Alcohol, kepulan asap nikotin, serta suara beat dari musik yang diputar oleh sang Dish Jokey— menjadi pelengkap yang sempurna bagi kaum hedonis yang haus akan kesenangan dunia.
Lautan manusia berkumpul menjadi satu. Tubuh Mereka bergerak mengikuti irama musik yang sedang di putar.
"Are you ready for tonight, Guys?" Teriakan sang Dj menggema, menyatu dengan suara musik beat yang di putar.
Seorang wanita dengan balutan mini dress merah maroon dengan sepatu setinggi tujuh senti berjalan penuh percaya diri bak model victoria secret. Melewati para pria yang memandangnya dengan tatapan lapar.
Sesungging smirk tercetak jelas di bibir seksi yang terpoles lipstick warna senada dengan bajunya.
Wanita itu mengumpat kasar, setelah berhasil melewati sekumpulan pria tadi,"Dasar pecundang!"
Ia langsung memasuki ruangan dengan pintu depan bertuliskan "VVIP ROOM" untuk menemui seseorang yang sudah menunggu di dalam sana.
Senyumnya mengembang ketika mendapati pria itu sudah duduk di sofa kulit berwarna hitam dengan dua jarinya yang mengapit sebatang rokok. Pria itu menatap tajam ke arahnya, berbanding terbalik dengan tatapan memuja wanita itu untuknya.
"Oh I miss you a lot, Darling." Tangannya sudah merentang, bersiap untuk memeluk tubuh— Carl disana.
Namun yang terjadi justru Carl menepisnya dengan kasar. Membuat si wanita melangkah mundur sebelum hal yang tak di inginkan terjadi disini.
Tujuan Carl menemuinya untuk memperingatkan agar wanita itu tidak berulah lagi dan berhenti menganggu hidupnya. Carl muak melihat kelakuannya yang selalu membuat dirinya dalam masalah.
Carl mengeram marah ketika wanita itu hanya diam, mulai duduk di sampingnya dan menyulut sebatang rokok yang terapit di bibir seksinya, kemudian mengepulkan asapnya dengan sekali hembusan.
"Katakan!" Satu kalimat dari bibir sang aprodhite.
Terdengar kekehan ringan disana.
"Bagaimana dengan dua gelas brandy sebelum pergi?" Tawarnya dengan senyum misterius, "Sudah lama sekali— Biarkan untuk malam ini saja, Ku mohon!"
Lalu Ia membuat gestur; dua kali tepukan tangan— Dan muncul-lah seorang pelayan pria membawa nampan dan sebotol minuman coconut brandy beserta dua gelas untuk kedua tamu vvip tersebut.
Mulai menuangkan minuman tersebut ke dalam gelas.
Sebuah permainan akan segera di mulai.
Wanita itu menggeser posisi duduknya agar lebih dekat dengan Carl yang menatapnya penuh waspada.
Terlalu hafal dengan sifat liciknya, Ia hendak beranjak dari tempatnya namun wanita itu terlalu cepat untuk tidak mencekal lengannya, membuat Carl kembali pada posisinya; duduk.
Diam. Mata Carl menatap awas pada segelas brandy yang di berikan padanya.
Sekali teguk, wanita itu berhasil meminumnya sampai habis.
Kini Carl merutuki kecerobohannya yang tak mengajak para pengawal yang biasa berjaga untuknya saat pergi ke club malam.
Ia mengambil gelas itu, matanya masih menatap tajam ke arah sang wanita, seolah mengatakan; "Jika setelah ini terjadi sesuatu yang buruk padaku, maka Aku akan membuatmu menyesal telah berada di dunia."
Dan detik selanjutnya, Carl mulai meneguknya sampai habis.
dua gelas
tiga gelas
hingga di gelas ke empat— pandangannya mulai kabur, kepalanya terasa pusing. Tak biasanya Carl merasa semabuk ini.
Carl adalah yang paling kuat jika meminum alkohol dalam kadar berapa pun tapi kali ini tidak.
Matanya terasa berat, Carl sudah tak tahan untuk tidak memejamkan mata. Dan semua menjadi gelap!
Tapi sebelum kesadarannya menghilang, wajah terakhir yang Ia lihat adalah Rachel bersama pria berbaju hitam berjalan untuk membawanya pergi.
••••••
BUGH!
Pukulan demi pukulan Mereka dapatkan dari pria muda yang kini memancarkan kilatan amarah pada Tim Blue; yang Ia tugaskan untuk selalu menjaga Presiden Direktur Walt kemana pun Bosnya pergi.
Tapi sekarang, lihatlah?
Mereka semua disini tanpa sosok Bos Besar yang selalu Mereka dampingi.
Seorang sniper andalan Tim Blue; Buteo of Arion— begitu orang-orang menjulukinya, melangkah maju ke depan dengan wajah penuh memar serta bibir yang sobek mengeluarkan darah segar, Ia berujar penuh keyakinan.
"Terakhir kali gps milik Senor Walt terdeteksi berada di De night Club, Senor Dae. Setelah itu sambungannya terputus."
Pria itu mengeram seperti hewan buas yang siap untuk menerkam siapa pun saat ini juga.
Khawatir, takut, bingung— Semua menjadi satu di kepalanya. Darelano harus tetap tenang agar Dirinya mampu berpikir jernih dalam misi kali ini. Mereka sedang berkumpul di markas Arion untuk mengatur strategi penyelamatan Carl.
Hanya satu nama yang sejak kemarin ada di pikirannya..
Rachel Aldine.
