Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia

"Nah... Sebelum kita mulai dengan pertarungan ini... Pangeran dari segala legenda yang tinggal di Legenia memiliki sebuah perkataan untuk para Legenda yang berpartisipasi." Judo memberi microphone itu kepada Rionald.

Rionald mengambil microphone tersebut. "Para calon pemenangan Liga Legenia...! Kita mengharapkan kalian Legenda yang kuat memiliki pertarungan yang sangat sengit, hingga mampu membuat para penonton terinspirasi..."

"Dengan perkataan Pangeran kalian... Aku umumkan... Liga Legenia akan di mulai!!!" Rionald mengacungkan tangannya.

"YAAAAAA!!!" Semua penonton mulai merasa sangat bersemangat bahwa turnamen tersebut telah dimulai.

"Semoga beruntung para legenda! Dan berikanlah kita pertarungan yang sebenarnya!" Rionald memberi microphone itu kembali kepada Judo.

"Ya... Terima kasih telah memberi para partisipasi sebuah semangat, Pangeran Rionald." Judo tersenyum.

Di tempat VIP, Rina dan Korrina sedang melihat Rionald dengan wajah yang sangat tenang. "Apakah dia pangeran legenda itu, Rina?" Tanya Korrina.

"Iya, mereka memiliki jiwa legenda yang sangat lemah, itu menyedihkan sekali. Aku bahkan bisa melihat Rionald seperti sampah." Rina menghela nafasnya dengan kesal.

"Bayangkan saja jika Papa disini, Rionald pasti sudah dihapus dari kehidupan." Korrina terkekeh.

"Aku juga bisa kok!" Ucap Rina dengan sangat serius.

Korrina mengusap rambut Rina. "Jangan... Hahaha!" Korrina tertawa, lalu Rina tersenyum.

Sedangkan Shira dan Homura sedang berlatih menggunakan pedang di belakang tanpa ingin melihat Megumi bertarung.

CLAAANG!!! CLAAAANG!!!

Shira mundur. "Pedang yang cukup kuat, Homura... Kau ternyata bisa mengayunkan 2 pedang ya." Shira tersenyum.

"Pedang besar dan panas ini... Sepertinya setara dengan pedang Dewa Grand Sacred! Tapi, aku hanya akan menggunakan 2 pedang saja. " Homura tersenyum.

Kedua pedang yang Homura pakai sama. Pedang itu terbuat oleh Homura yang bernama Blaze of Wisdom.

"Oi! Kalian berdua ngapain!?" Tanya Rina selagi melihat mereka berdua dengan wajah yang serius.

"Aku melatih Shira, dia kan jam 8 malam akan bertanding." Jawah Homua.

"Sepupumu bertanding loh!!! Jangan begitu, ayo nonton dan semangatilah dia!" Ucap Rina dengan sangat serius, lalu ia melirik ke lapangan.

"Baiklah." Shira memutar pedangnya, lalu ia menyimpannya di belakang punggungnya.

Kedua pedang Homura menghilang menjadi abu, lalu ia menunjukan tangan kanannya. "Ayo, kita nonton."

"Iya... (Ini membuatku gugup saja...)" Shira menggandeng tangan Homura, lalu mereka mulai berjalan menghampiri jendela besar untuk bisa melihat arena lebih jelas. Rina dan Korrina melihat mereka bergandeng tangan. "Whooaaaa..." Korrina terkejut dan mulai tersenyum.

Korrina melirik kepada Rina. "Kamu udah mau punya anak menantu, Rina?"

"Belum... Tapi aku akan setuju jika Shiratori menikah dengan putriku yang kedua." Rina terkekeh.

"Begitu ya... Aku menantikan Homura mengandung anak yang memiliki darah Saint dari Shiratori... Dewi atau Dewa Saint sepertinya bagus." Korrina tersenyum.

"Begitu 'kah?" Rina tersenyum.

Kembali kepada Megumi, seluruh kuku Megumi mulai memanjang seperti pedang.

Megumi mulai bersiap. "Ya... Hari ini kita memiliki 3 pertandingan yang akan di laksanakan. Pertandingan pertama yaitu Megumi Ryouma melawan Taketsa Sumera."

Megumi Ryouma VS Taketsa Sumera

"Mari kita mulai... Bersiap di tempat!" Judo tersenyum, lalu ia mengangkat tangan kirinya.

Megumi dan Taketsa mulai bersiap. "MULAAII!!!" Ucap Judo selagi menembak bola energi ke atas langit.

Megumi menyerang dengan sangat cepat, hingga ia sekarang berada di belakang Taketsa tanpa Taketsa mengetahuinya. "BERAKHIR SUDDAAAAAHHHH!!!"

"Ahh--"

JREEETT!!!

