Termangu. Anna bahkan menganga ketika pria di hadapannya ini menyebutnya dengan marga lain. Ia tak pernah berpikir jika seseorang yang begitu lancang adalah pria yang membuat sahabatnya begitu terpukau sekaligus berbangga hati akan kesuksesan yang di milikinya.
Dengan segala keberanian yang Anna miliki, Ia membalas tatapan setajam katana itu dengan pancaran violetnya yang teduh, "Pardon Senor jika kelancangan Saya membuat Anda tersinggung tapi tolong jangan mengubah marga yang sudah mendiang Ayah Saya berikan. Saya tidak suka!"
Sekali lagi, Darelano hampir saja melayangkan sebuah sentilan kecil pada gadis yang berani berkata seperti itu pada Carl.
Masih tak menyangka, jika Anna menjadi satu - satunya gadis yang menolak pesona dari seorang Carl Walt.
Dengan sekali hentakan, Carl merengkuh tubuh mungil gadisnya, kemudian berbisik; "Berhenti menolak dan jadilah gadisku yang baik. Jangan mendebatku karena Aku membenci itu."
Masih dengan posisi yang begitu intim— bagi Anna. Sebab pria itu menjadi yang pertama melakukan skinship dengan jarak yang cukup dekat. Mereka saling memandang.
Suara benda yang terjatuh menjadi pemecah adegan romantis yang sedang di lakukan Presiden Direktur Walt dengan gadis mungil dalam rengkuhannya. Matanya menatap tajam pada gadis lain yang sedang melotot dengan tangan membekap mulutnya sendiri.
Gadis itu— Allena, berdiri disana dengan kegugupan luar biasa sebab dua pria bertubuh besar langsung datang menghampirinya dengan sebuah cekalan kasar yang mencengkeram lengan kurusnya.
Allena mengerang kesakitan, "Lepaskan Saya, Sir."
Melihat situasi sudah tak kondusif, Anna segera melepaskan diri dari dekapan Carl yang masih merengkuhnya dengan erat.
"Demi Tuhan, Senor! Tolong lepaskan. Teman Saya dalam bahaya sekarang." Gadis itu merengek, meminta Carl dengan violetnya yang mulai berkaca - kaca.
Sebuah kode; gerakan satu tangan yang terangkat ke atas— membuat dua pengawal disana melepaskan tubuh Allena dan bergegas pergi keluar. Kembali berjaga di depan toko.
Bekas cengkeraman tadi meninggalkan ruam merah yang kontras dengan kulit putih Allena.
Pria sialan, pikirnya.
Setelah memastikan sahabatnya baik - baik saja, kini violet Anna menatap penuh permohonan pada Carl agar pria itu mau melepaskannya.
Tapi Carl bersikap acuh, Ia menginginkan gadis ini sekarang— bukan untuk pelampiasan hasrat biologisnya saja. Lebih dari itu. Carl ingin gadis ini menjadi hak paten miliknya.
Dengan tubuh yang gemetar, Anna mulai bersuara, nadanya terdengar gugup. "S-sebenarnya apa yang Anda inginkan, Senor?"
Obsidian hitam yang sejak tadi menatapnya begitu lekat kini mulai mengendurkan dekapannya pada tubuh mungil yang sejak tadi enggan untuk Ia lepaskan. Menuntun gadisnya untuk berjalan ke arah kursi dan mulai melakukan sebuah negosiasi untuk mencapai kesepakatan sesuai keinginannya.
Ya, keinginan seorang Carl Walt yang bersifat mutlak, tak dapat di bantah oleh siapa pun termasuk gadisnya.
••••••
Suara pecahan gelas terdengar dari balik ruang utama Mansion milik keluarga Aldine.
Bukan hanya lemparan gelas saja, juga terdengar suara; PLAK!— Tamparan cukup keras hingga si empunya meringis kesakitan. Mereka semua tertunduk ketika seorang wanita dengan mengenakan off shoulder dress berwarna hitam berdiri angkuh menatap tajam satu - persatu deretan pria bertubuh besar yang telah melaporkan bahwa akan ada acara besar yang segera di gelar oleh salah satu Borjuis muda yang begitu Ia kenal.
Pernikahan Presiden Direktur Carl Walt dengan seorang gadis biasa yang bekerja di toko cup cake. Garis bawahi— 'Seorang gadis biasa'
Membuatnya murka dan di kuasai oleh perasaan cemburu yang mendominasi hatinya sekarang. Alisnya menukik tajam dengan kedua tangan yang mengepal di bagian sisi dress yang Ia kenakan.
Rachel— wanita yang merasa tak terima atas kabar yang membuat moodnya kali ini berada di batas limit.
Tapi Ia juga bukan satu - satunya yang menjadi; kesal, marah, cemburu— atas pernikahan Carl. Beberapa wanita yang menjadi Carl's doll juga merasakan hal yang sama.
Diam. Rachel tak boleh gegabah untuk mengatur rencana yang akan Ia buat untuk menggagalkan acara sialan itu.
"Kau hanya milikku, Carl! Hanya milikku!"
