Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang

"Ada dua alasan mengapa ras legenda harus ditakuti... Perubahan dan Legend's Boost (menambah kuat setiap terluka)"

"AHHHH!!! HAH...!!! HAH...!!! HAH...!!!" Shira tiba-tiba terbangun di dunia putih, dimana tidak apapun kecuali dirinya sendiri. Ia mulai merasa ketakutan.

"Kamu kemanakan istri dan putriku!?" Ucap Shira dengan sangat marah. Ia bangkit dari lantai dan tiba-tiba terjatuh lagi karena gravitasi yang sangat kuat. "HOMURA!!! METHODE!!!" Shira mulai berteriak nama mereka.

"Tenangkan dirimu ini, Shiratori Alvin..." Tiba-tiba sebuah suara mulai muncul. Shira langsung terkejut mendengarnya. "Dimana...? Dimana aku...? DIMANA HOMURA DAN METHODE!?"

"Kau berada di dunia buatanku... Jangan mengkhawatirkan tentang keluargamu yang sedang membangunkan dirimu itu yang pingsan. "

"Ahh! Aku pingsan...? Ini pasti mimpi!!!" Ucap Shira dengan sangat serius.

"Bukan. Aku membawa jiwamu ke duniaku ini, Shiratori... Dan sepertinya kau menikah dan bahkan membuat anak dengan cucuku Homura ya...?"

"C-Cucu!?" Shira langsung terkejut.

Tiba-tiba sebuah api mulai muncul di depan Shira, dan ternyata api itu mulai membentuk menjadi wujud Legenda dan setelah itu...

"AHHH!?" Shira langsung terkejut melihat Legenda itu, karena ia mengenal sosok dari Legenda itu.

Itu adalah seorang Dewa Legenda yang melihat seluruh alam semesta dengan kedua matanya yang buta. Ia juga memiliki luka yang sangat banyak di tubuhnya dan bahkan mata kirinya. "Kau tahu diriku?"

"Dewa Alvin Ghifari..." Shira langsung terkejut melihatnya.

"Bagaimana kau masih hidup? Kau tidak benar-benar mati!?"

"Tidak... Aku disini hanya melihat keadaan alam semesta... Lagian juga aku memiliki peringatan penting untuk dirimu, Shiratori." Alvin menghampiri barat dan ia tiba-tiba mengeluarkan kristal yang sangat besar, hingga mampu melihat masa depan.

"Aku ingin menanyakan hal penting, kau berasal dari luar sana 'kan?" Tanya Alvin.

"Maksudmu dunia asli?"

"Iya. Kau mati dan sepertinya dewa bernama Rivin memberimu kesempatan hidup ke dalam dunia Yuusuatouri." Alvin melirik kepada Shira.

"Rxeonal masih hidup... Itu peringatanku kepada dirimu, Shira..."

DAGGG!!!

Jantung Shira mulai berdebar-debar dengan sangat kencang bagaikan kiamat yang dahsyat "Apa maksud mu...? Musuh kuat yang kau lawan masih hidup?"

"Iya. Tapi dia tidak terlalu kuat untuk sekarang... Dia sekarang lahir kembali menjadi Ras Iblis. Jangan khawatir... Dia tidak memiliki kekuatan dewanya seperti dulu." Kristal itu mulai melihatkan kota dimana ras Iblis tinggal, Shira langsung terkejut melihatnya. "Musuhku...?"

"Shira, aku memanggilmu kesini karena kamu ini adalah Saint Legenda yang terpilih... Seorang takdir yang bisa mengalahkan Rxeonal dengan kekuatan Saint Light."

"Wow... Aku tidak bisa, Dewa Alvin. Aku masih harus belajar dan berlatih."

"Shira, seluruh kekuatan dan tubuh dewanya telah aku ambil dan hancurkan... Dia ini hanya iblis biasa dengan kekuatannya sendiri, kau bisa mengalahkannya jika kau percaya kepada jiwa legendamu sendiri!" Alvin menunjuk Shira.

"Hmmm..."

"Rxeonal dan kelima iblis terkuat akan menyerang kota Sillentesius... Dimana terdapat sebuah akademi legenda yang terkenal di seluruh Yuusuatouri... Kau mempunyai waktu 1 tahun untuk berlatih dan melindungi kota itu..."

