Chapter 17

Sreeeetttttsssssss… Sssrttsss… …

Terdengar suara nyaring dari kejauhan, seseorang sedang menggeser Rolling dorr mungkin sebuah toko di sebelah café Dilvi, Jullian mengerjab, masih posisi seperti tadi malam Dilvia terlelap di dada Jullian, kaki kanan kiri mengapit paha nya.

Jullian mengulum senyum, menoleh pada wajah tidur Dilvi, nafas nya teratur, mulut nya sedikit terbuka karea bibir menempel miring ke dada, tangan Jullian bergerak mengusap rambut Dilvi lembut ingin sekali ia memeluk wanita ini erat-erat lalu menghujami ciuman selamat pagi betubi-tubi untuk nya.

Nyali Jullian menciut, dia takut, ia yakin pengaruh ramuan perangsang itu sudah hilang, saat ini dia hanya perlu menunggu waktu kapan Dilvi akan terbangun, Jullian mencoba memanfaat moment merasakan tubuh Dilvi di dada nya, aroma khas wanita itu pada kulit hingga rambut nya.

Jullian terenyuh, akan kapan lagi seperti ini, apakah ini akan menjadi awal, atau terakhir kali, Jullian menarik nafas nya dalam menundukkan kepala nya lalu menempelkan bibir nya perlahan sekali pada dahi Dilvina.

Jullian berfikir mungkin dia lancang namun sungguh ia tidak tahan kali ini, Jullian memberikan sebuah kecupan dan menahan nya lama di sana, mengalirkan perasaan, segenap harapan keinginan selalu bisa bersama dan sedekat ini.

Benar-benar Jullian merasa diri nya kurang ajar saar ini, walau dia tahu itu tidak dia dan Dilvi sah suami istri, apalah keadaan membuat semua menjadi tidak boleh melakukan nya.

“Maafkan aku Dilvi”lirih nya.

kini tangan nya yang tidak berani melingkar di sebalik punggung Dilvi pun menjadi melingkar, Jullian memeluk nya, merasakan nyaman dan hangat pada hati nya,

Jullian menjadi sangat bersyukur, semesta seolah memberi nya waktu yang lama, wanita ini sama sekali tidak terbangun, bahkan tidak bergerak sedikit pun, padahal pinggang Julllian rasa nya sudah tersiksa hingga mati rasa terus menegak untuk menahan tubub Dilvi dari semalaman.

Begitu pun milik nya jangan di tanya betapa sakit nya tersiksa, bahkan saat cairan dari G-string sudah menembus pada milik nya di dalam sana Jullian nyaris menggila, karena memang seperti nya ramuan itu menghasilkan hormon yang membuat genital mengeluarkan cairan berlebihan.

Ponsel Jullian berdering, tepat pada saku di belakang punggung, kali ini berhasil membangunkan Dilvi, wanita itu mengangkat kepala nya, “Jullian!!” Dilvina langsung melonjak dan turun seketika.

“Ya Tuhan!!!” wajah Dilvi shock seketika, ia menutupi dada nya, “Ah, tidak!” di bawah nya juga sama, ia pun segera berlari ke kamar mandi, menutupi tubuh nya dengan kedua tangan.

“Jullian pergilah!” teriak Dilvi dari dalam kamar mandi.

Lelaki itu merenggangkan pinggang nya, kini ia berdiri memutar tubuh ke kiri dan ke kanan.“Mandi lah, aku akan membawakan mu pakaian!”

“Tidak, aku bisa sendiri!” Dilvi mencari dress nya kemarin dan “Ya tuhan” Dress nya tergeletak di lubang pembuangan air.

“Kau yakin? Pastikan dulu kau baik-baik saja, baru aku pergi!”balas Jullian meninggikan suara nya.

Dilvi tidak lupa dia ingat semua, hanya saja semalam itu semua tidak bisa di kendalikan nya, kini ia merasa sangat malu, bagaimana bisa ia berbuat hal semenjijikkan itu kepada Jullian, bahkan dia meminta nya. “Ya Tuhan, maafkan aku!” Dilvi menggiti jemari nya.

“Dilvi?”panggil Jullian lagi.