••••••
Dua orang maid terlihat sibuk membujuk seorang gadis muda yang saat ini duduk melamun di atas ranjang king sizenya agar mau memakan hidangan makan malamnya. Violet gadis itu terlihat redup dan kosong. Sebab ada begitu banyak kekhawatiran serta rasa cemas dalam batinnya.
Sejak kedatangannya di Mansion ini, gadis itu hanya diam sembari melamun, tak mengeluarkan kalimat apa pun yang biasa Ia celotehkan pada sahabatnya.
Biasanya untuk para wanita, pernikahan adalah sesuatu yang membuat Mereka merasa bahagia. Apalagi jika mendapatkan pasangan yang sempurna secara; materi dan visual.
Tapi tidak dengan Annastasie— Gadis itu justru terlihat murung kendati sejak kemarin, sang sahabat— Allena, berulang kali mencoba meyakinkannya bahwa Ia akan baik - baik saja setelah menikahi pria dari kalangan Borjuis seperti Carl Walt.
Samar, terdengar suara wanita setengah abad yang berusaha membujuk Senorita-nya untuk memakan hidangan yang Mereka buat secara khusus untuknya atas perintah Tuan Besar Mereka.
Lemah. Anna menggeleng dan menolaknya dengan sopan, "Lo siento, Tia. Tapi Saya tidak lapar." Violetnya terlihat sendu. Rasanya Anna ingin melarikan diri dari tempat yang Mereka sebut sebagai istana.
"Apa yang terjadi disini?" Carl datang setelah mendengar laporan bahwa calon istrinya tak mau memakan apa pun sejak datang kesini. Ia bertanya pada kedua Maid yang sejak tadi berdiri di depan pintu kamar Anna dengan ekspresi ketakutan.
Mereka memberi jalan pada Carl untuk melihat langsung apa yang sedang terjadi di dalam sana.
Matanya menukik tajam ketika melihat betapa keras kepalanya gadis yang sebentar lagi akan menyandang status sebagai Senora Walt di Mansionnya.
Perlahan Carl mulai berjalan mendekat ke arah Mereka.
Anna tak menyadari kehadirannya sebab posisi gadis itu sedang membelakanginya.
Darelano memberi isyarat pada dua maid tersebut untuk meninggalkan Carl dan Anna berdua. Mereka membungkuk sebentar, memberi hormat pada Anna.
Tapi gadis itu terlihat tak peduli.
Violetnya menatap lurus ke depan, tidak peduli dengan seseorang yang baru saja datang dan bersimpuh di hadapannya.
Membawa sepiring makanan lalu berusaha menyuapkan satu sendok nasi ke dalam mulutnya.
Tatapan tajam Carl melembut, bersikap tenang seperti biasa. "Buka mulutmu, Senorita." Masih bertahan dengan sendok yang mengarah ke bibir Anna.
Mata Mereka beradu pandang. Violet itu mulai berkaca - kaca— mungkin sebentar lagi Anna akan menangis.
"Tolong lepaskan Saya, Senor! Saya ingin pulang." Lirihnya penuh harap. Pipinya sudah basah oleh airmatanya sendiri.
Pria itu berdiri dari posisinya lalu berjalan mendekati jendela kaca untuk melihat hamparan bunga - bunga yang di tanam disana. Hatinya yang keras tak akan mudah luluh meski yang merengek adalah kekasih hatinya.
Kedua tangannya masuk ke dalam saku celana bahan yang di kenakan, pria itu tersenyum dalam diam. "Memohonlah! Tapi Aku tak akan pernah merubah keputusan yang telah Ku buat. Kita akan menikah dalam minggu ini. Dan—" Carl berbalik untuk memandang ke arah Anna yang juga menatapnya, violet itu sudah basah dan memerah karena Anna tak berhenti untuk menangis sejak tadi, "Berhenti menyakiti Dirimu sendiri, Senorita. Kau harus makan."
Pria itu meninggalkan Anna yang semakin terisak oleh sikap dingin Carl padanya.
Dalam hidupnya, Ia tak pernah berharap apa pun. Anna hanya ingin bahagia dan menikah dengan pria yang Ia cintai, bukan dengan pria diktator yang memaksanya dengan segala dekret serta kekuasaan yang Ia miliki.
Anna berbaring memeluk tubuhnya sendiri dan memukul dadanya yang terasa sesak. Begitu menyakitkan mengingat kehidupan yang Ia miliki sebelumnya sangat menyenangkan dan penuh kebebasan. Bisa tertawa lepas serta melakukan apa pun yang Ia suka bersama sahabatnya— Allena.
"Dadd, Mom— Aku merindukan Kalian."
••••••
- Komprehensif (n); mampu menerima dengan baik
- Tia (n); bibi
- Pardon (n); 'kata MAAF' yang di gunakan dalam banyak kejadian sehari-hari yang ringan
- Lo siento (n); 'kata MAAF' yang di gunakan untuk menyampaikan penyesalan secara mendalam
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
Endang Purwati
Emang Ada gitu nasi di sono Thor?...
ups maaf 🙊🙏
2021-01-29
0
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
semangatt kak💪💪💪
2020-12-28
0
💜 Suga oppa😄
Menakjubkan setiap frase yang anda tuliskan menjadi sebuah cerita .Membuat ku semakin memahami akan bahasa asing yang bagiku sulit ditangkap☺😊
2020-12-23
1