"Jika kau masih bersikap sok kuat dan lemah... Methode dan Homura yang kau cintai akan mati dalam sekejap." Kristal itu tiba-tiba memperlihatkan Methode dan Homura yang terbunuh.

"AHHH!?"

Shira langsung terkejut. "HENTIKAN!!!" Shiratori menggunakan Light Force kepada Kristal itu dan kristal itu langsung pecah menjadi bagian kecil.

"Kau harus percaya kepada jiwa legendamu... Semuanya... Kau pasti bisa mengalahkan seorang dewa, jika kau menggunakan jiwa legendamu itu..."

Shira mengangguk. "Legenda tidak akan pernah menyerah, itulah jiwa yangku miliki!"

"Hmph... Aku suka dirimu, Shira." Alvin membuka portal di belakang Shira. "Kembalilah kepada putrimu dan istrimu... Mereka sedang menangis menunggumu untuk sadar kembali."

"Baiklah..." Shira mengangguk.

"Selamat atas putrimu yang baru lahir, nak. Aku sangat senang kau melanjutkan garis keluarga Ghifari menjadi garis Shiratori."

"Hahaha!"

Shira tiba-tiba teringat kepada suatu hal. "Tunggu... Kau tidak kembali kepada istrimu? Dewi Korrina. " Tanya Shira.

"Belum waktunya... Dan, pokoknya aku akan kembali kepada mereka ketika waktunya telah tiba, aku janji itu."

"Kau jangan memberitahu mereka ya." Alvin tersenyum.

"Baiklah, sampai jumpa lagi!" Shira pergi memasuki portal itu.

Alvin tersenyum, lalu ia berjalan pergi dengan sangat tenang. "Siapa sangka ada seseorang yang bisa menggantikan dirimu... Saint Light memiliki kekuatan cahaya terkuat dan bahkan bisa mengambil seluruh kekuatannya dari matahari dan bahkan cahaya disekitarnya

"Aku terkesan, tetapi aku merasakan aura-aura yang menyengat ketika aku berbicara dengannya." Alvin memegang dagunya.

WOSSSSHHH!!!

"AHHH!!!" Shira membuka kedua matanya dengan sangat terkejut karena ia benar-benar kembali. "Hah... Hah... Ha..." Ia mulai bernafas dengan sangat panik.

"PAPAAAAA!!!" Methode memeluk Shira dengan sangat erat, hingga wajahnya terus menjatuhkan air mata. "Papa... Papa..." Methode menangis penuh bersyukur karena Shira telah kembali.

"Maaf, Methode... Maaf membuatmu khawatir, sayang." Shira mengusap rambutnya.

"Kamu tidak apa, Shiratori!? Wajahmu dari tadi seperti melihat mimpi buruk... " Ucap Korrina dengan sangat khawatir. Ia langsung memulihkan Shira dengan wajah yang khawatir.

"Aku tidak apa-apa... Hahh..." Shira menarik nafasnya dalam-dalam. "Papa..." Methode masih menangis di bahu Shira dengan sangat terharu bahwa ia bisa bertemu denganya lagi, Shira tidak menyadarkan dirinya selama 3 jam sebelumnya dan itu sangat membuat Methode khawatir sekali.

"Kau harus meminta maaf kepada anakmu dan istrimu, Shiratori... Mereka dari tadi mencoba untuk membangunkanmu dengan wajah yang sedih dan putus asa." Mortem kembali menjadi wujud Rina, lalu ia dan Korrina pergi menghampiri kaca besar dan melihat kembali pertarungan Homura.

"Homura dimana!?" Tanya Shira dengan sangat terkejut.

"Homura sedang bertanding..." Megumi menunjuk kaca itu.

Shira mengangguk. "Methode sayang... Maafkan Papa ya... Papa tadi hanya kelelahan doang." Shira tersenyum, lalu ia memeluknya dengan sangat erat.

"Jangan tinggalkan Methode..." Methode menatap Shira dengan wajah yang sedih. "Iya, tentu. Papa akan selalu bersamamu, hingga kamu tumbuh besar." Shira tersenyum.

"Janji..." Methode masih melihatkan wajah sedihnya. "Janji!" Shira tersenyum dengan sangat semangat.

