Shira dan yang lainnya telah berjanji untuk mengunjungi dungeon yang sangat kuat dan juga langka. Dan mereka sekarang sedang berada di lantai paling bawah dan hampir sampai ke tempat boss. Rina menemukan dungeon ini dengan kekuatan dewinya.
Dungeon tersebut terasa sangat panas sekali sehingga itu dapat melelehkan tubuhmu.
CLAAANGG!!! CLAAANGG!!!
Shira melompat, lalu ia menendang wajah golem api dengan sangat keras, hingga ia hancur berkeping-keping seperti batu kerikil. Shira mulai memutar pedangnya agar ia bisa merasakan cahaya yang dapat melindungi suhu tubuhnya. "... ..."
"Satu golem saja sudah lama dan cukup kuat..." Shira melirik kepada Megumi yang sedang melawan 5 goblin yang menggunakan tombak.
Megumi lari menghampiri mereka dengan wajah yang sangat serius. "PUNISH!!!" Megumi melewati goblin-goblin itu, lalu goblin-goblin itu meledak dengan sangat dahsyat.
Shira tersenyum. "Walaupun seorang loli kucing, tapi bisa mengalahkan para goblin-goblin laknat... Memang gila..." Shira melirik ke arah Homura yang sedang memutar-mutar kedua tongkatnya yang sangat panas kepada 10 golem yang berada di depannya. Homura menyerang mereka dengan sangat cepat dan ia selalu mengarah wajah golem agar mereka bisa cepat terkapahkan.
"Ahhh... Pacarku memang sudah pasti terlihat hebat mengalahkan golem-golem itu tanpa kewalahan." Shira mengangguk.
"Dan..." Shira menghela nafasnya, lalu ia melihat ke atas dimana Rina sedang terbang menyiksa monster yang tidak beruntung seperti kelelawar api, naga kecil api, dan kepiting yang menempel di batu-batu. Sungguh malang sekali mereka disiksa oleh Rina.
"HAHAHAHAHAHAHAHAHAHAHAH!!!! MATI!!! KALIAN MATI!!! YANG LEMAH HANYA AKAN MATI!!!" Pedang hitam Rina mulai memanjang, lalu ia mengayunkannya pedangnya 360° mencoba menghabiskan monster yang berada di atas.
BOOOOOOOOOOOOOOOM!!!
Shira merasa sangat terkesan melihatnya. "Sudah kuduga... Sepertinya agak tidak menyenangkan jika ada seseorang kuat mengalahkan semua ini sendirian..."
"Apa maksudmu, anak menantu? Aku ini bisa merasa kesakitannya loh..." Rina memperlihatkan luka bakar yang berada di lengan kanannya.
Shira merasa sangat terganggu mendengar Rina mengatakan *anak memantu* itu terlihat seperti Rina mengetahuinya. "Rina, tolong hentikan..."
"Hahaha! Maaf, maaf---"
GRROROGHG!!! GRAAHHHHHHHHHHHH!!!
Tiba-tiba batu golem-golem yang telah terkalahkan mulai membentuk sebuah golem yang lebih besar dan lebih kuat.
"Ahh! Mini boss!!!" Rina tersenyum.
"Wahhh, besar sekali..." Shira terkejut, lalu ia mengeluarkan kartunya.
Golem itu berbentuk sangat besar sekali. Golem tersebut menatap Shira dan Rina seperti berbentuk kecoak. "Hmph... Tubuhku mulai haus darah..." Rina mulai bergaya kuda-kuda berpedangnya.
Shira melihat ke arah Megumi dan Homura yang sedang melawan banyak sekali golem kecil dan goblin. "Kalian disitu tidak apa-apa?"
"Iya, kita baik-baik saja! Kau urus golem itu dengan bibi Rina." Ucap Megumi yang sedang mengeluarkan HACKING WIND.
Shira menoleh kepada golem besar itu. "Gimana, Shiratori? Maukah kau bekerja sama dengan diriku?" Rina tersenyum kepada Shira.
"Baiklah, mohon kerja samanya, Rina!" Shira mulai melihat stats golem tersebut.
Monster - The King of Flaming Gramone - Stage 1089
"O-Oi... Kok kartu ini tidak bisa membaca stats monster ini, Rina?" Tanya Shira.
