Motor Raihan telah sampai di depan rumah mereka yang bersebelahan, Naya menyerahkan helmnya kepada Raihan yang lantas menerimanya.
Mata Raihan yang tak henti-hentinya memandang ke arah Naya membuat Naya sedikit canggung, pasalnya ia merasakan itu sedari tadi saat dirinya membonceng, mata Raihan selalu menatap ke arah spion, walau ia tak yakin pasti namun pandangan itu seolah menuju ke arahnya.
"Raihan? Apa sih? Kau melihat sampai seperti itu, memangnya ada yang salah dari ku?" tanya Naya polos membuat Raihan terkekeh.
"Tidak Naya, aku hanya melihat kau sangat lelah hari ini" ucap Raihan yang masih duduk di atas motornya.
"Iya, aku hanya mencuci satu kemeja dan satu Jas, namun? Itu semua ku cuci sebanyak sepuluh kali" ucap Naya sembari garuk-garuk kepala.
"Sepuluh kali? Yang benar saja?" ucap Raihan tak habis pikir,
"Iya, habis tuan Arjuna meminta ku untuk mencucinya sebanyak sepuluh kali, ya walaupun itu karena ucapan ku juga sih" ucap Naya, membuat Raihan geleng-geleng kepala.
"Sudah lah Naya, berhenti saja dari pekerjaan mu ya?? Aku punya firasat buruk jika kau terus-terusan kerja di sana" ucap Raihan, mendengar itu Naya menggeleng cepat.
"Aku tidak bisa berhenti dari pekerjaan ku Raihan, aku? Aku butuh uang" ucap Naya.
"Kalau kau butuh uang? Aku bisa mencukupi nya kok" ucap Raihan membuat Naya menoleh cepat.
Craaaaaaasss, Naya berteriak sesaat setelah segelas air terciprat ke arahnya membuat Raihan menoleh ke belakang.
"Kau Mau sampai kapan di sana, Raihan?" Seru ibunya itu tanpa memperdulikan pakaian Naya yang sedikit basah.
"Ibu! Ibu itu apa-apaan sih? Air itu terkena Naya." Seru Raihan.
"Memang ibu sengaja!! Hei dengar ya Naya? Jangan pernah berharap kau bisa berhubungan dengan Raihan, apa lagi menerima sepersen pun uang darinya" ucap ibunya itu sembari berkacak tangan, sedangkan Naya hanya menunduk dengan tangan kirinya yang mengusap lengan dan leher sebelah kanannya yang basah.
"Bu? Bisa tidak sih tidak bicara seperti itu, Naya dan Raihan hanya berteman! Tidak ada perasaan apa-apa selain perasaan antara kakak dan adik" Ucap Raihan membuat Naya menoleh ke arahnya cepat, entah mengapa mendengar itu dada Naya terasa sesak "dan lagi? Apa salahnya jika Raihan membantu Naya untuk mencukupi kebutuhan sehari-harinya" Ucap Raihan menambahkan.
"Raihan? Asal kau tau ya? Ibu menyekolahkan mu tinggi-tinggi bukan untuk menjadi mesin ATM berjalannya"
"Siapa yang mesin ATM berjalan bu!" Seru Raihan, membuat Naya menyentuh lengan Raihan dan menggeleng pelan.
"Raihan sudah, jangan bertengkar dengan ibu mu hanya karena ini, ibu mu benar kau tidak berhak mencukupi kebutuhan ku, karena kau bukan siapa-siapa ku" Ucap Naya membuat Raihan tercengang.
"Kita hanya sebatas berteman dan tidak akan pernah lebih dari itu, jadi kau tidak perlu membantu ku sampai seperti itu" ucap Naya yang lantas menatap ke arah ibunya Raihan.
"Maafkan saya bu Manda, saya berjanji tidak akan merepotkan Raihan lagi" ucap Naya yang masih menahan tangisnya.
"Bagus kalau kau tau diri Naya" Seru ibunya itu, Naya pun tersenyum kecut.
"Aku masuk dulu ya Raihan" ucap Naya yang langsung masuk ke dalam rumahnya.
"Nay.. Naya?" Panggil Raihan yang berusaha memanggil Naya namun ia tetap melenggang masuk kedalam rumahnya. Raihan pun meremas kepalanya dan melangkah mendekati ibunya.
"Puas kan ibu sudah melukai perasaan Naya?" ucap Raihan.