"Hmmm..." Methode memeluk Shira dengan sangat erat. Shira mulai berpikir tentang Dewa Alvin yang tiba-tiba memanggilnya bahwa 1 tahun kemudian Rxeonal si raja iblis akan datang menyerang. Jika Shira tidak bertambah kuat Homura dan Methode bisa saja terbunuh... Atau bisa jadi bahwa Yuusuatouri akan mengalami kehancuran.

Shira bangkit dari lantai selagi menggendong Methode yang sedang memeluk Shira, lama kelamaan Methode akan tertidur di pangkuannya. Shira menghampiri kaca yang sangat besar dan melihat pertarungan Homura yang telah selesai. "Loh!? Sudah selesai!?" Shira terkejut.

"Hahaha! Homura menang lagi!!! Bagus!!!" Rina tersenyum. Rina melirik kepada Shira. "Pertanding ke 2 kamu masih lama ya?"

"2 hari lagi... Tapi Megumi..." Shira melirik kepada Megumi. "Hmm... Aku besok, pertandingan yang terakhir."

"Begitu ya... Aku besok akan kesini lagi." Korrina tersenyum.

BRAKKK!!!

Homura membuka pintu ruangan itu dengan sangat panik. "SHIRAAAAAA!!!" Homura lari menghampiri Shira dengan sangat cepat dan berencana untuk memeluknya.

Shira melirik kepada Homura. "Ahh!? Homura...! Jangan...!" Shira terkejut.

BRAKKK!!!

Homura tiba-tiba menabrak tembok aura merah milik Rina. Homura langsung terjatuh. "Aww..."

"Ahhh..." Shira langsung terkejut melihatnya.

"Homura, apakah kau tidal lihat bahwa Shira sedang menggendong Methode yang sedang tidur?" Rina menghela nafasnya.

Homura bangkit dari lantai. "Ahh... Hahaha, iya." Homura menghampiri Shira. "Kamu baik-baik saja?" Tanya Homura dengan sangat khawatir.

"Iya. Aku hanya kelelahan doang." Shira tersenyum.

"Begitu ya..." Homura memeluk Shira dengan sangat erat. "Syukurlah..."

"Iya..."

Korrina melirik kepada mereka dan mereka mulai mengingatkannya ketika dia bersama Alvin sejak dulu sekali. "Ahhh... Cinta itu memang hebat ya...?"

"Iya..." Rina tersenyum.

Homura menoleh kepada Methode yang sedang tertidur dengan wajah imutnya. "Awww... Yang tadi menangis terus sekarang sepertinya tertidur..." Shira terkejut. "Dia daritadi menangis?"

"Iya... Tidak ada yang bisa menghentikannya menangis, dia terus menangis dan menangis hingga bahkan teriak dengan sangat berisik..." Homura terkekeh, lalu ia mencium pipi Methode. "Dia mungkin lelah karena menangis terus demi diriku untuk sadar." Shira tersenyum.

"Sepertinya begitu..." Homura menghampiri kaca besar dan mulai melihat pertandingan selanjutnya dimana temannya akan bertanding.

Methode mulai terbangun. "Papa..."

"Kenapa, nak?" Shira tersenyum.

"Lapar..."

"Iya, ayo makan." Shira melirik kepada mereka semua. "Makan yuk."

"Kita udah makan. Kamu pergi bersama Methode saja." Jawab mereka dengan bersamaan. Bahkan Homura juga menolak karena dia sudah makan bersama Methode tadi, tetapi Methode masih merasa lapar. "Homura, kamu tidak ikut?"

"Kita tadi udah makan loh... Tapi karena dia adalah gadis kecil, dia jadi gampang lapar. Dia ini legenda kecil jadi makanlah bersamanya, Shira." Jawab Homura.

"Kamu mau ngapain disini?"

"Menonton pertandingan sahabatku." Homura tersenyum.

"Begitu ya?" Shira menoleh kepada Methode. "Kita makan berduaan aja yuk?"

"Yukkk!!!" Methode tersenyum. Mereka berjalan pergi keluar ruangan VIP. Mereka pergi menghampiri tempat makan.

"Papa..."

"Kenapa?"

"Aku pengen pipis..." Jawab Methode dengan wajah khawatir.

