Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi

"Mama...?" Shira mulai kebingungan.

Homura menghampiri Mortem, lalu mereka mulai melakukan tos dan sebuah pelukan. Megumi lari menghampiri Mortem dengan wajah yang sangat senang. "Bibi Mortem!"

Shira merasa tidak enak dan memiliki perasaan yang sangat aneh melihat Mortem, seluruh tubuhnya perlahan bergetar oleh energi sihir milik Mortem, itu sungguh besar sekali. "(Apa ini...? Dia terlihat seperti dewi yang sangat kuat...)"

"Kalian berdua terlihat sehat sepertinya..." Mortem tersenyum, lalu ia menatap Shira dengan tatapan yang mematikan.

"Ahh...!" Shira terjatuh melihat kedua matanya, seluruh tubuhnya masih bergetar oleh energinya. "(Apa-apaan terdorongan ini... Kuat sekali...)"

"Kau... Siapa?" Tanya Mortem dengan wajah yang kesal, ia melayang menghampiri Shira dengan wajah yang seperti ingin membunuhnya, Homura langsung terkejut melihatnya. "Mama, hentikan! Dia ini bukan musuh."

"Hmmm? Begitu ya..." Mortem tersenyum, lalu ia mengangkat lengan kanannya, Shira langsung berdiri oleh kekuatan Mortem, Shira lngsung terkejut. "Whoa..."

"Hmmm..." Mortem mulai melihat seluruh tubuh Shira dengan wajah yang sangat serius. "H-Homura, dewi ini ibumu ya...?" Tanya Shira

"Iya, dia ini adalah dewi dari segala legenda, anak dari dewa Alvin Ghifari dan dewi Korrina Comi... Mereka berdua adalah kakek dan nenekku." Jawah Homura.

"A-Ahh!?" Shira merasa sangat terkejut bahwa partner-partnernya memiliki kaitan yang sangat ketat dengan dewa Alvin Ghifari dan dewi Korrina Comi.

"Seorang Saint Legenda ya? Sepertinya ini pertama kalinya kau melihatku ya?" Mortem mendarat di atas tanah. Mortem menyilang kedua lengannya. "Aku adalah dewi dari segala legenda, anak pertama dari Alvin Ghifari dan Korrina Comi. Mortem Ghifari."

"(ANAK PERTAMA...!??)"

"Salam k-kenal, Aku Shiratori Alvin, seorang Saint Legenda yang masih harus terus belajar. " Shira tersenyum.

"Alvin ya...? Namamu mirip sekali dengan nama Papaku, jadi aku harus memanggilmu Shira saja." Mortem mulai tidak nyaman memanggil Shira dengan nama "Alvin." Karena namanya mirip dengan Dewa Alvin Ghifari.

Seluruh tubuh Shira masih bergetar dengan sangat ketakutan oleh Mortem, Mortem mulai menyadari itu. "Hahaha! Kau terlihat merinding dan ketakutan, jangan khawatir tentang hal itu karena teman anakku itu sama saja dengan temanku." Mortem menepuk bahu Shira, dan Shira langsung terjatuh.

BRAAAGGG!!!

"Agh..."

"Waduh..." Mortem terkejut karena betapa lemahnya Shira ini.

"Mama! Kau terlalu berlebihan, menggunakan wujud itu membuat Shira merasa ketakutan." Homura menghampiri Shira, lalu ia membantunya berdiri.

Shira tersipu malu, ia merasa sangat malu sekali terjatuh oleh tepukan seorang gadis, dia ini dewi sih tetapi dia juga gadis, masa laki-laki jantan jatuh oleh gadis cantik?

"Terima kasih, Homura..." Shira tersenyum, ia langsung terkejut karena betapa dekatnya wajah Homura dengannya. "Sama-sama, maaf atas perbuatan Mamaku ya..." Homura terkekeh.

Mortem tersenyum melihat mereka seperti bermesraan. "Ohhh~ Jadi begitu..."

"Baiklah, sepertinya wujud Dewiku ini cukup berbahaya bagi dirimu ya, Shira." Mortem berputar, lalu bersinar dengan sangat terang.

"Aghh!" Shira menutup kedua matanya karena sinar itu terasa sangat terang sekali. Homura dan Megumi sudah terbiasa dengan sinar itu.

