Chapter 13 - Firasat Buruk

Turnamen liga Legenia masih tetap berlanjut, Shira, Homura, dan Megumi memasuki pertanding kan yang ketiga dimana mereka akan masuk ke dalam semi final.

Sekarang juga, Shira dan Homura sedang bersantai di atas pohon besar dimana itu berada dekat dengan dungeon yang pertama kali mereka bersihkan. Pikiran Shira mulai berpikir tentang ras iblis yang akan menyerang kota Legenia. Ia menutup kedua matanya.

Kegelapan mulai mengingatnya terhadap kematian semua orang, Shira membuka kedua matanya dengan wajah yang serius. "Homura..."

Homura melirik kepada Shira."Apa?" Shira mulai ingin mengatakan sesuatu tentang penyerangan Rxeonal. "Bagaimana jika suatu hari terdapat musuh yang menyerang dengan sangat tiba-tiba... Misalkan ras iblis."

"Yah... Kita pasti akan bertarung sampai mati dengan mereka semua. Demi melindungi Yuusuatouri, ibuku berkata begitu kepadaku." Homura menyilang kedua lengannya.

"Apakah mereka kuat, Homura...?"

"Aku belum pernah lihat seorang ras iblis yang kuat, tapi... Aku rasa ada seorang ras iblis yang memiliki kekuatan yang sangat luar biasa." Homura melirik ke atas.

"Begitu ya... Apakah Mortem dan Korrina akan membantu bertarung, Homura?"

Homura menghela nafasnya. Tidak akan... Mereka dewa, bukanlah pembantu para mortal."

"A-Apa...?!" Shira langsung terkejut mendengar perkataan Homura dengan nada seriusnya.

"Mereka berdua adalah seorang dewi yang kuat... Mereka tidak akan ikut campur ataupun memiliki masalah dengan kita berdua. Tugas mereka hanya melihat dan tidak membantu, jika musuh itu dewa atau bukan... Mereka masih tidak akan membantu." Ucap Homura dengan sangat serius.

"Mereka hanya akan campur tangan oleh dewa-dewi yang sangat kuat atau mencoba untuk menghancurkan semesta Touri."

"Bagaimana jika iblis kuat itu mencoba untuk menghancurkan Yuusuatouri?!"

"Menyerahlah, mereka masih tidak akan membantu. Para dewa dan dewi tidak memiliki peraturan, mereka hanya akan melakukan apa yang mereka sebenarnya inginkan." Ucap Homura dengan wajah serius.

"Tunggu, tunggu...! Bagaimana jika musuh yang sangat... Sangat... Amat... kuat dan setara dengan mereka akan datang!?" Tanya Shira.

"Kakekku sudah bilang bahwa tidak akan ada musuh kuat yang muncul, begitu katanya."

"Begitu ya..." Shira memiliki perasaan yang buruk seperti ketakutan dan juga gelisah. "(Jika mereka tidak membantu berarti kita harus melawan mereka dengan semua kekuatan kita ini.)

"Kamu terlihat mencurigakan sekali, Shira...? Apakah ada sesuatu yang mengganggu pikiranmu?" Homura mulai menatap Shira dengan wajah kalemnya.

"Ya. Sejak aku pingsan waktu itu... Aku bermimpi bahwa kota Legenia akan diserang oleh ras iblis yang sangat kuat... Kita semua kalah melawannya, dan bahkan dengan kedua mata ini aku melihat dirimu, Methode, dan Selvia mati..." Ucap Shira dengan wajah yang sangat kesal dan khawatir. Homura bisa melihat eksperesi Shira yang sedang gelisah.

Homura tiba-tiba memeluk Shira mencoba untuk menenangkannya. "Tugas penting yang harus kita lakukan ialah melindungi Methode dan Selvia... Tetapi, tugasmu lebih penting yaitu melindungi kita semua..."

"Aku berjanji untuk terus hidup, sebelum Methode dan Selvia tumbuh besar. Aku telah mengalami semua peperangan dan masih bisa bertahan hidup." Ucap Homura dengan senyuman.

"Homura..."

