"Ummm... Uhh..." Shira perlahan-lahan membuka kedua matanya, hal yang pertama dia sadari adalah dia berada di atas kasur yang sangat empuk. "Dimana aku...?"
Seorang gadis dewasa berambut panjang dan di ikat seperti ekor kuda memasuki ruangan dimana Shira berada. "Selamat pagi, Shira... Sepertinya kamu udah membaik ya?" Tanya gadis itu.
Shira melirik kepada gadis tersebut. "Kau siapa...?" Tanya Shira selagi perlahan bangkit dari tempat tidur-nya.
"Homura Ghifari. Panggil saja Homura... Jangan khawatir tentang masalah yang kamu hadapi kemarin, semuanya telah berakhir dan akulah yang menyelamatkan hidupmu... " Homura duduk di atas kursi sebelah Shira.
"Cih... Ugh..." Shira memegang kepala-nya yang terasa sangat pusing, ia tiba-tiba menyadari bahwa janggut dan kumisnya telah hilang, itu terasa bahwa janggut dan kumisnya seperti dicukur seseorang. Shira memegang dagunya dan tidak ada janggut disana, itu telah dicukur.
"Hah!? Apa yang!? Kamu mencukur janggut dan kumisku ya!?" Tanya Shira dengan wajah yang sangat panik. Shira tanpa janggut dan kumis terlihat lebih tampan dan lebih muda.
"Iya, aku jual janggut dan kumis itu untuk sebuah diamond." Homura mengeluarkan kartunya lalu ia meperlihatkannya kepada Shira.
Ternyata kumis dan janggut itu berharga lebih dari 50.000 Diamond. "APA YANG TELAH KAU LAKUKAN!?" Tanya Shira dengan sangat marah. Legenda tidak akan pernah tumbuh janggut dan kumis dalam seumur hidup mereka.
"Aku hanya membantumu loh... Lagian Legenda tidak layak memilikinya." Homura mengambil kartu Shira lalu ia menepatkan kartu Shira di atas kartunya. 50.000 diamond lebih mulai transfer ke dalam kartu Shra.
"Ini. Sama-sama." Homura memberi kartu tersebut kepada Shira, Shira mengambilnya.
"Hahhhh..." Shira mengambil kartunya, ia bisa melihat dirinya sendiri yang terlihat sangat berbeda. Dia terlihat lebih tampan dari sebelumnya.
Shira mulai menyadari sesuatu tentang Megumi, dia rasa Megumi selamat karena dia ingin bahwa dirinya telah menyelamatkannya. "M-Megumi dimana!?" Tanya Shira dengan sangat serius.
"Dia sedang berlatih diluar." Homura menunjuk ke arah jendela dimana jendela itu memperlihatkan daerah taman dimana Megumi sedang berlatih dengan kedua kuku jarinya yang sangat tajam.
"Syukurlah..." Shira merasa sangat lega melihat Megumi baik-baik saja.
"Ehem, maaf, aku belum terlalu memperkenalkan diriku ini, aku Homura Ghifari, seorang dewi yang berlatih untuk menjadi yang terkuat. " Homura tersenyum, lalu ia memberi tangan kanan-nya untuk bejabat tangan dengan Shira.
"(DEWI...!?)"
"Shiratori Alvin, seorang Saint dan aku masih amatiran. Salam kenal, Homura." Shira dan Homura mulai berjabat tangan.
Homura menunjukan kartunya kepada Shira untuk melihat stats-nya. "Stats yang cukup lumayan bagi seorang amatiran. Saint Legend memang mempunyai stats yang cukup rendah." Homura sedang menganalisa stats Shira yang begitu seimbang.
Shira menunjukan kartunya kepada Homura untuk melihat stats miliknya. "Hmmm..."
Homura Ghifari - Goddess
Strength - B+++
Defense - B+
Speed - B
Intellegence - B
Physical - C+
Technique - A+++
Summon - C-
Magic - A
Element - Fire
Unique Skill - Become one with the Flames
"Stats milikmu cukup besar juga... Jadi ini stats dewi legenda ya...?(Sungguh mengerikan, mungkin dia berusaha keras untuk mencapai stats seperti ini.)" Ucap Alvin dengan sangat serius.
"Bagaimana kalau kita berlatih, Shira? Stats dan atribut kita bisa saja naik." Homura tersenyum.