Tiba-tiba Mortem berubah menjadi gadis kecil, lebih kecil dari Megumi, ia terlihat sangat imut dan bahkan seorang lolicon pasti akan menculiknya dengan cepat. "Bagaimana dengan wujud asliku ini?"

"Hah? K-Kecil...? Kok kamu malah jadi loli lebih kecil darinya!?" Shira menunjuk Megumi dengan wajah yang terkejut.

"Aku tidak kecil!!!" Jawab Megumi dengan sangat marah.

"Hahaha! Di wujud ini aku mempunyai nama yang Papaku berikan kepadaku. Rina Ghifari, inilah wujud asliku." Rina tersenyum kepada Shira.

"Mata kananmu menakutkan loh..." Shira masih merasa energi yang kuat di dalam diri Rina.

"Oh... Mata ini adalah mata Eternal Crimson Eyes, ini tidak terlalu penting untuk di jelaskan kepada Saint sepertimu, Shiratori---"

BRRRRRRRR...

Tiba-tiba suara perut Rina mulai berbunyi dengan sangat keras, ia merasa sangat lapar. Rina mulai terkekeh. "Ahhh... Aku lapar..."

"Aku juga." Shira dan Megumi memegang perut mereka yang terasa lapar.

Shira menoleh kepada Homura dan Megumi. "Kita makan dimana nih, partner?"

"Restauran Legenia terlihat enak loh. Gimana kalau kita kesana, Shira? Kau belum pernah memakan makanan khas legenia 'kan?" Homura mengeluarkan jempolnya.

"Whoaa~ Aku setuju!" Megumi tersenyum.

"Baiklah, mari kita makan di restauran Legenia!!!" Rina mengacungkan kedua tangannya dengan sangat bersemangat.

"Woi... Woi... Kalian tidak bisa masak 'kah? Bukannya masak sendiri lebih hemat--"

Tiba-tiba mereka bertiga langsung menatap Shira dengan wajah yang sangat menyeramkan, ketiga dewi itu bisa saja membunuhnya dalam sekejap. "B-Becanda, ahahaha! Lagian diamond kita banyak 'kan?" Shira mulai tertawa dengan sangat ketakutan.

Rina menoleh kepada Megumi dan Homura. "Ayo!"

"Hmm!" Megumi dan Homura mengangguk.

Mereka bertiga langsung berjalan pergi menghampiri restauran Legenia. Shira mengikuti mereka dengan wajah yang sangat lega. "(Jaga omongan kepada ketiga dewi ini... Siapa tau aku bisa saja mati dengan sangat cepat tanpa mencapai tujuanku menjadi Saint Legenda yang kuat.)"

***

Mereka berempat berhenti di depan restauran itu, Rina menoleh kepada mereka bertiga. "Karena aku seorang dewi yang tidak ikut-ikutan mengumpulkan Diamond, siapa yang akan traktir aku?" Rina tersenyum.

"Aku tidak terlalu punya banyak diamond loh, Mama..." Homura sedang melihat kartunya.

"Aku juga, Diamondku habis karena membeli scroll untuk Shira. " Megumi menoleh kepada Shira.

"Astaga... Baiklah, jika kalian mau aku akan membayar semuanya." Shira menghela nafasnya. Shira memiliki cukup banyak diamond karena Homura menjual bulu janggut dan kumisnya.

"Tuhkan!? Sepertinya menjual janggut dan kumismu itu adalah hal yang baik!" Homura tersenyum dengan sangat senang.

"Enggak lah! Aku malah jadi gak nyaman tanpa sebuah janggut dan kumis!" Shira menghela nafasnya.

Beberapa menit kemudian, makanan mereka telah di sediakan di atas meja mereka, Rina memesan banyak sekali makanan dan itu membuat Shira merasa sangat terkejut. "!(Seorang loli memiliki porsi yang banyak juga...)"

"Selamat makan!!!" Mereka bertiga langsung memakan makanan mereka dengan sangat lahap dan juga cepat.

Shira melihat makanan yang ia pesan, sebuah katak yang matanya di bakar. "Homura, kau bilang ini enak..."

"Iya, cobalah memakannya." Homura tersenyum.

Shira mencicipi makanan tersebut, lalu ia langsung terkejut. "Enak!!!" Shira langsung memakan makanannya dengan sangat lahap karena itu terasa sama persis seperti Ayam Kiefci. "(SEPERTI AYAM YANG ADA DI DUNIA ASLI...!!! KIEFCI!!"

