Siska duduk di atas sofa lembut di ruangan Arga.Dia bersama Raeviga sedang mendiskusikan keuangan perusahaan bersama atasan mereka.
Sesekali Siska memperhatikan Arga yang diam-diam tersenyum kepada Raeviga yang sedang menjelaskan grafik keuangan dan laba perusahaan di depan layar.
Semakin lama Siska berada di tempat ini,semakin sesak pula hatinya melihat Atasannya yang terlihat sangat menyukai Raeviga.
Rapat berakhir dengan Siska yang memberikan laporan keuangan yang perlu persetujuan Arga tentang biaya-biaya yang telah di keluarkan perusahaan selama satu bulan ini.
Arga menerima sebuah Telepon,raut wajahnya yang tadinya datar berubah kesal melihat nama yang tercantum di ponselnya.
PELAKOR
Nama itu membuat raut wajah Arga berubah,ia membiarkan ponsel itu terus berdering.
5 Panggilan tak terjawab dari Pelakor
Notifikasi itu menghiasi layar ponsel Arga,dan seketika sebuah pesan Whatsapp masuk dari orang itu.
Pelakor : Arga,pulang kerja mampirlah ke rumah.Mama tidak akan marah kepadamu.Aku sudah melupakan apa yang kamu katakan kepadaku
Arga : untuk apa?
Pelakor : Happy brithday sayang.Mama membuatkan pesta kecil untuk kamu.Datanglah
Setelah membaca pesan yang terakhir terkirim,Arga tidak membalas pesan wanita yang menyebut dirinya 'Mama' itu.
Arga bergantian melihat kalender kecil yang berdiri di atas mejanya dan foto dirinya bersama seorang wanita yang sedang memeluknya saat kecil.
Arga rindu Mama.Untuk apa perayaan kelahiran jika tidak ada Mama di samping Arga.
Wanita yang sedang memeluk Arga kecil itu adalah ibu kandungnya.Saat berumur 14 tahun Ibunya itu meninggalkannya dan bertengkar hebat dengan ayahnya.2 tahun kemudian ia mendapatkan kabar jika ibunya telah tewas bunuh diri di kontrakannya.Bersamaan dengan itu,Ayahnya melangsungkan pernikahan dengan seorang janda yang telah memiliki seorang anak lelaki yang usianya terpaut lebih muda 2 tahun darinya.
Saat itulah kebencian Arga kepada keluarga baru ayahnya itu terjadi.Dia menjauh dari keluarga itu yang telah membuat luka hatinya.
Suara ketukan pintu kaca ruangannya membuat Arga dengan cepat menghapus air mata yang menggenang di ujung matanya.Siska masuk ke dalam ruangan atasannya itu dengan beberapa laporan perusahaan.
"Ini file keuangan yang bapak minta.." Siska mrnyerahkan laporan itu di hadapan Arga.
"Bukankah aku menyuruh Raeviga yang datang?"tanya Arga kemudian.Wajahnya terlihat kecewa saat yang di temuinya bukanlah gadis yang sedang di incarnya.
Siska menggerutkan keningnya menatap raut wajah kesal atasannya itu.
Apa hal sepele ini harus Raeviga juga yang antar?
"Dia sedang ke kamar mandi.Raeviga meminta tolong kepada saya untuk memberikan kepada Anda.."jawab Siska lirih,hatinya terasa sesak saat mendengar pertanyaan yang keluar dari bibir atasannya itu.
"Baiklah,apa ada hal yang lain?"tanya Arga melihat Siska yang mengedarkan pandangannya tak menatap kearahnya.
"Tidak,saya permisi.." Siska membalikkan tubuhnya dan berjalan menuju pintu keluar.Perasaannya terluka,cinta sepihak itu hanya mampu membuat luka di hatinya.
Apa seperti ini rasanya sakit hati.
Siska berpapasan dengan Raeviga yang baru saja daru kamar mandi.
"Ke kantin bareng yuk.."ajak Raeviga sambil memeluk lengan Siska dengan akrab seolah telah mengenalnya sangat lama.
"Aku ambil dompet dulu.."ucap Siska sambil berjalan menuju mejanya lagi untuk mengambil dompetnya yang berada di laci meja kerjanya.
Ketika mereka telah di kantin khusus pegawai,Siska mulai membuka pembicaraan dengan Raeviga.Dia dan Raeviga memang masih belum lama saling mengenal namun melihat sikap Raeviga yang hangat membuatnya mudah bergaul dengan gadis itu.
"Apa sebelumnya kamu sudah mengenal bos kita?"tanya Siska pada gadis itu yang tengah menikmati teh hangat.
"Pak Arga maksud kamu?"tanya Raeviga memastikan.
"Ekhhm! ayahnya adalah teman ayahku.Dia banyak membantuku saat kondisi keuangan keluarga kami sangat memburuk sejak ayahku jatuh sakit..."ungkap Raeviga dengan suara lirih yang tiba-tiba mengingat kembali ayahnya yng telah meninggal satu tahun yang lalu.
Siska mengangguk mendengarkan penjelasan Raeviga.
"Apa sekarang ayahmu baik-baik saja?"tanya Siska sambil menyuapkan nasi ke dalam mulutnya.
"Aku juga menginginkan seperti itu.Tapi tuhan berkehendak lain.."ucapan Raeviga itu membuat Siska berhenti mengunyah makanannya yang sudah berada di dalam mulutnya.Ia merasa bersalah karena harus mengungkit salah satu kesedihan gadis itu.
Raeviga menangkap ekpresi iba dan merasa bersalah di wajah Siska.