Armor Taketsa mulai retak di bagian punggungnya, ia mulai mundur dan mulai berhati-hati dengan kecepatan Megumi. "Sial..."

"Air dari segala laut... AKU MEMANGGIL IKAN DARI SEGALA LAUT!!!" Cincin air mulai muncul di kedua lengan Taketsa, ia lalu memukul tanah arena dengan sangat kuat.

"RAAAAAGGGGHHHH!!!" sebuah paus air yang sangat besar mulai keluar dari tanah tersebut, lalu membuat seluruh arena banjir.

Megumi menoleh kepada Paus itu. "Sihir memanggil ya...?"

"WATER PULSE!!!" Taketsa menembak sebuah gelombang air kepada Megumi dengan kedua tangannya. Pausnya mulai menembak Water Pulse juga.

Megumi tersenyum. "MAXIMUM TORNADO!!!" Megumi mulai berputar dengan sangat cepat, lalu menimbulkan tornado yang sangat amat besar.

Water pulse itu terpental ke atas langit karena angin dari topan itu. Taketsa tersenyum. "SIHIR DEBUFF: ELETROLYZE!!!" Megumi tiba-tiba terkena efek debuff yang membuatnya lumpuh. "S-Sial..."

"Wahai air dari segalanya... Aku ingin menjadi satu dengan air... MERGE!!!" Taketsa menutup kedua matanya.

Paus Taketsa mulai berputar, lalu ia terbang menghampiri Taketsa untuk memakannya.

BUSSSHHHH!!!

Itu menimbulkan ombak air yang sangat besar hingga Megumi terdorong dan mengenai tembok dengan sangat kuat. "AGH!!!"

"Sihir air yang cukup kuat... Elemen air ternyata tidak bisa diremehkan begitu saja" Shira terkejut.

Taketsa mulai terlindungi oleh air. Ia bergabung dengan paus yang ia panggil, ia tiba-tiba mengeluarkan tongkat air yang sangat panjang.

"AKAN AKU AKHIRI SEKARANG JUGA!!!" Taketsa melompat ke arah Megumi dengan sangat cepat.

"Aku tidak punya waktu untuk memiliki pertandingan...... LAMAAAAAAAAAA!!!" Kedua mata Megumi berubah menjadi merah seperti darah.

BAAAAAMMMMM!!!

Taketsa terpental mundur, lalu mengenai tembok. "Apa...? Tidak mungkin..."

Taketsa terlambat untuk mengalahkan Megumi yang sedang mengamuk. Megumi bangkit dari tanah dengan wajah yang sangat kesal.

"ITU DIA!!! PHANTOM FURY!!! Sihir yang di buat oleh Megumi!!! Dan juga sihir khas dari Neko Legenda!!!" Ucap Judo dengan sangat bersemangat.

Phantom Fury adalah sihir khas hanya untuk Neko Legend, tapi milik Megumi beda karena dia memiliki nama Phantom. Phantom Fury adalah sihir yang memiliki resiko cukup tinggi untuk tubuh, tetapi kecepatan dan serangan milik Megumi akan di kalikan 100 di setiap menit. Jadi secara singkat... Phantom Fury dapat membuat Megumi lebih cepat dan lebih kuat setiap menit.

"WHOAAAAAA!!!" Mereka semua mulai terasa sangat terkejut melihatnya lagi.

"Phantom Fury! Ini memang hebat!!! Dia mengeluarkannya langsung tanpa menahan diri." Rina bangkit dari sofanya dengan wajah yang sangat bersemangat.

Megumi mulai membuat 10 cakar runcing di kedua jarinya. "Berakhir sudah..."

"AKU TIDAK AKAN KALAH!!! TUJUANKU KESINI ADALAH... UNTUK MENJADI LEGENDA TERBAIK!!! BUBBLESTORM!!!" Taketsa mengeluarkan gelembung badai menuju arah Megumi, Megumi hanya bisa diam dengan wajah yang sangat serius dan mematikan.

"HACKING WIND!!!" Megumi menjentik kedua jarinya dan tiba-tiba badai itu menghilang oleh sihir angin Megumi.

"High speed Execution..." kedua kaki Megumi mulai terlindungi oleh angin, Megumi terbang melewati Taketsa dengan sangat cepat hingga ia tidak bisa melihatnya sama sekali. "Bye-bye."

JREEET!!! JREEET!!!

Tiba-tiba kedua pipi Taketsa berdarah dengan cukup banyak karena cakaran Megumi yang sangat tajam. "Ahhhh...!" Taketsa memegang kedua pipinya yang berdarah itu dengan wajah kesakitan.

Taketsa menoleh kepada Megumi. "HYDRO BLAST!!!" Taketsa menembakan ombak besar ke arah Megumi dengan sangat cepat.

"Lemah... Leaping tornado!!!" Megumi tiba-tiba muncul di belakang Taketsa dengan sangat cepat. "Berakhir sudah!!!"