"Benarkan!?" Homura tersenyum.

Mereka semua menikmati makanan mereka masing-masing, Rina mulai tersenyum kepada Shira. "Jadi, Shira..."

"Hmm?" Shira melirik kepadanya.

"Kau bertarung dengan senjata apa? Jika kau berkelahi dengan tangan kosong... Jangan dipikirkan, itu tidak akan berguna. Semua orang membutuhkan sebuah senjata untuk bertarung. Bertarung dengan tangan kosong hanya untuk seorang Legenda yang sudah mahir."

"Aku terkadang mengandalkan sihir cahayaku, dan juga sihir Sword Disc." Shira tersenyum.

"Begitu ya?" Rina tersenyum.

"Homura tidak menggunakan sebuah senjata... Tapi cara dia bertarung itu memang membuatku kewalahan." Shira melirik kepada Homura, lalu Homura tersenyum. "Kau melawan seorang anak dari Dewi segalanya loh."

"Dan juga, Shira... Dia ini bertarung denganmu hanya menggunakan wujud biasanya dan dia tidak terlalu mengeluarkan semuanya. Dia menahan dirinya." Megumi meminum air tehnya selagi menjelaskannya.

"Ehh? Kau juga mempunyai perubahan sama seperti Ibumu, Homura?" Shira langsung terkejut.

"Iya, tapi aku hanya menggunakannya di keadaan yang sangat menarik dan menyenangkan... Untukmu sepertinya belum siap, Shira." Homura terkekeh.

"Homura ini adalah anakku, apa yang kau pikirkan jika dia tidak mempunyai perubahan?" Rina tertawa.

"Apakah perubahannya sama dengan kau, Dewi Rina!?" Shira langsung terkejut.

"Tidak, itu beda... Kau pasti pernah lihat Unique Magic-nya 'kan?"

"I-Iya."

"Dia menjadi satu dengan apinya... Eternal Flames dan Eternal Blaze. Itu adalah perubahannya... Kau jangan coba-coba melawan Homura di kondisi itu karena kau belum sepenuhnya siap."

"Tentu saja. Aku pasti akan mati." Shira menghela nafasnya.

"Seluruh tubuh Homura akan terasa sangat panas karena seluruh tubuhnya bersatu menjadi api, dan jika kamu ingin tau... Homura ini termasuk pengguna Elemen api terkuat di semesta Yuusuatouri." Rina tersenyum.

"H-Hebat..." Shira melirik kepada Homura.

"Kapan-kapan kita bertarung lagi, Shira. Aku akan menggunakan wujud Homura Flames!" Homura terkekeh.

"Kumohon jangan... Aku belum siap." Shira menelan ludahnya.

"Hahaha." Homura tertawa.

Ada satu hal yang mengganggu pikiran Shira, ia ingin menanyakan hal yang sangat tidak sopan kepada Rina yaitu menanyakan dimana suaminya. "Dewi Rina..."

Rina melirik kepada Shira. "Ada apa?" Shira menelan ludahnya lagi, lalu ia menunduk kepada Rina dengan wajah yang penuh hormat. "Bisakah aku menanyakan dimana suamimu berada sekarang?"

"Hmm? Suami ya...? Aku tidak memiliki suami dan berencana untuk tidak punya." Rina memakan es krimnya.

"Ehh!? Tidak punya suami!?" Shira langsung terkejut, ia langsung melirik kepada Homura dengan wajah yang sangat kaget. "Kenapa Homura bisa lahir jika Dewi Rina tidak mempunyai suami!?"

"Yah... Aku bisa membuat sebuah putri dan putra tanpa sebuah bantuan suami. Aku bisa melakukannya karena aku ini dewi. Hahahahaha!" Rina tertawa.

"(Gila... Ternyata dewi ini bisa hamil tanpa seorang suami...!?)" Shira merasa canggung mendengarnya.

"Ngomong-ngomong, Homura itu anak kedua yang aku lahirkan... Dia berumur 14.980 tahun, dan anak yang kesatu aku lahirkan bernama Eina Ghifari, ia sedang melakukan pencarian di semesta Xuusuatouri." Rina tersenyum.

"Begitu ya..." Shira meminum tehnya.

...

...

"PFFFTTT!!! HOMURA BERUMUR 14.980 TAHUN!?" Teriak Shira dengan sangat terkejut bahwa Homura terlihat seperti gadis remaja, tetapi dia berumur 14.980 tahun.