"Ehh?!" Shira terkejut bahwa Methode tiba-tiba ingin pipis. Methode ini kan perempuan, jadi Shira tidak bisa menemaninya pipis di dalam kamar mandi perempuan.

"B-Baik... A-Ayo." Shira pergi menghampiri Toilet dengan sangat cepat. "Kamu bisa 'kan pipis sendiri?" Tanya Shira.

"Hmmm..." Methode mengangguk.

"(Syukurlah...)"

Beberapa menit kemudian, Shira berdiri di depan toilet wanita selagi melihat kartunya dengan wajah yang kelaparan. "Methode mengambil waktu yang lama juga..."

Methode menggerakan celana Shira. "Papa."

Shira melirik kebawah. "Gimana? Kamu udah cuci tangan?" Tanya Shira.

"Udah! Aku mencuci tangan setelah pipis, gimana Papa?" Methode tersenyum.

Shira mengangkat Methode, lalu menggendongnya. "Anak Papa memang hebat."

GUUUUURRR... Suara perut mereka mulai bersuara dengan bersamaan. "Hahahahahaha!!!" Mereka berdua mulai tertawa.

Beberapa menit kemudian, di tempat yang Shira dapat untuk makan siang memiliki pemandangan yang indah untuk seorang anak kecil. Methode berusaha untuk naik di atas kursi, tetapi dia terlalu pendek dan kecil untuk menaikinya. "Papa!"

"Sihir mengangkat!" Shira mengangkat Methode, lalu Methode mulai tertawa. "Yayy~~" Methode duduk di sebelah Shira. Shira memberinya sendok kecil karena memberinya dia sumpit akan menjadi sulit untuknya makan.

"Selamat makan!" Shira mulai memakan ramennya. Methode mulai mengikuti Shira. "Celamat makann...!" Methode mulai memakan ramennya juga. Suara tadi membuat Shira lengah. "(Suara malaikat... Indahnya...)"

Beberapa menit kemudian, Shira mengusap pipi Methode karena terdapat sebuah kuah ramen yang menempel. "Terima kasih atas makanannya." Shira memasukan sapu tangannya kembali di saku bajunya. "Terima kasih atas makanannya..." Methode meniru Shira.

"Ahhhhh!!! Malaikat kecil papa!!!" Shira memeluk Methode dengan sangat erat. "Hehehe..."

***

Mereka sedang berjalan bergandengan tangan, mereka berencana untuk berjalan kembali ke ruangan vip. "Methode, kamu nanti udah besar mau jadi apa?"

"Seorang Legenda yang layak dan kuat! Yang mampu mengalahkan Papa dan Mama!" Methode mulai melompat-lompat.

"Hmmm... Begitu ya... (Tapi Papa belum cukup kuat, Methode...)"

Di perjalanan mereka, Shira tiba-tiba melihat seorang anak kecil yang sedang di siksa oleh kedua Legenda yang kejam. "Apa-apaan kamu mengemis disini, dasar iblis sialan!!!"

"M-Maaf..." gadis kecil bertanduk satu itu sepertinya mulai ingin menangis.

"Papa... Gadis itu sendirian..." Methode menunjuk gadis kecil itu dengan wajah yang khawatir.

"Ayo, Methode." Shira dan Methode menghampiri mereka. Shira mulai merasa kesal melihat mereka menyiksa seorang anak kecil.

Seorang Legenda mulai menepatkan pukulannya kepada gadis itu tetapi Shira memegang tangannya dengan sangat cepat. "Ahhh?" Legenda itu mulai melirik kepada Shira. "Jauhi gadis ini. Sekarang juga." Shira menatap mereka dengan tatapan tajamnya.

Methode menghampiri gadis itu. "Kamu enggak apa-apa...?"

"Hmm... Aku cuman terluka sedikit..." Gadis itu menunjukan bibirnya yang berdarah karena terkena pukul. "Ohh, biarkan aku sembuhkan..." Methode tersenyum, lalu ia menggunakan Recovery kepada luka-luka gadis tersebut, dan setelah itu pipi dan mulut gadis itu pulih. "Terima kasih..."

BAG!!! BAG!!!

