Bunyi pecahan kaca di halaman depan Mansion Walt membuat semua orang disana bergegas untuk mencari sumber suara itu berasal.
Tanpa terkecuali Bos besar Mereka— Carl.
Ini masih terlalu pagi untuk melihat kekacauan yang terjadi hari ini. Beruntung, sang istri masih terlelap dalam tidurnya akibat kegiatan percintaan yang semalam Mereka lakukan.
Lagi? Sebuah batu besar seukuran kepalan tangan orang dewasa— yang menjadi penyebab kaca tebal di Mansionnya pecah, dan juga batu tersebut sudah terbungkus dengan selembar kertas dengan tulisan yang berisi sebuah ancaman lagi untuk istrinya. Carl mengepalkan kedua tangannya, merasa marah ketika lagi-lagi, peneror itu terus mengirimkan sebuah kertas sialan yang membuatnya naik darah.
Dari kejauhan, terlihat Darelano beserta anggotanya— Tim Blue, berjalan tergesa setelah mendengar bahwa ada keributan yang sedang terjadi di halaman depan. Ia sama terkejutnya dengan Carl saat melihat pecahan kaca berserakan di atas lantai serta beberapa pengawal yang menjaga gerbang utama sudah tergeletak tak bernyawa dengan luka sayatan di bagian leher Mereka.
"Ikut ke ruanganku, Dae! Dan Kalian bersihkan semua kekacauan ini sebelum istriku terbangun dan melihatnya!" Nada perintah di sertai tatapan tajam menusuk membuat semua orang disana bergegas untuk membereskannya tanpa bantahan apapun.
Ruangan ini begitu senyap, dingin dan tenang— sama seperti sang pemilik.
Tangannya Ia gunakan untuk menopang dagu, terlihat beberapa lipatan yang sangat serius di kening lebarnya yang seksi, menandakan bahwa sang pemilik sedang berpikir keras.
"Saya pikir ini ada hubungannya dengan Rachel, Senor?" Pria termuda mulai mengeluarkan asumsinya. Ia juga terlihat sedang berpikir, ngomong-ngomong.
Obsidian hitam itu mulai memancarkan keraguan. Tak menyetujui dengan ucapan Darelano tadi.
Carl memejamkan matanya, mulai berpikir tentang sesuatu, "Bianca!"
Satu nama yang terucap mengundang kernyitan penasaran di wajah pria yang di panggil Dae tersebut.
"Bianca? Salah satu boneka Anda, Senor?" Katanya meyakinkan.
Dan di balas dengan desisan tak suka oleh Carl. "Tutup mulutmu, Dae!"
Spontanitas. Darelano langsung membekap mulutnya sendiri dengan kedua tangannya dan menunduk, merasa menyesal telah mengucapkan kalimat itu.
"Berapa banyak anggota baru yang telah Kau rekrut?"
Astaga! Darelano hampir saja lupa untuk memberikan data laporan mengenai para anggota baru yang telah Tim Blue bentuk sebulan yang lalu.
Dengan nada menyesal Darelano menjelaskan; "Lo siento, Senor! Saya akan segera memberikan laporannya pada Anda."
Dan Carl sedang dalam suasana hati yang tak terlalu buruk, memakluminya dan memahami bahwa pekerjaan Darelano sangat banyak serta tidak mudah— mengingat setiap kejadian yang terjadi belakangan ini.
"Siang nanti berkas itu sudah harus ada di meja kerjaku, Dae!"
••••••
Menikmati musim panas terakhir di bulan agustus sambil duduk di bawah pohon Tabebuya terasa sangat menyenangkan. Semilir angin datang menerpa setiap dedaunan dan bunga-bunga yang ada disana.
Beberapa kupu-kupu yang menari di atas kelopak bunga mengundang segaris tipis di bibir Anna untuk tersenyum.
Sesekali Ia menyeka keringat yang membasahi pelipisnya.
Dari kejauhan, seorang pria dengan mengenakan pakaian formal lengkap dengan rambut yang selalu di mode hair up datang menghampirinya dengan segelas juice buah segar serta beberapa camilan di masing-masing tangannya.
Pria yang menjadi suaminya itu ikut tersenyum ketika melihat wajah Anna berseri saat kedua obsidian berbeda warna tersebut saling bertemu.
"Sepertinya Aku harus menambahkan tiga pohon tabebuya supaya istriku yang cantik ini tidak kepanasan?" Godanya pada sang istri.
Tersipu. Bahkan hanya dengan kalimat manis seperti ini saja, mampu membuat jantung Anna kembali berdebar. Tak menyangka, jika suaminya yang di kenal dengan segala perintah serta arogansinya ini bisa memiliki ucapan lebih manis daripada gula.
Kekehan kecil terdengar dari bibir wanitanya, "Berhenti menggoda Saya! Anda terlihat seperti para perayu ulung, Senor."
Menurutnya, Carl yang seperti ini jauh terlihat santai dan mudah diajak bicara ketimbang Carl yang selalu mengeluarkan kalimat perintah di setiap kesempatannya— dulu.