JRAAAAT!!!

Punggung Taketsa terkena tebasan Megumi, Taketsa langsung terpental mengenai tembok yang sangat keras, air yang melindunginya mulai menghilang. "Ahhh... Aku... Kalah...?"

Judo muncul di sebelah Taketsa, lalu ia melihat kondisi Taketsa. "Taketsa tidak bisa melanjutkan pertarungnya, itu artinya Megumi Ryouma memenangkan pertandingan ini." Judo menunjuk Megumi.

"BAIKLAAAAAAAH!!!" Ucap Rina dan Korrina dengan sangat bangga melihat Megumi yang tidak bermain-main dengan musuhnya, biasanya dia selalu bermain dan menghabiskan banyak waktu, tapi sekarang... Dia menghabiskannya dalam sekejap.

"Hebat sekali... Aku merasa beruntung lagi bahwa Megumi tidak menggunakan Phantom Fury kepadaku..." Ucap Shira dengan sangat kaget.

"Shira." Homura tersenyum.

Shira melirik kepada Homura. "Pokoknya kau harus liat dengan kedua matamu itu... Homura Flames!" Homura tersenyum dengan sangat manis.

"Hmph. Tentu saja." Shira mengangguk.

Megumi berubah kembali menjadi wujud normalnya, ia mulai merasa sedikit kelelahan oleh efek Phantom Fury. "Hah... hah..."

Megumi berjalan pergi menghampiri ruangan VIP. Dan para perawat mulai membawa Taketsa pergi karena ia jatuh pingsan.

Judo muncul kembali di tempat juri. "TADI ITU ADALAH PERTARUNGAN YANG SPEKTAKULER YANG DILAKUKAN OLEH MEGUMI RYOUMA..."

"APAKAH DIA AKAN MEMENANGKAN LIGA INI DENGAN SIHIR PHANTOM FURY!?" Ucap Judo dengan sangat serius.

"Seperti yangku harapkan dari Megumi... Neko Legenda yang dapat membuka potensi kecepatan dan kekuatan." Rionald merasa terkesan.

"Dan sekarang pukul jam 6 sore dan hampir menjelang malam... Kita akan melanjutkan ke pertandingan selanjutnya yaitu..."

"KATSURAGI YAMIYAKI VERSUS HOUTA RYU!!!"

Korrina menghampiri Shira dengan wajah yang sangat serius. "Shiratori."

Shira melirik kepada Korrina dengan wajah yang kebingungan. "Ada apa, dewi Korrina?" Tanya Shira.

"Kamu akan bertanding di pertandingan ke tiga ya?"

"Setelah ini!"

"Bisakah aku mengambil Grand Sacred sebentar?" Tanya Korrina dengan sangat serius.

"Ehh? Silahkan..." Shira mengeluarkan Grand Sacred yang berada di belakangnya, lalu ia memberikannya kepada Korrina. Korrina mengambilnya lalu ia berjalan menghampiri sofa dan mencoba untuk memperbaikinya menjadi lebih baik karena Grand Sacred terasa sudah retak dan juga berkarat, jadi itu akan kurang kuat untuk turnamen ini.

Korrina mulai menyentuh logam tersebut dengan sangat teliti. Rina menoleh kepada Shira. "Mamaku sekarang sedang membuat pedang Grand Sacredmu menjadi lebih baik."

"B-Begitu ya...?"

Megumi masuk ke dalam ruangan itu dengan wajah yang lelah, Rina langsung menghampiri Megumi, lalu dia memeluk Megumi dengan sangat bangga. "Megumi! Selamat ya."

"Hehe, terima kasih." Megumi tersenyum.

Shira dan Homura menghampiri Megumi. "Pertarungan yang hebat, Megumi." mereka berdua tersenyum.

"Hehe... Kalian berdua juga harus menang! Aku akan menunggu kalian di final!" Megumi tersenyum.

Shira dan Homura mengangguk. "Itu adalah sebuah janji!" Shira dan Homura mengeluarkan jempolnya kepada Megumi. Megumi membalasnya dengan memberi mereka jempol juga.

Rina tersenyum. "Hmm... Aku mulai menyukainya."

"Rina, jika kamu berpetualang dengan mereka... Menggunakan kekuatan dewimu itu hanya akan membuatnya menjadi membosankan, jangan lakukan itu." Ucap Korrina dengan sangat serius.

"Baiklah, mama." Rina tersenyum.

Korrina... Gadis yang berambut pirang dan juga sangat panjang menghampiri Shira dengan memegang pedang yang baru ia buat. "Shiratori..."

Shira melirik kepada Korrina dan ia langsung melihat pedang barunya, ia langsung merasa sangat terkejut. "Ahh!"