"Hahaha~" Rina mulai tertawa terbahak-bahak bahwa Shira tidak mengetahui tentang umur Legenda.

"Legenda adalah sosok abadi yang tidak memiliki umur maupun tampang seperti manusia ketika mereka tumbuh menjadi tua seperti nenek dan kakek. Legenda ketika mereka menempuh lebih dari jutaan tahun, tampang mereka akan selalu seperti layaknya wajah remaja. Mereka membutuhkan umur abadi untuk berkembang, bertarung, hidup, dan hal lain-lain, jadi mereka tidak akan tua dan mati karena umur."

"Shira, aku bisa membaca pikiran dan perasaanmu loh..." Rina tertawam

"Hah!?" Shira langsung terkejut.

Megumi tertawa. "Hayoloh... Jangan-jangan kau bilang sesuatu aneh tentang bibi Rina..."

"A-Ahh! Maafkan aku, Dewi Rina! Aku tidak tau kalau kau bisa membacanya..." Shira merasa sangat terkejut.

"Tidak apa-apa. Jadi kau ingin tahu asal-usul tentang Papaku dan Mamaku ya?" Rina mengusap mulutnya dengan sapu tangannya. Homura langsung terkejut. "Cerita kakek dan nenek!?"

"Iya." Rina mengangguk.

"Tentu... Ceritakan lah, Dewi Rina..." Shira tersenyum.

"Sebenarnya ceritanya panjang loh... Aku bahkan tidak tahu dimana harus mulai..." Rina mulai berpikir dengan sangat serius.

"Ceritakan tentang kehadiran Yuusuatouri, Dewi Rina... Dan juga ceritakan tentang Dewa Alvin dan Dewi Korrina." Shira menunduk kepada Rina dengan penuh hormat. Ia ingin sekali mengetahui tentang dunia yang ia tinggal sekarang.

"Hmm... Baiklah." Rina menganguk, Homura dan Megumi mengusap bibir mereka dengan sapu tangan, lalu mulai mendengarkan cerita Rina dengan wajah yang sangat serius.

"Dahulu kala... Terdapat seorang Legenda bernama Alvin Ghifari. Dia ini sebenarnya bukan Dewa sebelum bertemu dengan Korrina Comi... Dia ini hanya lah seorang Legenda biasa yang berjuang sangat keras untuk menjadi yang terkuat... Seperti dirimu. "

"Kerja kerasnya mampu membuatnya menjadi Pangeran dari segala Legenda ke tiga dengan kekuatannya yang bisa di sebut setara dengan dewa... Ia bertemu dengan seorang Dewi bernama Korrina Comi di sungai yang sangat indah. Mereka mulai saling mencintai dan memiliki hubungan yang sangat ketat."

"Mereka menikah... Dan melakukan hubungan---" Rina langsung terkejut.

"Kalian ini udah cukup besar 'kan? Untuk mendengar cerita ini?" Tanya Rina dengan sangat serius.

"Aku sudah cukup besar..." Homura dan Shira mengacungkan tangan mereka, kecuali Megumi yang masih berumur 500 tahun. Homura langsung menutup kedua telinga kucing Megumi. "Kauu masih kecil di luar..."

"Hmmm..." Megumi menghela nafasnya dengan kecewa.

"Ehem... Mereka melakukan hubungan seks beberapa kali hingga membuat 9 anak... Termasuk diriku." Rina tersenyum.

"Dan karena hubungan itu... Alvin Ghifari menjadi Dewa dari segala alam semesta... Dewa penguasa semuanya..." Ucap Rina dengan wajah yang sangat serius.

"A-Apa...? Jadi jika seorang legenda biasa melakukan hubungan hal yang tidak senonoh itu kepada seorang dewi legenda...? Dia akan menjadi dewa dari segalanya?" Shira langsung terkejut.

"Jika kau melakukan hubungan itu beberapa kali... Itu memiliki kesempatan 5 persen loh... Papaku ini memang sudah menjadi takdir menguasai segala alam semesta dan bahkan alam semesta yang kita tinggali ini... Yuusuatouri." Rina tersenyum.

"Begitu ya..." Shira mulai mengerti apa yang Rina ucapkan.