"Ehh? Tapi aku pasti akan kalah oleh seseorang yang lebih mahir dari diriku ini..." Shira menghela nafasnya.
"Jangan menjadi legenda yang pengecut, mari kita coba." Homura berjalan keluar dari kamar-nya dengan wajah yang serius.
Shira melihat kedua tangannya. Ia mulai mengumpulkan keberaniannya. "Baiklah...!"
***
Shira melihat Megumi sedang beristirahat di atas tanah dengan wajah yang lelah. "Hah..." Megumi menghela nafasnya.
Shira menghampiri Megumi. "Megumi, kamu baik-baik saja?"
Megumi melirik kepada Shira. "Tidak terlalu, ayahku di culik oleh seorang legenda yang bertopeng merah dan hitam itu... Aku tidak bisa mencarinya kemana-mana dan bahkan rumahku hancur..." Megumi meneteskan air matanya.
"Semua itu pasti salahku ya? Karena kamu harus mengajariku semuanya, hingga rumahmu tiba-tiba hancur..." Shira merasa sangat bersalah karena ia selalu di bantu oleh Megumi.
"Jangan menyalahkan dirimu sendiri, Shira. Jika aku tidak ikut denganmu... Aku pasti akan mati disana." Megumi tersenyum.
"Ya, tapi..."
"Hoi! Shira, apakah kita mau berlatih atau tidak?" Tanya Homura dengan wajah yang serius.
Shira melirik kepada Homura, lalu ia mulai bersiap. "Majulah, Homura..."
"Oi... Jangan bilang kau belum mengetahui tentang sistem duel..." Homura menghela nafasnya melihat Shira yang sedang bersiap untuk menahan, jika Homura menyerangnya duluan maka Shira tidak akan merasa kesakitan karena daerah kota Legenia di lindungi oleh sebuah Force Field, kecuali rumah Megumi karena rumahnya tidak mengenai Force Field.
Homura mengeluarkan kartunya. "Duel..."
Kartu Homura mulai melayang di atas kepalanya. Shira mulai melakukan hal yang sama seperti Homura. "Duel." Kartu Shira mulai melayang di atas kepalanya.
Megumi berdiri. "Homura, tunggu bentar..."
"Hah?" Homura mulai kebingungan. Shira melirik kepada Megumi dengan wajah yang kebingungan juga, Megumi mulai berbisik kepada Shira. "Pertempuran kau bersama Zered membuatmu menjadi lebih bodoh ya?"
"Hah...? Apa maksudmu?" Tanya Shira dengan wajah yang sangat serius.
"Homura ini termasuk sepupu-ku loh!!! Dia ini anak dewi dari segala legenda!!! Dan kau tau jika dewi punya anak 'kan? Dia juga dewi legenda, bodoh!!!" Ucap Megumi dengan wajah yang sangat serius, Megumi mempunyai perasaan buruk bahwa Shira akan kalah lebih cepat dalam pertempuran ini.
Shira tiba-tiba langsung tersenyum penuh dengan percaya diri. "Jangan khawatir... Ini sepertinya akan lebih menyenangkan yang aku pikirkan, aku ingin mempunyai pengalaman melawan seorang dewi!" Shira menunjuk Homura dengan wajah yang serius.
"Haha... Saint yang cukup menarik, mari kita lihat caramu berkelahi, apakah kau layak menjadi seorang Legenda!?" Sebuah api yang sangat panas mulai melingkari kaki Homura.
"... ..." Shira mulai bersiap.
Kartu mereka mulai berputar. "DUEL START!!!" Ucap mereka berdua dengan sangat serius.
JREEETT!!!
Homura melompat ke arah Shira dengan sangat cepat, lalu memukulnya dengan sangat kuat.
CLAAAANNNGGG!!!
Shira menahannya dengan kedua pedang-nya, dia berhasil menahannya tetapi dia terdorong ke belakang dan mengenai sebuah pohon. "H-Hebat..." Kedua lengan Shira mulai bergetar oleh pukulan Homura.
"Kedua tangan-ku sampai keram dan terasa kesemutan... Jadi ini kekuatan seorang dewi ya...?" Shira tersenyum dengan sangat serius.
"Tapi, bagaimana dengan taman rumah-mu ini, Homura? Ini semua akan hancur loh."
