Perhatian

Tidak ingin mengingat seperti apa cara nya tadi di berjalan kerumah, yang pasti kini Dilvi bersyukur dia sampai di rumah, langkah nya cepat sekali menaiki tangga menutupi kepala segera berjalan ke arah kamar masuk ke dalam dan mengunci nya.

Sedikit pusing saat berjalan rasa nya ada yang mengambang tak menyatu dengan posisi pas, bagaiamana bisa Jullian berada di sana, ya ternyata Rinda lah penyebab nya, Rinda yang dari awal tahu semua nya dia akan kemana hingga tempat yang akan di tuju nya.

Dilvi membongkar laci-laci di kamar mencari P3k untuk mengobati luka nya, berjongkok sana kemari, hingga ia menemukan di dalam lemari, ia melangkah menatap diri pada kaca, asli memar parah, sebaris goresan luka dalam pada pelipis karena kaca yang pecah.

Kini tangan nya membersihkan luka nya dengan alcohol, bergerak lembut menyerukan rintihan perih, tetap tidak seperih luka yang pernah ia toreh kan, Dilvi terus mengutuki nasib nya kenapa seburuk ini lagi dan lagi.

Di ujung ranjang ponsel wanita itu berdering, ini yang pertama setelah di kembali, namun sudah yang kepuluhan kali saat dia meninggalkan benda itu di sana sedari tadi.

Dilvi membungkuk, satu tangan nya masih mengecap cairan obat merah pada luka dengan kapas, satu tangan nya lagi meraih ponsel di sana.

‘Richard’, ya dia sudah yakin itu Richard lelaki yang sudah dua bulan ini dekat dengan nya, mereka sudah membuat janji akan sarapan bersama pagi ini, Dilvi segera menggeser layar dan menempel ke telinga.

“Dill, Apa kau baik-baik saja!”

“Hi Rich, Sorry ponsel ku di kamar, apakah kau sudah di caffe, aku baru akan sampai 1 jam lagi, mau kah kau menunggu ku?”

“Bagaimana jika aku menjemput mu?”

“Aha, tunggu lah di sana aku akan segera sampai!”

“Baiklah, hati-hati jaga diri mu!”

-End of call-

Dilvina meletakkan lagi ponsel di ranjang, untuk segera memasang perban di kepala nya, Dilvia kau sangat bodoh umpat nya pada visual diri nya, kenapa tidak kepala nya saja yang kau dorong ke pintu supaya dia sadar dan ingat, Hay gadis tua kelebihan matang, lelaki mana yang mau menerima mu selain karena uang dan harta mu.

Setelah perban terpasang rap, Dilvi bersiap mengganti pakaian nya yang akhir nya kotor karena darah-darah milik nya, dari luar terdengar samar suara seseorang tampak berkomat-kamit sedang marah naik ke atas, ia yakin itu sophia yang entah dari mana, Dilvi sudah mengganti pakaian sedikit memoles bedak mengambil tas dan siap untuk segera pergi.

“Dilvina!!!!!!” teriak Sophia di depan pintu sudah menggendong Coco kucing nya.

Dilvi pun akan keluar dari kamar siap akan berangkat. Cklak

“Kenapa kau berteriak!”terkesiap Dilvi melihat wanita itu sudah di luar.

“Kau dari mana, Astaga!! apa yang terjadi pada mu Dilvi!” mendekat Sophia menyentuh kepala teman nya.

“Jatuh, sudah ku obati kau jangan khawatir, aku harus pergi sekarang Rich menunggu ku!”

Sophia masih terperangah melihat perban yang menempel lebar di kepala Dilvi, sedikit berfikir apakah jatuh dari mana dia ketika menghilang tadi, Sophia terus menatap penuh selidik membuat Dilvi menjadi kikuk, “Katakan yang jujur apa yang terjadi pada mu!”

Dilvi menangkup gemas kucing Sophia.

“Coco kau dari mana sayang, aunty mencari mu kau lihat kepala ku terluka karena mu, katakan pada mommy mu jangan banyak tanya dia harus bertanggung jawab atas ini!”

