Chapter 7 - Sihir-sihir

Di dalam perpustakaan Hisberita, Shira meminjam beberapa buku sejarah dan juga sihir untuk memperlajarinya di rumah Homura. "Yurio, biasa..." Shira tersenyum.

"Ohh, Shira... Mau memimjam buku lagi?" Yurio tersenyum, lalu ia menghampiri Shira.

"Iyap, apakah masih ada buku tentang sejarah?" Tanya Shira.

"Masih ada dan ini sejarah sepenuhnya." Yurio menghampiri gelas kaca yang dimana di dalamnya terdapat buku sejarah tentang Alvin Ghifari. Yurio mengambilnya, lalu ia menghampiri Shira dan memberikan buku itu.

"Sip, terima kasih." Shira menepuk buku-buku itu dengan kartunnya, dan lalu ia memasukan kartunya kedalam scanner yang disediakan. Scanner ini adalah sistem penjualan yang sangat mudah dimana seorang legenda memasukan kartu mereka ke dalam box scanner dan ya... Barang yang kau beli terbeli dan lunas.

"Terima kasih, Yurio." Shira pergi meninggalkan perpustakaan itu.

"Datang lagi kapan-kapan ya~"

***

Shira tiba di depan rumah Homura, Shira membuka pintu tersebut. "Aku pulang." Shira menutup kembali pintu tersebut, lalu ia menghampiri ruangan tamu untuk membaca buku-buku itu.

Shira duduk di atas sofa dan melihat sekitar dimana tidak ada siapapun. "Mereka semua sedang keluar ya? Sayang sekali..."

Shira mulai membaca buku-buku yang ia pinjam dengan sangat serius, ia berjam-jam menghabiskan waktu untuk membaca buku itu. Seketika jam menempuh jam 7 malam, Homura membuka pintu rumahnya. "Aku pulang."

Homura menutup pintu itu kembali, lalu melepaskan kedua sepatunya. Ia pergi menghampiri dapur untuk membuat sebuah teh. Ia melihat Shira sedang membaca buku sihir. "Kau mulai belajar tentang sihir lebih teliti ya?" Homura berhenti di depan Shira.

"Iya. Tapi buku ini... Aku kurang mengerti."

"Kalau soal sihir kau akan dijelaskan di akademi... Kau belum pernah ke akademi apa?" Tanya Homura.

"Tidak sama sekali."

"Astaga... Tunggu sebentar, aku akan menjelaskannya." Homura pergi menghampiri dapur.

"(Aku akan mencoba untuk tidak membuatnya khawatir... Aku ini pacarnya.) Ucap Shira dengan sangat serius, lalu ia melanjutkan membaca buku sihir itu.

Beberapa menit kemudian, Homura menaruh dua cangkir teh diatas meja itu. "Jadi?" Tanya Homura.

Shira menaruh buku itu di atas meja tersebut. "Silahkan."

"Sihir itu terbagi menjadi 4 bagian... Sihir Elemen, Sihir Buff, dan Sihir Debuff, dan yang terakhir adalah Sihir Common..."

Sebuah cincin api mulai melingkari telapak tangan Homura. "Setiap legenda yang mengeluarkan sihir, pasti mereka akan menampakan cincin elemen mereka sepertiku ini... Elemen api..." Homura memutar cincin tersebut kepada Shira, dan Shira bisa merasakan kehangatan dari api tersebut.

"Hangat..." Shira tersenyum. "Hehe... Tentu saja, apiku mulai menurut kepadamu karena aku ini pacarmu." Homura tersenyum.

"Ahh! Ehem... Mulai dengan Sihir Elemen... Kau pasti sudah mengetahuinya 'kan? Aku selalu lihat kau selalu memakai sihirmu setiap saat." Homura tersenyum.

"Iya."

"Baiklah, sampai dimana kita..." Homura mulai menggantikan mode kartu itu menjadi mode sihir. "Sihir Buff..."

