Info: Arc pertama yaitu "Turnamen Liga Legenia" akan berakhir di chapter sekarang ini, dan kita akan memasuki Arc ke dua yaitu "Serangan para iblis"
Semoga kalian dapat menikmati cerita ini~ Ayo! Kita lanjut baca!!!
***
Shira membuka kedua matanya, lalu hal yang pertama ia sadari adalah ia sedang berada di tempat tidurnya. Shira mulai merasa bersalah dan merasa bahwa dirinya ini memanglah lemah. "Aku kalah ya...? Sungguh menyedihkan..."
Shira bangkit dari tempat tidurnya, lalu ia tiba-tiba melihat Homura memasuki kamarnya. "Ahh... Homura..."
Homura menunjukan piala baru Turnamen Legenia dan ternyata pemenang liga itu adalah Homura lagi. "Selamat ya." Shira tersenyum.
"Sepertinya aku tidak bisa menepatkan janjiku, Homura... Maafkan aku." Shira tersenyum.
"Kalah adalah tahapan pertamamu untuk menjadi kuat... Mereka bilang begitulah" Homura mulai tersenyum penuh dengan kebanggaan untuk Shira yang telah berusaha keras bisa kalah.
"Kenapa kamu merasa sangat senang, sayang...? Kamu 'kan Legenda yang kuat dan layak, tentu saja kamu memenangkan liga itu." Shira tersenyum.
"WAJAHMU ITU SEPERTI BERBOHONG SAJA!!! KAU INI SUAMI AKU!!! KENAPA KAU HARUS KALAH DENGAN SENYUMAN ITU!? KENAPAAAA!!!" Tanya Homura dengan sangat amat marah. Shira mulai merasa buruk. "Maafkan aku, Homura... Kekalahan itu... aku sangat menerimanya..."
"Aku terlalu lemah dan belum saatnya untukku menjadi kuat."
PLAAAAKKKK!!!
Pipi kanan Shira terkena tamparan oleh Homura, dan itu membuat pipi kanannya terbakar oleh tamparannya.
Shira memegang pipi kanannya, lalu ia langsung melirik kepada Homura dengan wajah yang terkejut. Shira mulai melawan dengan wajah yang sangat marah. "JIKA KAMU INGIN SESEORANG YANG KUAT... CARILAH DI TEMPAT LAIN!!! AKU HANYA LEGENDA BIASA DAN LEMAH!!!"
"AKU TIDAK PEDULI LAGI DENGAN KELEMAHAN DAN KEKUATAN!!!" Ucap Shira dengan sangat serius.
Shira terjatuh, lalu ia berlutut kepada Homura seperti menunjukan permintaan maaf yang sangat ikhlas. "Maafkan aku... Janjiku untuk bertemu denganmu di final telah gagal dan aku berjanji... Turnamen selanjutnya yang akan datang... AKU PASTI AKAN MENANG!!!" Ucap Shira
Homura merasa bersalah karena telah memarahi Shira, hingga teriak. Tujuan ia marah kepadanya karena ia menyayangi kepada Shira, karena ia ingin Shira menjadi Dewa Saint yang sangat kuat karena seorang Saint Legenda terkadang sulit untuk menempuh kekuatan dewa. "Tidak... Maafkan aku juga, Shira..." Ucap Homura dengan sangat serius.
Shira mulai bangkit dari lantai, ia mulai tersenyum. "Kamu tidak bersalah---"
"Perkataanmu cukup menyakitkan juga untukku... Kau ini tidak lemah, hanya saja kau ini selalu ceroboh dan juga terlalu bekerja keras... Berilah waktumu berlatih dan beristirahat... Kedua hal tersebut harus di laksanakan dengan teratur." Homura memegang pipi kanan Shira, lalu ia menyembuhkan luka bakar itu.
"Aku sangat mencintaimu! Kau mulai sekarang harus belajar dari kesalahan..." Homura memegang tangan kanan Shira, lalu ia menepatkan tangannya kepada pipi kanannya.