"Aku mencintaimu, Shira..." Homura tersenyum.

"Aku mencintaimu juga..." Shira mencium bibirnya.

Setelah beberapa menit kemudian, mereka berhenti, lalu Homura menyentuh kedua pipi Shira. "Apiku akan membuatmu tenang..."

"Hmmm..."

Homura tersenyum. "Aku mau mengajak Methode dan Selvia jalan-jalan... Apakah kau mau ikut?"

"Kamu duluan saja, aku akan menyusul." Alvin tersenyum.

"Hmm, baiklah." Homura berdiri, lalu ia mulai melompat menuju kota Legenia dengan cepat. Shira melirik ke atas langit-langit yang cerah.

"Hahhhh..." Shira menghela nafasnya.

"Apa yang kau pikirkan saat ini, Shiratori?" Tiba-tiba seseorang mulai berbicara di sebelah Shiratori.

"AHHH!!!" Shira melirik kepada dewa yang sedang berdiri di sebelahnya. "Kamu takut? Atau kamu lemah?"

"Dewa Alvin..." Shira langsung terkejut.

"Jangan panggil aku dewa... Alvin saja sudah cukup."

"Maaf, Alvin."

"Semua yang di katakan Homura itu benar, kita sebagai dewa yang berada di tempat paling tinggi tidak akan membantu kalian dengan masalah kalian." Ucap Alvin dengan sangat serius.

"Kenapa...? Bagaimana jika ada musuh yang setara dengan dirimu?"

"Hmph... Kamu ini Saint... Seorang ras spesial yang aku buat khusus untuk yang terpilih seperti dirimu. Saint adalah Demi-God, Shira... Kamu ini telah menjadi Demi-God ketika kamu memilih class itu."

"Aku tidak merasa bahwa aku seorang demi-god."

"Kau pikir kalau aku ini yang dulunya hanya Legenda biasa bisa menjadi dewa segalanya gitu? Dunia ini tidak ada cheatnya atau jalan pintas, Shira. Dan juga cheat hanya untuk ras lemah dan ras yang bertubuh kecil atau kurus." Ucap Alvin dengan sangat kesal.

"Aku masih tidak mengerti, Alvin!!! Kita bertarung untuk apa!? Legenda itu apa!?" Tanya Shira dengan wajah yang marah. Ia bangkit dari atas pohon dan mulai melirik kepada Alvin.

"Legenda itu adalah pejuang... Nama kita akan selalu ada karena kita ini adalah Legenda yang mencoba untuk melindungi, menghancurkan, menaklukan semuanya..."

"Legenda itu bagaikan warna abu-abu! Pertama tidak bisa dipoles tanpa gesekan, Legenda tidak bisa kuat tanpa berlatih."

"Potensi kita besar... Jika kita mencoba untuk berjuang seperti Legenda yang sebenarnya!"

Shira mulai diam, ia merasa bahwa menjadi Legenda yang kuat itu sia-sia, ia berpikir bahwa itu hanya akan membawa kepada kematian saja. "Shiratori, apakah kamu takut kepada kematian?" Tanya Alvin.

"Bukan itu... Aku hanya takut dengan keluargaku yang akan mati..." Shira merasa sangat kesal.

"Hmph, begitu ya... Sikap optimis yang sama sepertiku yang dulu..." Alvin menunjuk Shiratori dengan wajah yang serius.

"Shiratori... Kamu ini Saint... Seorang ras Legenda Spesial yang aku buat dengan sangat susah payah dimana jika kamu bermalas-malasan kamu akan melemah... Itu bagaikan es yang melelah karena terkena sinar matahari."

"Kamu bisa terbang..." Ucap Alvin dengan wajah yang serius.

"Terbang?" Shira mulai kebingungan. Apakah Saint bisa terbang?

Alvin muncul di depannya, lalu ia menyentuh dahinya. "Berpikir, berjuang... Kuatlah..."

"AHHHHH!!!"

BAAAAAAAMMMMMM!!!