Dilvi sedang berfikir harus bagaimana dia sekarang , café akan buka beberapa jam lagi, apa dia harus meminta bantuan Sophia, atau menunggu Café buka saja meminta luna membelikan nya pakaian nanti.

Arrghhh… mau jadi apa di sini sampai nanti.

Dilvina bangkit dari closet “Ya ampun” ia menoleh sesuatu sesuatu keanehan di dalam sana mengusap wajah nya gusar “Kau datang di saat yang tidak tepat!”

“Dilvi, bagaimana?”ulangi Jullian lagi.

Lama dia berdiam akhirnya wanita itu pun membuka sedikit pintu, mengeluarkan kepala nya. “Jull, bisa kah kau mengambilkan ponsel ku, di dalam tas, di bagian paling depan?”

Jullian berdehem mengayunkan langkah nya ke arah meja tempat tas Dilvi berada, menarik tas itu lalu membuka nya.

“Tidak ada!”

“Di meja coba!” pekik nya lagi.

Ponsel itu ada hanya saja Jullian sedang memeriksa nya, lelaki itu menjadi kepo, ia menekan tombol kunci di sana, ponsel berpassword namun masih bisa di lihat pop up di layar nya, ada beberapa panggilan dan pesan, bertulisakan nama Sophia dan Richard, dan nomor ponsel nya yang tidak ia simpan, lelaki itu pun menyentuh icon turn off membuat ponsel Dilvi mati dan meletakkan nya.

“Ponsel mu mati!” bohong lelaki itu

“Ya tuhan!” desah nya melemah harus bagaimana nasib ku sekarang.

“Tetaplah di sini toko pakaian di sebelah sudah buka mungkin!”

“Jull, aku…

“Kenapa?” tanya lelaki itu datar kepada Dilvi di sebalik pintu.

“Aku datang bulan, aku membutuhkan celana dalam, dan— pembalut!”

“Sudah hanya itu!” lelaki itu dengan santai nya menjawab seolah tidak mempermasalahkan.

“Kau tidak masalah?”

“Hemm apa masalah mya, tunggulah! aku tidak akan lama...” Jullian pun mengayunkan langkah nya, untuk segera keluar dari sana.

Dilvi kembali lagi menduduki closet, tembok tinggi yang di bangun Dilvina seakan runtuh, mengingat semalaman Jullian menjadi kelinci nya, lelaki itu sama sekali tidak ingin menyentuh padahal Dilvi memaksa.

“Astaga Dilvi menjijikan sekali diri mu!harus di tenggelamkan kemana wajah ku ini, bagaimana bisa aku memaksakan Jullian melakukan nya.

Padahal di posisi yang sangat tidak nyaman, entah bagaimana Dilvi bisa tidur dengan sangat nyaman nya, benar-benar terlelap di dada nya. “Dilvina kau tidak waras!” kutuk Dilvi diri nya sendiri.

Entah di dalam mimpi atau sadar, Dilvi merasakan lelaki itu mengusap di kepala, benar-benar memberikan ketenangan untuk nya.

Tiba-tiba ia teringat, siapa yang membuat nya seperti ini, ia memutar memori di kepala nya mengulang semua kejadian yang terjadi kemarin, ia tidak ada memasukan apapun ke dalam mulut terkecuali santapan yang di hidang di restauran milik Richard itu.

“Apakah Richard?”

“Apa tujuan nya?”

“Lalu kenapa dia langsung pergi?”

Fikiran nya berkelana, sama sekali tidak ada yang mencurigakan, “Jullian? Apa dia pura-pura baik padahal dia lelaku nya, ah…Tidak mungkin, dia tidak tahu aku kemana, lagi pula semalam Jullian sangat mengkhawatirkan nya, lalu siapa Dilvi terus mengulang apa yang di makan dan di minum nya, bagian mana yang mungkin ada obat perangsang nya, dan tujuan nya apa.

Hampir setengah jam berlalu, Dilvina yang duduk dan berdiri berulang-ulang mendengar suara pintu terbuka, ia pun mengintip mengeluarkan kepala nya.

“Kau mendapatkan nya Jull?”

“Iya, segerala lah mandi, setelah itu sarapan!” ujar lelaki itu mendekat dan mengulurkan paper bag yang di bawa nya dengan dua bungkus makanan di tangan satu nya.