"Aku pasti terlihat seram ya...?" Homura terkekeh.
"Enggak kok... Kamu terlihat cantik, sayang--"
Homura tiba-tiba mencium bibir Shira, dan beberapa detik kemudian Homura berhenti. Homura mulai tersenyum.
"K-Kita mandi aja yuk..." Ucap Homura dengan sangat canggung. Shira langsung terkejut mendengar perkataan itu. "Ehh?"
"Ahh!!! M-Maksudku k-kita mandi bersama anak-anak kita." Homura tersenyum.
"B-Baiklah..." Senyum Shira dengan penuh kecanggungan.
***
Di dalam kamar mandi, Shira dan keluarganya sedang menikmati pemandian air panas. Shira masih merasa bersalah karena ia kalah sejak liganya.
"Mama menang ya?!" Methode tersenyum dan terkesan.
"Mama hebat..."
"Hehe... Itu tidak terlalu susah kok." Homura mengusap kedua kepalanya dengan senyuman yang manis.
Homura melirik kepada Shira. "Ayolah... Kalian juga beri Papa sebuah kata-kata yang menyemangatkan dia nanti di turnamen selanjutnya." Homura tersenyum.
Selvia dan Methode melirik kepada Shira dengan wajah yang sangat terkesan. "Papa juga hebat~~~ Walaupun Papa sudah kalah, tetapi Papa masih tetap bertarung."
Shira tersenyum. "Terima kasih, anak-anak..." Shira mengusap kedua kepala mereka dengan senyuman di wajahnya. Dia merasa tidak sedih lagi melihat kedua anaknya masih menyemangatinya.
Beberapa menit kemudian, Shira dan Homura sedang berjalan di kota Legenia, mereka berpikir untuk pergi berlatih bersama. "Kalau kamu punya tempat latihan ya kasih tau, Homura..." Shira menghela nafasnya.
"Tempat latihan ini bukanlah tempat latihan terus menurus untukmu... Kau juga harus bermain dengan kedua anakmu itu agar kau bisa tenang dalam bertarung, aku bisa menyadari bahwa kau ini kekurangan bersantai, hingga seluruh energi sihir berkurang dengan cepat." Ucap Homura dengan sangat serius.
"Iya, aku mengerti." Shira mengangguk.
"Baguslah."
Sesampai mereka di depan rumah yang sangat besar, Shira mulai kebingungan melihat rumah itu karena di dalam rumah itu ia merasakan energi yang sangat sama dengan miliknya. "Energi ini...? Apakah mirip denganku?"
"Hmm? Tidak terlalu kok." Jawab Homura.
"Yah, aku punya firasat---"
Tiba-tiba seorang gadis bernama Virra Ghifari membuka pintu itu dengan wajah yang mengantuk. "Ohh, kalian datang juga ya...?"
"Virra, bisakah aku meminjam tempat latihan itu?" Homura tersenyum.
"Hmm? Ya... Tentu..." Virra membuka sebuah gate yang menuju ke dunia penuh dengan rumput, tempat itu terlihat rata sekali... Tidak terdapat gunung atau yang lain, bahkan tidak ada satupun pohon.
"Terima kasih." Homura tersenyum. Virra mengangguk, ia langsung menutup pintu rumahnya. Homura melirik kepada Shira. "Ayo, kita masuk."
"Ya. (Perasaan gadis tadi... Aku merasakan energi sihir yang sama.)"
Shira dan Homura masuk ke dalam gate itu dengan sangat cepat dan gate itu langsung menghilang. Mereka berdua mendarat di atas rumput halus.
"Dunia apa ini?" Tanya Shira.
"Ini bukan dunia, tetapi... Ini adalah dimensi latihan milik Virra Ghifari." Homura tersenyum.
"G-Ghifari? Jangan-jangan dia termasuk anak terakhir Dewa Alvin?"
"Iya. Pokoknya..." Homura tiba-tiba melepaskan bajunya dan bahkan celananya. Shira langsung kebingungan melihatnya. "Kamu sedang apa?"