"Monster yang memiliki stage 1000 ke atas tidak akan bisa membaca statsnya--"
Golem itu mulai memukul Rina, tetapi Rina mulai menghindari dengan melompat mundur. "Shiratori, percayalah kepada jiwa Legendamu.... Monster stage 1000 ke atas itu tidak bisa di remehkan begitu saja."
"GGAAAAAHHHH!!!" Golem itu mulai memukul Shira, tetapi Shira menahannya dengan pedangnya.
"Mengerti!" Shira mendorong tangan golem itu. Rina terbang menghampiri Golem tersebut dengan sangat cepat, tetapi golem itu malah memukul Rina dengan sangat kuat hingga ia terpental mundur.
BRAAAGGG!!!
"Sialan..."
"Kerja samalah, Rina..." Shira melompat menghampiri golem itu. "HEXA SWORD!!!" Pedang Shira bersinar dengan sangat terang, lalu ia mengayunkan pedangnya yang berputar, ia mencoba untuk membelah tangan kanannya.
BRAAAGGG!!!
"Kau membuatku marah... PURE HEAL!!!" Rina menggunakan sihir penyembuhnya, lalu ia menoleh kepada Shirandengan wajah yang sangat serius.
"Shiratori, kerja sama... Sekarang juga." Rina mulai memutarkan pedangnya. Shira mengganguk. "Mengerti."
Tangan golem itu mulai kembali pulih, Shira lari menghampiri kaki golem tersebut, ia mencoba untuk memotong kedua kaki-nya. Tetapi golem itu mengayunkan kedua tangannya ke arah Shira. Shira menghindar, lalu Rina terbang menghampiri kedua tangan golem tersebu. Pedangnya terlindungi oleh aura merah seperti darah. Rina membelah kedua tangannya dengan sangat cepat.
"HEXA SWORD DISC!!!" Shira berputar, lalu ia membelah kedua kaki golem tersebut dengan sangat cepat hingga batu-batun itu menghilang menjadi abu. "Rina!"
"Mengerti!" Rina terbang menghampari Golem itu. "BERAKHIR SUDAAAHHHH!!!" Rina mulai membelah dan memotong kepala golem itu dengan sangat cepat, hingga ia terus melakukannya beberapa kali dengan wajah yang sangat kesal.
Shira mundur. "LIGHT OF JUDGEMENT!!!" Shira menembak sihirnya yang berbentuk cincin bersinar menuju arah Golem tersebut.
BAAAAAMMM!!
Golem itu terpental dan mengenai batu-batuan. Rina mendarat di atas batu panas dengan wajah yang sangat serius "... ..."
"Kondisi?" Tanya Shira.
"Jangan lengah!"
BRAAAGGG!!!
Tiba-tiba 2 tangan batu besar golem tersebut mulai memukul Rina dengan sangat cepat, tetapi Rina menghindarinya dengan sangat cepat. "Apa-apaan..."
KRRRAAAAAGGG!!!
Kedua kaki golem itu mulai terbang menghampiri Shira, Shira melirik kepadanya. "Yang benar saja... SWORD DISC!!!" Shira memutar pedang-nya seperti tornado, kedua kaki golem itu langsung terpental menuju arah kepala golem tersebut.
"Sepertinya masih ada titik kelemahan lain, Shiratori... Ganti rencana." Rina melirik kepada Shira, lalu Shira mengangguk.
BRAAAGGG!!!
Tiba-tiba sebuah tembok panas dan tebal muncul di bagian kanan dan kiri Shira. Shira langsung terkejut. "Sial--"
BAAAAGGG!!!
Kedua tembok tersebut mulai menimpa tubuh Shira dengan sangat kuat. "ARRRGGGHHHH!!!"
Rina langsung terkejut. "Shiratori--"
Kedua mata golem itu bersinar, lalu ia menembakan lahar yang sangat panas kepada Rina, Rina melirik ke belakang lalu ia melindungi dirinya dengan menendang batu besar ke arah lahar tersebut.
"LIGHT OF HOPEEE!!!" Shira mulai terlindungi oleh cahayanya, ia langsung memukul kedua tembok itu dengan sangat keras hingga runtuh. "Rina, ayo!!!"
"Dimengerti!" Rina lari menghampiri wajah golem itu dengan sangat cepat. "Jiwa murni merah darah... Dengarkan perkataan dewimu ini..." Rambut Rina mulai melayang, seluruh tubuhnya mulai terlindungi oleh aura merah darah.