Shira terkena sihir ilusi pikiran oleh Alvin. Ia sekarang berada di dunia luar yaitu angkasa. Ia bisa melihat 3 semesta, dan ketiga semesta itu adalah Xuusuatouri, Yuusuatouri, Zuusuatouri.

Shira membuka kedua matanya. "Apa yang kamu lihat dengan kedua matamu itu?" Tanya Alvin.

"Planet-planet... Angkasa... Alam semesta... Terlihat seperti... Kekosongan bagiku."

"Semua itu adalah saingan terberatmu, Shira. Menurutmu itu kosong karena potensi milikmu itu bagaikan semua bayi."

"Apa itu potensi? Misteri potensi seperti apa yang tersimpan tinggi di dalam jiwamu itu...?"

"Akar untuk pikiran dan peduli, kau membutuh semua takdir kenyataan itu..."

"Semesta Yuusuatouri adalah semesta yang memiliki dunia abadi yang tanpa hentinya. Baik tetapi jahat dan jahat tetapi baik... Kehausan... Kekuatan... Kesedihan..."

"Tempat yang sangat gelap dimana terdapat kekuatan yang sangat tua dan asli... Terbang... Berkeliaran..."

"Menunggu..."

"Siapakah dirimu yang sebenarnya di semesta Touri ini... Semesta yang mampu melampui semesta duniamu berasal..."

"Seorang Legenda itu pasti memiliki 2 sikap yaitu baik dan jahat. Jalan jahat itu adalah jalan yang seharusnya tidak kau pilih karena kau akan kehausan dalam kekuatan yang sebenarnya..."

Shiratori mulai terdiam dengan wajah yang sangat ketakutan. "Aku takut... Takut akan gagal dalam segalanya..."

"Takut adalah hal biasa, tapi jika kau terus ketakutan... Itu sama saja dengan sia-sia." Alvin muncul di depan Shira dan ia tiba-tiba menusuk perutnya dengan jari kelingking.

BAAGGG!!!

"ARRRRGGGHHHH!!!" Shira langsung memuntahkan banyak darah karena tusukan itu. Shiratori mulai berlutut, lalu ia memegang perutnya.

"Bangunlah!!! Legenda sepertimu... LEGENDA SEPERTIMU SEHARUSNYA MENJADI LEGENDA YANG KUAATTT!!!" Teriak Alvin dengan sangat kesal. Ia menendang Shira dengan sangat keras, hingga ia terpental dengan sangat jauh.

Alvin muncul di belakangnya, lalu ia menunjuknya dan ia terjatuh. "Ugh..."

Shira melirik kepada Alvin dengan wajah kesakitan. "Aku... Tidak akan bisa menjadi Legenda yang layak... Maafkan aku..." Ucapan Shira membuat wajah Alvin kesal dan sangat marah.

Alvin menunjuk Shira dan Shira tiba-tiba melayang di depan Alvin dengan wajah ketakutan. "Shiratori... LEGENDA YANG BERBICARA ITU KEPADA SEORANG LEGENDA DEWA... AKU TIDAK AKAN MEMAAFKANNYA!!!" Alvin mulai meneteskan air matanya, karena ia merasa sangat sedih melihat Legenda generasi yang akan datang telah berubah drastis menjadi pengecut.

Shira terkejut melihatnya meneteskan air matanya. Alvin melepaskannya dan Shira terjatuh. "Kau tidak berguna... Kau sepertiku yang dulu! Belum mencoba, tetapi kau sudah menyerah. Itu menyedihkan."

"... ...!" Shira tidak bisa bergerak karena melihat Alvin yang menangis tangisan kemarahan.

"(Aku akan mati...?)"

Di suatu tempat, dimana Homura sedang berada dirumahnya mengurus kedua anaknya...Methode dan Selvia. Ia telah berhasil membuat mereka tidur di siang hari, biasanya mereka ini sangat bersemangat, hingga tidak bisa berhenti.

"Akhirnya... Kalian berdua menyusahkan sekali..." Homura mengusap keringatnya.

"Yah... Tugas seorang Ibu itu sulit sih, tapi dimana Shira saat aku membutuhkannya!?" Bentak Homura dengan kesal, ia melirik ke jendela.