Homura menepatkan kartunya di atas meja tersebut. "Sihir Buff!!!" Cincin api Homura mulai menambah menjadi dua. "Kau bisa lihatkan bahwa cincin sihirku sekarang menjadi dua... Itu artinya kau mengeluarkan sebuah sihir buff."

"Sihir buff? Jadi yang kau maksud itu sihir yang dapat membuatmu kuat?"

"Iya. Card." Kartu Homura melayang dan melihatkan sihir buff Homura.

Homura Ghifari - Spell Buff

Crystallized Meltdown - Stage 598

Water Breathing - Stage 1090

Anti-Poison - Stage 677

Spell Breaker - Stage EX

Iron Flames - Stage 232

"Wahh... Stagenya besar sekali..."

"Iya, aku selalu menggunakannya ketika melawan seseorang yang mempunyai elemen air, es, listrik, racun, dan juga Sihir Debuff seperti lumpuh!"

"Tidak disangka Spell Breakermu stage EX." Shira terkekeh.

"Jika kau mau Sihir Buff... Minta kepadaku saja ya, aku punya banyak dan stagenya lumayan besar." Homura tersenyum.

"Baiklah."

"Sekarang..."

"Sihir Debuff!!!" Cincin Homura mulai bertambah lagi, sekarang menjadi 3. Shira mulai mengerti tentang sihir ini. "Sihir debuff ya...? Sepertinya ini berguna juga."

Homura mengganti mode kartunya menjadi mode Sihir Debuff.

Homura Ghifari - Spell Debuff.

Electrolyze - Stage 678

Frostbite - Stage 122

Chaos Armor - Stage 887

"Ketiga itu pasti memiliki efek lumpuh, beku, dan penghancur resistance armor ya?" Tanya Shira.

"Iya, tetapi kadang ketiga debuff ini bisa di counter oleh Spell Breaker..." Ketiga cincin Homura mulai menghilang.

"Sekarang sihir yang terakhir itu adalah Sihir Common! Sihir Common!!!" Sebuah cincin besar api mulai muncul di kelima jari Homura itu artinya Homura mengeluarkan sihir Common.

"Sihir common ini aku kurang mengerti, Homura..." Ucap Shira.

"Itu seperti sihir yang selalu dikeluarkan setiap hari, jadi seperti.... Ummm..."

"Flames of Gate!" Homura membuka cincin api yang sangat besar dimana di depannya adalah kamar Homura. "Jadi itu seperti sihir yang selalu berguna."

"Begitu ya..."

"Tapi, gunakanlah dengan baik-baik... Sihir energimu bisa habis nanti." Homura mengganti mode kartunya menjadi Sihir Common.

Homura Ghifari - Spell Common.

Flames of Gates - 453

Rewind - 333

"Sedikit sekali..." Ucap Shira.

"Aku jarang menggunakannya, jika kau ingin tahu lebih bisa tanya Mamaku yang memiliki Sihir telekinisis dan telepathy." Ucap Homura dengan wajah yang sangat serius, ia mengambil cangkir tehnya lalu meminumnya.

"Maksud rewind itu apa?" Tanya Shira.

"Seperti ini." Homura menepatkan cangkir tehnya di atas meja, lalu ia menunjuknya.

"Rewind!" Homura memutarkan kelima jarinya 360° dan tiba-tiba cangkir teh itu kembali menjadi semula, sebelumnya itu sudah setengahnya habis.

"Ahh!? Apakah sihir ini bisa di lakukan kepada seseorang yang telah mati?" Tanya Shira.

"Tidak bisa, sihir ini hanya untuk benda saja." Ucap Homura.

"Begitu ya...!" Shira menepuk kedua tangannya, Shira mulai mengerti dengan sihir-sihir yang Homura jelaskan kepada dirinya.