"Dengan satu pukulan... Tangan kanan, aku bersumpah akan memukul musuhku ke dunia lain, yaitu... Dunia dimana ras-ras yang telah mati berada..." Lengan kanan Rina mulai terhalang oleh aura merah darah.
"HYAAAAAAAAAHHHH!!! OVERFLOWING CRIMSON BLOW!!!" Rina mengeluarkan sihir yang paling mematikan dan juga itu menggunakan energi sihir yang sangat banyak.
Tiba-tiba batu-batu yang menempel di golem itu mulai melayang, lalu terbang menghampiri Shira.
Shira menunjuk Rina dengan wajah yang sangat serius. "LIGHT OF ABSOLUTION!!!" Shira membuka kedua matanya, hingga kedua matanya mengeluarkan cahaya berbentuk pecahan kaca besar, sihir itu mulai terbang menghampiri batu-batu tersebut untuk mencoba menghancurkannya.
BOOOOM!!!
"BERAAKHIR SUDAAAAAAHHH!!!" Rina memukul kepala golem tersebut dengan tangan kanannya.
"GRRROOAAAAAAAAHHHHH!!!" Kepala golem tersebut mulai retak dengan sangat cepat.
"KEKUATAN LEBIH!!!" Rina mulai kehilangan banyak energi sihirnya.
"RINA!!! TAHAN!!!" Shira melompat ke arah Rina dengan sangat cepat. "LIGHT FORCE!!!" Kedua kakinya besinar, lalu ia menendang kedua ujung telapak kaki Rina mencoba untuk memberi pukulan Rina kekuatan yang lebih.
BAAAAAAAAAAMMMM!!!
Kepala golem itu meledak dan membuat Shira dan bahkan Rina terpental ke arah tembok-tembok.
BUSSSSSSHHHHHHH!
Golem itu mulai berubah menjadi pasir dan itu artinya golem itu telah terkalahkan.
"Hah... Hah... Hah..." Rina merasa sangat kelelahan karena telah mengeluarkan banyak energi sihir.
"Seorang dewi kelelahan seperti ini... Memang lemah sekali..." Rina tersenyum dan merasa sangat senang bahwa ia bisa merasakan kelelahan.
Rina menoleh kepada Shira yang sedang meminum Potion of Healing. Sebuah item healing yang dapat memulihkan segala kondisi.
"Pure heal..." Rina mulai memulihkan semua lukanya dan bahkan energinya.
"Hahhhh..." Rina menarik nafasnya dengan sangat lega, ia menoleh kepada Homura dan Megumi yang berhasil mengalahkan golem-golem dan goblin-goblin itu. Mereka sekarang sedang meminum potion of healing juga.
"(Papa... Sudah lama sekali aku tidak mengalami petualangan seperti ini... Ini terasa hebat sekali...) " Rina meneteskan air matanya. Ia langsung bangkit dengan wajah yang semangat. "Ruangan ini telah sepenuhnya beres! Dan ruangan terakhir adalah..." Rina menunjuk sebuah pintu besar dimana di dalamnya itu adalah ruangan boss. "Boss!!!"
Shira menghampiri Rina. "Apakah kita benar-benar siap? Ini memang pertama kalinya aku masuk ke dalam dungeon... Dungeon yang susah lagi." Shira menghela nafasnya.
"Ohh, ayolah!" Megumi menepuk punggung Shira dengan wajah yang sangat bersemangat. "Ini boss loh! Boss! Pasti bossnya kuat!"
"Bossnya pasti akan terbentuk seperti makhluk yang sempurna terbuat dari api." Homura terasa sangat bersemangat, karena ia sangat suka dengan monster yang terbuat dari api.
Tiba-tiba mereka mendengar sebuah tepukan tangan dari belakang mereka, mereka langsung melirik ke belakang dengan wajah yang kebingungan. Mereka langsung melihat beberapa Legenda yang cukup banyak.
Megumi langsung terkejut. "T-T-The raid..." Megumi merasa sangat kaget melihat guild licik itu telah muncul di dungeon yang mereka sedang berada.
"Kerja bagus, Miracle of Hope! Kalian memberi kita bantuan dan jalan menuju bos dungeon Sillviana... Kalian memang terbaik." Seorang ketua pemimpin mereka mulai bertepuk tangan dengan wajah yang senang.