"Dia berlatih lagi apa...? Ahhhh... Demi Legenda, latihan terus menerus akan membuatnya tidak sehat." Homura berjalan keluar dari kamar tidur mereka, lalu ia menghampiri dapur untuk memasak.

"Yah... Aku coba untuk membuatkan dia sesuatu." Homura menghela nafasnya.

BAMMMM!!!!

Suara ledakan yang lumayan besar mulai terdengar dari luar rumah Homura dan itu membuat Homura terkejut.

"Apa yang...!? Ada musuh!?" Homura lari menuju keluar dengan sangat cepat, lalu ia membuka pintu keluarnya, dan hal pertama yang ia lihat adalah...

Homura melihat Shiratori Alvin terluka parah di atas tanah dengan wajah yang putus asa. Tentu saja itu akan membuat Homura terkejut. "S-Shira!?"

Homura lari menghampiri Shira, lalu ia berlutut dan menggunakan sihir penyembuhan kepadanya. "Pure Heal."

WOOSHHH! Luka-luka Shira menghilang dan ia kembali pulih seperti biasa.

"Kau tidak apa-apa? Apa yang terjadi?" Tanya Homura.

"Iya... Maaf." Shira bangkit dari tanah, lalu ia mengusap-ngusap celananya yang penuh dengan tanah.

Homura mulai khawatir melihat Shira terluka parah tadi. "Kamu berlatih dimana tadi?!" Bentak Homura.

"Lenia's Forest."

Homura terkejut. "Itu sangat bahaya--"

Shira menyentuh bibir Homura. "Diam... Bahaya itu bukan apa-apa bagi seorang Legenda. Homura, suamimu ini kuat juga."

"Tapi... Aku sangat mengkhawatirkanmu! Seseorang yang aku sangat cintai... Aku tidak mau kau mati hanya karena latihan." Ucap Homura dengan wajah serius.

Shira terkejut, lalu ia melirik kepada Homura dengan wajah yang kaget. "Homura, apakah benar aku ini seseorang yang kamu cintai?"

Homura bangkit dari tanah. "Benar, aku mencintaimu... Aku sangat mencintaimu! Apakah kamu goblok atau apa?" Ucap Homura dengan kesal.

"Jika kamu terus berlatih... Kedua anak kita mau kau kemanain!? Kau selalu saja fokus latihan dan latihan..." Bentak Homura dengan sangat marah.

"Ma-Maaf... Aku berlatih untuk menjadi kua---"

"KAU INI PUNYA ANAK TAHU!!! Kau ini seorang Ayah!!! Meninggalkan Selvia dan Methode karena sebuah latihan itu cukup tidak enak untukku...! Melainkan itu membuatku kesal!"

Shira terdiam. "Kau bilang bahwa kamu ini akan bertanggung jawab untuk menjadi Ayah... Kau ini suamiku dan bahkan perlahan menjadi keluarga dari generasi baru Ghifari..." Ucap Homura.

"Kakek Alvin bahkan tidak terlalu fokus latihan, karena dia juga peduli dengan anak-anaknya...!"

"Ahh..." Shira terkejut.

"Jika kamu terlalu fokus dengan latihan dan bahkan kau mempunyai keluarga sendiri... Berilah waktu untuk berlatih dan bermain dengan keluarga, Shiratori... Keluarga adalah tahapan pertama dimana kau bisa menjadi kuat." Ucap Alvin Ghifari.

Homura terus memarahi Shira habis-habisan, hingga Shira terdiam dan tidak bisa berkata apapun. Shira merasa bersalah karena terus belatih. Kata yang hanya bisa ia ucapkan adalah "Maaf."

"Mama... Papa..." Suara tangisan Methode mulai muncul di belakang Homura.

Homura dan Shira langsung terkejut mendengar suara tangisan itu. "Ahhhh!!!" Homura dan Shira melirik kepada Methode dengan wajah yang terkejut, bahwa ketika Methode menangis itu akan cukup menyusahkan.

"Jangan berkelahi...! WAHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!" Methode mulai menangis dan sebuah gejolak api yang sangat panas dan bersinar mulai melingkarinya.

