Chapter 15

Di dalam mobil Felix masih stanby menunggu satu persatu rangkaian rencana nya berjalan rapi, untuk satu persatu kemudian masuk ke dalam jebakan nya.

“Apa rencana mu,Felix? Kenapa Dilvi! bagaimana jika hal buruk terjadi pada nya, dia wanita baik-baik bukan wanita seperti ku, tolong hentikan semua ini Felix” Sophia terus memohon saat kini tatapan pun semakin lirih, iya bahkan menitikkan air mata semua ini di sebabkan oleh nya.

“Dan aku juga bukan seperti mu Sophia! aku tidak akan menjerumuskan nya pada hal yang di larang, maka diam lah!” masih tetap dingin lelaki itu sedang menghitung waktu, menunggu momment yang sebentar lagi akan pecah.

Sophia seketia terdiam atas kecaman itu, apapun itu lelaki ini sangat tidak bisa di tebak rencana nya.

Di kejauhan masih di sebuah meja hidangan tampak Dilvi tengah mengangkat telephone, ia terlihat panik, pramusaji di sebelah sudah dari 10 menit lalu membuat Dilvi meminum nya, benar bukan Felix nama nya jika tidak berhasil, lelaki itu bahkan sudah membuat keadaan di café milik Dilvi heboh, ia membuat seorang pemilik gedung mendatangi Café Dilvi dan membuat keributan di sana.

“Satu, dua, tiga!” hitung Felix yakin Dilvi akan segera meminta di hantarkan ke café sesaat lagi.

Dan ya, dalam hitungan ke 5, Dilvi beranjak bangkit meminta Richard untuk segera menghantarkan nya ke cafè, Dilvi terlalu keras jika sadar, baiklah akan kita coba dalam kondisi seperti ini.

Sebab Felix tidak pernah berbasa-basi dalam hal apapun, tidak suka menunggu mendasari satu-satu hingga ke inti nya.

“Kita pulang sekarang Shopia” ujar Felix sesimple itu membiarkan semua berjalan dengan sendiri nya.

“Dilvi, kau lihat pelayan itu,Felix! dia pasti sudah melakukan nya” Sophia Frustasi kenapa di harus membuat ini bagaimana nanti nasib Dilvi di depan Richard.

“Dilvi akan aman, kau hanya perlu diam, kika kau tidak memberi ku jalan, aku mungkin tidak akan melakukan nya, tenang lah aku sedang melakulan sesuatu yang mungkin bermanfaat untuk nya ya walau bisa saja tidak!”

“Bagaimana bisa diam, teman ku dalam masalah,manfaat apa kau maksud!”

“Dia akan menyelesaikan masalah nya, ku ulangi lagi, tetep diam dan tenang lah!” lelaki itu pun mulai memutar stering mobil nya untuk melaju pergi dari sana.

“Masalah apa? kau selalu membuat masalah..... ” Sophia menghela nafas nya berat menyandarkan pasrah kepala nya kemudian.

Lelaki itu tak mengindahkan lagi kali ini, hanya melampirkan seringaian nya membayangkan apa yang sebentar lagi akan terjadi.

Di perjalanan Dilvi mulai tampak diam, saat kini tubuh nya mulai merasa mengeluarkan hawa panas, aliran darah nya mulai mengakir dengan deras, jantung nya berdegub kencang, Richard tampak biasa saja lelaki itu pun sedang mengangakt ponsel nya menyibukkan diri. Dilvina memejam, setiap menit tubuh nya semakin merasakan ketidak stabilan.

“Rich, bisa kah kau mempercepat laju mu?”

“Ini sudah cepat sayang, kau lihat kita sudah di pintu utara!”

Dilvina mulai meremang,tubuh nya berpeluh padahal kondisi pendingin mobil stabil. “Apakah aku demam?”bathin nya, bagaimana jika seperti ini menghadapi staff pemilik gedung yang di katakan Luna datang dan marah-marah.

“Kau baik-baik saja, Dill?” Richard mulai melihat nafas Dilvi yang tak beraturan, menggerakkan kedua kaki nya seperti gelisah.

Dilvi menggeleng mengisyartakan tidak ada apa-apa, mencoba tetap tenang pada tubuh yang setiap menit serasa menegang, tidak lama mobil Richard pun sampai tepat di depan pintu masuk café, lelaki itu mengatakan ridak bisa menemani Dilvi hingga pulang masih ada pertemuan lain.

"Its oke Rich, pergilah!"

Dilvi pun tidak mempersalahkan itu, ia keluar dari mobil membawa getaran di tubuh nya sebisa mungkin, saat kini gelanyar aneh itu pun mulai terasa parah.

Dilvi mengayunkan langkah nya masuk, mendorong pintu kaca perlahan. “Luna, dimana staff gedung itu?” Dilvina ingin mempercepat di kondisi tidak nyaman nya ini.