"Latihan daya tahan." Homura tersenyum. Dia tidaklah telanjang melainkan menggunakan pakaian dalamnya.
"Daya tahan gimana? Kau setengah telanjang."
"Itu membuatnya lebih mudah dalam latihan." Homura tersenyum.
Tiba-tiba sebuah air lahar panas terjun mulai muncul di depan mereka dan itu adalah latihan pertama mereka. "Latihan pertama kita adalah duduk di atas batu itu, lalu air lahar itu mengenai seluruh tubuh kita?" Tanya Shira
"Itu terasa enak loh. Dan juga, lakukanlah dengan membuka bajumu, Shira." Homura tersenyum, ia langsung melompat ke arah batu besar tersebut, lalu duduk di atasnya dengan menutup kedua matanya.
Seluruh tubuh Homura mulai terkena lahar panas itu dan menurut Homura itu tidak terasa sakit melainkan geli. "Seperti pemandian air panas..."
"Yah... Latihan adalah latihan. Tidak ada yang namanya latihan yang gampang." Shira melepas bajunya.
"Baiklah!" Shira melompat ke arah air lahar terjun itu, lalu ia mulai duduk di atas batu besar. "Mmmmm~ Pa-Panas..." Shira langsung terkejut dan itu terasa panas baginya.
"Jangan menggunakan Light of Hope, latihan ini adalah latihan untuk tubuhmu tanpa wujud, Shira."
"Lahar-lahar ini terasa seperti pukulanmu Homura..."
"Begitu ya?" Homura mulai melakukan push up dengan jari kelingkingnya. "Begini..." Homura melirik kepada Shira dan ia melihat Shira sedang memegang satu bola cahaya yang berat selagi melakukan push dengan dua jarinya.
"Wahh, hebat juga."
Mereka melakukan 500 push-ups dan seluruh tubuh mereka mengeluarkan air keringat yang sangat banyak setelah mereka keluar dari air lahar terjun itu. "Fuah... Panas! Panas! Homura tersenyum.
"Jadi ini latihan yang sering kamu lakukan?"
"Iya. Sebelumnya aku melakukannya setiap hari, tetapi ketika Methode dan Selvia muncul... Aku melakukannya setiap sabtu dan minggu."
"Hmmm..."
"Tadi itu adalah tahapan ke 1... Masih ada 4 tahapan lagi."
"Meditasi di atas gunung runcing panas dengan 100 trilliun ton besi di atas punggung kita adalah tahapan kedua." Homura tersenyum.
"HAH!?" Shira terkejut.
"Tahapan ketiga adalah mengangkat 2 buah 100 trilliun ton besi di atas kepala kita selagi lari di atas api yang sangat panas dan juga ketika kau tidak berjalan, api itu akan melahapmu."
"APA!?"
"Tahapan ke empat adalah kita melakukan sebuah sparring dengan menggunakan armor yang terbuat dari 100 trilliun ton besi dengan seluruh tempat menjadi panas bagaikan LAHAR NERAKA!!!" Homura tertawa.
"I-Itu cukup menyenangkan." Shira tersenyum.
"Dan terakhir... KITA ISTIRAHAT SEPUAS MUNGKIN!!!" Homura terkekeh.
"Ahahaha..."
Mereka menghabiskan lebih dari 10 jam dan sekarang sudah tengah malam mereka berlatih, sekarang... Mereka sedang menikmati pemandian air panas.
"Ahhhh~ latihan berat seperti ini... Memanglah sangat nikmat ketika kita mandi dengan air panas..." Homura mencuci seluruh tubuhnya.
Shira melihat perut Homura yang terbentuk sangat sempurna, Shira menyentuh perutnya. "Perut kamu berbentuk cukup bagus juga. Langsing dan sedikit berotot" Shira tersenyum.
"Hmm? Makasih... Otot-ototmu itu juga mulai terbentuk besar." Homura tersenyum.