"Grand Heaven... Grand Sacred yang kamu kenal sekarang telah berevolusi menjadi sesuatu yang baru. Cobalah." Korrina tersenyum.

Shira, Homura dan Megumi langsung terkejut melihat Grand Heaven yang bersinar. Pedang itu terasa baru dan juga lebih kuat dari sebelumnya. "Dewi Korrina... T-Terima kasih!" Shira merasa sangat bersyukur dan juga sangat senang.

"Hehe, sama-sama... Rawat baik-baik

pedang Grand Heaven itu dengan takdirmu, Shira." Korrina tersenyum, lalu ia menghampiri sofanya kembali.

Shira mulai mengayunkan pedangnya dan ternyata setiap ia mengayunkan pedang itu, terdapat sebuah cahaya mengikuti pedangnya dan juga bersuara seperti lightsaber. "H-Hebat..."

"Wahhhh!!! Hebat, Shira! Kamu mendapatkan pedang yang sangat layak!" Homura merasa sangat bahagia untuk Shira.

"Tidak dipercaya... Apakah itu berat, Shira?" Tanya Megumi.

"Ini sangat berat, tetapi aku akan terbiasa dengan keberatan ini." Shira terus mengayunkannya tanpa henti.

"Yang penting, Shiratori..." Ucap Rina.

Shira melirik kepada Rina. "Ada apa?" Rina tersenyum. "Kau harus menang dalam pertandinganmu!" Rina mengeluarkan jempolnya.

"Dimengerti!" Shira mengeluarkan jempolnya.

"Ngomong-ngomong, Megumi... Aku ingin mengetahui tentang efek dari Phantom Fury ini." Ucap Shira dengan sangat serius.

"Itu seperti power-up... Menambahkan kedua speed dan strength milikku menjadi 100 kali lipat, dan juga aku bisa bertarung menggunakan cakar kucingku yang sangat mematikan. Dan setiap detik kekuatan dan kecepatanku akan dikalikan 100 terus. " Megumi tersenyum.

"Hahaha. Shiratori, kau tidak tau ya betapa mengerikannya Legenda Neko itu..." Korrina tertawa.

Shira melirik kepada Korrina. "Apa maksudmu?" Korrina tersenyum. "Legenda Neko memiliki ciri khas sendiri dimana dia bisa membuat pedang dengan sepuluh cakarnya yang sangat tajam... Tapi, bukan hal itu saja yang mengerikan, setiap kau melukai seorang legenda Neko... Dia akan langsung mengeluarkan Fury modenya."

"Fury mode...?"

"Iya, nenek dari Megumi lah yang membuat sihir itu sendiri dan sekarang... Sihir itu telah menyebar di seluruh Legenda Neko..."

"Begitu ya--"

"Dan Neko Legenda bisa berubah menjadi sosok yang berbahaya bernama Beast Neko. Tapi sekarang kita jarang melihatnya karena Starlight telah di hancurkan agar para Legenda Neko tidak berubah menjadi sosok mengerikan itu."

"Tunggu... Apa maksudmu beast?!" Shira langsung terkejut mendengar perkataan beast.

"Dia akan berubah menjadi makhluk ganas yang besar dengan kekuatan yang tidak terbayangkan... " Korrina tersenyum.

Shira merasa sangat terkesan mendengarnya. Ia langsung melirik kepada Megumi dan mulai mengusap rambutnya. "Kamu hebat, Megumi."

"Hal yang lebih penting adalah... Jika kamu kalah, aku tidak akan memaafkan dirimu, Shira..." Ucap Megumi dengan sangat serius.

"Iya, aku pasti menang--"

"DAN PEMENANGNYA ADALAH KATSURAGI YAMIYAKI DENGAN ELEMEN AIRNYA YANG SANGAT MENAKJUBKAN!!!" Tiba-tiba pertandingan kedua telah berakhir dengan sangat cepat, hingga Shira tidak sempat melihatnya.

"Wahhh... Pengguna Elemen Air yang cukup mahir juga..." Rina tersenyum.

"Ehh?" Shira dan Megumi terkejut bahwa mereka berdua melewatkan pertandingan kedua itu. "Sial..." Shira dan Megumi terjatuh.

"Woi, Shiratori!" Ucap Rina dengan sangat serius.

Shira melirik kepada Rina. "Ada apa?"

"Pertandinganmu akan di mulai loh! Bersiaplah!!!" Ucap Rina dengan sangat serius.

"Ahh, iya!" Shira bangkit dari lantai dan ia mulai berjalan menghampiri pintu keluar. "Tunggu sebentar, Shira!" Homura menghampiri Shira.

Shira berhenti berjalan, lalu ia melirik kepada Homura. Tiba-tiba Homura menyerang Shira dengan mencium pipi kanannya di depan mereka bertiga. Shira langsung tersipu malu. "Menanglah..." Homura mengeluarkan jempolnya.