"Jangan mengkhawatirkan soal itu, tanamku ini akan kembali seperti semula oleh Force Field. Hal yang terpenting dan yang harus kau perhatikan adalah jangan menahan diri... Atau kau akan mati." Homura lari menghampiri Shira dengan sangat cepat.
Homura menendang Shira, tetapi Shira menahannya dengan kedua pedangnya, Shira mundur dari jarak Homura agar ia tidak menyerang dengan elemen apinya. "HAAAAHHH!!!" Shira melempar kedua pedangnya yang berputar menuju arah Homura, tetapi Homura menendang pedang-pedang ersebut.
"Sial--"
"SPARKING FLAMES!!!" Homura mengeluarkan sihir apinya dengan kedua tangan-nya, api yang bersinar mulai bergerak menghampiri Shira.
BAAAAMMM!!!
Shira menahannya dengan kedua lengannya, itu adalah cara yang buruk untuk menghindari sihir api karena itu akan menimbulkan luka bakar di kedua lengannya. "P-Panas..."
"Jika kau tidak akan menyerang, itu akan membuatku lebih bersemangat!" Homura bergerak menghampiri Shira, lalu ia memukul Shira dengan sangat cepat dan beberapa kali untuk melukainya.
Shira menahannya dengan sekuat tenaga. "Cih... Ngghh..."
Di suatu tempat... Kastil Legenia, dimana para penjaga sedang merayakan sebuah pesta pernikahan Pangeran Legenia walaupun pangerannya sekarang sedang pergi untuk bulan madunya. Setiap kota Legenda pasti akan mempunyai sebuah pangeran yang memimpin para penduduknya.
"Mari kita bersulang untuk merayakan pernikahan Pangeran Rionald." Wakil pangeran bernama Beroma mengangkat gelas minuman khas legendanya dengan wajah yang sangat senang.
"Mmmmmm hmmmm! Minuman anggur ini memang membuat seluruh tubuh bersemangat untuk menjaga kedamaian kota Legenia." Seorang penjaga menikmati minuman tersebut.
"Jadi ini kenapa kau memanggilku kesini ya...?" Tiba-tiba seorang dewi mulai berbicara kepada Beroma dari belakang, wajahnya terlihat sangat kesal selagi melayang. Dewi itu merasa sangat kesal karena dipanggil untuk merayakan sebuah pernikahan yang tidak berguna.
Beroma melirik ke belakang dan ia langsung menjatuhkan gelasnya dengan wajah yang sangat kaget. "Ahhhhhh... Dewi dari segala legenda... Dewi Mortem..."
Semua legenda mulai bangkit dari tempat duduk mereka, lalu mereka mulai berlutut kepadanya penuh dengan kehormatan. "Dewi Mortem..."
"Biarkan aku memberimu sebuah kursi untuk duduk, Dewi Mortem." Beroma mengambil kursinya lalu ia memberikannya kepada Mortem, tetapi Mortem mengabaikannya dengan wajah yang kasar dan marah. "Hmph... Aku memilih untuk melayang."
"Ahh, baiklah. Saya memilih untuk berdiri juga." Beroma menendang kursinya mundur.
Beroma menoleh kepada para legenda yang berada di depannya. "Karena Dewi Mortem telah hadir di pernikahan, mari kita lanjutkan perayaan ini--"
"DIAMLAH, LEGENDA TOLOL!!!" Jawab Mortem dengan sangat kesal melihat perayaan yang tidak pantas untuk seorang Legenda. Mortem mendarat di atas karpet dengan wajah yang sangat kesal.
"HAHHH!?" Mereka semua mulai ketakutan, mereka langsung berlutut ke arah Mortem dengan sangat ketakutan.
"Perayaan pernikahan ini sangat tidak layak bagi seorang legenda yang sangat berpotensi..."
"Sepetinya semua ini hanya akan menghabiskan waktuku..."
"Maafkan kami, Dewi Mortem! Setidaknya... Beri tahu kami tentang perayaan pernikahan yang layak." Beroma mulai ketakutan.
"Yang layak ya...?" Mortem tersenyum dengan sangat jahat, ia ingin sekali bertarung dengan legenda murahan atau menurutnya itu seperti semut. Ia sudah lama tidak tertawa dengan penuh kesenangan bertarung dengan seseorang.