Kedua Legenda itu terdorong dan terjatuh oleh Shira. "Jangan kembali menyiksa gadis ini... Mengerti!?" Tanya Shira. "Ahhhh!!!" Mereka berdua mulai lari ketakutan.

Shira melirik kepada gadis itu. "Kamu tidak apa-apa?" Ia melihat bajunya kotor, lalu ia mulai menepuk debu-debu di bajunya.

Shira bisa melihat bahwa ras gadis tersebut adalah ras Iblis. Terkadang terdapat sebagian legenda yang membenci dan ingin sekali membunuh iblis. "(Malang sekali...)"

"Shiratori, peraturan yang dibuat Papaku adalah jagalah anak-anak iblis... Karena anak-anak iblis itu memiliki hati yang murni."

"Keluargamu kemana?"

"Mereka mati... Dibunuh oleh pangeran legenda..." Gadis itu mulai menangis.

"Begitu ya... Turut berduka cita... Apa ras mereka?" Tanya Shira.

"Mamaku ras Legenda... Dan Papaku ras iblis."

"Begitu ya... (Setengah iblis dan legenda...) " Shira melihat tanduk satunya lagi yang telah di potong, dan Shira juga melihat mata kanannya telah terhalang oleh penutup matanya. "Mata kamu tidak apa-apa? Aku dengar para iblis kebal terhadap penyakit."

"Mata kananku itu terdapat aura iblis yang kuat... Aku tidak bisa menggunakannya."

"Begitu ya..."

Methode mengusap air mata gadis itu. "Jangan menangis, Papaku ini Legenda baik hati." Methode tersenyum.

Gadis itu tiba-tiba memegang kedua pipi Methode. "Kamu cantik sekali... Seorang Saint ya...?"

"Ehh...?" Methode terkejut.

"Mamaku dan Papaku selalu bilang begitu padaku... Mungkin iya."

"Bagaimana bisa kamu mengetahuinya?" Tanya Shira.

"Karena mata kananku bisa melihat ras gabungan... Aku juga ras gabungan..." Gadis itu tersenyum.

"Namamu siapa? Umurmu berapa?" Tanya Methode.

"Aku Selvia Omogari. Aku 5 tahun..." Selvia tersenyum.

"(Namanya tidak terlihat seperti iblis... Sepertinya ibu Selvia memberikan nama itu.)" Shira terkejut.

"Aku Methode Ghifari! Aku juga 5 tahun! Mari berteman!" Methode tersenyum.

"Hmmm..." Selvia mengangguk.

"Selvia, kau berada di tempat seperti ini itu sangatlah berbahaya..."

"Iya... Aku hanya butuh tempat untuk tinggal." Jawab Selvia dengan wajah yang sedih.

"Shira!!! Methode!!!" Homura menghampiri Shira dengan wajah yang tersenyum. Ia tiba-tiba melihat Selvia.

"Ahh... Seorang anak iblis...?" Homura langsung terkejut.

"Ahh! Mama!" Methode melompat kepada Homura, ia langsung memeluknya. "Shira, apakah kamu menemukannya?"

"Tidak... Keluarga Selvia terbunuh oleh seorang pangeran Legenda... Dan sekarang dia tidak punya tempat untuk tinggal, Homura..." Shira melirik kepada Homura.

"Malang sekali..." Homura terkejut.