"Baguslah... Sepertinya kamu sepenuhnya mengerti ya." Homura tersenyum.

Tiba-tiba Rina membuka pintu rumah Homura dengan wajah yang serius. "Semuanya! Ada masalah!" Ucap Rina selagi memegang selembar kertas.

***

"Ehh?! Tournamen Liga Legenia!!?" Shira langsung terkejut bahwa ada turnamen juga di dunia isekai ini. Megumi dan Homura merasa tidak sabar untuk mengikutinya lagi karena mereka pernah mengikuti turnamen itu sebanyak 5 kali.

"Yang benar saja!!! Ada lagi!?" Ucap Megumi dengan sangat bersemangat. Ia pernah juara ke tiga di turnamen liga legenia yang kedua.

"Baiklah!!!" Homura tersenyum.

"Aku sudah mendaftarkan kalian bertiga untuk masuk liga Legenia ini yang ke enam... Ini pasti akan menyenangkan." Rina tersenyum.

"Tunggu, turnamen?! Jadi maksudmu setiap legenda terkuat akan berpartisipasi?!" Tanya Shira dengan sangat terkejut.

"Iya. Dan itu kenapa kita menunda boss dungeon itu hanya untuk ini~" Rina tersenyum.

"Ini sepertinya menyenangkan juga, Homura!" Shira tersenyum dan tiba-tiba mulai bersemangat.

"Ya 'kan?!" Homura tersenyum.

"Bibi Rina tidak berpartisipasi?" Tanya Megumi.

"Ohh, soal itu... Mamaku akan datang menonton turnamen itu. Jadi, kita mendapatkan tempat penonton VIP." Rina tersenyum.

Mereka bertiga langsung terkejut. "A-Apa!? Nenek!?" Ucap Megumi dan Homura.

"T-Tidak mungkin... Ini akan pertama kalinya aku bertemu dengan Dewi Korrina..." Shira langsung terkejut.

"Ya 'kan? Dan tentang turnamen ini kalian lakukanlah yang terbaik!"

"Hmm!" Mereka bertiga mengacungkan tangan mereka. Rina menoleh kepada Homura. "Kamu juga harus menjadi Champion lagi, Homura..."

"Iya, Mama." Homura mengangguk.

"Hah? Kamu pernah menang menjadi ke satu, Homura?" Tanya Shira.

"Iya, 5 kali berturut-turut aku menjadi Champion." Homura terkekeh.

"H-Hebat" Shira terkejut mendengarnya.

"Yah, jangan remehkan anakku dong..." Rina mulai mengusap-ngusap rambut Homura. Homura mulai tertawa.

"Baiklah, Shiratori, di turnamen ini semuanya adalah musuhmu, kamu bahkan bisa melawan Homura dan Megumi di turnamen." Rina tersenyum.

"Itu tidak apa... Itu membuatnya menjadi lebih menyenangkan! Aku sudah tidak sabar untuk menanti turnamen itu. " Shira tersenyum.

"Turnamen akan di mulai besok di arah barat dari kastil Legenia." Rina tersenyum.

Mereka semua mengangguk.

***

Keesokan harinya, Shira dan yang lainnya telah berkumpul di depan turnamen yang sangat besar itu. Rina telah pergi untuk mengunjungi Mamanya.

"Wahhh... Banyak sekali."

"Saingan kita semakin ketat." Homura menyilangkan kedua lengannya dan melihat banyak sekali Legenda yang berpartisipasi.

"BAIKLAH!!! SEMUANYA MOHON TENANG!!!" Tiba-tiba seorang juri bernam Judo Unken mulai muncul di atas atap panggung dengan berteriak keras.

Mereka semua mulai diam, lalu mereka menghadapi Judo dengan serius.

"Sepertinya kita kembali lagi dengan turnamen liga Legenia yang ke 6!!!"

"YAAAAA!!!" Mereka semua mengacungkan tangan mereka.

