majikan ku itu tidak protes lagi, karena tingkat hangatnya seperti untuk mandi seorang bayi" Tuturnya
"Kau sudah menyiapkan airku?" Seru Arjuna dari pintu kamar mandi itu, suaranya yang menggema membuat Naya terperanjat kaget karena tiba-tiba Arjuna sudah berada di sana.
"Su... Sudah Tuan" Ucap Naya.
"Lalu apa yang kau lakukan disitu? Keluar sana!" Seru Arjuna, Naya pun berjalan pelan keluar dari kamar mandi yang sangat luas itu, braaaaaaaakkkk Arjuna menutup pintunya itu kasar membuat Naya mengelus dadanya.
Baru saja ia hendak keluar pintu kamar mandi itu sudah terbuka.
"Kau jangan kemana-mana tunggu aku sampai selesai mandi" Ucap Arjuna yang lantas kembali masuk kedalam kamar mandi nya, Naya pun berjalan menuju kursi panjang itu dan membuka tasnya dan mengambil sebuah buku di dalamnya.
Sembari menunggu Arjuna selesai mandi ia pun membaca buku yang ia bawa dari rumahnya, setelah hampir satu jam Arjuna keluar dengan piyama handuknya. Melihat itu Naya pun beranjak.
"Mana baju ku?" Ucap Arjuna dingin.
"Ini Tuan, saya tidak tau anda akan suka atau tidak" Ucap Naya sembari menyerahkan stelan jas itu, Arjuna yang merasa cocok dengan pilihan Naya itu hanya terdiam dan meraihnya.
'lumayan cekatan juga dia' gumamnya dalam hati.
"sebenarnya kau tidak perlu membawa baju ini ke atas ranjang, cukup di gantungkan ke tempat yang berada di dalam ruangan baju itu, tapi ku maklumi karena kau baru disini" Ucap Arjuna yang lantas berjalan menuju ruangan luas yang di sebutnya lemari itu. Naya kembali menghela nafas lega karena pagi ini bosnya itu tidak berulah.
Setelah selesai Arjuna pun keluar dengan rambut yang sudah tertata rapi itu.
"Naya? Hari ini aku akan ke Dubai, kau boleh beraktivitas sesuka mu selama aku tidak ada di rumah, tapi ingat, perginya aku, bukan berarti aku tidak mengawasi mu, walau aku tidak ada di rumah kau tetap harus tidur di kursi panjang itu, dan satu lagi" Arjuna mendekatkan wajahnya.
"Jangan bertemu dengan kekasih mu itu"
"Kekasih? Maksudnya Raihan? Dia bukan kekasih ku Tuan, dia sahabat ku" Ucap Naya.
"Terserah apa kata mu? Yang pasti kau tidak boleh bertemu dengan dia atau pria manapun, aku tidak ingin ada skandal tentang mu, kau paham itu kan Naya?" Ucap Arjuna, Naya pun mengangguk.
"Bagus kalau begitu ayo kita turun" Ucap Arjuna sembari menekuk lengannya. Tanpa di perintah Naya sudah paham ia pun meraih lengan itu dan menggandeng nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Asmaniar Niar
senyum
2022-06-17
0
Meili Mekel
😡😡😡😡😡
2022-06-14
0
Juwita Vena
bener2 kasian naya hidupny
2022-06-09
0