...Apa yang lebih berat dari sebuah hubungan selain kata; RINDU? ...
••••••
Jika bukan karena permintaan seseorang yang berhati besar seperti Anna, maka Darelano tak pernah ingin menyelamatkan Bianca dari penjara bawa tanah milik Rachel.
Dan membiarkan Bianca menjadi santapan para serigala kelaparan disana. Beruntung, Anna adalah gadis yang baik, Ia bahkan tidak tahu siapa Bianca sesungguhnya.
Wanita menyebalkan itu sama saja dengan Rachel; licik dan bermuka dua.
"Aku tidak peduli kenapa Kau bisa berada disana tapi bisakah Kau pergi dari sini sekarang?" Sejak tadi bibirnya terasa gatal ingin mengatakan hal ini ketika Mereka baru saja berhasil keluar dari Mansion Rachel. Tapi Darelano menahannya.
Bianca mendengus kesal mendengar kalimat yang baru saja keluar dari bibir pria tersebut.
Pikirnya, apa-apaan pria ini?
"Kau tidak punya hati ya? Aku sedang terluka dan Kau malah mengusirku!"
Darelano mengedikkan bahunya santai, tak peduli dengan omong kosong yang keluar dari mulut wanita itu.
Saat ini fokusnya hanya satu— Darelano ingin membawa Anna pergi menuju El Pla del Remei di kawasan distrik L' Eixample untuk sementara waktu sampai drama yang di mainkan oleh Rachel berakhir.
Pria itu yakin bahwa Rachel akan murka ketika mengetahui tawanannya berhasil kabur. Dan Darelano tidak ingin hal buruk terjadi lagi pada Anna.
Anna tahu jika Darelano sedang memikirkan cara untuk melindunginya, tapi Ia tidak ingin bersembunyi lagi. Tidak setelah semua yang terjadi. Anna tak ingin menjadi beban siapa pun.
Gadis itu mendekat ke arahnya, dan mengatakan; "Saya ingin bertemu dengan Senor Walt sekarang. Bisakah Anda membantu Saya kali ini saja, Senor?"
Bukan Darelano tak ingin mengabulkan permintaan Anna, tapi ada satu fakta yang terlewati disini— pertunangan Carl dan Rachel.
Frustasi. Melihat obsidian violet milik Anna yang mulai berkaca-kaca.
Mungkin— sesuatu telah terjadi sebelum Ia kembali ke Spanyol dan berakhir menjadi tawanan wanita gila itu, pikirnya begitu.
Lalu Bianca datang membawa benda berbentuk lembaran kertas dan memberikan itu pada Anna, "Mungkin ini bisa memberimu jawaban?" Bianca menyeringai. Mengejeknya melalui ekspresi yang di buat oleh wanita itu untuk Darelano.
Surat kabar?
Violetnya tertarik untuk membacanya. Di mulai dari judul pertama yang di muat pada halaman depan dengan cetakan huruf kapital tebal yang sangat jelas.
Jangan lupakan foto sampul yang berada tepat di bawah judulnya; sebuah foto yang menampilkan dua orang yang saling melempar senyum bahagia...
'PESTA PERTUNANGAN PRESIDEN DIREKTUR WALT CORPORATION BERSAMA KEKASIHNYA— RACHEL ALDINE'
••••••
Keduanya telah sampai di gedung Walt Corporation.
Darelano melirik sekilas jam di tangannya— pukul 11 siang.
Masih ada waktu sebelum jam makan siang tiba. Ia berjalan lebih dulu bersama Anna di sampingnya.
Ngomong-ngomong soal Bianca— wanita itu juga ikut bersamanya. Entah dalam rangka apa, tapi Darelano tak peduli. Toh, meskipun dilarang, Bianca akan tetap memaksa ikut, bukan?
Sebuah senyum miris tergambar jelas di wajah Anna. Memang Ia tidak terlalu tertarik menyandang status sebagai Senora Walt tapi, entah mengapa dadanya terasa sesak mengingat pria yang beberapa waktu lalu mengajaknya menikah kini sudah bertunangan dengan wanita lain.
Matanya perih sebab gadis itu menahan tangisnya.
Melalui gestur tatapan mata dari sang sekretaris, Darelano yakin bahwa seharian ini Rachel berada disana bersama Carl. Wanita itu benar-benar!
Pintu di ketuk dua kali, setelah terdengar perintah; "Masuk!" Barulah Darelano membukanya.
Benar saja. Di dalam sana ada Rachel sedang duduk di sofa. Mereka tak melakukan apapun, nyatanya Carl tidak peduli dengan eksistensi Rachel disana, matanya hanya fokus pada dokumen yang berada di atas meja.
Bingung. Darelano harus memulai dari mana, sampai suara Carl membuatnya terkejut, "Apa Kau akan berdiri disana terus dan tak ingin mengatakan sesuatu setelah masuk ke ruanganku, Senor Dae?"