Terpopuler

Comments

Budi Wahono

Budi Wahono

hmmm ini chapter yang di atas kesalahan yang tidak perlu

2019-09-02

2

lihat semua
Episodes
1 Prolog
2 Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3 Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4 Chapter 3 - Cahaya Harapan
5 Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6 Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7 Chapter 6 - The Raid
8 Chapter 7 - Sihir-sihir
9 Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10 Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12 Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13 Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14 Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15 Chapter 13 - Firasat Buruk
16 Chapter 14 - Ultra Power Legend
17 Chapter 15 - Latihan Keras
18 Chapter 16 - Saint Legenda
19 Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20 Chapter 18 - Iblis baik hati
21 Chapter 19 - Ilusi Dewi
22 Chapter 20 - Potensi Penuh
23 Chapter 21 - Saint Enchanted
24 Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25 Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26 Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27 Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28 Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29 Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30 Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31 Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32 Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33 Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34 Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35 Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36 Chapter 34 - Kehancuran
37 Chapter 35 - Salam Perpisahan
38 Chapter 36 - Surat Nikah
39 Chapter 37 - Menikmati momen
40 Chapter 38 - Eternal
41 Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42 Chapter 40 - Omni-Dewa
43 Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44 Chapter 42 - Gerhana Matahari
45 Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46 Chapter 44 - Kehidupan kedua
47 Chapter 45 - Perjalanan baru
48 Chapter 46 - Neraka Astral
49 Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50 Chapter 48 - Kembali Bertemu
51 Chapter 49 - Pesta
52 Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53 Chapter 51 - Dimensi Saint
54 Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55 Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56 Chapter 54 - Temple of the Saint
57 Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58 Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59 Chapter 57 - Comeback
60 Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61 Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62 Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63 Chapter 61 - Saint Hybrid
64 Chapter 62 - Xuusuatouri
65 Chapter 63 - Shuri
66 Chapter 64 - The Truth is...?
67 Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68 Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69 Chapter 67 - Homura vs Homuze
70 Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71 Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72 Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73 Chapter 71 - Pemulaian Baru
74 Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75 Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76 Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77 Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78 Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79 Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80 Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81 Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82 Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83 Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84 Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85 Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86 Chapter 84 - Segel
87 Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88 Chapter 86 - The God of Oath (I)
89 Chapter 87 - The God of Oath (II)
90 Chapter 88 - The God of Oath (III)
91 Chapter 89 - A New God for Touri
92 Chapter 90 - Upacara Resmi
93 Chapter 91 - Omni-Touri
94 Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95 Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96 Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97 Chapter 95 - Segalanya
98 Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99 Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100 Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101 Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102 Chapter 100 - Gerhana Bulan
103 Chapter 101 - Ritual Shinigami
104 Chapter 102 - Kontrak Clare
105 Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106 Chapter 104 - Demi Air Suci
107 Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108 Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109 Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110 Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111 Chapter 109 - Mugen no Kensei
112 Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113 Chapter 111 - Rencana Kedua
114 Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115 Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116 Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117 Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118 Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119 Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120 Chapter 118 - Malam yang Kacau
121 Chapter 119 - Elf
122 Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123 Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124 Chapter 122 - Bebaskanlah
125 Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126 Chapter 124 - Hyugen
127 Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128 Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129 Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130 Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131 Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132 Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133 Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134 Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135 Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136 Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137 Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138 Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139 Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140 Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141 Chapter 139 - Seperti biasanya
142 Chapter 140 - Giant
143 Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144 Chapter 142 - Umpan
145 Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146 Chapter 144 - Grimoire of Oath
147 Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148 Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149 Chapter 147 - Pahlawan
150 Chapter 148 - Batu Nisan
151 Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152 Chapter 150 - Dimensi
153 Chapter 151 - Alternatif
154 Chapter 152 - Palsu dan Asli
155 Chapter 153 - Haruka
156 Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157 Chapter 155 - True Dimensional Cage
158 Chapter 151 - Permulaan Baru
159 Chapter 152 - Pilihan Sulit
160 Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161 Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162 Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163 Chapter 156 - Roh
164 Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165 Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166 Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167 Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru
Episodes