••••••
Semua maid terlihat berkumpul di dapur, entah apa yang sedang Mereka bicarakan tapi saat Mereka melihat siluet Anna yang terlihat menuruni anak tangga paling akhir, semua orang menjadi diam. Dan berpura-pura kembali mengerjakan tugas Mereka.
Telinga Anna masih berfungsi dengan baik ketika dua orang maid yang berada di belakangnya saling berbisik membicarakan sesuatu yang sangat penting.
Dalam hati, Anna juga merasa penasaran dengan gosip apa yang sedang di bicarakan Mereka.
Ia mendekati salah seorang dari Mereka. Dan ikut bergabung disana.
"Ada apa?" Violetnya menajam, berusaha mengintimidasi Mereka dengan tatapannya.
Namun dalam hati, Ia merapalkan ribuan kata maaf sebab jika tidak seperti ini maka Anna akan ketinggalan gosip disini.
"Eh... T-tidak ada, Senorita."
Anna tersenyum hingga matanya membentuk sebuah eyes smile disana.
"Jangan bohong. Katakan, Tia."
Mereka tak ada pilihan untuk menolak.
Dengan berat hati Mereka mengatakan semua yang terjadi, "Senor Walt menghilang sejak kemarin malam, Senorita."
"Apa? Senor menghilang? Kemana, Tia? Bukankah selama ini Senor Walt selalu di jaga oleh para pengawalnya?"
Anna terkejut mendengar berita ini. Pantas saja sejak kemarin malam Ia sudah tidak melihatnya. Terakhir kali Mereka bertemu saat sarapan pagi bersama setelah itu Carl pergi ke kantor seperti biasa hingga malam tiba pria itu tak kunjung kembali.
Kabar menghilangnya Carl sudah tersebar ke seluruh orang-orang yang bekerja di mansionnya. Mereka mulai panik mengetahui Presiden Direktur Mereka menghilang tanpa kabar kendati ini masih satu hari kepergiannya.
Semua orang berharap Carl segera di temukan sebelum media menyoroti hilangnya pewaris Walt Corporation yang entah saat ini berada dimana.
"Dimana pun Anda berada, Saya berharap Anda selalu baik-baik saja, Senor."
••••••
Misi kali ini hanya melibatkan Tim Blue saja, sedang dua tim lain di bagi menjadi dua tugas; berjaga di Markas Arion dan Mansion utama Walt.
Semua tim telah siap untuk melakukan misi penyelamatan yang akan membawa Mereka menuju Isla santa clara yang berada di kota Bilbao dengan jarak tempuh kurang lebih lima jam perjalanan dari Valencia.
Tidak semua Tim Blue ikut pergi bersama Darelano, hanya anggota vital saja yang pergi, sebab musuh Mereka bukanlah dari kelompok bawah tanah yang harus di takuti eksistensi.
Ketika Darelano sedang sibuk untuk menyusun strategi penjemputan Carl, tiba-tiba ponselnya berdering. Sepertinya Ia lupa untuk mematikan ponselnya.
Alisnya mengernyit ketika melihat nomor tanpa nama di layar ponselnya.
Segera Ia menekan tombol hijau dan terdengar suara wanita di seberang sana.
Ia sangat hafal pemilik suara itu.
"Rachel Aldine"
Wanita di seberang sana terkekeh mendengar Darelano menyebut namanya dengan penuh emosi.
"Isla santa clara, pukul tujuh malam."
Panggilan berakhir. Wanita itu— Rachel, memutuskan panggilan secara sepihak. Menghubunginya hanya untuk memberikan sebuah— kode?
Ini masih pukul 10 pagi, tapi Tim Blue sudah sampai di Isla santa clara sebelum waktu yang telah di tentukan. Kemudian alat penghubung komunikasi yang terpasang di bagian daun telinga Darelano berbunyi. Itu dari anggota IT Tim Black. Mereka menjelaskan sesuatu yang membuat semua anggota yang menjalankan misi di lapangan tercengang mendengarnya.
"Pardon, Senor! Tapi menurut sistem keamanan yang telah Saya retas dari ponsel wanita itu, posisi Mereka berada di Italia bukan di Isla santa clara."
Ketika panggilan tersebut terputus, ponsel milik Darelano berbunyi.
Nomor tanpa nama— lagi?
"Kau dimana, brengsek?"
Rachel tertawa di seberang sana.
"Tenanglah! Aku hanya ingin bermain sebentar denganmu tapi Kau sudah tersulut emosi, Kau sungguh tidak asyik!"
Rachel sungguh menguji kesabarannya. Darelano jadi menyesal kenapa waktu itu Ia tak langsung menembaknya saja agar semua menjadi mudah?
"KATAKAN DIMANA KAU MEMBAWA SENOR WALT PERGI?" Darelano berteriak seperti orang sinting, Ia mulai kehilangan kendali.
Kesetiaannya pada pewaris Walt Corporation tak bisa di ragukan. Darelano sudah berjanji akan selalu menjadi perisai utama untuk Carl; Bos sekaligus sahabatnya sejak masa sekolah dulu.
"Calm down, Senor Dae. Mari Kita buat sebuah kesepakatan."
••••••
- Coconut brandy (n); minuman yang di hasilkan dari nektar bunga borassus dan matang di tong kayu dengan kadar 40.0% alkohol
- Buteo Jamaicensis (n); spesies burung rajawali ekor merah
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
like lagi
2021-01-01
1
Niha Aina Alsakina
ini jenis ular apa kak licik banget bikin gregetan😬😬😬😬😬😬😬😬
2020-12-03
0
Rokiyah Yulianti
lanjut thorrr
2020-11-29
0