"Peraturan turnamen ini mudah sekali!!! Sama seperti sistem duel dari kartu! Tetapi... Jangan menggunakan item!" Judo tersenyum.

"Mari kita melihat layar besar ini dimana wajah kalian akan terlihat." Judo menepuk tangannya, lalu kartu yang terisi wajah legenda yang akan berpartisipasi mulai berputar. Itu seperti melakukan roullete.

Setelah beberapa detik kartu-kartu itu berhenti. "Mari kita lihat... PERTARUNGAN PERTAMA!!!"

Megumi Ryouma VS Taketsa Sumera

"Wahh! Megumi sepertinya kau akan memulai pertarungan ke satumu." Homura tersenyum.

"Padahal aku mau bersiap pemanasan dulu." Megumi menghela nafasnya.

Shira melirik ke arah layar dan di akan bertanding di babak 3 melawan Urata Mueda.

Beberapa menit kemudian, Shira dan Homura menghampiri ruangan VIP dimana Rina dan Korrina berada. "Aku merasa sangat gugup..." Kedua lengan Shira mulai bergetar.

"Jangan khawatir..." Homura mengandeng tangan kanan Shira. "Nenekku baik hati banget loh..."

Shira mengangguk. Sesampai mereka di depan ruangan VIP, Homura membuka pintu tersebut, lalu ia melihat Rina dan Korrina sedang melihat arena turnamen itu.

"Ohh? Kamu sudah datang, Homura?" Rina melirik kepada Homura dengan sebuah senyuman.

"Iya."

Korrina melirik kepada Shira dan Homura. "Hai, Homura... Kamu merindukan Nenek?" Korrina tersenyum.

"NENEK!!!" Homura lari menghampiri Korrina, lalu ia memuluk Korrina dengan sangat erat.

Alvin merasa sangat kaget melihat wajah Korrina yang terlihat sangat amat muda, ternyata legenda dan dewi juga memiliki umur abadi.

Korrina melirik kepada Shira. "Kau ini adalah Shiratori Alvin ya? Seorang Saint Legenda."

"I-Iya." Shira menghampiri Korrina, lalu ia melirik kepada Rina yang sedang memberi signal untuk berlutut dan menunduk kepada Korrina.

"Ehem..." Shira berlutut kepada Korrina. Korrina dan Homura mulai terkejut melihat Alvin yang bersikap sangat sopan kepada Korrina, padahal hal itu tidak terlalu dibutuhkan untuk Korrina.

"K-Kita tidak melakukan hal itu disini, Shiratori... Bangkitkan kepalamu karena kau juga termasuk keluarga kami." Korrina tersenyum.

"(YANG BENAR SAJA!!!)" Shira merasa sangat malu dan tertipu karena candaan Rina, Rina sekarang sedang menahan tawanya.

BAMMM!!!

Suara kembang api yang meledak, Homura melihat Megumi dan Taketsa telah memasuki lapangan. "Liat! Sudah akan dimulai!"

Korrina dan Rina menghampiri jendela kaca yang besar. "Megumi, ya? Sepertinya jika Megumi masuk semi final Vinna akan datang kesini." Ucap Korrina dengan senyuman.

"Vinna, ya? Bukannya dia sibuk?" Ucap Rina selagi menatap Korrina.

"Pekerjaan dia bisa digantikan oleh Haruka tau..." Korrina tersenyum.

"(Mereka berbicarakan tentang Dewi Vinna dan Dewi Haruka ya!? Menakjubkan...)" Shira merasa terkejut.

Fokus kepada Megumi, Megumi menarik nafasnya dalam-dalam dan mulai mengingat semua kesalahan yang ia lalui. Ia tidak akan mengulangnya lagi. "Aku harus masuk semi final agar Nenek Vinna bisa datang menonton."

"Dan kita memulai dengan pertandingan pertama! Megumi Ryouma VS Taketsa Sumera!" Ucap Judo.

