Ini masih pukul 5 pagi, tapi Anna sudah terbangun dan bersiap menuju ke suatu tempat.
Ia keluar dari kamarnya dan berjalan mengendap-endap seperti seorang pencuri, lalu violetnya melihat ke arah sekeliling, memastikan tidak ada orang yang melihatnya pergi.
Saat di rasa situasi Mansion sudah aman, tubuh mungil itu menyelinap keluar melalui sebuah jalan kecil yang sudah di persiapkan oleh seseorang agar Anna bisa keluar dari Mansion milik Carl tanpa diketahui oleh siapa pun.
Tak lupa juga, seluruh sistem keamanan cctv yang ada disana telah di matikan oleh seseorang itu sebelum Anna pergi, jadi tidak ada yang tahu kemana Ia akan pergi.
Sebuah mobil jenis Maybach Exelero berwarna hitam sudah menunggunya di ujung jalan yang tak jauh dari Mansion Walt.
Anna segera masuk ke dalam mobil dan si pengemudi langsung menancapkan gas untuk menuju ke tempat tujuan Mereka.
"Semua sesuai dengan rencana Kita, Senor. Keadaan Mansion sedang sepi tadi ketika Saya pergi." Anna bicara ketika mobil sudah melaju setengah perjalanan Mereka.
Pria yang ada di sampingnya tersenyum.
"Ini belum selesai, Senorita. Kita harus segera pergi meninggalkan Valencia sebelum Senor Walt datang."
Anna mengangguk, menyetujui ucapan Darelano yang berada di sampingnya.
Ya, Mereka berdua telah berencana membuat tipuan untuk Rachel dengan memalsukan kematian Anna. Lalu memakai tubuh orang lain agar wanita ular itu semakin percaya bahwa Darelano menjalankan semua perintah yang telah Rachel berikan padanya.
Dalam hati, Anna terus merapalkan kata maaf untuk Carl, sebab saat Ia datang, Anna sudah lebih dulu pergi meninggalkannya untuk waktu yang belum bisa di tentukan sampai kapan.
"Jadi kemana Kita akan pergi, Senor?" Anna begitu penasaran, sebab Darelano belum mengatakan tujuan yang sebenarnya.
Darelano tampak menimang sebelum menjawabnya dengan penuh semangat.
"Kita akan pergi ke Jerman, Senorita. Saya memiliki rumah kecil di pinggiranTeltow."
••••••
Seperti yang Rachel katakan sebelumnya, Ia akan membawa pulang Carl ke Valencia. Setibanya di Mansion milik Carl, Ia langsung meminta para pengawal untuk membaringkan tubuh Carl yang masih terlelap.
Satu kali jentikan jemari lentik milik Rachel, kedua pengawal tadi segera pergi dari sana. Rachel menghampiri Carl yang masih betah memejamkan matanya. Ia menyentuh pahatan sempurna bak aprodhite itu dengan lembut.
Di mulai dari matanya hingga berakhir tepat di bibir plum pria itu. Rachel tersenyum tulus. Mengingat saat kebersamaan yang Mereka lakukan dulu.
"Sejak dulu, perasaanku padamu tidak pernah berubah. Kau tahu—" Bibir Rachel mendekat ke arah telinga Carl, sedikit berbisik seakan pria itu mampu mendengarnya, "Aku begitu cemburu ketika Kau akan menikahi gadis itu!! Tapi sekarang, lihatlah~ Aku disini bersamamu."
Rachel mencium kening Carl penuh sayang. Sebelum suara ketukan pintu membuatnya harus menoleh ke belakang untuk melihat siapa orang yang telah datang dan berani mengganggu quality timenya bersama Carl.
Itu Darelano!
Pria itu masuk setelah sempat tak di beri izin oleh pengawal Rachel yang berjaga di depan pintu.
Semua orang pasti bertanya, mengapa Rachel bisa masuk ke dalam Mansion Walt tanpa larangan dari para pengawal dan anggota tim?
Itu semua karena Darelano.
Pria itu memberi perintah untuk membiarkan Rachel bersama para pengawalnya masuk karena Mereka datang untuk mengantar Carl.
Dan semua orang mengangguk paham. Untuk itu, Rachel bisa masuk dengan mudah tanpa beradu otot dengan para penjaga Mansion.
"Kau sudah selesai dengan tugasmu?" Tanya Rachel.
Darelano berdiri di sisi kanan Carl yang sedang tertidur akibat obat penenang yang di berikan oleh wanita itu.
Hatinya merasa lega ketika melihat Bosnya baik-baik saja, kini tatapannya beralih pada Rachel.
"Berapa dosis obat yang Kau berikan pada Senor Walt?"
Rachel mencebik ketika mendengar pertanyaan Darelano, "Kau belum menjawab pertanyaanku, Dae!"
"Besok sebelum pukul 8, laporan tentang kematiannya sudah ada di meja kerjamu. Sebaiknya Kau pergi dari sini sebelum Aku berubah pikiran!" Balas Darelano tak kalah sinisnya.
