Chapter 20

Dilvina mengaktifkan mode awas, manik nya terus memperhatikan keadaan rumah Sophia duduk di jok lebih maju mungkin saja sesuatu akan terlihat olah nya, namun pintu tampak tertutup begitu pun jendela Dilvia selalu berharap semoga semua selalu akan baik-baik saja.

20 menit berlalu Jullian belum juga datang, Dilvina mulai jengah, ia kembali menegakkan tubuh mengedarkan pandangan nya ke sekitar interior mobil, ia bedecak kagum ya mobil yang cukup mewah.

Dilvi melihat sesuatu di cabil belkang, tangan Dilvi pun menjulur panjang ke arah cabin penumpang itu, ada beberapa buah koran tergeletak di sana, Dilvi mengambil itu lumayan untuk mengisi kejengahan.

Harian Filliphino, begitu lah judul besar kertas abu-abu itu, di tulis menggunakan bahasa asli ,tangan nya terus bergerak membalik kertas-kertas lebar itu, tidak terlalu menarik terlalu banyak pembahasan politik, namun Dilvi tetap saja membaca apa saja itu, stop Caviarez island manik Dilvi melebar sepotong gambar pulau indah terpampang di sana, Dilvi meremang segera menghempaskan koran itu.

Bagaimana bisa pulau itu menjadi judul besar di halaman destinasi traveling, mendadak ada banyak hal di kepala Dilvi, namun rasa takut nya lebih besar dari rasa penasaran, tidak peduli apapun itu, yang terpenting Ibu adik nya dalam keadaan baik-baik saja, terlepas apapun yang terjadi di pulau itu sekarang mereka tidak ada lagi hubungan nya.

Semenit kemudian Jullian sudah terlihat sedang berjalan menuju mobil, Dilvina menatap lelaki itu dari jauh, wajah tampan dengan tatapan serius, garis-haris rahang yang rapi, tubuh atletis di sebalik kaus.

“Kenapa dia memakai kaus, apakah tidak jadi ke kantor?”gumam Dilvina.

Pintu mobil pun terbuka lelaki itu perlahan masuk ke dalam nya, dàmn aroma musk yang menyeruak tajam menelusup ke hidung Dilvi dan lolos menembus ke warasan nya.

“Kenapa kau memakai pakaian santai, bukan kah kau akan ke kantor!”selidik Dilvina menatap serius manik nya.

“Aku akan menghabiskan hari ini bersama mu” tersenyum lelaki itu, lagi-lagi sukses membuat Dilvina mengerucuti bibir nya.

“Apa’an sih?” ia mengulum senyum mengalihkan wajah nya.

Jullian terkekeh melihat wanita itu bersemu malu, tangan nya siap memasang seat belt nya bersiap akan pergi. “Aku tidak akan bekerja hari ini, kita akan mencari tempat tinggal dulu!” mobil pun siap melaju.

“Jull tunggu!” tangan Dilvina menyantuh di lengan lelaki itu mengintrusi, “Mereka akan pergi!” terlihat seorang lelaki bertopi keluar dari pintu, langkah nya terburu-buru memutar jalan menekan tombol remot lalu masuk ke dalam nya, dari sisi pintu sebelah Sophia masih mengunci pintu rumah seperti nya siap akan pergi juga.

Wajah Sophia terlihat tidak baik, Dilvi segera mwncari ponsel nya mungkin saja ada yang terjadi dan Sophia menghubungi nya, manik kedua nya terus memantau dengan tangan Dilvi terus bergerak di ponsel.

“Hemm, tidak ada, Sophia hanya mencari ku tadi malam, pagi ini tidak!”

“Memang nya ada apa?” tatap lelaki itu.

“Ah, tidak! Baiklah aku akan ke dalam mengambil beberapa pakaian dan barang-barang penting milik ku, sebaik nya di simpan di café saja” Dilvi melepas seat bel, membuka pintu dan turun.“Tunggulah di sini, aku tidak akan lama, pastikan kau tidak akan pergi ketika aku masuk ke dalam!” wanita itu pun tersenyum ia membalikkan kata-kata Jullian tadi.

