Gebrakan meja membuat semua orang di dalam ruang rapat berjingkat kaget. Atmosfir ketegangan mulai terasa mencekik. Semua kertas presentasi itu di buang ke udara dan berserakan memenuhi lantai ruang rapat.
Semua Kepala Divisi disana menunduk diam. Tak berani menatap ke arah Presiden Direktur Mereka yang sedang marah.
Kemarahan Carl bukan tanpa sebab. Ia memiliki kerugian sebesar 80% dari proyek pembangunan hotel Yellow Star yang Ia bangun bersama Mr. Frederic di Kanada.
Meski kerugian yang terjadi tak akan bisa membuatnya jatuh bangkrut, tetap saja— pembatalan kontrak secara sepihak— membuat kepalanya berdenyut nyeri, memikirkan seseorang yang berani bermain dengannya.
Sementara kepala divisi pembangunan— Darelano, yang bertanggung jawab penuh atas masalah ini sudah menjelaskan akar permasalahan yang terjadi.
"Aku tidak peduli dengan kerugian sebesar 80% itu! Cari aliansi lain untuk membuatnya stabil kembali. Aku hanya ingin tahu siapa dalang di balik semua kekacauan ini!" Finalnya sebelum Carl melangkah pergi meninggalkan ruangan.
Dan Darelano sebagai orang kepercayaan Bosnya, mengambil alih rapat pagi ini.
"Rapat selesai. Aku ingin semua rincian laporan itu di mejaku siang ini."
Darelano segera menyusul Carl ke ruangannya. Pria itu sedang tidak baik - baik saja dan sebagai orang yang paling dekat dengannya, Ia merasa khawatir.
Benar saja, dari kejauhan Carl terlihat sudah akan pergi meninggalkan ruangannya.
Dengan ragu, Darelano bertanya meski rasa takut menyelimutinya, "Anda ingin kemana, Senor?"
Alisnya menukik ketika Carl berpapasan dengan Darelano yang tergesa untuk menemuinya sesaat setelah rapat pagi ini selesai.
"Pulang! Batalkan janji temuku dengan para investor Jerman siang ini. Aku tidak ingin ada yang mengganggu waktuku dengan Anna—" Desah nafasnya terdengar, "Siapapun itu Dae!" Perintahnya penuh penekanan.
Meninggalkan Darelano yang masih termangu di tempatnya. Carl butuh Anna untuk menenangkan pikirannya. Dan hanya gadisnya yang bisa memadamkan amarahnya saat ini.
"Saya ikut dengan Anda, Senor." Ia memekik seperti seorang gadis ketika melihat tubuh Carl sudah hampir menghilang di balik pintu lift.
Hening.
Hanya ada suara deru mesin kendaraan yang terdengar. Obsidian hitam milik Carl menatap ke arah jalanan yang di penuhi beberapa mobil yang melintas. Sedang Darelano mulai berpikir; siapa orang yang telah menyebabkan semua kekacauan ini? Dugaan sementaranya adalah satu nama yang sedang Ia pikirkan sejak tadi.
"I'll got you as soon as possible."
••••••
Sepi.
Tidak biasanya suasana mansion seperti ini. Kemana perginya semua orang? Dan dimana para maid yang biasa terlihat membersihkan lorong utama?
Berbagai pikiran buruk mulai Carl pikirkan, mengingat musuh kali ini yang di hadapi bukanlah orang baru. Tungkainya segera menuju ke tempat gadis mungilnya berada.
"Selain kamar Saya, ada dua tempat lagi yang Saya sukai disini."
Carl mempercepat langkah kakinya menuju sebuah ruangan yang berada tak jauh dari ruang kerjanya.
"Pertama, ruang perpustakan. Saya suka membaca buku disana, Senor."
Kosong?
Tak ada siapa pun disini ketika pintu ganda itu terbuka. Kekhawatirannya semakin menjadi. Berusaha mengingat kalimat yang Anna ucapkan tempo hari.
"Tempat yang kedua adalah taman ini. Dulu ketika Mommy masih hidup, Kami sering menghabiskan waktu bersama di halaman belakang rumah untuk menanam ubi dan bunga, sampai Kami lupa waktu—" Anna terkekeh mengingat masa kecilnya dulu, "Tolong jangan larang Saya untuk membantu para maid berkebun."
Carl semakin mempercepat langkah kakinya menuju tempat terakhir yang pernah Anna katakan sebagai tempat kedua yang paling Ia sukai di mansionnya. Berharap bisa menemukan gadis kecilnya disana.
Sebuah hembusan nafas lega ketika mendapati gadis itu sedang duduk di bawah pohon tabebuya putih dan terlihat beberapa kali menyeka keringatnya.
Carl juga melihat para maid sedang berkumpul.
Meski jarak Mereka sedikit berjauhan, tapi keduanya masih bisa saling melempar tatapan satu sama lain. Violet Anna menyipit saat matanya terasa silau oleh pancaran sinar matahari yang begitu terik. Ia mendengus kesal saat mengetahui seseorang yang datang dan berjalan ke arahnya dengan langkah berbahaya.
"Kenapa Dia sudah pulang? Apa Dia tidak punya perkerjaan lain selain mengawasiku seperti ini?"
Beberapa maid yang menyadari kedatangannya langsung tergopoh untuk memberikan salam hormat serta meminta maaf pada Carl.