Terpopuler

Comments

Fysam

Fysam

menurutku, sebagian kalimatnya ada kalanya menjadi agak tudak nyambung dengan realitanya. terus, walaupan Rina dalam mode aslinya tolong kalau bisa jangan dilupakan bahwa ia tetaplah seorang ibu. #saran

2019-07-21

4

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3 Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4 Chapter 3 - Cahaya Harapan
5 Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6 Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7 Chapter 6 - The Raid
8 Chapter 7 - Sihir-sihir
9 Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10 Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13 Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14 Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15 Chapter 13 - Firasat Buruk
16 Chapter 14 - Ultra Power Legend
17 Chapter 15 - Latihan Keras
18 Chapter 16 - Saint Legenda
19 Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20 Chapter 18 - Iblis baik hati
21 Chapter 19 - Ilusi Dewi
22 Chapter 20 - Potensi Penuh
23 Chapter 21 - Saint Enchanted
24 Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25 Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26 Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27 Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28 Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29 Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30 Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31 Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32 Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33 Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34 Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35 Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36 Chapter 34 - Kehancuran
37 Chapter 35 - Salam Perpisahan
38 Chapter 36 - Surat Nikah
39 Chapter 37 - Menikmati momen
40 Chapter 38 - Eternal
41 Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42 Chapter 40 - Omni-Dewa
43 Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44 Chapter 42 - Gerhana Matahari
45 Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46 Chapter 44 - Kehidupan kedua
47 Chapter 45 - Perjalanan baru
48 Chapter 46 - Neraka Astral
49 Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50 Chapter 48 - Kembali Bertemu
51 Chapter 49 - Pesta
52 Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53 Chapter 51 - Dimensi Saint
54 Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55 Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56 Chapter 54 - Temple of the Saint
57 Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58 Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59 Chapter 57 - Comeback
60 Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61 Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62 Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63 Chapter 61 - Saint Hybrid
64 Chapter 62 - Xuusuatouri
65 Chapter 63 - Shuri
66 Chapter 64 - The Truth is...?
67 Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68 Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69 Chapter 67 - Homura vs Homuze
70 Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71 Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72 Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73 Chapter 71 - Pemulaian Baru
74 Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75 Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76 Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77 Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78 Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79 Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80 Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81 Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82 Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83 Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84 Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85 Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86 Chapter 84 - Segel
87 Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88 Chapter 86 - The God of Oath (I)
89 Chapter 87 - The God of Oath (II)
90 Chapter 88 - The God of Oath (III)
91 Chapter 89 - A New God for Touri
92 Chapter 90 - Upacara Resmi
93 Chapter 91 - Omni-Touri
94 Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95 Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96 Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97 Chapter 95 - Segalanya
98 Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99 Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100 Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101 Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102 Chapter 100 - Gerhana Bulan
103 Chapter 101 - Ritual Shinigami
104 Chapter 102 - Kontrak Clare
105 Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106 Chapter 104 - Demi Air Suci
107 Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108 Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109 Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110 Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111 Chapter 109 - Mugen no Kensei
112 Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113 Chapter 111 - Rencana Kedua
114 Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115 Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116 Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117 Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118 Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119 Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120 Chapter 118 - Malam yang Kacau
121 Chapter 119 - Elf
122 Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123 Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124 Chapter 122 - Bebaskanlah
125 Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126 Chapter 124 - Hyugen
127 Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128 Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129 Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130 Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131 Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132 Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133 Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134 Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135 Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136 Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137 Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138 Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139 Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140 Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141 Chapter 139 - Seperti biasanya
142 Chapter 140 - Giant
143 Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144 Chapter 142 - Umpan
145 Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146 Chapter 144 - Grimoire of Oath
147 Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148 Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149 Chapter 147 - Pahlawan
150 Chapter 148 - Batu Nisan
151 Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152 Chapter 150 - Dimensi
153 Chapter 151 - Alternatif
154 Chapter 152 - Palsu dan Asli
155 Chapter 153 - Haruka
156 Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157 Chapter 155 - True Dimensional Cage
158 Chapter 151 - Permulaan Baru
159 Chapter 152 - Pilihan Sulit
160 Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161 Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162 Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163 Chapter 156 - Roh