"Mereka menghadapi banyak sekali musuh yang sangat kuat... Musuh mereka juga adalah dewa-dewa. Dan saat itulah dimana Papaku dan Mamaku berencana untuk menghentikan kehancuran dan kejahatan semua ini dengan menghancurkan hubungan mereka masing-masing..." Rina menghela nafasnya.

"Hubungan? Maksudmu mereka bercerai?" Tanya Shira.

"Iya... Papaku pernah bilang bahwa hubungan mereka ini selalu saja menarik sebuah musuh yang sangat kuat tanpa henti... Aku dan saudara-saudaraku di taruh di dimensi lain oleh Mamaku... Setau aku, aku dan adikku bernama Rianna berhasil melarikan diri dari dimensi itu... Dan ketika aku melihat Mama dan Papa... Mereka sedang bertarung sampai mati..." Rina meminum air tehnya.

"Aku dan adikku tidak bisa melakukan sesuatu kecuali melihat... Aku bisa melihat dengan kedua mataku bahwa Papaku tidak menggunakan sepenuhnya kekuatannya melawan Mama... Dia ingin Mama untuk menang dan setelah itu terjadi... Papaku berlutut kepadanya seperti ia menyerahkan nyawanya kepada Mama..."

"Bibi Rina... Bibi tidak pernah menceritakan hal itu kepada kami, tetapi sekarang kok bibi menceritakan hal itu kepada kami dengan seseorang yang tidak terkait dengan keluarga Ghifari?" Tanya Megumi dengan sangat kebingungan.

Shira langsung terkejut. "Benar juga..."

Mata Eternal Crimson Rina mulai mengontrol pikiran Shira dan Megumi untuk melupakan hal yang tadi Megumi bicarakan. "Homura, kau mengertikan?"

"Iya, mama..." Homura mengangguk dan menunduk kepada Rina.

"Break." Rina menutup kedua matanya.

"Ahh?" Shira dan Megumi melupakan apa yang Megumi katakan, Rina melakukan itu karena ia masih ingin belum memberitahu tahu mereka berdua.

"Baiklah... Lanjut?" Tanya Rina.

Mereka bertiga langsung mengangguk. "Seketika Papaku berlutut kepada Mama... Mamaku menolak untuk membunuhnya... Hal yang sangat ia inginkan adalah untuk bersatu kembali bersama Papa... Dan itu adalah pilihan yang sangat buruk karena musuh terbesar Papa bernama Rxeonal telah hidup kembali untuk menghancurkan semua alam semesta dan membangkitkannya menjadi monster..."

"Dia ini sangat kuat... Sangat kuat bahkan Papa dan Mamaku tidak bisa mengalahkannya."

Shira menelan ludahnya. "Rxeonal... Jangan bilang dia masih hidup, Dewi Rina..." Ucap Shira dengan sangat serius dan khawatir.

"Tidak... Dia sudah mati, bersama dengan Papaku yang mengorbankan nyawanya untuk menyelamatkan seluruh alam semesta yang ia cinta..." Ucap Rina dengan sangat serius.

"Jangan-jangan...? Dia juga m-mati...?" Ucap Shira dengan sangat serius dan kaget.

"Iya... Sebelum Papaku mati... Ia mengubah seluruh dunia sebelumnya menjadi dunia sekarang ini... Yuusuatouri!" Rina tersenyum.

"Akhir dari cerita! Aku membuatnya sesingkat mungkin dan menjelaskannya lebih tentang Yuusuatouri ini." Rina tersenyum, lalu menghabiskan tehnya.

"Jadi begitu ya..." Megumi terkejut.

"Sekarang... Kakek benar-benar sudah menghilang?" Tanya Homura dengan sangat khawatir.

"Aku tidak mengetahuinya..." Rina mulai menangis dengan sangat bersedih karena ia ingin sekali bertemu dengan Papanya lagi.

Shira langsung terkejut. "Ahhh...! Ngomong-ngomong, tentang Dewi bernama Korrina Comi iti... Apakah dia masih hidup?" Tanya Shira untuk mencoba menghentikan Rina menangis.

Rina mengusap air matanya. "Mamaku masih hidup kok... Kemarin aku bertemu dengannya."

"Begitu ya... Syukurlah..." Shira tersenyum.

Rina tersenyum dan merasa sangat senang ia membaca pikiran Shira tentang ingin mengetahui asal usul tentang keluarganya. "Shira, sepertinya kamu cukup berani juga untuk membuatku menangis..."