“Coco dari rumah depan, teman nya Felix memberikan nya pada ku!”

“Oh, baik lah aku harus pergi sekarang!”

“Hati-hati, jaga diri mu! Sangat ceroboh bagaimana bisa jatuh” kesal Sophia yang begitu saja percaya bawah Dilvi benar jatuh.

“Iya bawel…” celetuk Dilvi dengan satu tangan memeriksa ke dalam tas mengambil kunci motor seraya melangkah turun.

Dilvi berfikir sejenak, apakah Sophia tidak tahu siapa Jullian, seperti nya aku pernah mengirimakan foto pernikahan ku pada nya, ah sudah lah ku rasa ini bukan saat nya untuk bertanya.

Dilvina sudah di atas motor kini siap untuk pergi, menatap sangat awas, kalau-kalau ada lelaki itu lagi, Dilvi melirik sekilas rumah tampak tertutup mobil pun tidak ada sana, ia mengendikkan bahu, berucap bodo amat lalu melaju pergi.

Melaju dengan kecepatan sedang di pagi menjelang siang, udara yang mulai merangkak panas, mentari pun tampak terik di pagi ini, tidak menyurutkan semangat Dilvi walau kepala sakit fikiran pun kalut melebihi eksistensi benang kusut.

Beberapa waktu kemudia ia pun sampai di café nya, café ala anak muda yang di design sangat artistic, warna-warna natural alami dan aksen-aksen kaca dan plants menjadi tema nya, mempunyai halaman parkir yang cukup luas dan terletak di antara gedung perkantoran dan pusat perbelanjaan, ia pun segera memarkirkan motor kesayangan nya pada slot khusus milik nya.

Sudah tampak di depan mobil Richard terparkir di sana, Dilvi membuka balutan sweater memasukan ke dalam tas, dan menyisahkan outfit simple kuning berbentuk kemeja membalut tubuh nya di padukan dengan celana panjang berjenis jeans sebagai bawahan, ia pun masuk ke dalam siap memulai hari ini.

“Hi Wedo!” sapa Dilvi mendorong pintu kaca Café nya menyapa sang barista nya yang tengah meracik kopi di sana.

“Hi, Sissy , kekasih mu sudah lama menunggu di sana!”ujar Wedo di dalam bar sedikit menoleh tak memperhatikan wajah Dilvina.

“Ha, iya saya tahu”balas Dilvi menoleh ke arah Richard yang tampak fokus menggeser-geser tab nya di sana, belum menyadari kehadiran Dilvi.

“Kak Dilvi selamat pagi!!” sapa Luna sang pelayan yang baru menghantarkan pesanan ke meja-meja, ia terbelalak melihat perban di kepala bos nya itu.

“Hi Lun pagi, semua aman?”

“Ha” iya aman” angguk Luna heran, “Kak Dilvi kecelakaan ya? Itu ada paket buat Kak Dilvi di dalam, tapi saya tidak tahu siapa pengirim nya,seorang lelaki tampan!”

“Hanya kecelakaan kecil, paket dari seorang lelaki? Hemm… baiklah nanti saya lihat, Lun, Richard sudah pesan?”

“Sudah kak, sudah dari buka Tn.Richard di sini!”

Dilvi mengangguk pelan, “Baik lanjutkan pekerjaan mu, saya akan masuk!” Dilvi melangkah ke dalam untuk meletakkan tas nya sebelum pergi keluar bersama Richard.

Dilvi sudah berada di dalam ruang kecil khusus milik nya, tersedia sebuah meja dengan beberapa buah komputer dan segala komponen cctv, dua buah sofa panjang dan single, di tambah kursi putar kebesaran nya, Dilvi menoleh ke atas meja tempat nya biasa bekerja sebuah kotak putih besar, mungkin ini yang di maksud Luna, bathin nya.

Tampilan nya sangat aneh, bahkan Luna mengatakan tidak tahu siapa pengirim nya, ah apakah sebuah bahaya? Dilvi sedikit khawatir benda apa di hadapan nya, namun dia juga penasran apa isi nya.