Luna yang masih memegangi baki pun mengedarkan pandangan nya, “Dimana dia, tadi di sini kak! Wido dimana orang tadi?” selidik Luna masih terus mengedarkan pandangan nya.

Wido pun menatap sekeliling, “Tadi ada di sana, itu minuman masih ada!”

sahut lelaki itu di dalam bar cafe.

“Lalu kemana dia?” tekan kan Dilvi suara nya.

Wido dan Luna saling berpandangan, memberi pertanyaan-pertanyaan lewat isyarat, memang benar ada nya orang dari gedung datang mereka tidak berbohong.

“Sissy tadi ada, sungguh kami tidak berbohong, coba lihat di cctv!”

“Untuk apa saya kembali jika hanya melihat CCTV!” Dilvi pun melangkah pergi meninggalkan kedua nya, nafas nya kian memburu saat dia merasa di bawah sana semakin berkedut tidak terarah berdesir hebat menjalar entah kemana-mana.

Ia melangkah perlahan, meremasi jemari-jemari nya, kedua mata nya di pejami ia berhenti tepat di depan pintu siap masuk ke dalam ruangan nya, jemari nya pun menempel siap membuka kunci.

Seketika merasa ingin pipis dan perasaan setruman di titik itu, Dilvina berjongkok menahan gelenyar rangsangan,“Aku kenapa”

“Lama sekali kau kembali!!!” baritone itu menyentakkan Dilvi, Jullian sudah berbaring di sofa panjang, mengangkat kepala menoleh pada Dilvina masih memakai stelan jas nya ia sudah berada di sana dari sore tanpa pernah di perintah.

Dilvi menoleh. “Kenapa kau bisa masuk!”Dilvi menggigiti bibir bawa nya , entah perasaan apa tiba-tiba melihat lelaki itu dia tampat tergoda.

“Kau kenapa?” Terkesiap Jullian melihat wajah Dilvi yang memerah.

Dilvi menggeleng, tubuh bergetar hebat, di bawah sana semakin berdenyut rasa ingin di sentuh, semakin membasah, keringat jagung mulai berkucuran.

Dilvina perlahan berdiri melemparkan barang-barang nya ke atas meja, tidak peduli lagi Jullian di sana, ia berlari ke kamar mandi kecil di ujung ruang.

Dilvi mendesah sangat ingin mendapati sesuatu, ia pun menurunkan dress nya, menyentuh milik nya lagi-lagi yang terasa berkedut.

“Jull— Dilvi merintih nama itu rasa nya ia ingin bertanya ini apa, saat lelaki itu pun terkesiap di luar sana mendapati kondisi Dilvina yang baru saja di lihat nya.

“Dilvi! Kau kenapa?”

Tok

Tok

Dilvina menggeleng, manik nya membasah dia tidak tahu dia kenapa, saat bahkan kini ia merasa sangat gila seperti terdorong ingin menjamahi bagian-bagian sensitive nya.

“Dilvi buka pintu nya!!”

Dilvi takut membuka pintu, hawa panas meledak-ledak siap tempur menenggelamkan kewarasan nya, bibir nya terbuka merasakan aliran kuat yang menyerang lubang terbungkus di bawah sana.

“Jull!” kali ini dia menangis, dia ketakutan, ia tidak pernah merasakan ini, merasakan bahkan melihat Jullian telentang saja dia telah berfikiran ingin naik di atas menyerang nya.

.

.

.

Terpopuler

Comments

Agus Purwanto

Agus Purwanto

Felix parah

2023-04-29

0

raramanda

raramanda

wkwkw klo pun syudah baca pengen ngulang teruss klo rindu juliett sama gadis setengah matang

2022-02-03

1

Sri Sumarni Atuns

Sri Sumarni Atuns

kerja bagus felix

2021-11-24

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 #Dilvina Side Story
3 Visual
4 #Dilvina Side Story II
5 #Dilvina last story (Awal mula)
6 Tetangga baru
7 Jebakan
8 Jebakan (2)
9 Ny. Jullian
10 Perhatian
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Epilog
83 Extra Chapter 1
84 Extra Chapter 2
85 Extra Chapter 3
86 Extra Chapter 4
87 Extra Chapter 5
88 TAMAT
89 SOPHIA UPDATE
90 ONLY PROMO TERBIT
91 Karya Baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
#Dilvina Side Story
3
Visual
4
#Dilvina Side Story II
5
#Dilvina last story (Awal mula)
6
Tetangga baru
7
Jebakan
8
Jebakan (2)
9
Ny. Jullian
10
Perhatian
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Epilog
83
Extra Chapter 1
84
Extra Chapter 2
85
Extra Chapter 3
86
Extra Chapter 4
87
Extra Chapter 5
88
TAMAT
89
SOPHIA UPDATE
90
ONLY PROMO TERBIT
91
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!