WOOOOSSHHHH!!!
"AHHHHHHH!!!" Seorang legenda terpental ke arah tembok, hingga tembok tersebut mulai berlubang besar. Legenda tersebut terkena Aura Crimson milik Mortem, sebuah sihir yang layak bagi dewa dan dewi.
Mortem menggerakan kedua lengan-nya kepada beberapa legenda dan mereka mulai terpental ke arah tembok-tembok oleh Aura Crimson Mortem. "HAHAHAHA!!! PERAYAAN LAYAK ITU SEPERTI PERTARUNGAN!!!" Mortem tertawa dengan penuh kesenangan.
Sementara waktu, pertarungan antara Shira dan Homura masih berlanjut, Shira telah mengalami luka bakar dengan sangat banyak di seluruh tubuhnya. "Hah... Homura, kau kuat sekali..."
"Hahaha!!! Kamu cukup menarik!!!" Homura menendang mundur Shira dengan sangat kuat hingga Shira terpental mundur. "Hee... Tapi, aku tidak berencana untuk kalah dalam pertarungan ini!"
"Baguslah!!! Aku suka semangat itu!" Homura bergerak menghampiri Shira dengan sangat cepat.
Tiba-tiba perut Homura terbelit oleh Light Binds dengan sangat cepat, hingga itu membuat Homura terkejut dan lengah. "Apa yang...!?"
Homura menoleh kepada Shira, dan seluruh tubuhnya bersinar seperti cahaya. "Aku akan menjadi lebih kuat di setiap pertarungan!!! LIGHT OF HOPE!!!" Sebuah cahaya mulai melindungi seluruh tubuhnya.
Shira menarik Homura ke arahnya dan ia langsung menendang wajah Homura dengan sangat keras, hingga Homura terdorong mundur, Homura menahan keseimbangnya dengan memukul tanah. "Sungguh luar biasa... Luka ini terlihat menyakitkan..." Homura mengusap darahnya yang berada di pipi kanannya.
Homura bergerak menghampiri Shira dan Shira bergerak menghampiri Homura dengan sangat cepat, mereka mulai memukul satu sama lain dengan sangat cepat. "FLAMING LOTUS!!!" Kedua lengan Homura terlindungi oleh api, lalu Homura memukul wajah Shira tetapi Shira menghidari-nya, lalu ia memukul perut Homura dengan sangat keras.
"Ugh...!" Homura tersenyum karena ia menemukan seorang legenda yang dapat melukainya. Shira menendang Homura mundur.
Homura menoleh kepada Shira yang menutup kedua matanya. "Kerahkan semuanya, Shira!!!"
Shira melompat dengan sangat tinggi. "LIGHT OF JUDGEMENT!!!" Shira menembak sihir cahaya cincin yang sangat besar menuju arah Homura.
"HAHAHA!!!" Homura tertawa dengan penuh kesenangan. Ia tiba-tiba membuat pedang yang sangat besar dari api-nya, ia langsung mengayunkan pedangnya untuk mencoba melindungi dirinya dari sihir Shira. "Blaze of Wisdom!"
Shira mulai merasa kelelahan karena memakai elemen cahayanya. Ia tiba-tiba terjatuh dan cahaya yang melindunginya mulai hilang dari tubuhnya. "Hah... Hah... Hah..."
Homura tersenyum dengan sangat puas karena bertarungan dengan seorang Saint yang cukup kuat. "Aku merasa sangat puas, aku sudah memikirkannya bahwa kamu akan menjadi partnerku, Shira." Homura mulai merasa sangat tertarik kepada Shira.
"H-Hebat... Shira sepertinya dapat melampuiku dengan Light of Hope-nya... Pertarungan yang sungguh hebat." Megumi merasa sangat terkesan dengan pertarungan itu.
Megumi melihat ke arah Homura yang sedang berjalan ke arah Shira. "Bahkan Homura juga sampai terluka cukup banyak, ini memang tidak biasa bahwa Alvin ini memang Saint yang sangat layak..." Megumi tersenyum.
Shira mulai bangkit dari tanah. "Aku menyerah... Batasanku hanya sampai disitu."
Kartu Shira dan Homura berhenti berputar, dan pemenangnya adalah Homura, kartu mereka masing-masing kembali ke saku celana mereka. "Hah... Hah..."