"Santai saja,itu sudah kehendak tuhan.Lagi pula kehidupanku memang sudah sangat menyedihkan sedari dulu.Terlahir dari rahim wanita simpanan apa yang akan aku harapkan di dunia ini..."seru Raeviga yang semakin menceritakan kisah hidupnya.
Siska kali ini menatap lekat kearah Raeviga yang tengah menikmati makanannya seolah kisah yang ia ceritakan bukan dari kisah hidupnya.Namun Siska bisa melihat dengan jelas bahwa gadis ini sedang menyimpan kesedihannya sendiri.
"Maaf telah mengingatkanmu akan hal ini.."seru Siska sambil memeluk Raeviga.
"Aku tidak apa.."balas Raeviga dengan menorehkan senyum tipis di wajahnya.
"Kau tau? jika kamu terus memelukku seperti ini orang akan mengira bahwa kita ini le.."belum selesai Raeviga mengucapkan kalimatnya Siska yang tau maksud perkataan Raeviga dengan cepat melepaskan pelukannya dan menatap sekelilingnya.Beberapa orang hanya meliriknya sekilas dan ada juga yang mengacuhkannya.
"Aku masih waras..."keluh Siska kemudian sembari menikmati makanannya.Raeviga hanya terkekeh mendengarnya.
"Biarkan takdir yang mengatur segalanya tentang hati ini.Aku mengorbankan cinta untuk pertemanan baru ini.."gumam Siska dalam hati sambil melirik sekilas ke arah Raeviga yang menikmati makanannya.
____________________________
Seorang lelaki dengan pakaian formal dan balutan jas berwarna cream yang terlihat sangat cocok untuknya.Dia masuk terburu-buru ke dalam ruangan milik Arga.Lelaki itu terlihat sangat kesal dengan tangan yang mengepal keras siap untuk menghajar siapapun yang menghalanginya.
"Dava?"seru Arga ketika melihat Lelaki itu masuk tanpa mengetuknya terlebih dahulu.Siska yang saat itu berdiri menatap Arga yang sedang mendatangani berkas ikut menoleh mendengar seruan itu.
Siska tidak mengerti siapa pria itu,tetapi wajahnya sangat terlihat jelas kebencian dan amarah di dalamnya.Kedua mata tajamnya menatap lekat seakan siap membunuh lawannya.
"Kamu pergilah.."pinta Arga pada Siska.
Siska mengangguk mengiyakan dan meninggalkan ruangan atasannya itu.Dava melirik sekilas ke arah Siska sebelum melangkah mendekat kearah Arga.
"Apa kau harus seberengsek ini?"tanya Dava pada pria yang masih duduk dengan tenang.
"Jika memang di butuhkan kenapa tidak?"ungkap Arga dengan senyum mengejeknya.
Brukk
Lelaki yang bernama Dava itu memukul wajah Arga sangat keras hingga lelaki itu terjatuh ke lantai.
"Brengsek.Dia adalah ibukku.Ayahmu menikahinya lalu apa kesalahannya? Mempermalukannya tanpa ada kejelasan.."ungkap Dava dengan kepalan tangannya.
"Akkh,wanita simpanan itu maksudnya?"tanya Arga dengan tawa smirk di bibirnya.Seolah merendahkan harga diri ibu Dava itu.
Dava akan memukulnya kembali,namun Arga menangkap kepalan tangan itu dan menatap tajam pada lelaki di depannya.
"Jangan pernah tangan ini menyentuh wajahku lagi,Ibumu memang pantas untuk di permalukan.Karena wanita sialan itu wanita yang telah mengandungku harus bunuh diri.Ini tidak sebanding dengannya saat ini.Amarahku lebih besar dari ini..."
"JADI MINTA IBUMU UNTUK TIDAK MENGURUSI HIDUPKU!" tekan Arga padanya.
Dava hanya terdiam setelah mendengarkan apa yang dikatakan Arga padanya.Apa ibunya benar seorang wanita yang seperti itu? membuat seorang wanita bunuh diri? semua itu berkecamuk di pikiran Dava sekaligus amarahnya yang semakin memuncak.
"Aku tidak mempercayaimu.Ibuku bukanlah orang seperti itu..."tukas Dava dan meninggalkan Arga dengan rasa kekecewaan.Selama ini Arga memang tidak pernah bisa menerima pernikahan ibunya dan Ayahnya namun lelaki itu tidak mengatakan alasan di balik itu semua.
Arga kembali duduk di kursinya dan menyentuh ujung bibirnya yang sedikit berdarah.Tak berselang lama Siska masuk kembali ke ruangan Arga dan terkejut melihat ujung bibir Arga yang berdarah.
"Kenapa anda bisa berdarah.Kamu bertengkar?"ucap Siska sambil mengambilkan kotak obat yang dilihatnya di samping meja kecil di ujung.Tanpa menunggu persetujuan Arga,Siska mengoleskan antiseptik di wajahnya.
Arga yang melihat perhatian Siska padanya seketika ia merasa gugup saat berdekatan dengan gadis yang tengah mengoleskan cairaj merah itu.
"Apa yang kau lakukan?"tanya Arga menahan tangan Siska yang sudah selesai mengoleskan Antiseptik di bibirnya.Siska memandanginya tanpa bersuara.
Kenapa kamu tiba-tiba membuatku sangat gugup.
BERSAMBUNG
( kelanjutannya nanti malem kalau sempet ya)
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 97 Episodes
Comments
Imam Sutoto Suro
mantap gan lanjutkan
2022-09-22
0
Istri joongki
duh arga
2021-04-26
0
Yayuk Puspita
lanjut
2020-02-11
0