Updated 167 Episodes

1
Prolog
2
Chapter 1 - Dunia dimana Legenda itu ras
3
Chapter 2 - Pertarungan Pertama yang Sengit
4
Chapter 3 - Cahaya Harapan
5
Chapter 4 - Cerita tentang Dewa dan Dewi
6
Chapter 5 - Perasaan Api dan Cahaya
7
Chapter 6 - The Raid
8
Chapter 7 - Sihir-sihir
9
Chapter 8 - Turnamen Liga Legenia
10
Chapter 9 - Anak dengan darah Dewi dan Saint
11
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
12
Chapter 10 - Musuh yang sangat kuat akan datang
13
Chapter 11 - Anak setengah Iblis dan Legenda
14
Chapter 12 - Pendekar Pedang yang sangat Kuat
15
Chapter 13 - Firasat Buruk
16
Chapter 14 - Ultra Power Legend
17
Chapter 15 - Latihan Keras
18
Chapter 16 - Saint Legenda
19
Chapter 17 - Pulau Langit Yuuwa
20
Chapter 18 - Iblis baik hati
21
Chapter 19 - Ilusi Dewi
22
Chapter 20 - Potensi Penuh
23
Chapter 21 - Saint Enchanted
24
Chapter 22 - Potensi penuhi Saint of Hope
25
Chapter 23 - Kekuatan yang tidak terkendali
26
Chapter 24 - Sekolah Akademi Stage SSS
27
Chapter 25 - Kekuatan Methode yang dahsyat
28
Chapter 26 - Kedatangan seorang Saint Elemental Zero
29
Chapter 27 - Mantra Sihir-Sihir
30
Chapter 28 - Selvia, Methode, dan Via menghilang!?
31
Chapter 29 - Kedatangan yang cukup terlambat
32
Chapter 30 - Rxeonal, raja iblis yang memiliki 3 nyawa abadi
33
Chapter 31 - Kekalahan yang membuat kemarahan dahsyat
34
Chapter 32 - Kebangkitan Kekuatan Methode yang sebenarnya
35
Chapter 33 - Nyawa terakhir dengan aksi kehancuran
36
Chapter 34 - Kehancuran
37
Chapter 35 - Salam Perpisahan
38
Chapter 36 - Surat Nikah
39
Chapter 37 - Menikmati momen
40
Chapter 38 - Eternal
41
Chapter 39 - Kebangkitan Alvin
42
Chapter 40 - Omni-Dewa
43
Chapter 41 - Mantra Pergabungan
44
Chapter 42 - Gerhana Matahari
45
Chapter 43 - Dunia tanpa dirimu
46
Chapter 44 - Kehidupan kedua
47
Chapter 45 - Perjalanan baru
48
Chapter 46 - Neraka Astral
49
Chapter 47 - Lari dari Dunia Astral
50
Chapter 48 - Kembali Bertemu
51
Chapter 49 - Pesta
52
Chapter 50 - Undangan untuk para Saints
53
Chapter 51 - Dimensi Saint
54
Chapter 52 - Tidak memihak siapapun
55
Chapter 53 - Rencana Masa Depan
56
Chapter 54 - Temple of the Saint
57
Chapter 55 - Kekuatan asli dari semua jantung Saints
58
Chapter 56 - Damai, tapi dimusuhi
59
Chapter 57 - Comeback
60
Chapter 58 - Perayaan dan Pesta
61
Chapter 59 - Bunga-bunga hangat
62
Chapter 60 - Sesuatu yang harus diperjuangkan
63
Chapter 61 - Saint Hybrid
64
Chapter 62 - Xuusuatouri
65
Chapter 63 - Shuri
66
Chapter 64 - The Truth is...?
67
Chapter 65 - Jawaban terdapat dimana-mana
68
Chapter 66 - Waktu dan Ilusi
69
Chapter 67 - Homura vs Homuze
70
Chapter 68 - Api-Api yang bergejolak Tinggi
71
Chapter 69 - Pergabungan Lagi?
72
Chapter 70 - Pertarungan Klimaks antara kedua Dewa
73
Chapter 71 - Pemulaian Baru
74
Chapter 72 - Mimpi yang akan Datang
75
Chapter 73 - Sesuatu yang tidak diharapkan
76
Chapter 74 - Hancurkanlah semuanya!
77
Chapter 75 - Pembawa Peperangan
78
Chapter 76 - Ahli Sihir Rahasia
79
Chapter 77 - Strategi dan Kerja Sama
80
Chapter 78 - Tepat dalam Waktunya
81
Chapter 79 - Keunggulan dan Kecerdasan Syna
82
Chapter 80 - Syna Vs Arika! Pertarungan Kecerdasan melawan Kekuatan
83
Chapter 81 - Wujud Saint God Pertama
84
Chapter 82 - Dewa Kegelapan yang bangkit dari tidurnya
85
Chapter 83 - Super Eclipse Blaze
86
Chapter 84 - Segel
87
Chapter 85 - Kita Bersama...! Hidup dengan Damai...!
88