Dilvi sukses membuat Jullian lagi-lagi mengulas senyum, Jullian merasa tertarik untuk ikut ke dalam,dia pun turun mengikuti langkah Dilvi yang baru membuka pintu dan berjalan masuk.

“Kenapa kau ikut masuk!” Dilvi berhenti di tangga memutar ke belakang.

“Tidak ada hanya memastikan kau baik-baik saja!”

Dilvina berdehem lalu berjalan lagi naik ke atas untuk kemudian melangkah masuk ke kamar nya, Jullian masih mengedarkan pandangan ke seisi ruang menaiki satu persatu undakan ke atas, rumah rua yang sangat klasik namun cukup baik, ia menelisik kesekeliling .

“Hey Coco” sapa Jullian mendapati Coco sedang makan di sebelah kamar.

Netra Jullian terus mengedar menelisik ke seisi ruangan, rumah ini di dominasi tentang Sophi barang-barang hingga figura-figura yang terpampang rapi semua nya adalah Sophia.

Kali ini Jullian berhenti ia terkesiap melihat sebuah Figura Sophia bersama seorang lelaki, Jullian pun memutar ulang lelaki yang memakai topi bersama Sophia tadi. “Damian La Rigaz, shít bagaimana bisa?”

“Dilvina!”panggil lelaki itu.

“Hemm…sebentar!”Sahut nya dari dalam kamar.

Tatapan Jullian dingin ia seperti baru menemukan sesuatu hal, nafas nya mulai terdengar tak beraturan, Jullian pun mengayunkan langkah nya berjalan ke arah kamar Dilvi yang terbuka, “Dilvina, bawalah yang penting-penting, aku pastikan lagi kau tidak akan pernah kembali ke sini!”

Dilvi terperangah, ia yang sedang memasukan barang-barang ke dalam tas pun menoleh.

“Ada apa?”

“Cepat pergi dari sini, ayo bawalah yang penting-penting sisa nya kita bisa beli yang baru!”

“Jullian! Ada apa!” sengit Dilvina perlahan bangkit.

“Selasaikan cepat, Dilvi!”

“Iya hanya ini, sudah semua! katakan pada ku ada apa?” tatap Dilvi penuh selidik.

Jullian tidak menindahkan ia malingkan wajah nya benar-benar masih tidak percaya atas kebenaran yang baru di ketahuinya.

“Ayo!”Jullian melangkah ke dalam kamar mengambil alih tas Dilvi dan mengangkat nya, “Cepat turun sekarang!” ia pun keluar kamar mengintonasi tegas Dilvi.

Dilvina terperangah di tempat, “Ada apa?” mengehal nafas nya lalu menghembuskan lalu mengikuti langkah lelaki itu, Dilvi menutup pintu-pintu lalu berhenti di samping kamar membungkuk mengusap Coco lalu bangkit lagi untuk segera turun.

Jullian berdiri di luar mobil nya, lelaki itu terus memperhatikan Dilvi dari jauh, manik nya serius. “Sudah! Ayo naik!”

Dilvina mengangguk perlahan melangkah pelan siap masuk ke dalam mobil, kini lelaki itu menjadi tampak lebih serius ia menyibukkan diri dengan ponsel, menunggu seseorang mengangkat panggilam nya.

“Shit kemana dia!” Felix lagi-lagi tidak mengangkat telephone, di tempat yang jauh Felix tampak tergelak mendapati panggilan dari Jullian, ia fikir Jullian akan menanyakan tentang pelaku yang meletakkan ramuan perangsang, Felix sengaja ingin menutup kasus itu begitu pun Sophia.

“Ada apa Jull, ada masalah?” selidik Dilvina

“Tidak! Apa kau merasa ada yang aneh dengan Sophia, sudah berapa lama ia menikah dengan lelaki itu!”

Pertanyaan Jullian benar-benar membut dulvi berkerut dahi, “Ada apa sih! Aku tidak akan menjawab jika kau tidak mengatkan nya!”