Shira tersenyum, lalu ia memegang pipi kirinya. "Itu sebuah janji!" Shira menyerang balik dengan mencium pipi kirinya, lalu ia pergi meninggalkan ruang itu.

Homura tersenyum. Tiba-tiba Rina mulai bersiul melihat mereka bermesraan. Homura terkejut, lalu ia melirik ke belakang dimana Rina sedang tersenyum.

"Homura~~~ Kamu ini 'kan udah besar... Bisa nikah dan juga mengandung anak loh~ Gimana kalau kamu menikah sama Shiratori saja dan langsung membuatkan aku sebuah cucu--"

PRAAAG!!!

Kepala Rina tiba-tiba kena pukul oleh Korrina, ia rasa Rina terlalu cepat untuk menyarankan hal itu. Korrina melirik kepada Homura. "Homura sayang~ Jangan dengarkan Mamamu yang bodoh ini tentang mengandung anak. Menikahlah dulu..." Korrina tersenyum.

"Y-Ya."

"Sakit tau, Mama bodoh!!!" Rina memegang kepalanya yang terkena pukulan Korrina. "Kamu selalu saja bersikap bodoh... Hadeuh..." Korrina menghela nafasnya

"Pokoknya kita lihat pertarungan Shira sekarang juga." Megumi menghampiri jendela besar dengan wajah yang tak sabar.

***

Shiratori Alvin Vs Urata Mueda

"Mari kita lanjutkan dengan pertandingan terakhir yaitu... Seorang saint Legenda yang sangat langka dan juga tinggal di Legenia... SHIRATORI ALVIN!!!" Judo tersenyum, lalu ia menunjuk Shira yang sedang berjalan menuju arena.

Shira menginjak beberapa rumput yang basah dan itu terasa tidak nyaman untuk di injak.

"Dan lawannya adalah seorang dari Guild bernama The Raid... Dia juga kuat dan juga licik... Seorang Elf Legenda bernama Urata Mueda!!!" Judo menunjuk Urata.

Urata dan Shira mulai saling menatap satu sama lain. "Bos bilang bahwa aku harus mengalahkanmu dan juga menghancurkan dirimu disini, legenda amatiran..." Urata mengeluarkan kedua rantainya yang sangat besar dan juga panjang.

"(Defense yang cukup besar... Bahkan physicalnya... Aku harus bermain aman...)" Shira bisa merasakannya, ia dengan cepat mengeluarkan pedangnya, lalu ia mulai berpose kuda-kuda berpedangnya.

"Dan sebelum itu kita akan menggantikan arenanya." Judo mengubah arena tersebut menjadi arena gunung.

"Baiklah..." Shira mulai serius.

"BERSIAP...!!!"

"Lawan Shiratori ini cukup tangguh juga, dia pernah masuk semi final melawan kamu 'kan, Homura?" Tanya Korrina.

"Iya... Walaupun begitu, Shira tidak memiliki tujuan untuk kalah sama sekali." Homura menyilangkan kedua lengannya.

"MULAI!!!" Teriak Judo.

"CHAINS OF DOOM!!!" Urata mengayunkan kedua rantainya dengan sangat cepat menuju Shira, itu bahkan mampu membuat gunung yang berada di sekitar mereka terbelah.

"HAAA!!!" Shira menahannya dengan pedangnya, tiba-tiba rantai satunya lagi mengenai pipi Shira dengan sangat cepat.

PRAAKKK!!!

Shira terdorong mundur, hingga pipi yang terkena rantai tersebut mulai berdarah. "Hmph... Jadi begitu ya..." Shira mengusap darahnya.

Shira menutup kedua matanya. "DIVINITY UNLEASHED!!!" Shira mulai bersinar, lalu beberapa detik kemudian ia berhenti bersinar.

"Divinity unleashed? Sihir yang cukup bagus juga tuh..." Rina terkejut.

"Sihir macam apa itu, Mama?" Tanya Homura.

"Itu adalah sihir yang dapat mengisi energi sihirmu menjadi maksimal... Sepertinya Shira berencana untuk mengakhiri Urata dengan sihir."

CLAAANG!!! CLAAAANG!!!

Shira berhasil melindungi dirinya dari rantai tersebut dengan pedangnya.

"ROCK HAMMER!!!" Urata mengeluarkan sihir tanahnya, dan tiba-tiba beberapa palu batu mulai muncul di belakang Urata, palu tersebut terbang menuju arah Shira, lalu mulai menyerang menuju arah Shira

Kedua mata Shira bersinar. "RELEASE... HEXA POWER DISC!!!" Shira memutarkan pedangnya seperti putaran tornado yang menuju arah palu itu, dan pedang tersebut mulai mengeluarkan cahaya yang sangat terang, hingga membelah palu-palu itu.

