Semua orang membicarakan perpisahan sang Presiden Direktur bersama tunangannya. Bukankah waktu pertunangan Mereka baru seumur jagung?
Lantas, apa yang membuat Presiden Direktur Walt memutuskannya secara sepihak? Apa karena kehadiran seorang gadis polos yang kini tinggal bersamanya?
Begitulah desas-desus yang beredar sejak Carl— mengumumkan perpisahannya dengan Rachel secara resmi di depan awak media pagi ini.
Berita itu tersebar ke seluruh penjuru Spanyol bahkan negara Eropa lain yang mengenalnya sebagai pewaris tunggal Walt Corporation.
Termenung. Tak menyadari seseorang baru saja masuk ke dalam ruangannya dengan tergesa.
Sambil mengatur nafas, Darelano— sang ajudan setia, memberikan sebuah surat kabar berisi berita pagi ini, "Lo siento, Senor! Kenapa headline yang Mereka buat tidak sesuai dengan konferensi pers yang telah Anda katakan secara langsung pagi tadi?" Masih dengan nafas terengahnya, Darelano memandang heran ketika melihat obsidian hitam Carl menatap datar pada sebuah tulisan yang membuatnya marah;
'SEORANG GADIS BIASA- PENJUAL KUE; MENJADI ORANG KETIGA DALAM HUBUNGAN PRESIDEN DIREKTUR WALT BERSAMA KEKASIHNYA'
Di susul dengan komentar miring dari sosial media yang mengatakan hal yang kurang lebih sama dengan yang ada di surat kabar.
Mereka menjadikan Anna sebagai kambing hitam dan membuat spekulasi bahwa Rachel— adalah korban.
Lagi. Darelano mengusak wajahnya gemas melihat Carl hanya diam dengan mata yang tak berhenti menatap ke arah surat kabar.
"Senor, Anda—" Satu isyarat melalui tatapan tajamnya, membungkam Darelano dan suaranya yang terlalu berisik; menurut Carl.
"Kembali ke Mansion dan beritahu semua orang agar tidak mengizinkan Anna untuk melihat acara apapun di televisi. Dan pastikan gadisku tidak memegang ponselnya selama beberapa hari ke depan, Dae!" Sebuah dekret yang terdengar mutlak dari bibir sang aprodhite membuat Darelano hampir menghembuskan nafas kasar jika saja Carl tidak berada tepat di depannya.
Lalu satu kalimat lain yang terdengar penuh ancaman berhasil menarik Darelano kembali ke dunia nyata; "Tunggu apa lagi? Keluar!"
Membuat pria termuda mengumpat pelan sambil berjalan ke arah pintu keluar.
Damn! Pikirnya.
••••••
"Apa rencana Anda selanjutnya, Senorita?" Salah seorang pria muda berdiri menunduk penuh hormat di samping Nona Mudanya yang kini tengah menahan rasa malu serta marah yang tak bisa di jabarkan melalui kata-kata lagi.
Wanita itu menyesap cairan Chardonnay yang membasahi bibir keringnya sebab terlalu banyak mengatakan kalimat umpatan serta kata tidak baik lain sejak pagi tadi.
Emosinya sudah di ambang batas, namun kali ini— Rachel tak boleh gegabah lagi. Baru saja kemarin Ia menjadi ratu dalam hidup Carl, tapi sekarang apa? Rachel bahkan harus menjadi buruan para media yang memintanya untuk memberikan klarifikasi atas berita yang telah di muat secara online maupun offline.
Ia menghela nafasnya, mengumpulkan sisa kesabaran sebelum akhirnya memutuskan; "Aku ingin mengunjungi makam Madre di Italia. Siapkan penerbanganku siang ini."
Tak mudah. Keberuntungan tak selalu berpihak padanya. Rachel butuh suasana baru untuk menyembuhkan luka hatinya.
Bohong jika Ia tak sedih mendengar semua penuturan yang di sampaikan sang mantan tunangan tentang hubungan Mereka. Apalagi alasan klise yang Carl katakan membuatnya kecewa.
Italia— akan menjadi tempatnya berlabuh untuk menyembuhkan luka ini sementara waktu sampai nanti Dirinya siap untuk kembali lagi.
••••••
Kerinduan, cinta dan Annastasie.
Semua menjadi lengkap ketika Carl datang ke Mansion dan mendapati gadisnya sedang berdebat kecil dengan salah seorang Maid di dapur.
Terdengar samar sebuah rengekan kecil dari bibir yang paling muda.
"Tolong biarkan Saya membuat cup cake untuk Senor, Bi."
Begitulah rengekan yang keluar dari bibirnya.
Carl mencoba memberi isyarat pada Mereka yang menyadari kedatangannya agar tak bersuara. Sebab Ia tak ingin momen menggemaskan ini terlewati begitu saja.