"Ehh!? Jadi itu salahku...?" Shira langsung terkejut.

"Hahaha... Bercanda..." Rina tiba-tiba mengulurkan tangan kirinya dengan wajah yang sangat serius. Tangan kirinya langsung bersinar sedikit.

"Aku memiliki sebuah senjata yang cocok untuk dirimu ini, Shira... Sebuah hadiah karena telah membuatku menangis..." Rina terkekeh.

"Ahahaha... Aku merasa cukup bersalah..."

Tiba-tiba perlahan-lahan sebuah pedang mulai muncul di tangan kirinya.

Shira langsung terkejut. "Whoa..."

Rina tersenyum, lalu menawarkan Shira untuk mengambil pedang yang dibuat oleh seorang Dewi. "Ambilah, Shira... Pedang ini adalah pedang suci dan cahaya yang paling kuat..."

"Whoa! Aku tidak bisa menerimanya, Dewi Rina! Ini terlalu kuat untuk diriku dan aku ingin sekali berusaha keras untuk menjadi kuat... Aku tidak butuh bantuan pedang dewa ini..."

Rina mulai menatap kedua mata Shira dengan sangat serius. "Kau membutuhkan ini... Ini adalah tahap pertama untukmu berkembang menjadi Saint terkuat, Shira... Musuhmu diluar sana ini lebih kuat yang kau bayangkan dan juga pedang ini mampu membuat statsmu cukup berkembang!"

Shira mulai terdiam. "Dunia ini... Membutuhkan sebuah satu boost saja untuk menjadi yang terkuat... Dan pedang suci inilah adalah tahapan pertamamu, Shiratori..."

Shira menarik nafasnya dengan penuh semangat dan harapan. "Baiklah, aku ambil, Dewi Rina..." Shira mengambil pedang tersebut dan ia mulai terasa energi cahaya kuat memasuki seluruh tubuhnya."Ahh!"

Rina mengeluarkan jempolnya. "Bagus..."

"Pedang suci yang Mamaku buat... Itu bernama Grand Sacred Dan itu terlihat kamu dapat memegangnya dengan sangat mudah. Kau ini sepertinya layak, Shira." Rina tersenyum.

Shira menoleh kepada Homura, Homura langsung tersenyum kepada Shira. "Homura tidak mempunyai senjata loh, Dewi Rina."

"Yah... Aku bisa membuatnya sendiri dengan api-apiku." Homura tersenyum.

"Shira, kau ini tidak tahu bahwa Homura ini adalah pengguna api terkuat apa?" Rina menghela nafasnya.

"Hah!?" Shira langsung terkejut.

"Aku masih perlu belajar... Agar bisa mengalahkan Kakak-ku!" Ucap Homura dengan sangat serius.

"(Dan sekarang aku sangat berterima kasih karena masih hidup melawan Homura.)" Shira merasa sangat lega. "Shira, bagaimana perasaanmu untuk memiliki senjata yang di beri oleh Bibi Rina?" Megumi tersenyum.

"Hmm... Sepertinya bagus, karena aku akan bisa berkembang dengan ini." Shira mengeluarkan kartunya, lalu ia menaruhnya di logam pedang-nya. Kartunya mulai melihatkan pedang tersebut.

Weapon - Grand Sacred

Strength - EX

Speed - EX

Unique Skill - The Blessing of Grand Sacred

Shira langsung terkejut dengan sangat kaget. "EX!? DEWI RINA... APAKAH KAU SERIUS!?" Shira menoleh kepada Rina dengan wajah yang sangat serius.

"Iya, dengan senjata itu kita bisa melakukan raid di dungeon yang paling kuat loh!" Rina tersenyum.

"Ini memang tidak dipercaya... Menakjubkan... Terima kasih banyak, Dewi Rina..." Shira menunduk kepada Rina dengan penuh hormat.

"Iya." Rina tersenyum.

"Tunggu, apa yang Mama maksud tentang kita? Mama 'kan bukan termasuk partner kita." Ucap Homura dengan sangat serius.

"Hahaha... Dan karena itulah... Mama ingin ikut bersama kalian mengalami petualangan yang sangat besar." Kartu Rina muncul di depan wajah-nya, mereka langsung melihat kartunya.

"T-TIDAK MUNGKIN!!!" Mereka bertiga langsung terkejut.