"Ya... Tapi, itu tidak wajar untuk seorang gadis secantik dirimu."
"Ohh... Apakah kau mencoba untuk menggodaku, Shira? Menyerahlah, walaupun aku seorang gadis... Aku ingin memiliki tubuh yang kuat."
"Hmmm..."
Mereka berdua mulai tertawa bersama.
***
Di suatu tempat... Tempat dimana seorang Saint Dark berada. Seseorang menghampiri sebuah lab yang besar dengan wajah yang serius. "Sudah saatnya kau terlahir, Saint Dark..." Legenda itu tersenyum dengan sangat jahat.
Legenda itu berhenti di depan tempat eksperimen yang dimana di dalamnya adalah Legenda Saint Dark. Saint Dark itu membuka kedua matanya dengan sangat marah. "Siapa... Yang telah membangunkan tidurku...?" Tanya Legenda itu.
"Itulah aku, Kinza Myuren. Aku adalah ketuamu, Saint Dark... Naoki Souya." Kinza tersenyum dengan sangat jahat.
"Akulah yang telah menyelamatkanmu dari kematianmu, Naoki... Dan kau berhak untuk membalasku dengan perbuatan baik yang sama."
"HMMM!!!" Kedua mata Naoki berubah menjadi gelap dan tidak terdapat satupun mata pupil. "AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!"
Naoki mengeluarkan energi kegelapan yang sangat kuat, hingga seluruh lab bergetar dan gelas yang menghalanginya pecah. Kinza mundur. "Kekuatan yang hebat... (Apakah ini Saint yang paling kuat...!?)"
Naoki tersenyum. "Hmph... Terima kasih telah menyelamatkan diriku ini... Tetapi..." Naoki tiba-tiba memegang leher Kinza dengan sangat keras.
"A-Aghhh!? Ap-Apa yang... Apa... Yang kau lakukan!?"
"Aku tidak memihak siapapun kecuali satu legenda dan itu bukan kau..." Naoki menghancurkan lehernya dan Kinza terjatuh, lalu mati.
"Hmph... AHHHHHHHHHHHHHHHHHHHHH!!!!!" Naoki mulai berotot dengan sangat besar, seluruh tubuhnya berbentuk sangat besar. Naoki mulai tersenyum dan merasakan energi Saint. "Hmph... Aku merasakannya..."
"Aku merasakan itu... AKU MERASAKAN ITU!!! HAHAHAHAHA!!!"
"DARK SAINT WINGS!!!" Naoki mengeluarkan kedua sayapnya, lalu ia terbang pergi.
***
Shira tiba-tiba berhenti berjalan di kota, ia langsung menoleh ke arah barat dengan wajah yang sangat serius. Ia merasakan kekuatan Saint yang sama dengannya. "(Apa itu...?! Mengapa hari ini aku merasakan beberapa energi yang sama...)"
Homura melirik kepada Shira. "Ada apa, Shira?"
"Tidak... Itu hanya firasatku saja." Shira kembali berjalan pulang.
Di dalam rumah Virra, Virra merasakan kekuatan milik Naoki. Ia langsung merasa lega. "N-Naoki...? K-Kau kembali!?"
Virra membuka gate ke tempat Shira berada, ia memasuki portal tersebut dengan wajah yang sangat serius.
Beberapa menit kemudian, di dalam rumah Shira, Virra mengetuk pintunya dengan sangat keras.
DAG!!! DAG!!!
"Shiratori Alvin!!! Shiratori Alvin!!!" Ucap Virra dengan sangat serius..
Shira membuka pintunya dengan wajah yang sangat kesal. "Apa-apaan sih--"
...
...
Shira langsung terkejut melihat Virra. "K-Kau?"
"Shiratori Alvin... Jadilah muridku." Ucap Virra dengan wajah yang sangat serius.
"Hah...!?" Shira mulai kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Hardtop Brilliant Sumpono
best
2020-06-09
1
Andi Bergerboy
,
2020-05-06
0