"PERLINDUNGANMU KOSONG!!!" Urara tersenyum, lalu ia mengayunkan kedua rantainya.

Shira menahan rantai kiri dengan pedangnya, lalu ia menggunakan sihir Light Binds untuk membelit rantai kanannya dan itu berhasil membelit rantai tersebut. "RASAKAN INI!!!" Shira berputar, lalu ia melempar Urata ke arah gunung.

"Sialan!!!" Urata berputar.

"LIGHT SHOT!!!" Shira menembakan sebuah sihir cahaya seperti senjata pistol menuju arah Urata.

Urata memukul tanah dengan kedua rantainya, lalu ia terpental menuju arah Shira. "Pergerakan yang sangat lamban..." Shira memutar pedangnya, lalu pedangnya mulai bersinar.

Shira melompat ke arah Urata. Urata mengayunkan kedua rantainya dan tiba-tiba Shira terkena dengan kedua rantai tersebut. Shira terpental menuju arah tanah dengan sangat kuat.

"STONE WALL!!!" Sebuah tembok mulai menimpa Shira dari atas dengan sangat kuat.

BRRAAAAGGG!!!

"AGGGGGGHHHHHH!!!" Shira bisa merasakan kesakitan itu, ia langsung mendorong tembok itu dari tubuhnya.

Shira melihat Urata mengayunkan kedua rantainya lagi, tetapi Shira mengayunkan pedangnya selagi menghampirinya.

CLAAANG!!! CLAAANG!!!

"Sial...!" rantai-rantai Urata mulai menjadi dua pedang panjang, ia mulai lari menghampiri Shira.

Mereka berdua mulai mengayunkan pedang mereka dengan bersamaan.

CLAAANG!!! CLAANG!!!

Shira mundur, tetapi Urata menyerangnya tanpa memberi Shira peluang untuk mundur dan menggunakan sihirnya.

CLAANG!!! JRETT!!

Kedua pedang Urata mengenai kedua lengan Shira dengan cara bersamaan, hingga kedua lengannya terluka, Shira mulai mundur, lalu ia menatap pedangnya.

"Aku masih belum mengerti... Tapi, mohon kerja samanya, Grand Heaven..." Shira memutar pedangnya.

Urata melompat menuju arah Shira dengan sangat cepat. "HAAAAAAHHHH!!!" Urata mengayunkan kedua pedangnya. Shira mengayunkan pedangnya dengan wajah yang sangat kesal.

PRAAAKKK!!!

Pedang yang Urata pegang di tangan kirinya hancur oleh cahaya dari pedang itu. Shira berputar, lalu ia menendang Urata dengan sangat kuat, hingga ia terdorong mundur.

"SIALAN!!! CHAIN OF DESTRUCTION!!!" Pedang terakhir Urata mulai menjadi rantai lagi, ia mulai memutar rantainya dengan sangat cepat.

Shira mulai berkonsentrasi. Ia tidak ingin lengah dari serangan mematikan itu. "RASAKAN INI!!!" Urata mengayunkan rantainya kepada Shira

"Pedangku... Akan membawaku kepada cahaya kemenangan!!! HEXA EXECUTION DISC!!!" Shira melompat ke arah rantai itu, lalu ia melakukan 50 hit kepada rantai itu, sehingga rantai tersebut belah menjadi kepingan kecil. "HYAHHH!!!" Shira melempar Light Binds ke arah Urata dan Light binds tersebut mulai membelit seluruh tubuhnya. "Ti-Tidak...!!!"

Shira menarik Urata kepada dirinya. "TIDAAAAKKK!!!" Shira mengayunkan pedangnya.

JREETTT!!!

Pipi kanan Urata mulai berdarah dengan sangat banyak, ia berputar, lalu melempar Urata ke arah langit.

"LIGHT OF JUDGEMENT!!!" Shira menembakan cincin cahayanya yang sangat besar ke arah Urata.

BAAAAAAAAAMMM!!!

Semua Legenda mulai menutup mata mereka dari sinar yang sangat kuat itu. "... ..." Shira memasukan pedangnya kembali di belakang punggungnya.

Urata terjatuh dari atas langit dan ia langsung pingsan. Judo muncul di sebelahnya, lalu ia mulai melihat kondisinya. "Hmmm..."

"Pemenangnya adalah... SHIRATORI ALVIN!!!" Judo menunjuk Shira.

"ITU ARTINYA DIA AKAN MELANJUTKAN KE PERTANDINGAN DUAAAAAA!!!"

Para penonton mulai bertepuk tangan dan terkesan bahwa mereka melihat sebuah Saint yang cukup kuatm

"BAIKLAH!!!" Homura dan Megumi tersenyum. Mereka berdu merasa sangat senang sekali.