Rina Ghifari - Goddess of all Legends

Strength - SSS+

Defense - SS

Speed - SS+

Intellegence - SS

Physical - SS++

Technique - SSS

Summon - SS

Magic - SSS+

Element - All

Unique Skill - Bow before your goddess

"STATS YANG TERLALU KUAT!!!" Shira merasa sangat terkejut. "Dewi Rina... Ayolah... Bisakah kamu mengubahnya?"

"Mama, kumohon... Aku ingin Mama menjadi selevel dengan kita!" Homura mulai memohon kepada Rina.

"Bibi Rina... Menjadi kuat duluan itu tidak menyenangkan!"

"Iya, iya... Aku hanya bercanda." Rina terkekeh.

Rina bersinar dan mata Eternal Crimson-nya tiba-tiba hilang. Shira mulai melihat statsnya lagi.

Rina Ghifari - Goddess of all Legends

Strength - S

Defense - B-

Speed - A+

Intellegence - S++++

Physical - A++

Technique - S-

Summon - C-

Magic - A--

Element - All

Unique Skill - Bow before your goddess

"Ini cukup baik sekarang, Dewi Rina..."

"Baguslah kalau begitu..." Rina tersenyum.

"Sekarang... Mohon kerja sama-nya." Rina tersenyum.

Terpopuler

Comments

محمد شمسل علوي

محمد شمسل علوي

.inding sama sama itu samajgfgg

2020-09-18

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3 Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4 Chapter 3 - Cahaya Harapan
5 Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6 Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7 Chapter 6 - The Raid
8 Chapter 7 - Sihir-sihir
9 Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10 Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13 Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14 Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15 Chapter 13 - Firasat Buruk
16 Chapter 14 - Ultra Power Legend
17 Chapter 15 - Latihan Keras
18 Chapter 16 - Saint Legenda
19 Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20 Chapter 18 - Iblis baik hati
21 Chapter 19 - Ilusi Dewi
22 Chapter 20 - Potensi Penuh
23 Chapter 21 - Saint Enchanted
24 Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25 Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26 Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27 Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28 Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29 Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30 Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31 Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32 Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33 Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34 Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35 Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36 Chapter 34 - Kehancuran
37 Chapter 35 - Salam Perpisahan
38 Chapter 36 - Surat Nikah
39 Chapter 37 - Menikmati momen
40 Chapter 38 - Eternal
41 Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42 Chapter 40 - Omni-Dewa
43 Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44 Chapter 42 - Gerhana Matahari
45 Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46 Chapter 44 - Kehidupan kedua
47 Chapter 45 - Perjalanan baru
48 Chapter 46 - Neraka Astral
49 Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50 Chapter 48 - Kembali Bertemu
51 Chapter 49 - Pesta
52 Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53 Chapter 51 - Dimensi Saint
54 Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55 Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56 Chapter 54 - Temple of the Saint
57 Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58 Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59 Chapter 57 - Comeback
60 Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61 Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62 Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63 Chapter 61 - Saint Hybrid
64 Chapter 62 - Xuusuatouri
65 Chapter 63 - Shuri
66 Chapter 64 - The Truth is...?
67 Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68 Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69 Chapter 67 - Homura vs Homuze
70 Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71 Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72 Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73 Chapter 71 - Pemulaian Baru
74 Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75 Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76 Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77 Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78 Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79 Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80 Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81 Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82 Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83 Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84 Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85 Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86 Chapter 84 - Segel
87 Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88 Chapter 86 - The God of Oath (I)
89 Chapter 87 - The God of Oath (II)
90 Chapter 88 - The God of Oath (III)
91 Chapter 89 - A New God for Touri
92 Chapter 90 - Upacara Resmi
93 Chapter 91 - Omni-Touri
94 Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95 Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96 Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97 Chapter 95 - Segalanya
98 Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99 Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100 Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101 Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102 Chapter 100 - Gerhana Bulan
103 Chapter 101 - Ritual Shinigami
104 Chapter 102 - Kontrak Clare
105 Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106 Chapter 104 - Demi Air Suci
107 Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108 Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109 Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110 Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111 Chapter 109 - Mugen no Kensei
112 Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113 Chapter 111 - Rencana Kedua
114 Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115 Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116 Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117 Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118 Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119 Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120 Chapter 118 - Malam yang Kacau
121 Chapter 119 - Elf
122 Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123 Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124 Chapter 122 - Bebaskanlah
125 Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126 Chapter 124 - Hyugen
127 Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128 Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129 Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130 Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131 Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132 Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133 Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134 Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135 Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136 Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137 Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138 Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139 Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140 Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141 Chapter 139 - Seperti biasanya
142 Chapter 140 - Giant
143 Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144 Chapter 142 - Umpan
145 Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146 Chapter 144 - Grimoire of Oath
147 Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148 Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149 Chapter 147 - Pahlawan
150 Chapter 148 - Batu Nisan
151 Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152 Chapter 150 - Dimensi
153 Chapter 151 - Alternatif
154 Chapter 152 - Palsu dan Asli
155 Chapter 153 - Haruka