Perlahan-lahan ia membukan dan mengeluarkan dengan hati-hati benda itu dari plastik nya, ‘The Hoal Hospital’, Dilvina terperangah, “Dari rumah sakit?” tidak ragu ia pun mengeluarkan isi nya.

“Obat?” berbagai macam obat-obat, Alcohol salep, perban, antibiotic, gunting hingga obat mersh lengkap di dalam nya, sangat jelas ini mengarah pada kondisi luka nya.

Dia langsung bisa menebak “Jullian” ada selebaran tulisan ambil Dilvi kertas itu, seperti nya ini baru di tulis nya, kertas ini note authentic di café nya,

“Gunakan semua ini, jika kau tidak ingin aku yang akan memaksakan nya menggunakan pada mu, satu lagi, siapa pun si baju biru muda itu apapun kedekatan kalian, jangan biarkan dia menyentuh mu, jika kau tidak ingin hal buruk terjadi pada nya, dan dia akan tahu apa setatus mu, milik ku !”

Dilvina meremas kertas kecil itu, Jullian mulai menjajah di hidup nya, “Sialan!!” akhhrr…

Dilvina benar-benar frustasi dalam kondisi ini, ia menundukkan kepala nya tidak habis fikir dengan yang Jullian ancamkan, selalu mengatas namakan milik nya untuk membuat tidak bisa berkutik.

Dilvina menarik nafas nya berat, seperti nya ia memang harus segera memproses ulang gugatan perceraian nya, tidak ada yang harus di lanjutkan, ia tidak ingin lagi berbalik, sudah terlalu lama membuang-buang waktu.

Usia nya tak lagi mundur, kehidupan nya sudah semakin maju, hubungan nya dengan Richard pun sudah semakin erat, dan jelas lalaki itu pun selalu tampak serius siap membawa ke jenjang yang lebih baik hubungan mereka.

Di tempat lain, Jullian sudah sampai bandara lelaki itu, akan kembali ke Jakarta, saat Dilvi sedang berfikir lagi bagaimana akan mengakhiri namun Jullian sedang berfikir keras bagaimana memulai, di akan mempersiakan semua perpindahan nya hingga pekerjaan nya, memang terpaksa harus berpindah dan menetap di Filipina mengikuti Dilvina, sampai mendapatkan sebuah hasil keputusan merengkuh asa bisa kembali bersama atau malah akan benar-benar mengakhiri.

.

.

.

.

Terpopuler

Comments

StAr 1086

StAr 1086

ah elu jull... dulu aja disia2in gak dianggap....

2022-12-24

0

᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺

᪙ͤæ⃝᷍𝖒ᵗᵃʳⁱ♡⃝𝕬𝖋🦄❁︎⃞⃟ʂᶬ⃝𝔣🌺

Ayou jull tunjukkan keseriusan mu... Biar dilvina gac ragu lagi...

2022-07-01

0

Yuni MamaRizky

Yuni MamaRizky

seperti kta pepatah usaha tak akan menghianati hasil... yg pnting bener2 usaha

2022-05-04

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 #Dilvina Side Story
3 Visual
4 #Dilvina Side Story II
5 #Dilvina last story (Awal mula)
6 Tetangga baru
7 Jebakan
8 Jebakan (2)
9 Ny. Jullian
10 Perhatian
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Epilog
83 Extra Chapter 1
84 Extra Chapter 2
85 Extra Chapter 3
86 Extra Chapter 4
87 Extra Chapter 5
88 TAMAT
89 SOPHIA UPDATE
90 ONLY PROMO TERBIT
91 Karya Baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
#Dilvina Side Story
3
Visual
4
#Dilvina Side Story II
5
#Dilvina last story (Awal mula)
6
Tetangga baru
7
Jebakan
8
Jebakan (2)
9
Ny. Jullian
10
Perhatian
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Epilog
83
Extra Chapter 1
84
Extra Chapter 2
85
Extra Chapter 3
86
Extra Chapter 4
87
Extra Chapter 5
88
TAMAT
89
SOPHIA UPDATE
90
ONLY PROMO TERBIT
91
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!