"Ahhh!!! H-Homura, lakukan sesuatu!" Suara panik Shira mulai membuatnya ingin kabur dari Methode sekarang juga.

"Jangan lihat kepadaku, Shira!" Ucap Homura dengan perlahan mulai panik.

Selvia keluar dari rumah dan melihat Methode yang sedang menangis. "Kakak...?" Selvia adalah anak kedua Shira dan Homura yang tidak terlalu cengeng seperti Methode.

"Kaulah yang telah memarahi aku, Homura!!! Hentikan dia sekarang juga sebelum rumah kita terbakar hangus!!!" Shira mulai panik.

Homura berlutut kepada Methode. "Methode sayang... Jangan m-menangis!" Homura tersenyum.

"AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!! AKU TIDAK MAU MAMA DAN PAPA BERTENGKAR!!!" Api Methode mulai menyembur perut Homura, hingga ia langsung terdorong mundur dengan sangat kuat. "Aduh!"

"Kamu tidak apa-apa!?" Tanya Shira.

"Api-api milik Methode terasa sangat k-kuat..." Homura merasa sangat terkesan dan juga bangga.

"Ini bukan waktunya untuk bangga!!!"

Shira menghampiri Methode. "Methode... Sayang~" Shira tersenyum.

Methode menatap wajah Shira. "Papa dan Mama sebenarnya tidak bertengkar kok... Kita hanya berbicara tentang sesuatu yang penting."

"B-Bohong..." Jawab Methode dengan wajah sedihnya.

"Ti-Tidak." Shira tersenyum, lalu ia melirik kepada Homura. "Benarkan, Homura?"

"I-Iya!" Homura tersenyum, lalu ia menghampiri Methode dan mulai menggendongnya.

"Jangan khawatir tentang kita bertengkar... Mama dan Papa tidak akan meninggalkan Methode dan Selvia sendirian." Homura mencium pipi Methode.

"Hmm..." Methode meremas baju Homura dengan wajah yang masih berkaca-kaca.

Shira melirik kepada Selvia. "Selvia juga tidak berpikiran bahwa Mama dan Papa berkelahi ya?"

"Selvia tau kalau Papa dan Mama itu sedang berbicara sesuatu penting." Selvia tersenyum.

"Hmm, benar." Shira menggendong Selvia.

***

Di dalam rumah Homura, Selvia dan Methode sedang bermain di ruangan tamu. Shira dan Homura sedang duduk di atas sofa dengan wajah yang lega. "Methode adalah anak setengah dewi dan saint ya?"

"Iya... Mamaku berkata ketika Methode marah dan menangis ia akan mengeluarkan gejolak api bersinar yang sangat panas. Kita beruntung bahwa dia tidak membakar rumah kita..." Homura menghela nafasnya.

"Hmm, iya... Aku merasa cukup kasihan melihat Selvia dan Methode yang selalu dimarahi oleh kamu waktu itu."

"Apa kamu bilang? Mereka ini cuman aku didik bukan di marahi." Ucap Homura dengan kesal.

"Hehe... Bercanda." Shira tersenyum.

Homura tersenyum, lalu ia bergerak ke arah Shira dengan sangat dekat. Homura berada dekat di sebelah Shira. Bahkan Shira bisa merasakan payudaranya. "(Sensasi yang indah ini memang hebat... Aku memiliki istri cantik dan kuat serta memiliki payudara yang sangat aku sukai...) "

"Apa...?" Tanya Shira.

"Tidak apa-apa, aku hanya ingin kau merasakan kehangatan milikku."

"Itu cukup hangat..." Shira tersenyum, lalu ia menggerakan lengan kanannya ke belakang punggung Homura, dan ia memegang bahu kanannya. Homura tersenyum. "Aku mencintaimu..." Homura menepatkan kepalanya di atas bahu kanan Shira.

"Ya, aku juga..." Shira mulai tersipu.

Keesokan harinya, Shira sedang berada di taman, selagi beristirahat dari latihan, tetapi itu hanya membuatnya lebih khawatir dengan kedatangan Rxeonal.