156 Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157 Chapter 155 - True Dimensional Cage
158 Chapter 151 - Permulaan Baru
159 Chapter 152 - Pilihan Sulit
160 Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161 Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162 Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163 Chapter 156 - Roh
164 Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165 Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166 Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167 Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3
Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4
Chapter 3 - Cahaya Harapan
5
Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6
Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7
Chapter 6 - The Raid
8
Chapter 7 - Sihir-sihir
9
Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10
Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13
Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14
Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15
Chapter 13 - Firasat Buruk
16
Chapter 14 - Ultra Power Legend
17
Chapter 15 - Latihan Keras
18
Chapter 16 - Saint Legenda
19
Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20
Chapter 18 - Iblis baik hati
21
Chapter 19 - Ilusi Dewi
22
Chapter 20 - Potensi Penuh
23
Chapter 21 - Saint Enchanted
24
Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25
Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26
Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27
Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28
Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29
Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30
Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31
Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32
Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33
Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34
Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35
Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36
Chapter 34 - Kehancuran
37
Chapter 35 - Salam Perpisahan
38
Chapter 36 - Surat Nikah
39
Chapter 37 - Menikmati momen
40
Chapter 38 - Eternal
41
Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42
Chapter 40 - Omni-Dewa
43
Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44
Chapter 42 - Gerhana Matahari
45
Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46
Chapter 44 - Kehidupan kedua
47
Chapter 45 - Perjalanan baru
48
Chapter 46 - Neraka Astral
49
Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50
Chapter 48 - Kembali Bertemu
51
Chapter 49 - Pesta
52
Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53
Chapter 51 - Dimensi Saint
54
Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55
Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56
Chapter 54 - Temple of the Saint
57
Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58
Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59
Chapter 57 - Comeback
60
Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61
Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62
Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63
Chapter 61 - Saint Hybrid
64
Chapter 62 - Xuusuatouri
65
Chapter 63 - Shuri
66
Chapter 64 - The Truth is...?
67
Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68
Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69
Chapter 67 - Homura vs Homuze
70
Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71
Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72
Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73
Chapter 71 - Pemulaian Baru
74
Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75
Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76
Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77
Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78
Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79
Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80
Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81
Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82
Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83
Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84
Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85
Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86
Chapter 84 - Segel
87
Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88
Chapter 86 - The God of Oath (I)
89
Chapter 87 - The God of Oath (II)
90
Chapter 88 - The God of Oath (III)
91
Chapter 89 - A New God for Touri
92
Chapter 90 - Upacara Resmi
93
Chapter 91 - Omni-Touri
94
Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95
Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96
Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97
Chapter 95 - Segalanya
98
Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99
Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100
Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101
Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102
Chapter 100 - Gerhana Bulan
103
Chapter 101 - Ritual Shinigami
104
Chapter 102 - Kontrak Clare
105
Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106
Chapter 104 - Demi Air Suci
107
Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108
Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109
Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110
Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111
Chapter 109 - Mugen no Kensei
112
Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113
Chapter 111 - Rencana Kedua
114
Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115
Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116
Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117
Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118
Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119
Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120
Chapter 118 - Malam yang Kacau
121
Chapter 119 - Elf
122
Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123
Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124
Chapter 122 - Bebaskanlah
125
Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126
Chapter 124 - Hyugen
127
Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128
Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129
Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130
Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131
Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132
Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133
Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134
Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135
Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136
Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137
Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138
Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139
Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140
Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141
Chapter 139 - Seperti biasanya
142
Chapter 140 - Giant
143
Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144
Chapter 142 - Umpan
145
Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146
Chapter 144 - Grimoire of Oath
147
Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148
Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149
Chapter 147 - Pahlawan
150
Chapter 148 - Batu Nisan
151
Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152
Chapter 150 - Dimensi
153
Chapter 151 - Alternatif
154
Chapter 152 - Palsu dan Asli
155
Chapter 153 - Haruka
156
Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157
Chapter 155 - True Dimensional Cage
158
Chapter 151 - Permulaan Baru
159
Chapter 152 - Pilihan Sulit
160
Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161
Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162
Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163
Chapter 156 - Roh
164
Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165
Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166
Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167
Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!