Violet Anna mulai memandang ke arah gelas dan kue yang di bawa oleh Carl.
Menyadari istrinya yang menatap lapar ke arah makanan itu, Carl tersenyum.
"Minumlah! Mereka bilang, tadi pagi Kau mengeluarkan semua sarapanmu, apa itu benar?" Kini obsidian hitam itu mulai menatapnya serius. Tapi jika di lihat lebih dalam lagi, ada kekhawatiran yang luar biasa di balik tatapannya yang setajam katana tersebut.
Mengetahui fakta bahwa sang istri mengalami mual di pagi hari, membuat dadanya terasa nyeri.
Ya Tuhan! Carl benar-benar sudah jatuh ke dalam pesona istri kecilnya.
Meski ragu, namun Anna tetap menjelaskan agar suaminya tidak mencemaskan keadaannya.
Lagipula, Ia baik-baik saja. Itu hanya mual biasa, nanti Anna akan meminta maid untuk membuatkannya teh mint agar rasa mualnya sedikit berkurang.
Lalu Anna menggenggam jemari Carl yang ukurannya dua kali lipat lebih besar dari ukuran tangannya, mengusapnya dengan lembut untuk menyalurkan ketenangan agar pria itu tidak merasa khawatir lagi.
"Saya baik-baik saja, Senor. Anda tak perlu khawatir."
Di tariknya tubuh mungil sang istri untuk masuk ke dalam dekapannya, mencium pucuk rambutnya berulang kali hingga Anna merasa geli dengan sikap prianya yang tak biasa ini.
Begitu posesif dan penuh kasih sayang.
Jika sudah seperti ini, haruskah Anna menolak setiap sentuhan lembut yang di berikan Carl untuknya?
Tidak! Wanita itu bahkan akan di landa perasaan rindu yang luar biasa jika Carl berada jauh darinya.
Banyak orang mengatakan bahwa; cinta datang karena sebuah kebiasaan.
Dan Carl melakukannya. Melakukan semua kebiasaan yang tak pernah Ia lakukan hanya untuk Anna— Istri kecilnya.
Tanpa menyadari, sejak tadi ada seseorang yang berdiri di ujung sana menatap Mereka dengan penuh kebencian serta kedua tangan yang mulai terkepal seolah siap untuk memukul siapa pun di hadapannya.
"Berbahagialah sebelum tangismu datang, Annastasie!"
••••••
Menjelang makan malam, semua anggota Tim dan Darelano sudah berkumpul di meja makan. Mereka menunggu Presiden Direktur Mereka datang bersama sang istri.
Carl terlihat menuruni anak tangga seorang diri. Menimbulkan kernyitan di dahi Darelano sebab Senoranya tak pernah melewatkan acara makan malamnya meski hanya sekali.
Semua berdiri untuk menyambut kedatangannya dan memberi hormat sebelum makan malam di mulai.
Tak lupa, Carl meminta empat orang maid untuk mengantarkan trolly makanan ke dalam kamarnya untuk sang istri.
Tadi Anna sudah akan turun bersamanya untuk ikut makan malam di bawah, namun mendadak rasa mual kembali datang. Membuatnya harus berlama-lama di dalam kamar mandi dengan Carl membantu mengurut tengkuknya guna meredakan rasa mual yang ada di dalam perutnya.
"Setelah ini panggil Mrs. Natalie datang ke kamarku, Dae! Sepertinya istriku sedang kurang sehat." Begitu perintahnya sebelum Carl meninggalkan meja makan dan segera bergegas untuk menemui Anna di atas.
Tiba-tiba perasaanya menjadi tak enak oleh sebab itu Carl melangkahkan kakinya dengan cepat menuju kamar Mereka.
Baru sampai setengah pijakan anak tangga, suara jeritan berasal dari kamar Carl dan istrinya terdengar; "Arght!" Sangat keras hingga membuat Carl dan yang lain reflek langsung berlari untuk melihat apa yang sebenarnya sedang terjadi.
"Brengsek!" Umpatan jelas dari mulut Carl ketika mendapati dua dari ke empat maid yang Ia tugaskan untuk mengantar makanan terlihat bersimpuh di bawah dengan wajah ketakutan serta tubuh bergemetar dengan Anna yang berusaha membuatnya tenang.
Ada kelegaan dalam hatinya ketika teriakan tadi bukan berasal dari bibir sang istri.
Wanitanya baik-baik saja meskipun bibirnya terlihat pucat.
Carl langsung tergopoh untuk merengkuh tubuh sang istri, memeluknya sangat erat serta membisikan kalimat penenang ketika obsidian hitamnya menangkap sebuah benda berbentuk boneka dengan lumuran darah di sekujur boneka tersebut.
"Aku bersumpah akan membuatmu menyesal karena melakukan ini!"
••••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat..
semangat..
like ya😘
2021-01-23
1
Risma Maulina Ulfah
hamil ga sih mual2 gth ?
2020-12-06
0
Nana Nibras
degdeg ser thor. .
2020-12-01
1