Angin sepoi-sepoi mulai menggerakan poninya, ia mengeluarkan pedangnya dan mulai berpikir tentang pertandingannya besok. Jika dia menang besok, ia akan melanjutkan ke dalam semi final.

Tujuan Shira mengikuti turnamen itu hanya untuk menjadi kuat dan bahkan juara juga adalah tujuannya. Tetapi ia berpikir bahwa hal itu bisa saja mustahil karena lawan yang kuat akan muncul di pertarungan selanjutnya.

"Aku akan berusaha untuk masuk ke final untuk melawan Homura." Shira. menggerakan pedangnya dengan wajah yang serius.

Terpopuler

Comments

Andi Bergerboy

Andi Bergerboy

.

2020-05-05

0

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3 Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4 Chapter 3 - Cahaya Harapan
5 Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6 Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7 Chapter 6 - The Raid
8 Chapter 7 - Sihir-sihir
9 Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10 Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13 Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14 Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15 Chapter 13 - Firasat Buruk
16 Chapter 14 - Ultra Power Legend
17 Chapter 15 - Latihan Keras
18 Chapter 16 - Saint Legenda
19 Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20 Chapter 18 - Iblis baik hati
21 Chapter 19 - Ilusi Dewi
22 Chapter 20 - Potensi Penuh
23 Chapter 21 - Saint Enchanted
24 Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25 Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26 Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27 Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28 Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29 Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30 Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31 Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32 Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33 Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34 Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35 Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36 Chapter 34 - Kehancuran
37 Chapter 35 - Salam Perpisahan
38 Chapter 36 - Surat Nikah
39 Chapter 37 - Menikmati momen
40 Chapter 38 - Eternal
41 Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42 Chapter 40 - Omni-Dewa
43 Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44 Chapter 42 - Gerhana Matahari
45 Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46 Chapter 44 - Kehidupan kedua
47 Chapter 45 - Perjalanan baru
48 Chapter 46 - Neraka Astral
49 Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50 Chapter 48 - Kembali Bertemu
51 Chapter 49 - Pesta
52 Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53 Chapter 51 - Dimensi Saint
54 Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55 Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56 Chapter 54 - Temple of the Saint
57 Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58 Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59 Chapter 57 - Comeback
60 Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61 Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62 Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63 Chapter 61 - Saint Hybrid
64 Chapter 62 - Xuusuatouri
65 Chapter 63 - Shuri
66 Chapter 64 - The Truth is...?
67 Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68 Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69 Chapter 67 - Homura vs Homuze
70 Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71 Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72 Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73 Chapter 71 - Pemulaian Baru
74 Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75 Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76 Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77 Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78 Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79 Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80 Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81 Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82 Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83 Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84 Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85 Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86 Chapter 84 - Segel
87 Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88 Chapter 86 - The God of Oath (I)
89 Chapter 87 - The God of Oath (II)
90 Chapter 88 - The God of Oath (III)
91 Chapter 89 - A New God for Touri
92 Chapter 90 - Upacara Resmi
93 Chapter 91 - Omni-Touri
94 Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95 Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96 Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97 Chapter 95 - Segalanya
98 Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99 Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100 Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101 Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102 Chapter 100 - Gerhana Bulan
103 Chapter 101 - Ritual Shinigami
104 Chapter 102 - Kontrak Clare
105 Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106 Chapter 104 - Demi Air Suci
107 Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108 Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109 Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110 Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111 Chapter 109 - Mugen no Kensei
112 Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113 Chapter 111 - Rencana Kedua
114 Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115 Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116 Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117 Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118 Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119 Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120 Chapter 118 - Malam yang Kacau
121 Chapter 119 - Elf
122 Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123 Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124 Chapter 122 - Bebaskanlah
125 Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126 Chapter 124 - Hyugen
127 Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128 Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129 Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130 Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131 Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132 Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133 Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134 Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135 Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136 Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137 Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138 Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139 Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140 Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141 Chapter 139 - Seperti biasanya
142 Chapter 140 - Giant
143 Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144 Chapter 142 - Umpan
145 Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146 Chapter 144 - Grimoire of Oath
147 Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148 Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149 Chapter 147 - Pahlawan
150 Chapter 148 - Batu Nisan
151 Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152 Chapter 150 - Dimensi
153 Chapter 151 - Alternatif
154 Chapter 152 - Palsu dan Asli
155 Chapter 153 - Haruka
156 Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157 Chapter 155 - True Dimensional Cage
158 Chapter 151 - Permulaan Baru
159 Chapter 152 - Pilihan Sulit
160 Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161 Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162 Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163 Chapter 156 - Roh