“Apakah kau tidak tau siapa lelaki itu!”

“Kenapa aku harus tahu, yang ku tahu dia hanya suami teman ku, titik!”

“Dilvina!” Jullian menggeram “Kau tinggal bersama istri seorang penjahat, Damian La Rigaz kau tahu dia ada residivis, anggota mereka merupakan pemasok obat-obatan terlarang di berbagai negara, beberapa kali terlibat kasus penjarahan berdarah, sayang nya mereka selalu pintar mengelabui dan mengalihkan, Damian merupakan kaki kanan seseorang, Jullian pernah hampir terbunuh di Mexico kala itu karena nya!”

Dilvina terlonjak keget,“Jullian, kau bukan sedang membahas film mafia sillica kan? cerita apa ini!”

Jullian mengusap wajah nya kasar, ia tahu Dilvina tidak akan mudah mencerna dunia mereka, “Lupakan, aku hanya minta mu untuk menjauhi Sophia, ini mungkin akan baik untuk mu dan juga dia!”

Dilvina menggeleng,“Aku tidak mengerti Jullian, aku tahu Damian bukan orang yang baik, tapi tidak seseram ini! bagaimana bisa aku menjauhi sahabat ku”

“Dilvina!” Jullian Frustasi bagaimana cara menjelaskan nya pada wanita ini, “Jika kau menyayangi teman mu maka jauhi dia, akan sulit bagi Sophia jika Damian tahu istri nya mengenal Felix dan aku!”

Dilvina masih menatap bingung, pikiran nya terus mencern,“Dilvi!” tatap Jullian manik Dilvi “Ku mohon mengertilah, akan sangat berbahaya untuk Sophia jika Damian tahu istri nya mengenal aku dan Felix” ujar nya melemah.

Wanita itu pun seketika luluh, manik Jullian seakan menghipnotis nya, Dilvina berdehem kini ia memalingkan wajah nya, “Kenapa begitu menyeramkan Jull apakah kau masih bermain-main dengan hal-hal seperti itu?”

Kekhawatian menyelimuti Dilvina seketika, ia sangat benci mendengar hal-hal semacam ini, benar-benar membangkitkan ingatan lama nya.

“Tidak, namun musuh ku mungkin masih ada”

Dilvia memejam, lihat lah dia mengatakan mungkin musuh masih ada, ketakutan Dilvina pun semakin membuncah.

“Jaga dirimu Jull, ada seseorang yang selalu berharap kau selalu akan baik-baik saja!” Dilvina menjeda ucapan nya.“Ibu mu!” dan juga aku….

.

.

.

Terpopuler

Comments

Hana Moe

Hana Moe

apakah damian tangan kanaknya penghianat yg membunuh ayahnya dilvi??

2022-04-29

1

Juliezaskia

Juliezaskia

tegang, seru.. aku kasih vote thir,, soalnya hari ini hari senin😀😀👍😍

2022-03-21

1

Alya Valisya

Alya Valisya

benar2 cerita luar buasaaa

2022-01-09

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 #Dilvina Side Story
3 Visual
4 #Dilvina Side Story II
5 #Dilvina last story (Awal mula)
6 Tetangga baru
7 Jebakan
8 Jebakan (2)
9 Ny. Jullian
10 Perhatian
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Epilog
83 Extra Chapter 1
84 Extra Chapter 2
85 Extra Chapter 3
86 Extra Chapter 4
87 Extra Chapter 5
88 TAMAT
89 SOPHIA UPDATE
90 ONLY PROMO TERBIT
91 Karya Baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
#Dilvina Side Story
3
Visual
4
#Dilvina Side Story II
5
#Dilvina last story (Awal mula)
6
Tetangga baru
7
Jebakan
8
Jebakan (2)
9
Ny. Jullian
10
Perhatian
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Epilog
83
Extra Chapter 1
84
Extra Chapter 2
85
Extra Chapter 3
86
Extra Chapter 4
87
Extra Chapter 5
88
TAMAT
89
SOPHIA UPDATE
90
ONLY PROMO TERBIT
91
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!