"Utou Houma... Pemimpin The Raid." Ucap Megumi.
"Kau mengenali mereka?" Tanya Homura.
"Iya... Mereka adalah guild terlicik di kota Legenia. Setiap seseorang membersihkan ruangan dungeon dekat dengan ruangan boss... Mereka akan muncul dan membunub legenda-legenda itu, lalu mereka akan melawan boss tanpa masalah apapun."
"Itu licik... " Tanya Shira.
"Kita bisa mengalahkan mereka." Homura mulai bersiap dengan wajah yang sangat serius dan kesal.
"Jumlah mereka banyak sekali, Homura... Dan stats mereka ini lebih besar dari diriku." Ucap Megumi.
"Cih... Seorang Legenda tidak melihat musuh dari statsnya. Apa itu stats jika kau memiliki jiwa legenda..." Jawab Homura.
"Hmph! Ceroboh juga... Serahkan boss dungeon ini kepada kami, atau tidak---"
Shira menghampiri mereka dengan wajah yang sangat serius. "Atau apa?" Tanya Shira.
Utou tersenyum dan sedikit terkejut melihat seorang Saint "Saint ya...? Aku bisa melihat kau ini masih amatiran."
"Amatiran atau mahir itu biasa... Yang tidak biasa itu adalah jiwa legenda kita yang mulai berpecah belah karena sebuah dungeon." Ucap Shira dengan sangat serius.
"Seluruh dungeon ini telah di bersihkan oleh kita... Kau tidak memiliki hak atau kewajiban untuk memilikinya, tuan..."
"Tidak ada peraturan dalam Yuusuatouri 'kan? Tentang mencuri sebuah dungeon yang telah di bersihkan oleh legenda? " Tanya Utou dengan sangat serius.
"Itu artinya kalian hanya amatiran sampah yang tidak ingin berusaha--"
BRAAAGGG!!!
Utou hampir memegang kerah baju Shira, tetapi Shira mundur dengan sangat cepat hingga Utou tidak bisa merasakannya. "Apa itu Legenda...? Apakah kita ini hanya seorang amatiran yang merebut kewajiban legenda lain begitu saja? Itu sampah sekali..." Tanya Shira
"Kau... Kau memiliki mulut yang besar juga, legenda berbicara dengan kekuatan... Bukan mulut." Ucap Utou dengan sangat kesal.
"Jadi...?" Shira mengeluarkan pedangnya yang berada di punggunya. "Gimana jika kita berbicara dengan tangan?"
"Shira bersikap gegabah seperti biasanya..." Ucap Megumi dengan sangat terkejut.
"Jangan khawatir tentang hal ini, Megumi..." Ucap Homura dengan sangat serius. Ia mempercayai Shira yang telah berlatih cukup keras.
"Hmph..." Megumi menyilang kedua lengannya.
"Sai Himeka, gimana?" Otou menoleh kepada wakil pemimpin The Raid. "Baiklah... Aku akan melaksanakan perintahmu." Sai menunduk kepada Otou, ia langsung menghampiri Shira dengan wajah yang sangat serius.
"Card!" Kedua kartu mereka mulai melayang di depan mereka.
"Shiratori Alvin! Seorang Saint Legenda!" Shira memutar pedangnya.
"Sai Himeka, Elite Elf Legenda!" Sai mengeluarkan pedang katananya yang berada di selendangnya.
Homura tiba-tiba menyadari bahwa Rina telah menghilang. "Mama...?"
"DUEL!!!" Sai bergerak menghampiri Shira dengan sangat cepat.
"Berakhir... Sudah... LIGHT DISC!" Pedang Shira yang berputar bersinar dengan sangat terang, lalu ia menebas perut Sai dengan sangat cepat hingga ia terpental dengan sangat jauh.
Shira memutar pedangnya, lalu memasukannya kembali di belakang punggungnya.
Mereka merasa sangat terkejut melihat Sai wakil pemimpin terkalahkan dengan satu serangan. Homura dan Megumi juga langsung lekas terkejut.
"H-Hebat...! Apa-apaan itu tadi?!" Megumi terkejut.
"Hmph" Homura tersenyum.
"Sialan!!! Dasar lemah!!!" Ucap Otou dengan sangat kecewa. Otou menatap kedua mata Shira dengan sangat kesal. "Kau akan kukalahkan sendiri..."