164 Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165 Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166 Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167 Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3
Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4
Chapter 3 - Cahaya Harapan
5
Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6
Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7
Chapter 6 - The Raid
8
Chapter 7 - Sihir-sihir
9
Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10
Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13
Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14
Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15
Chapter 13 - Firasat Buruk
16
Chapter 14 - Ultra Power Legend
17
Chapter 15 - Latihan Keras
18
Chapter 16 - Saint Legenda
19
Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20
Chapter 18 - Iblis baik hati
21
Chapter 19 - Ilusi Dewi
22
Chapter 20 - Potensi Penuh
23
Chapter 21 - Saint Enchanted
24
Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25
Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26
Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27
Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28
Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29
Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30
Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31
Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32
Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33
Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34
Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35
Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36
Chapter 34 - Kehancuran
37
Chapter 35 - Salam Perpisahan
38
Chapter 36 - Surat Nikah
39
Chapter 37 - Menikmati momen
40
Chapter 38 - Eternal
41
Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42
Chapter 40 - Omni-Dewa
43
Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44
Chapter 42 - Gerhana Matahari
45
Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46
Chapter 44 - Kehidupan kedua
47
Chapter 45 - Perjalanan baru
48
Chapter 46 - Neraka Astral
49
Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50
Chapter 48 - Kembali Bertemu
51
Chapter 49 - Pesta
52
Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53
Chapter 51 - Dimensi Saint
54
Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55
Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56
Chapter 54 - Temple of the Saint
57
Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58
Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59
Chapter 57 - Comeback
60
Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61
Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62
Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63
Chapter 61 - Saint Hybrid
64
Chapter 62 - Xuusuatouri
65
Chapter 63 - Shuri
66
Chapter 64 - The Truth is...?
67
Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68
Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69
Chapter 67 - Homura vs Homuze
70
Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71
Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72
Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73
Chapter 71 - Pemulaian Baru
74
Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75
Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76
Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77
Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78
Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79
Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80
Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81
Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82
Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83
Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84
Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85
Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86
Chapter 84 - Segel
87
Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88
Chapter 86 - The God of Oath (I)
89
Chapter 87 - The God of Oath (II)
90
Chapter 88 - The God of Oath (III)
91
Chapter 89 - A New God for Touri
92
Chapter 90 - Upacara Resmi
93
Chapter 91 - Omni-Touri
94
Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95
Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96
Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97
Chapter 95 - Segalanya
98
Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99
Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100
Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101
Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102
Chapter 100 - Gerhana Bulan
103
Chapter 101 - Ritual Shinigami
104
Chapter 102 - Kontrak Clare
105
Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106
Chapter 104 - Demi Air Suci
107
Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108
Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109
Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110
Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111
Chapter 109 - Mugen no Kensei
112
Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113
Chapter 111 - Rencana Kedua
114
Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115
Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116
Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117
Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118
Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119
Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120
Chapter 118 - Malam yang Kacau
121
Chapter 119 - Elf
122
Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123
Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124
Chapter 122 - Bebaskanlah
125
Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126
Chapter 124 - Hyugen
127
Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128
Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129
Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130
Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131
Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132
Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133
Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134
Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135
Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136
Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137
Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138
Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139
Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140
Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141
Chapter 139 - Seperti biasanya
142
Chapter 140 - Giant
143
Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144
Chapter 142 - Umpan
145
Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146
Chapter 144 - Grimoire of Oath
147
Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148
Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149
Chapter 147 - Pahlawan
150
Chapter 148 - Batu Nisan
151
Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152
Chapter 150 - Dimensi
153
Chapter 151 - Alternatif
154
Chapter 152 - Palsu dan Asli
155
Chapter 153 - Haruka
156
Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157
Chapter 155 - True Dimensional Cage
158
Chapter 151 - Permulaan Baru
159
Chapter 152 - Pilihan Sulit
160
Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161
Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162
Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163
Chapter 156 - Roh
164
Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165
Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166
Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167
Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!