"Hey Raihan sadar! Wanita itu tidak baik untuk mu"
"Ibu sudah cukup! jangan menjelekkannya lagi, sudah lah aku lelah mau istirahat" ucap Raihan yang lantas masuk ke dalam rumahnya.
"Raihan ibu hanya ingin kau itu mendapatkan wanita yang lebih baik dari Naya" Seru ibunya namun Raihan tidak ingin mendengarnya ia malah masuk kedalam kamarnya dan mengunci pintunya rapat-rapat.
Disisi lain Naya yang masih menyandar di balik pintu rumahnya mulai menangis, ia tidak tau lagi dengan sikap ibunya Raihan itu, padahal dirinya selalu berusaha untuk berperilaku baik terhadapnya bahkan ia selalu menyapa dengan sopan walau sapaannya itu tidak akan terbalaskan, dan yang lebih menyesakan adalah saat Raihan berkata bahwa perasaannya hanya sekedar perasaan seorang kakak pada adiknya membuat Naya semakin terisak.
"Nayaaa? Naya? Kau sudah pulang cucu ku?" Panggil neneknya dari kamar, Naya pun menghapus air matanya cepat dan berusaha menormalkan hatinya dengan berusaha tersenyum saat kakinya mulai melangkah masuk ke dalam kamar neneknya.
"Iya nek, Naya baru saja pulang" Jawab Naya yang lantas duduk di sebelah neneknya berbaring.
"Kau sudah makan Naya?" tanya Neneknya yang di jawab dengan gelengan kepala Naya pelan.
"Kamu mandi dulu ya, habis ini makan nenek tadi masak untuk mu" ucap Neneknya.
"Nek? Nenek masak? Nay kan sudah bilang kalau nenek tidak boleh masak, aku sudah berpesan pada bu Riris untuk mengirim sayur matang ke nenek selama Naya bekerja" (Bu Riris pemilik warung makan tegal)
"Iya nenek tau Naya, cuman hari ini Riris tidak jualan, jani nenek memasak yang seadanya saja"
"Hari ini tidak jualan? Masa sih?" Gumam Naya.
"Ya sudah Naya mandi dulu ya, nanti kita makan sama-sama" ucap Naya.
Setelah bebersih Naya dan neneknya pun menyantap hidangan makan malam, disana Naya benar-benar makan dengan lahapnya, jujur saja ia sangat merindukan masakan neneknya yang sangat lezat sampai-sampai Naya habis dia piring membuatnya sedikit merasa kekenyangan.
Setelah selesai Naya membereskan piring-piring kosong itu dan mencucinya. Ia juga menutupi sisa makanan yang masih ada, ia menoleh ke arah neneknya yang sudah terlihat mengantuk itu.
"Nenek istirahat ya" Ajak Naya yang di iyakan oleh neneknya itu. Setelah mengantarkan neneknya ke kamar Naya pun keluar dan meraih remote TVnya dan menekan tombol on.
~pemirsa model berusia 43 tahun Almira Larasati semakin menunjukkan eksistensi nya di kancah hiburan, pasalnya ia akan mengeluarkan single duetnya dengan penyanyi asal singapura Puan Sameer~
"Ibu," gumamnya saat melihat siaran infotainment di televisi,
Naya melihat wajah ibunya yang sangat bersinar di televisi dengan pakaian yang glamor dan indah.
"Ibu memang sangat cantik dan hebat," gumam Naya lagi, dengan air mata yang kembali menetes.
"Aku senang jika ibu bahagia" ucap Naya, ia terus memandangi ibunya dari depan layar berukuran 14 inch yang gambar nya tidak begitu jelas.
(Flashback is on)
Malam itu Naya baru saja pulang sekolah karena ada tugas kelompok dari sekolahan nya membuatnya pulang sedikit telat. Kakinya terhenti di depan pintu saat ibunya berteriak histeris dengan suara ayah yang juga tak kalah tingginya, mereka bertengkar hebat hari itu yang entah apa penyebabnya.
Naya yang hanya berdiri di sebelah pintu dengan tubuh menyandar ke tembok hanya bisa menangis, cklaaaaaakkk Naya menoleh ia melihat ibunya yang sudah membawa sebuah koper besar di hadapannya.
"Naya?" Panggil ibunya yang menyadari Naya ada di sana.
"Ibu? Ibu mau kemana?" tanya Naya
"Naya? Maafkan ibu, ibu harus pergi, ibu di Terima audisi menyanyi di salah satu stasiun televisi." ucap ibunya itu. Tak lama ayahnya pun keluar menarik koper tersebut.