“Pakai lah, aku tidak tahu dalaman ini muat atau tidak untuk mu, penjaga toko yang memilih nya”

Dilvina bersemu malu, mendapati hal yang tidak seharus nya Jullian lakukan. “Terimakasih…”ambil Dilvi paper bag itu lalu menutup pintu kamar mandi, Dilvi membuka paper bag itu, Jullian membelikan nya pakaian hingga set dalaman tidak ketinggalan sebungkus pembalut pula.

Jullian kembali menjatuhkan diri nya ke sofa menunggu Dilvi selesai mungkin masih membutuhkan nya, sama hal nya dengan Dilvi, Jullian pun sedang berfikir siapa yang tega membuat Dilvi seperti itu, jika Richard kenapa dia membiarkan Dilvi pergi, lalu siapa? Siapa musuh Dilvi? dia harus menyelidiki nya, jika seperti ini bisa jadi ada rencana jahat lain nya untuk menyakiti Dilvi.

Jullian menarik nafas nya susah payah, terus berputar di dalam fikiran nya, antara kesal ya kesal, tetapi ada sedikit rasa bahagia bukan bahagia karena dia tersiksa namun bahagia karena mendapat kesempatan bisa lebih dekat dengan Dilvi.

Terdengar suara guyuran air di dalam sana, dan beberapa kali suara barang yang jatuh,”kau mandi kenapa berisik sekali!” tegur Jullian.

Dilvi tidak mengindahakan ia sedang mengganti pakaian yang Jullian baru belikan, stelan dalaman berwarna merah muda, dengan mini dress hitam selutut sebagai outfit nya.

Dilvi sudah selesai ia keluar dari kamar mandi dengan menyisir rambut dengan jemari, melampirkan senyuan tipis nyaris tidak terlihat mendapati lelaki itu masih disana.

Jullian mengangkat kepala nya melihat pada Dilvina, dress yang sangat pas di tubuh nya, warna hitam yang memncarkan kulit putih terawat Dilvi, rambut basah yang terurai indah, bibir pink mengulas senyum berjalan keluar dari sana.

“Habiskan sarapan mu!”ujar Jullian kepada Dilvi yang berjalan ke meja kerja milik nya.

Ada sebuah pertanyaan di kepala lelaki itu apakah paha mu lecet, atau bagian luar yang lain? Hah, tidak, dia akan malu pasti, Jullian menahan itu, ia tidak ingin Dilvi salah tingkah, dan bersikap seperti semula, ini menjadi pertama kali nya dia dan Dilvi berkomunikasi sedekat dan seintens ini.

“Kau tidak makan, seperti nya kau membeli dua?”

“Tidak, untuk mu saja! aku mau teh dan kue buatan mu” ujar lelaki itu tersenyum.

Dilvi melengkungkan bibir nya tipis, mengalihkan wajah nya masih terus menyir rambut, terlalu dalam kekesalan pada lelaki ini, tapi jika melihat perjuangan nya sebulan ini, ia menjadi merasa serba salah, berapa banyak waktu yang sudah Jullian buang hanya untuk dia yang tidak pernah mempedulikan lelaki itu, menuggu hingga Richard pergi, mengakhwatirkan tanpa pernah di respon.

“Tidak masalah jika tidak bisa, kali ini aku tidak akan memaksa, baiklah aku aku harus pergi, aku ada meeting pagi ini!” Jullian pun memasukan ponsel nya ke saku bersiap akan pergi.

“Tunggu! Aku akan menyiapi nya, untuk bekal mu ke kantor!”

Jullian terperangah menatap pada manik wanita di hadapan nya, sungguh? bathin nya bertanya, bekal ku ke kantor! Ini bukan effect dari ramuan perangsang kan?

.

.

.