"Meminta maaf? Untuk apa?" Alisnya terangkat sebelah, menunggu penjelasan yang selanjutnya akan Ia dengar dari salah seorang maid yang lebih muda.
Dengan gemetar, wanita itu melangkah ke depan dengan wajah menunduk ke bawah penuh penyesalan.
"Lo siento, Senor. T-tapi, itu... Senorita—" Wanita itu tergagap, takut sebuah hukuman akan Ia terima jika berbohong.
Sebuah kalimat dekret yang keluar dari bibir Carl membuat semua orang disana tercengang, "Kali ini Ku biarkan, tapi jika ini terjadi lagi maka Aku yang akan menghukum Kalian dengan tanganku sendiri!"
Para maid itu saling menatap satu sama lain, kemudian maid yang lebih muda memberanikan diri untuk bertanya.
"Lo siento, Senor! Anda—"
Kalimatnya menggantung ketika jelmaan dewa aprodhite itu kembali bersuara; "Aku tahu! Sekarang kembali bekerja sebelum Aku memotong gaji Kalian."
Mereka segera berhamburan membubarkan diri, tak ingin jiwa Arion dalam diri Carl terbangun dan menyakiti Mereka.
Kali ini, fokus Carl kembali pada gadis yang sejak tadi diam tak melayangkan protes apa pun ketika Ia memarahi ke empat maid tadi.
Mengabaikan kehadiran Carl yang kini mulai mendekat ke arahnya.
Dan Darelano cukup tahu diri untuk tidak mengganggu quality time Bosnya bersama dengan sang kekasih.
••••••
Suara ketukan sepatu setinggi sepuluh senti menggema diantara lorong menuju ruang bawah tanah. Wanita dengan segala arogansi dalam dirinya itu berjalan begitu angkuh dengan dagu sedikit mendongak ke atas.
Disana— seorang wanita berbalut dress mini yang sudah tidak berbentuk, sedang bersimpuh di lantai dingin tak beralas.
"Por favor perdoneme, Senorita. Dejame ir."
Wanita cantik itu mendecih tak suka dan; PLAK!— Sebuah tamparan mendarat di wajah pucat wanita itu. Menangis pun percuma sebab airmatanya sudah mengering sejak seminggu yang lalu Ia di tahan di dalam ruangan ini bersama dua serigala tundra milik wanita yang telah menahannya disini.
Bianca— adalah wanita malang yang menjadi target kegilaan Rachel sekarang.
Ya, Rachel Aldine merupakan wanita jelmaan iblis yang mampu menipu semua orang melalui visual sempurna yang Ia miliki.
Hal ini terjadi ketika hari pertama Rachel datang ke Valencia setelah enam tahun berlalu. Saat Ia datang ke kantor Carl namun tak mendapati kekasihnya— ah! Mantan kekasih, maksudnya— berada di ruangannya. Justru Ia harus bertemu dengan Bianca yang saat itu juga datang kesana untuk mencari Carl.
Dengan rasa cinta serta obsesi besar yang di miliki Rachel untuk Carl— wanita itu mulai merencanakan hal jahat untuk membuat Bianca berhenti mengganggu miliknya. Dan membuat Bianca berakhir di ruang bawah tanah mansion milik keluarga Aldine.
"BERANINYA KAU MEMINTA PENGAMPUNAN SETELAH KAU MENGGANGGU MILIKKU?" Rachel mulai berteriak seperti orang sinting.
Emosinya membumbung tinggi mengingat hubungan Bianca dengan Carl. Meski Ia tahu bahwa Carl tidak pernah menggunakan hatinya untuk mengencani para bonekanya tersebut tapi tetap saja, Rachel tak suka.
Tangannya sudah terangkat ke udara dan siap untuk melayangkan pukulan selanjutnya namun suara dari ujung lorong membuatnya berhenti dengan nafas tersengal, "Lo siento, Senorita. Tapi ada tamu yang datang mencari Anda." Seorang pengawal berbaju hitam melaporkan kedatangan seseorang padanya.
Bibir merah itu kemudian mengumpat kasar, "Brengsek! Kau menggangguku, sialan!"
Setelah kepergiannya, Bianca dapat bernafas lega untuk beberapa saat. Bisa terbebas dari penyiksaan yang di lakukan oleh Rachel padanya.
"Seseorang tolong Aku." Rintihnya begitu pilu.
••••••
- Tabebuya putih atau Pohon terompet emas (n); sejenis tanaman yang berasal dari negara Brasil dan termasuk jenis pohon besar. Bentuknya mirip seperti pohon sakura.
- Por favor perdóneme, señora. Déjame ir (n); tolong ampuni Aku, Nona. Lepaskan Aku.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangat
2021-01-01
1
Rokiyah Yulianti
baru thor aku suka, aku lanjut terus neh ceritamu
2020-11-29
1
andhien
di novel sebelah authornya memasukkan Bahasa itali buat percakapan antar tokohnya,,disini authornya memasukkan Bahasa spanyol (klu ga slh) didlm percakapan antar tokohnya,,menurutku klian semua author 2 ternyata hebat2 ya ga sekedar nulis crita aja tp pengetahuan kalian mantap,,dn aq salut dgn kalian,,kalian author2 yg luaaaaaaarrr biasaaaahhhh,,,,aq cinta kalian author2 🤗🤗🤗🤗🤗🤗
2020-11-26
9