164 Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165 Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166 Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167 Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3
Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4
Chapter 3 - Cahaya Harapan
5
Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6
Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7
Chapter 6 - The Raid
8
Chapter 7 - Sihir-sihir
9
Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10
Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13
Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14
Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15
Chapter 13 - Firasat Buruk
16
Chapter 14 - Ultra Power Legend
17
Chapter 15 - Latihan Keras
18
Chapter 16 - Saint Legenda
19
Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20
Chapter 18 - Iblis baik hati
21
Chapter 19 - Ilusi Dewi
22
Chapter 20 - Potensi Penuh
23
Chapter 21 - Saint Enchanted
24
Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25
Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26
Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27
Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28
Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29
Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30
Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31
Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32
Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33
Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34
Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35
Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36
Chapter 34 - Kehancuran
37
Chapter 35 - Salam Perpisahan
38
Chapter 36 - Surat Nikah
39
Chapter 37 - Menikmati momen
40
Chapter 38 - Eternal
41
Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42
Chapter 40 - Omni-Dewa
43
Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44
Chapter 42 - Gerhana Matahari
45
Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46
Chapter 44 - Kehidupan kedua
47
Chapter 45 - Perjalanan baru
48
Chapter 46 - Neraka Astral
49
Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50
Chapter 48 - Kembali Bertemu
51
Chapter 49 - Pesta
52
Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53
Chapter 51 - Dimensi Saint
54
Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55
Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56
Chapter 54 - Temple of the Saint
57
Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58
Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59
Chapter 57 - Comeback
60
Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61
Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62
Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63
Chapter 61 - Saint Hybrid
64
Chapter 62 - Xuusuatouri
65
Chapter 63 - Shuri
66
Chapter 64 - The Truth is...?
67
Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68
Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69
Chapter 67 - Homura vs Homuze
70
Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71
Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72
Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73
Chapter 71 - Pemulaian Baru
74
Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75
Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76
Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77
Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78
Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79
Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80
Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81
Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82
Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83
Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84
Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85
Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86
Chapter 84 - Segel
87
Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88
Chapter 86 - The God of Oath (I)
89
Chapter 87 - The God of Oath (II)
90
Chapter 88 - The God of Oath (III)
91
Chapter 89 - A New God for Touri
92
Chapter 90 - Upacara Resmi
93
Chapter 91 - Omni-Touri
94
Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95
Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96
Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97
Chapter 95 - Segalanya
98
Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99
Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100
Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101
Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102
Chapter 100 - Gerhana Bulan
103
Chapter 101 - Ritual Shinigami
104
Chapter 102 - Kontrak Clare
105
Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106
Chapter 104 - Demi Air Suci
107
Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108
Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109
Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110
Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111
Chapter 109 - Mugen no Kensei
112
Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113
Chapter 111 - Rencana Kedua
114
Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115
Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116
Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117
Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118
Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119
Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120
Chapter 118 - Malam yang Kacau
121
Chapter 119 - Elf
122
Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123
Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124
Chapter 122 - Bebaskanlah
125
Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126
Chapter 124 - Hyugen
127
Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128
Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129
Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130
Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131
Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132
Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133
Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134
Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135
Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136
Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137
Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138
Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139
Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140
Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141
Chapter 139 - Seperti biasanya
142
Chapter 140 - Giant
143
Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144
Chapter 142 - Umpan
145
Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146
Chapter 144 - Grimoire of Oath
147
Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148
Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149
Chapter 147 - Pahlawan
150
Chapter 148 - Batu Nisan
151
Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152
Chapter 150 - Dimensi
153
Chapter 151 - Alternatif
154
Chapter 152 - Palsu dan Asli
155
Chapter 153 - Haruka
156
Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157
Chapter 155 - True Dimensional Cage
158
Chapter 151 - Permulaan Baru
159
Chapter 152 - Pilihan Sulit
160
Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161
Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162
Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163
Chapter 156 - Roh
164
Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165
Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166
Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167
Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!