"Aku bilang aku tak mengizinkan mu pergi Almira!"
"Lepas mas, aku sudah tidak peduli lagi dengan mu! Pria yang sama sekali tidak berguna! Karena kau, aku hamil di luar nikah hingga semua cita-cita dan impian ku, hancur!!!" Seru ibunya lagi yang lantas mendorong tubuh ayahnya, ayah Naya pun meraih tubuh istrinya itu dan memeluknya erat.
"Aku mohon sayang, aku tidak mau kehilangan mu! Aku akan berusaha membuat mu dan Naya bahagia."
"Lepas mas... Aku bilang lepas!! Aku sudah lelah bertahan dengan pria seperti mu, kau terus bertahan pada pekerjaan mu yang sama sekali tidak menghasilkan apapun! Kau lihat semua lukisan mu itu!" Ibunya Naya menunjuk pada kanvas-kanvas yang tergeletak berserakan di sudut ruangan tamu "AKU MEMINTAMU UNTUK BEKERJA YANG BENAR! BUKAN MELUKIS! KAU PIKIR ANAK DAN ISTRI MU BISA MAKAN CAT DAN LUKISAN MU ITU??" seru ibunya Naya.
"aku akan berusaha lebih keras lagi Almira aku berjanji padamu."
"Bulshit! Aku sudah tidak percaya lagi pada mu, kau tau mas? Penyesalan terbesar ku selama hidupku itu karena kau! KARENA AKU MENCINTAI PRIA PECUNDANG SEPERTI MU!! aku harus hamil Naya di saat aku akan berkarir! Hadirnya Naya membuat semuanya berantakan!" Naya menggeleng ia sudah tidak tahan lagi mendengar semua perkataan ibunya sehingga membuatnya menutup telinganya.
"STOOOOOPPPP!! Kumohon stopp!" teriak Naya yang seketika membuat semuanya bungkam, Naya pun berlutut di kaki ibunya.
"Maafkan Naya ibu, Naya sudah menjadi penghalang kebahagiaan ibu." ucap Naya sembari menangis.
"Lakukan apapun semau ibu, Naya tidak akan menggerutu asal ibu jangan pernah meninggalkan kami," ucap Naya masih dengan posisinya memeluk kakinya. Ibunya yang masih terisak pun melepaskan tangan Naya dan tetap melenggang pergi, meninggalkan mereka mendekati sebuah mobil yang telah terparkir tak jauh dari sana.
"Almira ku mohon jangan pergi sayang," Ayah Naya mencoba mencegahnya namun di tahan oleh Naya yang lantas memeluknya sembari menatap ke mobil hitam yang sudah mulai melaju pelan dan menjauh dari tempat Naya dan ayahnya tinggal. Tubuh keduanya bergetar dengan tangis yang semakin pecah, Nenek Naya yang hanya bisa menangis di atas kursi roda pun tidak bisa berbuat apa-apa.
Ayah Naya melepaskan pelukannya ia pun berjalan lunglai masuk kedalam kamarnya dan mengunci diri di dalam.
Mata Naya tertuju pada lukisan ayahnya yang berserakan di lantai dan ceceran cat yang tumpah di mana-mana, ruang tamu itu sungguh sangat kacau membuat Naya membersihkan semuanya tanpa sisa.
Setelah semuanya rapi ia pun membuatkan kopi untuk ayahnya berharap dirinya mampu menenangkan ayahnya itu.
Naya mengetuk pintu ayahnya sebanyak tiga kali namun tidak ada jawaban, ia pun memutuskan untuk membuka pintu tersebut dan masuk, matanya yang melebar sesaat setelah mendapati kaki yang tergantung di depan matanya membuat gelas di tangannya terjatuh.
"Tidak.." Ucapnya lirih.
"Ayah?" Naya menyentuh kaki itu dan menoleh ke atas, mendapati ayahnya telah tewas dengan matanya yang keluar dan lidah yang terjulur.
"AYAAAAAAAAAHHHHH!!" teriak Naya tidak percaya kalau ayahnya akan tewas dengan cara gantung diri.
(Flashback is off)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Va Nee La
tragis bgt sih keluargamu nay😭😭
2023-03-13
0
Yusni Ali
masalah utama mungkin setiap manusia yaitu....uang
2022-09-22
0
Qing ye
bodoh amat jdi laki2 lemah
2022-07-23
0