"Hmph, tidak buruk juga, Shiratori... Dia benar-benar hebat ." Rina menyilangkan kedua lengannya, lalu ia tersenyum dengan sangat bangga.

"Hebat sekali... Pertarungan yang hebat! Nice fight." Korrina bertepuk tangan dengan sangat senang.

Shira berjalan pergi dari arena dengan mencoba untuk memulihkan dirinya sendiri, walaupun dia sering berlatih tapi dia selalu terluka.

Rionald menyilangkan kedua lengannya. "Saint Legenda yang cukup tangguh... Dia baru, tapi dia udah sekuat ini. Apakah Shiratori Alvin bisa membuatku menjadi kuat...?" Rionald tersenyum.

Para perawat mulai menghampiri Urata, lalu membawa tubuhnya untuk di pulihkan, Judo muncul di tempat juri. "BAIKLAH SEMUANYA!!! KITA AKHIRI HARI PERTAMA DARI LIGA INI SEKARANG JUGA..."

"TETAPI... KITA BESOK AKAN MEMILIKI PERTANDING JUGA SAMA SEPERTI BIASANYA!!!"

"JANGAN DI TINGGALKAN YAAAAAA!!!"

Korrina melirik kepada Homura. "Homura, kapan kamu bertanding lagi?" Tanya Korrina dengan sangat serius.

"Lusa. Di pertandingan pertama..." Homura tersenyum.

"Begitu ya? Jadi besok kalian berlatih atau melakukan aktifitas yang lain selain menonton pertandingan."

"Ehh? Kenapa?" Tanya Rina.

"Melakukan aktifitas saja sudah cukup untuk membuatmu kuat, tapi terserah kalian sih jika kalian ingin menonton pertandingan kedua... Aku tidak akan datang." Korrina menyilangkan kedua lengannya.

"Begitu ya? Gimana kalau beristirahat saja?" Rina tersenyum.

"Itu ide bagus." Homura tersenyum, dan Megumi menggangguk.

"Baiklah... Jadi, sampai jumpa lagi nanti lusa!" Korrina menghilang dengan sangat cepat seperti cahaya yang terbenam.