Rachel mendecih, menatap aneh pada bawahan tunangannya yang hanya berdiri disana seperti orang bodoh.
Kini, obsidian hitam itu mendongak ke arahnya. Memberikan tatapan tajam sebab Darelano hanya mematung disana.
Stagnan.
Tatapan tajam tadi berubah sendu ketika obisidian hitam dan violet Mereka bertemu. Hatinya menghangat sebab gadisnya— ah! Bahkan Carl terlalu bingung untuk mendeskripsikan perasaan bahagianya sekarang.
Carl terlalu bahagia. Dan melupakan bahwa wanita yang baru genap duapuluh empat jam menyandang status sebagai tunangannya tersebut melihat adegan romantis Dirinya yang sedang berlari untuk memeluk seorang gadis lain yang berdiri di ambang pintu dengan airmata yang membasahi pipinya.
Sialan, gadis itu berhasil kabur. Pikirnya.
Lain Rachel, lain Bianca. Jika Rachel melakukan hal ekstrim untuk memisahkan Anna dan Carl, tapi tidak dengan Bianca.
Wanita itu akan bermain halus untuk menyingkirkan Anna dari hidup Carl. Dan menempatkan dirinya untuk menggantikan posisi Anna sebagai wanita yang di cintai oleh Carl.
Melupakan fakta; Bahwa Anna memperlakukannya dengan baik dan membantunya melewati masa sulitnya saat Mereka di kurung oleh Rachel.
Carl menggiring gadisnya untuk masuk ke dalam, dan sekali lagi— pria itu lupa jika Rachel masih disana.
Nafas Rachel mulai memburu, matanya di selimuti kecemburuan yang luar biasa ketika Carl memperlakukan gadis itu dengan lembut.
Sadar jika situasi semakin memanas, Darelano bergerak mengambil langkah untuk membawa Rachel pergi dan membiarkan Bosnya menikmati quality time bersama kekasih sungguhannya.
Terjadi pergulatan kecil antara Rachel dan Darelano, wanita itu berteriak histeris seperti orang sinting.
"LEPASKAN AKU, SIALAN! Kau tak berhak melakukan ini pada tunangan bosmu!" Rachel mengumpat, berteriak hingga mencakar wajah tampan milik Darelano hingga menimbulkan segaris tipis yang mulai mengeluarkan darah. Untungnya hanya sedikit goresan.
Sementara Bianca memilih pergi dan tak mau berurusan dengan wanita jelmaan iblis tersebut setelah semua yang Rachel lakukan padanya.
Tidak untuk sekarang.
Carl mulai tersulut emosi ketika merasakan tubuh gadisnya mulai bergetar ketakutan melihat Rachel yang bersiap untuk menyerangnya.
Rengkuhan hangat serta bisikan lembut Carl membuat gadis itu perlahan mulai tenang. Nafasnya kembali normal dan violetnya menatap ke arah obsidian hitam milik Carl yang juga sama menatapnya, meyakinkan melalui tatapan itu seolah berkata; everything will be okay if you beside me.
Dan terakhir, sebuah ciuman hangat mendarat di kening sang gadis, sangat lama dan begitu dalam. Menyalurkan banyak kerinduan serta rasa cinta yang tak bisa dijabarkan melalui sebuah kata.
Nyatanya, pemandangan manis itu terasa memuakkan bagi Rachel yang sudah mengepalkan kedua tangannya dengan tatapan kebencian untuk Anna, "KAU AKAN MENYESALI TINDAKANMU PADAKU, CARL!" Lagi. Rachel berteriak seperti orang sinting di depannya.
Dan Carl membalasnya dengan satu kalimat yang langsung membuatnya bungkam; "Dan Aku akan menunggu untuk hal itu!"
Sebuah gestur; kibasan tangan— Membuat Darelano mengangguk paham untuk segera menyeret tubuh Rachel keluar dengan bantuan para pengawal di luar sana. Tak lupa, Ia juga menjauhkan wajahnya agar Rachel tak kembali mencakarnya seperi tadi.
Rachel sialan, pikirnya.
Hanya ada Carl dan gadisnya disini.
Anna masih menunduk, entah apa yang sedang gadisnya pikirkan, yang jelas saat jemari Carl menyentuh dagunya, Anna mendongak. Melihat wajah tampan itu kini menatap ke arahnya, sedetik kemudian sebuah kalimat bernada perintah terdengar dari bibir pria jelmaan aprodhite tersebut padanya; "Ayo pulang! Kau masih berhutang banyak penjelasan padaku, Sayang!"
••••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
asisten dadakan berkunjung lagi..😘
mampir juga yuk
semangat kak💪
2021-01-18
1
Ilma Kikyo
Bianca nggak tw terima kasih
2020-12-05
0
Rokiyah Yulianti
si bianca sama aja, udah di tolong jg hadeh
2020-11-29
1