Rachel beranjak dari tempat duduknya. Sebenarnya Ia ingin tinggal lebih lama lagi disini tapi Darelano malah mengusirnya.
"Aku tidak butuh laporanmu! Yang Aku butuhkan adalah bukti tubuh gadis itu, Dae!" Rachel berucap dengan penuh penekanan. Tatapan matanya mengintimidasi. Seolah, siapa pun yang melihatnya akan merasa takut hanya dengan tatapan itu.
Lalu Darelano tertawa remeh, melihat sikap bodoh dari wanita di hadapannya ini; "Kau lupa? Jika Kita memiliki perjanjian tertulis ketika Aku melakukan perintahmu, Senorita?
Darelona masih berpikir langkah selanjutnya yang harus Ia ambil. Kemudian, wajahnya menyunggingkan seringaian misterius ketika terlintas sebuah ide dalam pikirannya untuk mengikuti alur permainan yang telah di buat oleh Rachel saat ini.
"Done! Aku terima perintahmu tapi dengan satu syarat—"
Rachel yang masih dengan posisi membelakangi Darelano pun akhirnya berbalik; merasa tertarik mendengar ucapan pria tersebut.
Alisnya terangkat sebelah, menunggu kalimat selanjutnya yang akan keluar dari bibir Darelano.
"Aku ingin Kita membuat perjanjian tertulis antara Kita, hanya Kau dan Aku saja yang mengetahuinya! Lagipula, jika di pikir lagi, Aku juga tidak menyukai gadis itu! Kau tahu? Gadis itu tidak sepadan dengan Senor Walt! Jadi Aku terima tawaranmu, bagaimana?" Tawarnya dengan satu tangan yang terulur ke arah Rachel.
Sedang wanita itu tanpa berpikir lagi, menerima tawaran Darelano begitu saja tanpa mengetahui maksud dari perjanjian itu di buat.
"Dasar bodoh! Kena Kau sekarang!"
••••••
Carl terbangun ketika mendapati Dirinya bermimpi buruk tentang Anna. Dahinya mengernyit sebab rasa pusing menyerangnya tiba-tiba.
Matanya menelisik ke arah sekitar.
Bukankah ini kamarku? Pikirnya.
Dengan perlahan, Ia bangun dan bersandar di headboard ranjangnya. Mengumpulkan semua kesadaran sebelum Ia melangkahkan kaki jenjangnya menuju kamar Anna yang letaknya tak jauh dari kamar tidurnya.
Ia membuka handle pintu kamar Anna dan mendapati kamar itu kosong.
Lagi. Ia mengernyitkan dahi ketika rasa pusing itu kembali datang. Langkahnya begitu senyap, Ia memeriksa kamar mandi milik Anna. Mungkin gadis itu sedang buang air kecil.
Tapi ini juga kosong?
Tak ada siapa pun disana. Carl melihat jam di dinding.
Pukul 1 dini hari.
Kemana Anna? Ah, Carl hampir lupa! Mungkin gadis itu sedang mengambil minum di dapur, untuk itu Ia segera bergegas turun ke bawah, memastikan bahwa gadisnya ada disana.
Ketika Carl turun, Ia melihat siluet Darelano dengan piyama serta rambut acak-acakan khas orang bangun tidur, berjalan ke arah yang sama dengannya.
"Oh astaga, Senor!" Pria itu tersentak kaget ketika matanya tak sengaja melihat bayangan Carl dalam pencahayaan ruangan yang minim.
Darelano memegangi dadanya sendiri, masih dalam posisinya yang terkejut.
"Anda sudah sadar, Senor? Apa Anda membutuhkan sesuatu?" Darelano menyadari bahwa Bosnya sedang mencari Anna sekarang. Terlihat jelas ketika pria itu bersikap acuh dan pergi meninggalkannya begitu saja menuju dapur.
Setelah ini, rencana kedua akan segera di mulai oleh Darelano.
"DARELANO CEPAT PANGGIL SEMUA TIM UNTUK BERKUMPUL DI MARKAS ARION SEKARANG JUGA! ANNASTASIE MENGHILANG!"
Teriaknya ketika Ia tak dapat menemukan tubuh mungil kekasihnya sejauh matanya memandang.
"Maafkan Saya, Senor! Kalian harus berpisah sementara ini tapi jika waktunya sudah tepat, Saya akan membawa Anna kembali pada Anda, Saya berjanji demi kesetiaan Saya pada keluarga Walt!"
••••••
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 136 Episodes
Comments
@M⃠ⁿꫝieʸᵃɴᵉᵉʰʜɪᴀᴛ𓆊🎯™☂⃝⃞⃟ᶜᶠ
Aku datang lagi kakak
bersama cinta pak bos😘
semangat ya.. 💪💪💪
dan mampir lagi yuk
2021-01-07
1
DeputiG_Rahma
jejak like untuk karya kakak🥰🥰🥰 DEBU ORBIT datang kembali..
2020-11-30
0
Rokiyah Yulianti
Ah Darelano so sweet bgt, tapi semoga aja Dare ga jadi suka sama anna
2020-11-29
1