Homura mengeluarkan kartunya lalu ia menggantikan modenya menjadi mode Item untuk mengambil sebuah item penyembuh. Dua buah yang berbentuk seperti anggur dan apel muncul di depan Homura, Homura langsung mengambilnya. "Ini, Fruit of Stamina dan Fruit of Healing, buah yang dapet menyembuhkanmu dan staminamu." Homura memakan satunya, lalu satunya lagi ia berikan kepada Shira
Shira menangkapnya. "Terima kasih..." Shira langsung memakannya.
Mereka perlahan-lahan mulai pulih, Shira selagi memakan buah tersebut, ia mulai mengeluarkan kartu-nya untuk melihat sihirnya.
Shiratori Alvin - Element Light
All Light Magic
"Tidak kusangka bahwa disetiap pertarunganku... Aku sekarang bisa menggunakan semua sihir cahaya."
Homura mulai mendekat ke arah Shira, Shira bahkan bisa mencium aroma rambutnya yang sangat wangi, ia mulai kehilangan pertahannya. "Kau ini adalah Elemental Saint... Saint Light. Tentu saja kau akan memiliki semua elemen cahaya."
"B-Begitu..." Shira memasukan kartunya kembali, lalu ia mundur satu langkah.
Homura tersenyum. "Shiratori Alvin, maukah kau menjadi partnerku? Bersama dengan Megumi?"
"Partner?" Shira mulai kebingungan.
Megumi berjalan menghampiri Shira. "Partner itu sama saja seperti dengan guild, tetapi kita tidak mempunyai tempat guild, sistem ini direkomendasikan untuk seseorang yang sangat amat ingin bertarung dan berkelahi bersama."
"Maksimal seluruh partner itu sepuluh. Aku dan Homura ini partner dari Miracle of Hope!" Megumi tersenyum dan mengeluarkan jempolnya.
"Itu benar, dan kami ingin merekrutmu sebagai partner kita juga!" Homura tersenyum.
"Baiklah, aku ikut." Shira tersenyum.
"Bagus!" Homura dan Megumi terasa sangat senang, mereka mengeluarkan kartunya dan Shira juga mengeluarkan kartunya.
Mereka bertiga melempar kartu mereka ke atas tanah untuk merekrut Shira menjadi partner mereka.
"Aku Homura Ghifari merekrut Shiratori Alvin menjadi salah satu partner Miracle of Hope!" Homura menunjuk kartunya.
JWASSHHH!!!
Kartu mereka mulai bersinar, dan mulai melayang, lalu mereka mengambil kartu mereka masing-masing, lalu melihatnya.
"Hmmm..."
Partner:
Homura Ghifari
Megumi Ryouma
Shiratori Alvin
"Yay! Shira resmi menjadi partner dari Miracle of Hope! Ini memang hebat." Megumi tersenyum dan merasa sangat senang.
Chuu~
Tiba-tiba Homura mencium pipi kiri Shira, Shira dan Megumi langsung terkejut dan merasa sangat kaget melihat Homura dengan sangat tiba-tiba mencium pipi Shira. "AHHH!? APA YANG KAU LAKUKAN!?" Shira mundur lima langkah dari Homura selagi memegang pipi yang Homura cium, wajah Shira terlihat sangat merah.
"W-Wahhh!? Itu sebuah ciuman pipi...!" Megumi merasa sangat terkejut, ia menghalangi kedua matanya.
"Shiratori Alvin sepertinya aku mulai menyukaimu... Kau cukup menarik." Homura tersenyum dengan wajah yang sangat bisa di baca bahwa Homura menyukainya.
"Apa yang...? (Seorang gadis mencium pipi-ku...? Ini pertama kalinya... Aku sosok jomblo mendapat ciuman dari seorang gadis cantik) " Shira merasa sangat malu dan canggung.
JWASSSHHH!!!
Tiba-tiba Mortem muncul di belakang Homura. "... ..."
Mereka bertiga langsung menoleh kepada Mortem. "Hah?" Shira mulai kebingungan melihat Mortem.
Homura melirik kepada Mortem. "Ahh! Mama!" Homura tersenyum.
"Mama...!?" Shira mulai kebingungan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 167 Episodes
Comments
Irwan Pratama
Like
2020-06-19
0