Terpopuler

Comments

Fatur

Fatur

mirip kirito di sword art online tapi versi ada sihir

2020-04-21

1

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3 Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4 Chapter 3 - Cahaya Harapan
5 Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6 Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7 Chapter 6 - The Raid
8 Chapter 7 - Sihir-sihir
9 Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10 Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13 Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14 Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15 Chapter 13 - Firasat Buruk
16 Chapter 14 - Ultra Power Legend
17 Chapter 15 - Latihan Keras
18 Chapter 16 - Saint Legenda
19 Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20 Chapter 18 - Iblis baik hati
21 Chapter 19 - Ilusi Dewi
22 Chapter 20 - Potensi Penuh
23 Chapter 21 - Saint Enchanted
24 Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25 Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26 Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27 Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28 Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29 Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30 Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31 Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32 Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33 Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34 Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35 Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36 Chapter 34 - Kehancuran
37 Chapter 35 - Salam Perpisahan
38 Chapter 36 - Surat Nikah
39 Chapter 37 - Menikmati momen
40 Chapter 38 - Eternal
41 Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42 Chapter 40 - Omni-Dewa
43 Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44 Chapter 42 - Gerhana Matahari
45 Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46 Chapter 44 - Kehidupan kedua
47 Chapter 45 - Perjalanan baru
48 Chapter 46 - Neraka Astral
49 Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50 Chapter 48 - Kembali Bertemu
51 Chapter 49 - Pesta
52 Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53 Chapter 51 - Dimensi Saint
54 Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55 Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56 Chapter 54 - Temple of the Saint
57 Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58 Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59 Chapter 57 - Comeback
60 Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61 Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62 Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63 Chapter 61 - Saint Hybrid
64 Chapter 62 - Xuusuatouri
65 Chapter 63 - Shuri
66 Chapter 64 - The Truth is...?
67 Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68 Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69 Chapter 67 - Homura vs Homuze
70 Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71 Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72 Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73 Chapter 71 - Pemulaian Baru
74 Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75 Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76 Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77 Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78 Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79 Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80 Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81 Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82 Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83 Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84 Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85 Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86 Chapter 84 - Segel
87 Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88 Chapter 86 - The God of Oath (I)
89 Chapter 87 - The God of Oath (II)
90 Chapter 88 - The God of Oath (III)
91 Chapter 89 - A New God for Touri
92 Chapter 90 - Upacara Resmi
93 Chapter 91 - Omni-Touri
94 Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95 Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96 Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97 Chapter 95 - Segalanya
98 Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99 Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100 Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101 Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102 Chapter 100 - Gerhana Bulan
103 Chapter 101 - Ritual Shinigami
104 Chapter 102 - Kontrak Clare
105 Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106 Chapter 104 - Demi Air Suci
107 Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108 Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109 Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110 Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111 Chapter 109 - Mugen no Kensei
112 Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113 Chapter 111 - Rencana Kedua
114 Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115 Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116 Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117 Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118 Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119 Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120 Chapter 118 - Malam yang Kacau
121 Chapter 119 - Elf
122 Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123 Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124 Chapter 122 - Bebaskanlah
125 Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126 Chapter 124 - Hyugen
127 Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128 Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129 Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130 Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131 Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132 Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133 Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134 Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135 Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136 Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137 Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138 Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139 Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140 Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141 Chapter 139 - Seperti biasanya
142 Chapter 140 - Giant
143 Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144 Chapter 142 - Umpan
145 Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146 Chapter 144 - Grimoire of Oath
147 Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148 Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149 Chapter 147 - Pahlawan
150 Chapter 148 - Batu Nisan
151 Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152 Chapter 150 - Dimensi
153 Chapter 151 - Alternatif
154 Chapter 152 - Palsu dan Asli
155 Chapter 153 - Haruka
156 Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157 Chapter 155 - True Dimensional Cage
158 Chapter 151 - Permulaan Baru
159 Chapter 152 - Pilihan Sulit
160 Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161 Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162 Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163 Chapter 156 - Roh
164 Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165 Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166 Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167 Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3
Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4
Chapter 3 - Cahaya Harapan
5
Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6
Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7
Chapter 6 - The Raid
8
Chapter 7 - Sihir-sihir
9
Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10
Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13
Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14
Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15
Chapter 13 - Firasat Buruk
16
Chapter 14 - Ultra Power Legend
17
Chapter 15 - Latihan Keras
18
Chapter 16 - Saint Legenda
19
Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20
Chapter 18 - Iblis baik hati
21
Chapter 19 - Ilusi Dewi
22
Chapter 20 - Potensi Penuh
23
Chapter 21 - Saint Enchanted
24
Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25
Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26
Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27
Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28
Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29
Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30
Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31
Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32
Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33
Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34
Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35
Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36
Chapter 34 - Kehancuran
37
Chapter 35 - Salam Perpisahan
38
Chapter 36 - Surat Nikah
39
Chapter 37 - Menikmati momen
40
Chapter 38 - Eternal
41
Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42
Chapter 40 - Omni-Dewa
43
Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44
Chapter 42 - Gerhana Matahari
45
Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46
Chapter 44 - Kehidupan kedua
47
Chapter 45 - Perjalanan baru
48
Chapter 46 - Neraka Astral
49
Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50
Chapter 48 - Kembali Bertemu
51
Chapter 49 - Pesta
52
Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53
Chapter 51 - Dimensi Saint
54
Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55
Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56
Chapter 54 - Temple of the Saint
57
Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58
Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59
Chapter 57 - Comeback
60
Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61
Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62
Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63
Chapter 61 - Saint Hybrid
64
Chapter 62 - Xuusuatouri
65
Chapter 63 - Shuri
66
Chapter 64 - The Truth is...?
67
Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68
Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69
Chapter 67 - Homura vs Homuze
70
Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71
Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72
Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73
Chapter 71 - Pemulaian Baru
74
Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75
Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76
Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77
Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78
Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79
Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80
Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81
Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82
Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83
Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84
Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85
Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86
Chapter 84 - Segel
87
Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88
Chapter 86 - The God of Oath (I)
89
Chapter 87 - The God of Oath (II)
90
Chapter 88 - The God of Oath (III)
91
Chapter 89 - A New God for Touri
92
Chapter 90 - Upacara Resmi
93
Chapter 91 - Omni-Touri
94
Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95
Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96
Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97
Chapter 95 - Segalanya
98
Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99
Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100
Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101
Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102
Chapter 100 - Gerhana Bulan
103
Chapter 101 - Ritual Shinigami
104
Chapter 102 - Kontrak Clare
105
Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106
Chapter 104 - Demi Air Suci
107
Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108
Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109
Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110
Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111
Chapter 109 - Mugen no Kensei
112
Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113
Chapter 111 - Rencana Kedua
114
Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115
Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116
Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117
Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118
Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119
Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120
Chapter 118 - Malam yang Kacau
121
Chapter 119 - Elf
122
Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123
Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124
Chapter 122 - Bebaskanlah
125
Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126
Chapter 124 - Hyugen
127
Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128
Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129
Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130
Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131
Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132
Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133
Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134
Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135
Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136
Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137
Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138
Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139
Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140
Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141
Chapter 139 - Seperti biasanya
142
Chapter 140 - Giant
143
Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144
Chapter 142 - Umpan
145
Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146
Chapter 144 - Grimoire of Oath
147
Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148
Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149
Chapter 147 - Pahlawan
150
Chapter 148 - Batu Nisan
151
Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152
Chapter 150 - Dimensi
153
Chapter 151 - Alternatif
154
Chapter 152 - Palsu dan Asli
155
Chapter 153 - Haruka
156
Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157
Chapter 155 - True Dimensional Cage
158
Chapter 151 - Permulaan Baru
159
Chapter 152 - Pilihan Sulit
160
Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161
Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162
Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163
Chapter 156 - Roh
164
Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165
Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166
Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167
Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!