Terpopuler

Comments

Rianti virbi

Rianti virbi

Felix dia orgx g suka basa basi langsung to the point

2022-04-01

1

tursina anriasi

tursina anriasi

efek msh❤️🤭

2022-03-16

1

Herlinawati Ana

Herlinawati Ana

berbahagialah Jull awal perjuanganmu mulai menampakan hasil wkwkwk

2022-01-12

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 #Dilvina Side Story
3 Visual
4 #Dilvina Side Story II
5 #Dilvina last story (Awal mula)
6 Tetangga baru
7 Jebakan
8 Jebakan (2)
9 Ny. Jullian
10 Perhatian
11 Chapter 11
12 Chapter 12
13 Chapter 13
14 Chapter 14
15 Chapter 15
16 Chapter 16
17 Chapter 17
18 Chapter 18
19 Chapter 19
20 Chapter 20
21 Chapter 21
22 Chapter 22
23 Chapter 23
24 Chapter 24
25 Chapter 25
26 Chapter 26
27 Chapter 27
28 Chapter 28
29 Chapter 29
30 Chapter 30
31 Chapter 31
32 Chapter 32
33 Chapter 33
34 Chapter 34
35 Chapter 35
36 Chapter 36
37 Chapter 37
38 Chapter 38
39 Chapter 39
40 Chapter 40
41 Chapter 41
42 Chapter 42
43 Chapter 43
44 Chapter 44
45 Chapter 45
46 Chapter 46
47 Chapter 47
48 Chapter 48
49 Chapter 49
50 Chapter 50
51 Chapter 51
52 Chapter 52
53 Chapter 53
54 Chapter 54
55 Chapter 55
56 Chapter 56
57 Chapter 57
58 Chapter 58
59 Chapter 59
60 Chapter 60
61 Chapter 61
62 Chapter 62
63 Chapter 63
64 Chapter 64
65 Chapter 65
66 Chapter 66
67 Chapter 67
68 Chapter 68
69 Chapter 69
70 Chapter 70
71 Chapter 71
72 Chapter 72
73 Chapter 73
74 Chapter 74
75 Chapter 75
76 Chapter 76
77 Chapter 77
78 Chapter 78
79 Chapter 79
80 Chapter 80
81 Chapter 81
82 Epilog
83 Extra Chapter 1
84 Extra Chapter 2
85 Extra Chapter 3
86 Extra Chapter 4
87 Extra Chapter 5
88 TAMAT
89 SOPHIA UPDATE
90 ONLY PROMO TERBIT
91 Karya Baru
Episodes

Updated 91 Episodes

1
Prolog
2
#Dilvina Side Story
3
Visual
4
#Dilvina Side Story II
5
#Dilvina last story (Awal mula)
6
Tetangga baru
7
Jebakan
8
Jebakan (2)
9
Ny. Jullian
10
Perhatian
11
Chapter 11
12
Chapter 12
13
Chapter 13
14
Chapter 14
15
Chapter 15
16
Chapter 16
17
Chapter 17
18
Chapter 18
19
Chapter 19
20
Chapter 20
21
Chapter 21
22
Chapter 22
23
Chapter 23
24
Chapter 24
25
Chapter 25
26
Chapter 26
27
Chapter 27
28
Chapter 28
29
Chapter 29
30
Chapter 30
31
Chapter 31
32
Chapter 32
33
Chapter 33
34
Chapter 34
35
Chapter 35
36
Chapter 36
37
Chapter 37
38
Chapter 38
39
Chapter 39
40
Chapter 40
41
Chapter 41
42
Chapter 42
43
Chapter 43
44
Chapter 44
45
Chapter 45
46
Chapter 46
47
Chapter 47
48
Chapter 48
49
Chapter 49
50
Chapter 50
51
Chapter 51
52
Chapter 52
53
Chapter 53
54
Chapter 54
55
Chapter 55
56
Chapter 56
57
Chapter 57
58
Chapter 58
59
Chapter 59
60
Chapter 60
61
Chapter 61
62
Chapter 62
63
Chapter 63
64
Chapter 64
65
Chapter 65
66
Chapter 66
67
Chapter 67
68
Chapter 68
69
Chapter 69
70
Chapter 70
71
Chapter 71
72
Chapter 72
73
Chapter 73
74
Chapter 74
75
Chapter 75
76
Chapter 76
77
Chapter 77
78
Chapter 78
79
Chapter 79
80
Chapter 80
81
Chapter 81
82
Epilog
83
Extra Chapter 1
84
Extra Chapter 2
85
Extra Chapter 3
86
Extra Chapter 4
87
Extra Chapter 5
88
TAMAT
89
SOPHIA UPDATE
90
ONLY PROMO TERBIT
91
Karya Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!