Otou mengeluarkan pedangnya yang berukuran besar. "Kau akan diberi pelajaran... SAMPAI JUMPA, SHIRA!!!" Otou mengayunkan pedangnya. Shira bersiap untuk menahannya.
TRAAAAANGG!!!
Tiba-tiba Mortem menghentikan pedang itu dengan hanya 1 jarinya, yaitu jari kelingking.
The raid langsung terkejut melihat Mortem. "DEWI MORTEM!?"
"D-Dewi Mortem...?!" Otou merasa sangat terkejut bahwa tiba-tiba seorang dewi muncul dengan tiba-tiba.
"Jangan berpikir sombong dulu, legenda lemah..." Mortem menjentikan jarinya, lalu mereka terpental mundur dan terjatuh.
Shira merasa sangat terkesan melihatnya. "Wow..."
"Mendapatkan boss tanpa usaha itu... SAMPAH!!!"
"VANISH!!!" Ucap Mortem dengan sangat serius. Ia menjentikan jarinya.
BUSSHHH!!!
The Raid mulai perlahan berubah menjadi pasir. "AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH---" Mereka langsung berpindah tempat kembali ke kota Legenia, biasanya Mortem hanya akan membunuh mereka, tetapi... Sekarang tidak.
Mortem melirik kepada Shira. "Aku pikir kau akan melarikan diri..."
"Untuk apa melarikan diri dari keluarga, Shiratori? Lagian juga... Kita akan melawan boss." Mortem tersenyum.
Shira tidak bisa bergerak melihat Mortem. Shira masih belum cukup kuat untuk melihat Mortem. "Dewi Mortem... Bisakah kau berubah kembali...?" Shira tersenyum.
"HAAHHHHH..." Homura dan Megumi terjatuh melihat Shira yang tadinya terlihat kuat, tiba-tiba masih merasa ketakutan melihat Mortem.
"Hahahaha... Kamu ini..." Mortem berubah menjadi Rina kembali, lalu ia mulai menatap mereka dengan wajah yang sangat serius.
"Semuanya... Kita tunda dulu untuk sekarang. Kita akan melawan bossnya nanti kapan-kapan."
"Ehh?! Apa!?" Mereka semua langsung terkejut.
"Ayolah, lakukan perintahku..." Rina berjalan pergi keluar dungeon.
"Tapi, bagaimana dengan ruangan boss itu? Tau-tau seketika kita datang... Malah boss itu sudah terkalahkan." Shira mengehela nafasnya.
"Hmm..." Rina mengeluarkan sebuah kunci untuk pintu bos itu. "Setiap mini boss akan mengeluarkan item drop kunci untuk boss, jadi kita aman." Rina berjalan pergi.
"Baiklah... Lumayan aku bisa berlatih lagi." Shira berjalan pergi.
Megumi dan Homura bergerak mengikuti Shira. "Oi! Shira, tadi kamu terlihat hebat!" Megumi tersenyum.
"Ohh? Tentang sihir Light Disc, ya?" Shira terkekeh.
"Iyap!" Mereka berdua mengeluarkan jempolnya.
"Hmph... Tadi itu perbuatan yang hebat, Shiratori." Rina tersenyum.
"Ternyata kau memang melihatnya ya..." Shira tertawa.
"Tentu saja." Rina terkekeh.
"(Dunia ini... Aku mulai merasa nyaman dengan dunia ini...)" Shira merasa sangat lega.
"The Raid... Aku menunggu kemunculan mereka selanjutnya... Dan aku janji untuk mengalahkan mereka semua." Shira mengepalkan kedua tanganya dengan sangat serius.
"Ohhh~ Legenda sejati sepertinya mulai berkembang!" Rina terkekeh.
"Diamlah... Aku malah jadi malu." Shira terkekeh.
Homura tersenyum dengan sangat bangga dan lega, ia tersipu malu melihat Shira yang telah benar-benar berkembang.
Dan mereka tidak akan pernah mengunjungi tempat ini dan bahkan tidak akan melawan boss itu :v #truestory (Jika kalian melihat pesan ini... Ini adalah pesan author dari masa depan.)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Dyah Ayu Novitasari
emang kenaap thor kok nggak melawan boss nya kan udah melwan anak buah nya?
2019-10-02
3