Chapter 86 - The God of Oath (I)
89
Chapter 87 - The God of Oath (II)
90
Chapter 88 - The God of Oath (III)
91
Chapter 89 - A New God for Touri
92
Chapter 90 - Upacara Resmi
93
Chapter 91 - Omni-Touri
94
Chapter 92 - Pesta Meriah! Yahoo!
95
Chapter 93 - Permainan tangguh untuk para Legenda
96
Chapter 94 - Saint Tracer dan Seven Deadly Sword of Sins
97
Chapter 95 - Segalanya
98
Chapter 96 - Lihatlah lebih tinggi lagi
99
Chapter 97 - Sampah di planet Agimuragi
100
Chapter 98 - Keluarga Durhaka
101
Chapter 99 - Kuroshin vs Alvin, Crimson Vs Dark Crimson
102
Chapter 100 - Gerhana Bulan
103
Chapter 101 - Ritual Shinigami
104
Chapter 102 - Kontrak Clare
105
Chapter 103 - Masa lalu seorang Saint Tracer
106
Chapter 104 - Demi Air Suci
107
Chapter 105 - Persiapan untuk menjalankan rencana
108
Chapter 106 - Informasi lebih tentang Arata dan Shin
109
Chapter 107 - Membawa seorang keluarga pulang
110
Chapter 108 - Tidak ada satupun Legenda yang harus ditinggal
111
Chapter 109 - Mugen no Kensei
112
Chapter 110 - Penyerangan putus asa
113
Chapter 111 - Rencana Kedua
114
Chapter 112 - Sang Pemilik Tujuh Dosa Besar
115
Chapter 113 - Pemanggilan dari Alam Lain
116
Chapter 114 - Kuro Vs Alvin, Dua Mortal terkuat akhirnya bertarung
117
Chapter 115 - Generasi Baru untuk Shiratori dan Ghifari
118
Chapter 116 - Arwah-Arwah yang Berkumpul
119
Chapter 117 - Kekacauan di Pantai
120
Chapter 118 - Malam yang Kacau
121
Chapter 119 - Elf
122
Chapter 120 - Menuju Desa Saint
123
Chapter 121 - Desa dimana para Saint tinggal
124
Chapter 122 - Bebaskanlah
125
Chapter 123 - Makhluk Hidup di wilayah Oath
126
Chapter 124 - Hyugen
127
Chapter 125 - Tidak ada kata untuk Putus Asa
128
Chapter 126 - Kekuatan dahsyat dari seorang Ras Dengel
129
Chapter 127 - Pertarungan Serius Shira melawan Hyugen
130
Chapter 128 - Teruslah Berjuang!
131
Chapter 129 - Pertarungan Shira yang mampu menghancurkan Semesta
132
Chapter 130 - Dosa yang dikumpulkan menjadi Satu
133
Chapter 131 - Kemampuan dan Kecerdasan Haruki
134
Chapter 132 - Cara agar Weapon of Saint Heroes terjaga aman
135
Chapter 133 - Rencana yang sudah direncanakan sejak awal
136
Chapter 134 - Masalah yang seharusnya dikhawatirkan oleh Dewa
137
Chapter 135 - Pengalaman Bertarung
138
Chapter 136 - Selamatkanlah yang kalian bisa
139
Chapter 137 - Legenda yang ditinggal
140
Chapter 138 - Dua Pihak dan Dua Rencana
141
Chapter 139 - Seperti biasanya
142
Chapter 140 - Giant
143
Chapter 141 - Apakah bangkit? Apakah tercegah?
144
Chapter 142 - Umpan
145
Chapter 143 - Kerahkan semua yang kita miliki!
146
Chapter 144 - Grimoire of Oath
147
Chapter 145 - Pertarungan yang Berat Sebelah
148
Chapter 146 - Lebih Baik Kehilangan Satu
149
Chapter 147 - Pahlawan
150
Chapter 148 - Batu Nisan
151
Chapter 149 - Mengurus Diri Sendiri
152
Chapter 150 - Dimensi
153
Chapter 151 - Alternatif
154
Chapter 152 - Palsu dan Asli
155
Chapter 153 - Haruka
156
Chapter 154 - Waktu yang Terbatas
157
Chapter 155 - True Dimensional Cage
158
Chapter 151 - Permulaan Baru
159
Chapter 152 - Pilihan Sulit
160
Chapter 153 - Di Tengah Gelap dan Terang
161
Chapter 154 - Hati yang Tersentuh
162
Chapter 155 - Puncak Perjalanan
163
Chapter 156 - Roh
164
Chapter 157 - Melodi Alam yang Abadi
165
Chapter 158 - Memori Pohon Kuno
166
Chapter 159 - Sang Nelayan dan Cerita Lautan
167
Chapter 160 - Memori Alam dan Rencana Baru

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!