Namun pria pengacau datang, membuat Anna juga ikut menoleh ke belakang; "Oh astaga! Sejak kapan Anda disana, Senor?"
Suara pekikan Darelano— membuat semua rencana Carl gagal. Pria Walt mendelik ketika mendapati wajah tak bersalah yang di tunjukkan Darelano padanya.
Obisidian violet Anna memandangnya penuh kejut, kemudian menunduk sebentar untuk memberi hormat.
"Berhenti bersikap seolah Kau adalah bawahanku, Baby!"
Lagi. Selalu saja ada nada perintah dalam setiap kalimat yang terucap dari bibir sang aprodhite.
Jika Anna bukan bawahannya lalu status Dia disini apa?
Masih memperhatikan, Anna kembali melayangkan argumentasinya pada Carl, "Saya bukan siapa-siapa Anda, Senor. Jadi sudah sewajarnya Saya bersikap hormat pada Anda selaku Tuan rumah!"
Carl mendekat dengan langkah berbahaya ke arahnya yang sedang berdiri tak jauh dari counter dapur.
'Apa pria itu merasa tersinggung dengan ucapannya?' pikirnya begitu.
Sebagian para maid tersipu malu melihat adegan romantis yang di lakukan oleh Tuan Mereka. Dan sebagian lagi berpura-pura tidak melihat.
Sekali hentakan, Carl berhasil melingkarkan lengan kekarnya di pinggang Anna. Berulang kali gadis itu mengerjapkan matanya ketika wajah Carl semakin mendekat.
Deru nafas Mereka saling bersahutan, aroma mint segar dari pria itu begitu memabukkan. Anna meneguk ludahnya dengan kasar ketika kedua bibir Mereka hanya berjarak beberapa senti saja.
Dan— oh terlambat!
Satu kecupan kilat mendarat di pipi gembil Anna. Si pelaku hanya terkekeh melihat ekspresi lucu yang Anna berikan padanya.
Gadis itu stagnan. Tubuhnya menegang sebab ini menjadi ciuman pertama baginya. Tak ada yang berani melakukan skinship begitu intim dengannya kecuali— tidak untuk pria gila yang sekarang menatapnya dengan tatapan memuja.
Dan sial, ada perasaan aneh yang mencoba keluar dari dalam hatinya. Ia tak marah ketika Carl melakukan hal ini padanya. Tak seperti saat awal Mereka bertemu.
Carl melepaskan pelukannya menimbulkan gurat kecewa pada wajah gadisnya, "Aku tak akan menyentuhmu lebih dari ini sebelum Kita resmi menikah dan—" Anna merotasikan bola matanya; jengah, ketika Carl menjeda ucapannya sendiri, "Ini hukumanmu karna Kau sudah dua kali mencoba untuk meninggalkanku."
Tunggu? Sebuah hukuman?
Anna berdehem untuk menetralkan suaranya, "A-apa? Saya tidak berharap apapun dari Anda dan lagi— hukuman Anda sungguh tidak relevan, Senor! "
Gugup. Gadis itu memegangi bekas ciuman di pipinya sendiri. Merasa malu karena menyadari Mereka tidak sendirian disana. Ada para maid dan juga Darelano yang menunduk; berpura-pura tidak melihat adegan dewasa yang dilakukan Bosnya pada si mungil Anna.
Gadis itu menggigit bibir bawahnya dengan perasaan canggung yang luar biasa. Wajahnya sudah memerah seperti kepiting rebus, mengundang Carl untuk kembali mendekat.
Reflek, Anna mundur ke belakang, "Berhenti disana, Senor. Anda membuat Saya malu." Cicitnya.
"Besok Kita akan menikah—" Bibir Anna sudah siap melayangkan protesnya lagi tapi Carl lebih dulu menempelkan jari telunjuk miliknya di bibir si mungil, "Berhenti menolakku jika ini demi keselamatanmu, Sayang." Final, Carl bahkan pergi begitu saja setelah mengatakan hal itu tanpa peduli rengekan Anna padanya.
"Persiapkan semuanya, Dae! Katakan pada semua anggota Tim Arion untuk memperketat penjagaan, Aku ingin pernikahanku dengan calon istriku di gelar secara tutup!" Perintahnya sebelum Carl melenggang pergi menuju ruang kerjanya. Di iringi Darelano yang selalu setia berada di belakangnya.
"Sesuai dengan perintah Anda, Senor."
••••••
- Chardonnay (n); jenis anggur hijau yang di gunakan untuk membuat wine putih
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
lanjut like😍
2021-01-18
1
Vie
keren kak
2021-01-17
0
Risma Maulina Ulfah
terus kenapa Dae ga kasih tau aja sama Carl klo dia juga tau Anna dmna
2020-12-05
0